Thalia mengerutkan keningnya, tidak biasanya Tante Alena begitu panik.
"Saya bisa bantu apa Tante, ada masalah apa nih?"
"Tolong sembuhkan Langit!"
"Langit?!"
"Cucu Tante satu-satunya, Thalia … Tante sudah frustasi buat ngobatin dia, begitu juga mamanya?" Tante Alena terlihat emosi dan menahan tangisnya.
"Langit itu anaknya Vina?" Tanya Thalia sedikit bingung.
"Iya, maaf Tante belum sempat cerita ke kamu tentang Vina dan juga Langit. Kamu bisa kan bantu Tante?"
Thalia berpikir sejenak dan mengangguk tanda setuju. Tante Alena kemudian menceritakan tentang kondisi Langit yang membuatnya bingung dan frustasi. Cucu pertama dari keluarga Prawiranegara itu mengalami kondisi yang cukup spesial.
Dia didiagnosa oleh dokter sebelumnya mengalami ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder ). Tante Alena kesal karena setiap apa yang ia usahakan selalu tidak mendapatkan respon baik dari Langit dan bahkan membuat keadaannya semakin buruk.
Thalia berusaha mendengarkan dengan baik semua yang diceritakan oleh Tante Alena, sehingga ia bisa menyimpulkan keadaan awal Langit, cucunya.
"Oke, kapan saya bisa bertemu dengan Langit Tante?"
"Gimana kalau hari ini, lebih cepat lebih baik?!" Pinta Tante Alena
"Bisa sih tapi diatas jam 4 sore gimana, biar saya selesaikan pekerjaan di sini dulu?" Jawab Thalia.
"Oke, jam 4 ya … nanti Tante keruangan kamu kita pulang sama-sama."
"Oke deal, sudah bisa pergi?" Tanya Thalia tanpa basa basi
"Bisa kok, terima kasih ya maaf sudah merepotkan kamu … sampai nanti Thalia?!" Jawab Tante Alena mempersilahkan Thalia untuk pergi.
Thalia hanya tersenyum dan memberikan isyarat dengan jari tanda ok, tak lupa ia memberikan pelukan dan ciuman pipi pada Tante Alena. Thalia berpamitan untuk kembali ke ruangannya, ia melirik ke arah jam di atas mejanya.
"Masih ada waktu sebelum jam 11, ngapain ya … aaah, novel coba deh aku cari aplikasi tadi!"
Thalia meraih ponsel nya dan mencari aplikasi yang tadi diperlihatkan Winda.
Kalau nggak salah ini deh, coba aku lihat dulu bagus diterusin nggak left dah … batin Thalia.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Thalia berhasil masuk dan mulai mencari beberapa judul bacaan yang menurutnya menarik.
Bingung, kok semua nya tentang CEO, digoda, salah ranjang, perselingkuhan, berbagi cinta, ranjang panas, mafia … iiish bikin pusing kepalaku, coba deh aku masukin daftar dulu … batin Thalia
Ini kali pertama ia membuka aplikasi baca novel, sebelumnya Thalia hanya membaca novel versi cetakan yang dijual di toko buku. Itupun tidak banyak hanya beberapa yang berjudul menarik dan versi terjemahan saja yang ia beli.
Pintu ruangan Thalia kembali diketuk, Winda langsung menampakkan diri dan menyapa Thalia,
"Siang dok, siap untuk sesi pertama konseling?"
"Eh, sudah waktunya ya oke kalo sudah datang pasiennya suruh masuk aja Win?!" Perintah Thalia
"Oke dok, mereka dah datang kok."
Winda langsung memanggil pasien pertama. Seorang ibu muda masuk bersama putri kecilnya, Qiara. Mereka tersenyum pada Thalia, sementara Thalia tersentak kaget.
Astaghfirullah, apalagi ini? Batinnya nelangsa
"Siang dok," sapa si ibu dengan ramah.
"Siang ibu, hai cantik … siapa nama kamu sayang?" Tanya Thalia dengan hati sedikit berdebar.
Gadis kecil itu diam, tak bergeming dengan pertanyaan Thalia. Ia hanya terus menatap Thalia tajam, lalu menunduk.
"Namanya Qiara, dokter?!" Jawab si ibu mewakilkan anaknya untuk menjawab
"Hai Qiara, saya Thalia nama kita mirip yaa … kamu mau permen nggak ini enak lho kesukaan dokter." Bujuk Thalia untuk pada Qiara agar ia mau menjawab pertanyaannya.
"Nama kita nggak sama, dan saya nggak suka permen!" Jawab Qiara ketus.
Thalia tersenyum karena gadis kecil itu mau menjawab.
"Oh iya nggak sama ya tapi belakangnya sama huruf A nya lho … kalo nggak suka permen sukanya apa dong sayang?" Tanya Thalia lembut.
"Nggak lucu, saya nggak suka Tante dokter!"
"Qiara!" Si ibu yang tidak enak hati dengan Thalia langsung membentak Qiara.
Gadis kecil itu spontan menatap tajam dan menunjukkan rasa tidak sukanya pada sang ibu.
"Tenang Bu, jangan buat Qiara semakin membenci ibu."
Thalia mulai memahami gadis kecil itu. Begitu juga dengan sosok yang melekat di punggung Qiara. Sosok pembisik yang membuat Qiara benci pada siapapun yang berada disekitar dirinya termasuk orang tuanya sendiri.
Thalia menatap tajam ke arah sosok itu, wanita dengan wajah mengerikan matanya lebar sekali mulutnya seolah tersenyum lebar hingga menampakkan gigi tajam yg menghitam. Dia berbisik pada Qiara sambil menatap tajam Thalia dan mengatakan,
Dia milikku ….
...****************...
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) :
istilah medis untuk gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif sehingga dapat berdampak pada prestasi di sekolah.
...----------------...
...Hai...selamat pagiii 🥰...
...Ini karya ke-4 saya masih dengan genre horor yaa...masih belum mau ke lain hati tetap setia di horor🤭😋...
...Terimakasih, see u on next chap...
...have a nice day everyone 🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😀💪👍👍👍🙏
2023-06-01
0
Hades Riyadi
Wow... pasiennya dokter Thalia kok banyak yang diganggu hantu segala jenis yaaa....ini pasti gegara authornya namanya juga kembaran ma MC-nya dan sukanya cerita horor, tau deeehh takut ma hantu beneran kagak yaaa...🤔🙄😩😀💪👍👍👍
2023-06-01
1
Lila
genre horor lebih menarik...dari pada perselingkuhan atau asmara yg membosankan...semangattt kak❤️
2023-01-23
1