Keringat dingin mulai membasahi tubuh Thalia. Ia bisa merasakan perubahan suhu di sekitarnya yang mulai menurun. Thalia berusaha menguasai dirinya. Ia tidak mau dipengaruhi mereka yang kasat mata.
"Langit salah, Tante nggak lihat mereka kok?" elak Thalia.
Ia sedikit mual ketika kelima anak itu perlahan mendekatinya. Mereka mulai mengajak Thalia berinteraksi, bahkan ada yang mulai menyentuh tangan dan bajunya.
Langit tertawa keras melihat ekspresi Thalia yang susah diungkapkan.
"Tante makanya jangan suka bohong, dideketin kan sama teman Langit!"
Thalia menatap ke arah Vina yang bingung dengan perkataan Langit anaknya."Are you ok?"
(Kau baik-baik saja?)
Hanya kata-kata itu yang bisa meluncur dari Vina. Thalia tersenyum masam pada Vina sambil mengangguk.
"Oke, Tante mau main tapi tante minta Langit juga main sama Tante mau?"
Langit mengangguk, ia mendekati Thalia dan duduk manis bersamanya.
"Gimana kalo kita main tebak-tebakan gambar mau?"tanya Thalia lagi
Langit seolah bicara pada kedua temannya, ia lalu tersenyum dan menjawab. "Mau … siapa yang menggambar duluan?"
"Tante duluan boleh?"tanya Thalia dan Langit mengangguk.
Thalia mengambil selembar kertas HVS yang tergeletak tak jauh dari ia duduk, lalu mulai menggambar sesuatu tapi tidak utuh.
"Tebak apa ini?"tanya Thalia pada Langit
"I know this, its a bird?!"jawabnya antusias. (Aku tahu, itu burung?!)
Thalia mengerutkan keningnya lalu menjawab,
"No, it's not a bird its butterfly?" Thalia berusaha menguji kemampuan Langit.
(Bukan, ini bukan burung tapi kupu-kupu?)
"No, Tante I'm sure its a bird and you Will draw it!" katanya geram dengan wajah Langit mulai berubah memerah.
(Tidak, Tante aku yakin itu burung dan kamu akan menggambarnya menjadi burung!)
Thalia tersenyum,"Ok you want its a bird then it Will be a bird." dengan santai Thalia menuruti permintaan Langit.
(Baiklah kau mau ini burung maka jadilah ini sebuah burung.)
Permainan kembali berlanjut hingga beberapa kali. Thalia bergantian dengan Langit menggambar sebuah benda. Langit tampak menyukainya dan itu mengurangi aktivitas super aktif nya.
Jam menunjukkan pukul 8 malam Langit tampak kelelahan. Ia meminta susu pada pengasuhnya, tanda ia ingin segera tidur.
"Tante, Langit capek besok kita main lagi ya!"
Thalia tersenyum dan mengangguk. Seorang teman gaib Langit yang berada disisinya berbisik pada Langit, la tersenyum lalu berkata pada Thalia,
"Tante besok harus datang kalau nggak temen aku mau main ke rumah Tante!"
What the hell …,
"Bye Langit." Thalia tidak menjawab permintaan Langit, ia hanya tersenyum masam saja.
...----------------...
Vina mengajak Thalia berbicara. Ia menceritakan segalanya tentang Langit. Begitu juga dengan awal mula Langit berubah. Rupanya Langit dulunya tidak seperti itu dia anak baik dan manis serta penurut. Ia berubah setelah pulang dari liburan di puncak Bogor.
Ada kejadian yang membuat Langit menghilang semalam. Seluruh keluarga dan pengurus villa panik ketika Langit menghilang. Mereka hendak melaporkan ke polisi ketika ia dengan santainya muncul tiba-tiba sedang bermain ayunan sendiri.
Sejak itu tindakan Langit berubah 180 derajat. Beberapa dokter terbaik dari dalam dan luar negeri sudah dicoba Vina untuk mengobati Langit tapi percuma yang ada Langit semakin parah. Vina give ups.
"Gimana menurut kamu Thalia?"
"Kalau dari medis memang benar ADHD yang Langit derita, kamu tinggal ikuti saja kata dokter sebelumnya. Jaga makanannya dengan diet tertentu. Kasih dia pola kegiatan yang konsisten setiap harinya karena dia butuh itu."
"Aku mau kamu yang coba ngobatin dia."pinta Vina.
"Kamu yakin? Aku nggak sehebat dokter sebelumnya lho Vin, nanti kamu kecewa?!"
"Tapi Langit percaya kamu, beda sama sebelumnya. Dokter-dokter lain sama sekali gak bisa ngatasin dia di awal pertemuan."
"Tapi aku nggak yakin!" Tentu saja Thalia merasa tidak yakin, bagaimana tidak ia tidak hanya menghadapi Langit tapi juga kelima arwah gentayangan yang menjadi teman Langit. Ia sendiri merasa takut.
"You can do that, please help me!"
( Kamu bisa melakukannya, tolong bantu aku!)
Thalia masih diam dan memandang Vina berharap Vina akan merubah permintaannya.
"Aku bayar kamu 2 kali lipat dari gaji rumah sakit."
Thalia masih diam tidak menjawab dan hanya berkata pada dirinya sendiri,
Ini bukan perkara gaji Vina … kau sama saja menyuruhku berhadapan dengan 5 arwah? Come on, that thing will make me like a crazy woman...batin Thalia bingung
(Ayolah, mereka akan membuatku menjadi wanita gila.)
"Ok, plus aku bantuin kamu cari jodoh. Aku bakal kenalin kamu sama kenalan suami aku. Dia pengusaha, gimana?"
"Whaaaat … Vin, come on?!"
( Apaan... Vin, ayolah?!)
"No regarding … do it or leave it!"
(Tidak ada penolakan …. Lakukan atau pergi!")
"Iiish, kau memang paling pandai bernegosiasi. I hate you!" (Aku benci kamu!)
Vina tertawa lega, "Yes, I'm Thalia … glad to work with you!"
( Itulah aku Thalia … senang bekerja sama denganmu!)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
bisaan ae nganceme,,janda yaa di iming iming e lki lki lah 🤣
2022-12-19
0
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
pke trik dan intrik Thal 😄
2022-12-19
0
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
fokus ke langit ajja Thal
semangat yaa
2022-12-19
0