Setelah melalui perjalanan sekitar 30 menit dari rumah sakit, Thalia tiba di kediaman Tante Alena, sebuah rumah mewah yang terletak di salah satu kawasan elit di Jakarta.
Tante Alena banyak bercerita di sepanjang jalan tentang kondisi Vina dan juga Langit putranya. Vina adalah teman satu sekolah Thalia saat mereka SMU dan berlanjut ke perguruan tinggi yang sama hanya saja mereka berbeda fakultas. Vina mengambil jurusan Komunikasi dan Thalia mengambil jurusan Psikologi.
Hubungan mereka terputus ketika Thalia memutuskan untuk menikah dan mengikuti suaminya bertugas di Palembang. Sementara Vina menikah 3 tahun setelah Thalia dan Langit adalah putra pertama nya.
Thalia hanya bisa mengembangkan senyum getirnya mendengar Tante Alena bercerita tentang pernikahan Vina. Itu mengingatkan Thalia pada pernikahannya yang gagal. Sebuah kisah penuh drama yang harus diakhirinya karena perbedaan prinsip dan ego masing-masing.
"Thalia, selamat datang di rumah Tante!"
Ucapan Tante Alena membuyarkan lamunannya. Thalia tersenyum dengan paksa pada Tante Alena.
"Nenek … "
Seorang anak kecil berwajah tampan dan berkulit putih berlari menyambut Tante Alena. Thalia bisa menebak jika anak itu adalah Langit. Celoteh khas anak kecil yang beruntun menanyakan banyak hal mulai meluncur dari mulut kecilnya.
Thalia mulai mempelajari Langit, dari cara bicaranya, keaktifannya bergerak, rasa ingin tahunya yang luar biasa, dan kegesitan dirinya berlari kesana kemari seolah tidak memiliki rasa lelah. Membuat Tante Alena kewalahan menghadapinya. Untuk ukuran seusia Tante Alena tentu saja Langit sungguh menguras tenaganya.
Langit berhenti bicara dan beralih menatap Thalia,
"Nenek, siapa Tante cantik ini apa dia teman nenek?" tanyanya
"Ini teman mama kamu sayang, namanya Tante Thalia."
"Hai Tante, aku Langit. Tante juga dokter seperti nenek?"
"Hai Langit senang berkenalan sama kamu sayang."
Thalia mengulurkan tangannya pada Langit, anak itu menyambutnya dengan antusias. Ketika tangan mereka bersentuhan, Thalia tersentak kaget dirinya seolah terkena sengatan kecil. Ia menahan rasa itu untuk menghindari ketakutan Tante Alena dan juga Langit.
"Tante kok gitu mukanya, kaget ya?"tanya Langit yang tentu saja membuatnya bingung.
Apa Langit tahu apa yang aku rasakan? Atau cuma perasaan aku saja, anak ini unik …, batin Thalia
"Ayo masuk, kita bicara di dalam." ajak Tante Alena
Thalia pun mengikuti Tante Alena, banyak yang telah berubah di rumah Tante Alena. Terakhir Thalia berkunjung sekitar 10 tahun lalu tepat ketika ia hendak menikah dengan Rendy.
"Thalia!" sapa seseorang yang tentu saja ia kenali suaranya, itu Vina.
"Hai Vin, apa kabar lama ya nggak ketemu?"
"Lama banget, aku seneng kamu bisa datang lagi kesini. Waktu mamah cerita kamu bergabung di rumah sakit aku langsung minta ke mamah buat undang kamu ke rumah."
"Well thanks for that and here I am now!"
( Terimakasih untuk itu dan disinilah aku sekarang! )
Vina mengajak Thalia duduk di ruang tengah dimana Langit sedang bermain. Thalia cukup dibuat terkejut dengan kelakuan Langit.
Mainannya bertebaran dimana mana, ia sendiri sibuk berlari kesana kemari tanpa henti. Belum lagi teriakannya yang begitu nyaring terdengar dan memekakkan telinga. Jika ia bosan dengan satu mainan maka mainan itu akan dilemparnya jauh-jauh seolah mendapat kepuasan tersendiri ketika mainannya jatuh dan pecah berkeping-keping. Ia akan tertawa hingga terpingkal pingkal.
Vina menutup telinganya dan sesekali menjerit pada Langit serta memarahinya.
"Vin … jangan!" Thalia berusaha mengingatkan Vina untuk tidak mengeluarkan kata-kata kasar pada Langit.
Emosi Vina mengalahkan logikanya, ia terus saja melemparkan umpatan dan merutuki kelakuan Langit. Thalia hanya bisa bersabar dan menggelengkan kepalanya. Kini ia bisa memahami perasaan Tante Alena.
"Vin, please calm down … bukan begitu mengatasinya!" Thalia sekali lagi mengingatkan Vina.
( Vin, tolong tenang ... )
Vina yang kesal memandang Thalia dengan sorot mata yang cukup lelah.
"Kau bisa menolongku Thalia, aku benar-benar menyerah menghadapi Langit!"
Vina kembali menatap ke arah Langit yang terus saja bergerak kesana kemari. Putus asa dan lelah tampak jelas di wajah Vina.
"Langit … bisa Tante bicara sama kamu sayang?!" Tanya Thalia pada Langit.
Thalia berjalan mendekati Langit, lalu meraih tangan kecilnya. Langit seketika berhenti dan menatap Thalia.
"Tante Thalia mau bermain sama teman aku nggak?"
"Teman? Dimana teman Langit, disini cuma ada mama Vina juga Tante dan juga mbak pengasuh. Apa ada yang lain?" Tanya Thalia berpura-pura.
"Tante bohong, Tante bisa liat mereka kan?"
Deg …,
Jantung Thalia seolah berhenti berdetak, Langit tahu tentang kemampuan Thalia, tapi ia berusaha untuk menutupinya.
"Tante nggak lihat mereka kok, emang ada dimana bisa kasih tau Tante?"
Jujur Thalia gemetar, disekitar Langit tiba-tiba saja muncul beberapa anak kecil bermuka pucat dengan pakaian ala jaman Belanda. Dan mereka semua menatap Thalia dengan tajam. Tidak ada hal yang lebih menakutkan ketimbang ditatap wajah pucat, dingin, dan tanpa ekspresi dari arwah gentayangan.
Kau bisa melihat kami …, bisik mereka tepat ditelinga Thalia
God, please help me ...
...****************...
...Happy Monday everyone.......
...semangat selalu yaaa......
...Hari pertama di awal Minggu, selamat bekerja kembali......
...Buat yang dirumah aja tetap semangat juga yaa......
...Yang kejar deadline laporan smangat kalian pasti bisa!!...
...Yang kejar target, ini masih awal bulan lho jangan loyo jangan kasih kolor eeeh, kendor 😋...
...keep healthy and stay save everyone...
...have a nice day ... love u all🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😀💪👍👍👍
2023-06-01
0
Hades Riyadi
Ternyata Thalia ini lulusan Fakultas Psikologi berarti Job-nya sekarang adalah Psikolog Klinis, apakah berhak menggunakan titel dokter, setahuku yang berhak adalah Psikiater karena lulusan Fakultas Kedokteran yang kemudian mengambil Master di bidang kejiwaan, sehingga begitu lulus gelarnya adalah Dr .SpKj (Spesialis Kejiwaan), kalo ini mang murni seorang dokter....🤔🙄😀💪👍👍🙏
2023-06-01
1
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
knpa slalu anak kicik hantunya kan jadi syeremmmm 🙂
2022-12-18
0