Thalia terkejut mendengar permohonan salah satu dari sosok yang menemani Langit. Ia memandang ke sekitar untuk memastikan tidak ada orang lain yang mendengarkan dirinya berbicara dengan sosok itu.
"Pulang kemana? Kenapa kamu minta tolong ke saya, kan bisa pulang sendiri?" tanya Thalia dengan lirih.
Kami terikat, bebaskan kami dulu baru kami bisa pulang …,
"Kalian yakin, karena saya nggak mau repot harus mengantar kalian dan saya juga bukan baby sitter kalian, no i mean ghost sitter?!" Sahut Thalia dengan penekanan.
Bebaskan saja ikatan kami, kami akan pulang sendiri. Tolong Thalia …,
Thalia menatap wajah pucat dan dingin sosok anak kecil itu, lalu ia menghela nafas panjang.
"Baiklah, katakan apa yang mengikat kalian?"
Sosok itu memperhatikan keempat temannya, mereka saling berpandangan sebelum ia mengatakan sesuatu.
Ibunya mengambil sesuatu yang bukan miliknya, itu tempat kami tinggal …,
"Vina mengambil sesuatu milik kalian? Apa itu?" tanya Thalia.
Belum juga sosok itu menjawab tiba-tiba seseorang memanggil Thalia, membuyarkan percakapan antara Thalia dan sosok kecil itu.
"Thalia, kapan kamu datang? Aku ada kabar baik untuk kamu, mau dengar?" Dialah Vina, ibunda Langit yang datang dengan tas kerja baru keluaran merk ternama dunia.
"Hei Vin, baru aja kok. Kamu pulang kerja?"
"Hhm, ada proyek yang harus aku kerjakan. Gimana Langit, apa merepotkan?'
"Aku baru saja datang sekitar 15 menit. Di cukup baik dan tidak merepotkanku!" jawab Thalia dengan tersenyum
Tapi sosok yang ada disekitarnya lah yang menggangguku …, batin Thalia
"Bagus, tolong aku ok sembuhkan putraku?!"
Sebuah kilatan berwarna hijau tampak jelas di mata peka Thalia. Liontin berwarna kehijauan dengan corak indah yang Vina kenakan jauh berbeda dengan kalung biasa. Thalia tergelitik untuk menanyakannya.
"Kalung yang bagus Vin?"
"Oh ini, matamu memang jeli Thalia. Ini baru selesai dibuat, baru aku ambil kemarin. Kau suka, aku punya satu lagi hanya modelnya berbeda." jawab Vina sambil memamerkan liontinnya pada Thalia.
"Kamu bikin dua? Darimana batunya?" Thalia penasaran dengan liontin Vina.
"Waktu aku ke puncak, jalan-jalan nggak sengaja nemu batu bagus banget. Aku suka bentuknya yang kehijauan alami. Pas kubawa pulang entah gimana niat banget buat bikin liontin. Dipoles deh sama toko perhiasan langganan aku, dan bener kan bagus banget." jawab Vina dengan bangga.
"Oh ya, sekarang masih ada batunya?"
"Masih, kenapa? Tapi cuma bikin dua liontin aja aku harus bayar mahal banget, kecewa juga sih." Ada penyesalan dari kalimat yang diucapkan Vina.
"How much?" (Berapa?) tanya Thalia lagi.
"Well … sekitar 500 sampai 600 jutaan kurang lebih segitu." jawabnya dengan senyum yang dipaksakan.
"Whaaat … cuma liontin sekecil ini, gila! Mending kamu beli berlian aja Vin!"
"Hhmm … i know, makanya aku nyesel. Tapi, ada yang lucu pemilik sama pembuat liontin ini langsung sakit aneh. Sampai sekarang mereka belum sembuh."
"Sakit aneh? Maksudnya?" tanya Thalia penasaran.
"Aku nggak tau detailnya, tapi kata salah satu karyawannya pemilik sama pembuat liontin ini kesurupan parah sampai nggak bisa ngapa-ngapain. Bengkelnya juga hancur."
"Hancur, kok bisa?"
"Menurut pegawainya kejadiannya malam waktu semua orang sudah pulang, terekam cctv semua. Kamu tau, no one was there dan semua peralatan terbang kesana kemari." Vina menjelaskan pada Thalia dengan ekspresi ketakutan.
"Aku sempat mikir apa karena batu ini, tapi si karyawan nggak cerita. Ya udah aku juga nggak nanya lagi. That's why harga liontin ini mahal banget."
"Kenapa nggak kamu tawar?" tanya Thalia berpura-pura.
"You know, aku merasa bersalah aja. Nggak enak sama pemilik toko, kayaknya batu ini penyebabnya." jawab Vina sambil menatap liontin kehijauan itu.
"Boleh aku pegang?" pinta Thalia.
Vina melepaskan kalung berliontin itu dan menyerahkannya pada Thalia. Liontin itu kembali berkilat, sepintas bayangan kelima sosok itu terlihat di dalamnya.
Sosok anak kecil tadi tiba-tiba muncul di sebelah Thalia, membuat Thalia refleks melihat ke arahnya. Ia menganggukkan kepalanya pada Thalia.
"Vin, seandainya aku cerita ke kamu apa kamu bakal percaya?!"
Vina mengerutkan keningnya dan menatap Thalia dengan sejuta tanya.
"Kembalikan liontin dan sisa batu ini ke tempat asalnya, dan aku jamin Langit akan sembuh."
" … "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Mangga dilanjut... Thor 😀💪👍👍🙏
2023-06-05
1
Hades Riyadi
Oohh... ternyata Vina mengambil sesuatu yang bukan haknya dan tanpa seizin pemilik aslinya.... makanya jadi orang janganlah terlalu serakah dan kepoin...😛😀💪👍👍👍
2023-06-05
1
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
untung aku orangnya parnoan Nemu apapun ga prnh diambil
takutnya gtu,prnh Nemu uang tak taro dlu di Alquran berhari2,tkt uang tuyul jatuh gtu🤭 ktanya klo ilang brarti uang pasangan tpi klo ga ilang pnya orang bener yg jth😄
2022-12-19
0