Thalia berpamitan untuk pulang, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, ia lelah sekali. Sopir pribadi tante Alena mengantarkan ia kembali ke rumah. Thalia segera masuk dan mendapati Sean telah berada diruang tengah menunggunya.
"Kamu lembur?"
"No and yes, entahlah bingung." Jawab Thalia.
Thalia langsung merebahkan tubuhnya di sofa panjang, hari ini cukup menguras tenaganya. Berhadapan dengan pasien manusia itu biasa, tapi berkali-kali harus bersentuhan dengan sosok astral itu luar biasa.
Sean memberinya sebotol air mineral dingin kesukaan Thalia.
"Minum …, bad day?!" Sean duduk di dekat Thalia siap mendengarkan ceritanya.
"Tante Alena kasih aku kontrak eksklusif, dengan syarat aku harus nyembuhin Langit cucunya." Thalia memulai ceritanya pada Sean.
Sean bersikap sebagai pendengar yang baik, ia masih menunggu Thalia bercerita.
"Kau tahu Sean, Langit dikelilingi sama 5 sosok gaib."
"What, you must be kidding?" Sean terkejut mendengarnya.
(Apa, kau pasti bercanda?)
"No, I'm not … it's true!"
(Tidak, tentu saja aku tidak bercanda … ini serius!)
"Terus kamu mau?"
"Ya dengan terpaksa, dia direkturku Sean juga teman mom!"
"Lalu?"
"Besok aku harus kesana lagi memulai tahapan terapinya."
"Kerja lembur ya, bayaranmu harus sepadan Thalia. Kau harus berhadapan dengan makhluk gaib juga menyembuhkan Langit. Kau yakin sanggup?"tanya Sean dengan raut wajah serius.
"Entah, aku juga nggak yakin." Thalia merasa keputusannya itu salah dan ia meragukan kemampuannya.
"Aku heran kenapa kamu nggak berpikir jauh sebelum terima tawaran Tante Alena. Tubuhmu belum tentu kuat ngadepin sosok itu Thalia!" Sean khawatir dengan keputusan Thalia yang dinilainya terlalu buru-buru.
"Sean, aku bahkan nggak tahu kalo Langit diikuti teman gaibnya. Terus aku harus batalin begitu aja. Ini Tante Alena teman akrab Mom?!"
"Fine, just do it … tapi tolong jangan memaksakan diri!"kata Sean mengingatkan.
( Baik, lakukanlah)
"Ok, kau memang yang terbaik." Thalia memeluk Sean seperti ia memeluk ayahnya sendiri. Bagi Thalia, Sean adalah adik sekaligus ayah baginya.
"Istirahatlah, mandi … baumu menjijikkan!"
"Benarkah, aku tidak menciumnya … ok, selamat malam Sean, i love u?!"
Thalia masuk ke kamarnya meninggalkan Sean sendiri. Sean hanya menggelengkan kepala melihat tingkah saudarinya itu. Ia kembali menyibukkan diri dengan laporan harian restoran miliknya.
Thalia merebahkan tubuhnya ke atas ranjang setelah mandi dengan air hangat. Ia kembali teringat aplikasi baca yang baru dikenalnya. Merasa belum mengantuk Thalia pun memutuskan untuk kembali membaca novel yang lain.
Keluar masuk di halaman beranda aplikasi itu membuatnya bingung menentukan pilihan.
Kenapa banyak banget judul novel disini, aku bingung … seumur umur baru kali ini lihat banyak banget judul, pilih mana yaa … Thalia berkata sendiri.
Sean mengetuk pintu kamar Thalia lalu masuk ke kamarnya begitu saja.
"Ngapain, kenapa belum tidur … katanya capek?"tanya Sean mendekati Thalia
"Baca novel?"
"Novel? Sejak kapan kamu suka novel, melow banget?!" Sean naik ke ranjang Thalia dan memaksa untuk melihat apa yang dikerjakan Thalia.
"Sejak tadi … asisten ku ngenalin aplikasi ini ke aku, not bad lumayan buat ngisi waktu disela konseling."jawab Thalia sambil terus asyik membaca.
"Coba kulihat!" Sean dengan jahilnya langsung mengambil paksa ponsel Thalia.
"Cckk … kau pengganggu Sean, aku sedang baca! Kembalikan ponselku?!"ujar Thalia kesal.
Sean tertawa dan terus memainkan ponsel Thalia. Ia kemudian melihat nya sepintas.
"See this you must read, I think this is suitable for you?"
(Lihat ini kau harus baca, aku pikir ini sesuai untukmu?)
"Apa, yang mana?"
"Diceraikan Suamiku dinikahi Mantan Pacarku!" Sean tertawa dengan bahagianya.
"It's just like u sist!"
( Seperti dirimu )
"No, it is not Sean … I'm not married yet, okay? Give me back my phone now!"
(Tidak tentu saja bukan Sean … aku belum menikah lagi ok? Kembalikan ponselku sekarang!)
Tawa Sean semakin menjadi melihat Thalia marah. Sean memang senang menggodanya, ini dilakukan supaya Thalia terhibur setelah pernikahannya yang berantakan dan meninggalkan luka mendalam.
Beberapa saat kemudian akhirnya tawa Sean mereda, tentu saja setelah ia mendapatkan pukulan bantal bertubi-tubi dari Thalia.
"Kapan kamu membuka hatimu, ini sudah hampir 2 tahun. Sampai kapan kamu mau seperti ini, aku nggak bisa jagain kamu terus Thalia?"
"Entah, aku nggak mau mikirin itu. Menikah cukup satu kali seumur hidupku Sean."
"Come on, are you crazy? Kamu bahkan belum memiliki anak, apa kamu mau seperti ini terus meratapi nasib kamu sementara Rendy sudah bisa move on dan memiliki kekasih baru."
(Ayolah, apa kau gila?)
Thalia terdiam, air mata mulai menggantung di kedua kelopak matanya. Sean berdecak kesal, setiap kali membahas pernikahan dan perceraian Thalia pasti selalu menangis. Sebagai saudara kembar Sean tahu apa yang Thalia rasakan.
Pernikahan Thalia dengan Rendy sebenarnya tidak disetujui Sean. Ia tahu siapa Rendy dan bagaimana sifatnya. Dimata Sean, Rendy tidak pantas mendapatkan Thalia dan itu terbukti dengan perceraian mereka yang dramatis.
"Stop crying … oke, I'm sorry?!" Sean memeluk Thalia dan menepuk lembut punggungnya.
(Berhenti menangis … oke, maafkan aku?!")
Thalia terisak dalam pelukan Sean. Sungguh ironis, seorang psikolog yang notabene memberikan konseling setiap permasalahan justru kesulitan menghadapi permasalahan hidupnya sendiri.
Akhirnya Thalia bisa menenangkan dirinya, dan Sean seperti biasa akan merasa bersalah.
"Tidurlah, sudah larut malam … jam berapa besok berangkat?"
"Siang sekitar jam 10 mungkin."jawab Thalia sambil merapikan selimutnya.
"Oke, good night sist … ah satu lagi, kamu lebih baik pilih genre horor itu sesuai sama diri kamu kan dan yang penting no melodrama."ujar Sean seraya keluar dari kamar Thalia.
Thalia berpikir sejenak, "Horor, good idea Sean."
Thalia mengambil ponselnya lalu kembali membuka aplikasi baca novel nya. Ia mencari judul yang menarik, berkali-kali keluar masuk novel dan membaca sinopsisnya. Hingga akhirnya pilihannya jatuh pada satu judul.
"Ini dia, sepertinya bagus … nama penulisnya keren, mungkin perempuan penyuka bunga. Baiklah coba aku baca."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Mangga di lanjuuutt 😛😀🤣💪👍👍👍
2023-06-02
1
Hades Riyadi
Napa yaaakk...nama Thalia yang cakep, baik itu MC maupun authornya suka bangeett baca novel Horor yang serius ? mending baca horor yang kocak, lucu dan bikin ketawa muluuu...kayak novel sebelah itu looohh...🤔🙄😩😛😀💪👍👍👍
2023-06-02
1
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
sapaaa tuhhh?😉
2022-12-19
0