Chapter 17

Siang itu saat jam makan siang, Ken menjemput Karina di butiknya. Kini keduanya sudah sampai di mall pusat kota terbesar di ibukota. Meski mereka tak bergandengan tangan di depan umum. Banyak orang-orang melihat keduanya dengan tatapan iri, kagum dan terpesona. Ken yang tampan dan Karina yang cantik dan anggun. Apalagi dengan gamisnya yang anggun membuat semua pria menatapnya kagum.

Ken masuk ke toko perhiasan untuk melamar Karina nanti. Karina ragu untuk masuk ke dalam toko tersebut karena merupakan merk terkenal dengan harga yang dibanderol tidak murah. Karina ragu dan meminta Ken untuk pergi ke toko lainnya saja. Akan membuang uang banyak jika membeli barang bermerek. Baginya murahan saja tidak apa asal dibeli dengan ketulusan dan keikhlasan.

"Disini terlalu mahal mas." Ucap Karina merasa tak enak hati.

"Tak apa sayang, masuklah!" Bujuk Ken menarik jemari tangan Karina. Wajah Karina sendiri memerah mendengar panggilan sayang dari bibir Ken. Dia pun hanya bisa menurut.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya salah seorang pegawai di toko perhiasan tersebut.

"Saya mau beli perhiasan untuk seserahan lamaran mbak." Ucap Ken tersenyum.

"Mari ikut saya tuan!" Ajak pegawai itu membawa tempat dima a seserahan biasa dibeli para pelanggannya.

Ken dan Karina mengikuti langkah pegawai perempuan itu. Pegawai itu langsung mengeluarkan beberapa set perhiasan yang sedang terkenal saat ini. Mulai dari harga mahal sampai yang paling mahal. Pegawai itu menjelaskan satu persatu tentang perhiasan itu mulai dari kualitas dan kuantitas barang tersebut. Seketika membuat Karina bergidik ngeri mendengar harganya yang fantastis.

"Mas, kita beli di tempat lain saja ya, ini mahal-mahal." Bujuk Karina menatap Ken penuh harap.

"Maksud kamu apa sayang, untuk kamu yang istimewa di hati aku, gak ada istilah mahal sayang. Aku juga gak akan bankrut meski aku membeli semuanya. Bisnisku sedang berkembang. Kamu gak perlu cemas." Bujuk Ken balik memegang kedua pundak Karina.

"Tapi mas...itu...itu terlalu berlebihan." Ucap Karina ragu.

"Percaya pada mas. Itu bukti rasa cinta mas padamu. Jadi jangan cemaskan soal uang. Oke?" Ucap Ken lagi membuat Karina terdiam.

"Tapi mas..."

"Ayo, kamu mau pilih yang mana?' Potong Ken cepat membuat pegawai itu tersipu malu mendengar bujukan calon mempelai pria.

Karina memutuskan untuk memilih perhiasan yang paling murah. Namun Ken tidak setuju dan memutuskan untuk memilih yang terlihat cocok untuk calon istrinya.

"Mas, toh juga percuma tak terlihat jika kupakai." Bujuk Karina lagi saat melakukan pembayaran.

"Perhiasan bukan untuk dipamerkan saja sayang, mas memberikan itu padamu sebagai salah satu wujud perasaanku padanya. Bisa kamu tabung untuk keperluan mendadak nanti mungkin?" Jawab Ken.

"Makasih mas." Jawab Karina akhirnya meski masih tidak rela calon suaminya merogoh koceknya terlalu dalam. Mending ditabung untuk hari tua mereka nanti setelah menikah.

"Ayo kita beli keperluan lainnya!" Ajak Ken sambil menerima kartu debitnya.

"Ayo mas!"

Keduanya masuk ke dalam toko pakaian branded namun Karina langsung menariknya ke tempat lain. Pikirnya mending beli di butiknya sendiri bisa menambah pemasukan.

"Kamu ya, tahu bagaimana cara mencari kesempatan di dalam kesempitan." Ucap Ken saat mendengar alasan Karina menolak untuk membeli pakaian untuk seserahan.

"Kan sayang mas beli di tempat lain. Mending ke butikku. Bisa nambah penghasilan karyawanku sendiri." Karina tersenyum penuh arti.

"Dasar."

Hingga hampir dua jam mereka memborong beberapa keperluan seserahan yang sudah sekalian dibungkus rapi berupa parcel lamaran. Karena dirasa cukup, mereka memutuskan untuk makan siang karena sudah merasa lapar. Membeli seserahan untuk lamaran ternyata membuang waktu. Mereka memutuskan untuk makan di cafe mall tersebut.

"Mau pesan apa kamu mas?" Tanya Karina melihat daftar menu.

"Samain aja sama kamu. Aku bisa makan apa saja." Jawab Ken melihat ponselnya berdering.

"Oke."

"Aku jawab telpon dulu ya?" Pamit Ken yang hanya diangguki Karina sambil Ken menjauh dari tempat duduk Karina dengan alasan tempatnya berisik padahal pengunjung hanya beberapa.

Karina hanya mengedikkan kedua bahunya acuh dan mulai memesan makanan.

Hingga Karina lama menunggu Ken menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Mas ke kantor dulu ya sayang, ada yang gawat." Pamit Ken sambil mengambil jas yang disampirkan di kursi cafe.

"Ada apa mas?" Tanya Karina ikut panik.

"Gak terlalu penting, tapi aku harus kesana. Maaf ya aku akan minta Johan menjemputmu. Maaf ya sekali lagi." Pamit Ken dengan wajah cemas dan panik terutama rasa bersalah menatap Karina.

"Iya mas hati-hati." Jawab Karina menatap Ken sedikit kecewa.

"Lalu siapa yang akan makan makanan mas Ken nanti?" Guman Karina terdiam, menghela nafas panjang.

***

"Ada apa?" Tanya Ken saat tiba di rumah sakit.

"Putriku tiba-tiba drop pak, dia butuh dirawat intensif." Jawab Celine terlihat cemas.

Setelah dua hari lalu pulang dari rumah sakit karena tidak terlalu parah, dokter mengizinkan untuk pulang. Namun baru beberapa hari putri Celine mengalami drop untuk segera dibawa ke rumah sakit.

"Memangnya sakit apa dia?" Tanya Ken dengan cemas dan panik merasa kasihan.

"Dia..."

"Keluarga pasien?" Seru dokter saat keluar dari ruang UGD.

"Saya ibunya dok." Celine langsung menghampiri dokter tanpa menjawab pertanyaan Ken.

"Putri anda sudah sampai stadium tiga, dia harus segera mendapatkan donor untuknya agar bisa segera sembuh. Untung saja putri anda kuat, kalau tidak dia tidak mungkin bertahan sampai hari ini." Jelas dokter membuat Celine menangis sesenggukan mendengar penjelasan dokter.

"Untuk saat ini dia masih baik-baik saja, akan lebih baik jika segera mendapat donor. Jadi..."

"Memang anak itu sakit apa dok?" Tanya Ken penasaran mendengar penjelasan dokter. Dia langsung ucapan dokter karena melihat Celine hanya bisa menangis.

"Anak itu menderita kanker darah, akan lebih baik jika segera mendapat donor sumsum tulang darah dari keluarganya yang cocok." Jawab dokter itu.

"Untuk saat ini dia masih baik-baik saja namun sewaktu-waktu dia bisa semakin kritis bisa saja berakibat fatal. Biarkan dia beristirahat sejenak." Saran dokter itu meninggalkan keduanya.

"Sejak kapan dia sakit?" Tanya Ken menatap Celine penuh arti.

"Sejak lahir dia memang sudah memiliki kelainan pak. Jadi..."

"Dimana ayahnya?" Potong Ken.

"Ayahnya...dia..."

Belum selesai Celine menjawab ada panggilan di ponsel Ken dan langsung disambarnya karena dari kantor, memang seharusnya tadi dia meeting dengan kleinnya dari luar negeri. Untung saja ada asistennya yang bisa dipercaya namun panggilan kali ini membuat kening Ken berkerut.

"Ya?"

"..."

"Kenapa?"

"..."

"Baiklah, tunggu sebentar, aku akan segera kesana!" Jawab Ken menutup ponselnya.

"Maaf ada pekerjaan penting aku harus pergi. Semoga putrimu baik-baik saja." Pamit Ken langsung pergi meninggalkan Celine sendiri tanpa menunggu jawaban dari Celine. Celine hanya mampu menatap Ken dengan tatapan penuh arti.

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2022-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Chapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
107 Chapter 106
108 Chapter 107
109 Chapter 108
110 Chapter 109
111 Chapter 110
112 Chapter 111
113 Chapter 112
114 Chapter 113
115 Chapter 114
116 Chapter 115
117 Chapter 116
118 Chapter 117
119 Chapter 118
120 Chapter 119
121 Chapter 120
122 Chapter 121
123 Chapter 122
124 Chapter 123
125 Chapter 124
126 Chapter 125
127 Chapter 126
128 Chapter 127
129 Chapter 128
130 Chapter 129
131 Chapter 130
132 Chapter 131
133 Chapter 132
134 Chapter 133
135 Chapter 134
136 Chapter 135
137 Chapter 136
138 Chapter 137
139 Chapter 138
140 Chapter 139
141 Chapter 140
142 Chapter 141
143 Chapter 142
144 Chapter 143
145 Chapter 144
146 Chapter 145
147 Chapter 146
148 Chapter 147
149 Chapter 148
150 Chapter 149
151 Chapter 150
152 Chapter 151
153 Chapter 152
154 Chapter 153
155 Chapter 154
156 Chapter 155
157 Chapter 156
158 Pengumuman
159 Extra chapter
160 Extra chapter 2
161 Extra chapter 3
162 Extra chapter 4
163 Extra chapter 5
164 Extra chapter 6
165 Extra chapter 7
166 Extra chapter 8
167 Extra chapter 9
168 Extra chapter 10
169 Extra chapter 11
170 Extra chapter 12
171 Extra chapter 13
172 Extra chapter 14
173 Extra chapter 15
174 Extra chapter 16
175 Extra chapter 17
176 Extra chapter 18
177 Extra Chapter 19
178 Extra Chapter 20
179 Extra Chapter 21
180 Extra chapter 22
181 Extra chapter 23
182 Extra chapter 24
183 Extra Chapter 25
184 Extra Chapter 26
185 Pengumuman
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Chapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105
107
Chapter 106
108
Chapter 107
109
Chapter 108
110
Chapter 109
111
Chapter 110
112
Chapter 111
113
Chapter 112
114
Chapter 113
115
Chapter 114
116
Chapter 115
117
Chapter 116
118
Chapter 117
119
Chapter 118
120
Chapter 119
121
Chapter 120
122
Chapter 121
123
Chapter 122
124
Chapter 123
125
Chapter 124
126
Chapter 125
127
Chapter 126
128
Chapter 127
129
Chapter 128
130
Chapter 129
131
Chapter 130
132
Chapter 131
133
Chapter 132
134
Chapter 133
135
Chapter 134
136
Chapter 135
137
Chapter 136
138
Chapter 137
139
Chapter 138
140
Chapter 139
141
Chapter 140
142
Chapter 141
143
Chapter 142
144
Chapter 143
145
Chapter 144
146
Chapter 145
147
Chapter 146
148
Chapter 147
149
Chapter 148
150
Chapter 149
151
Chapter 150
152
Chapter 151
153
Chapter 152
154
Chapter 153
155
Chapter 154
156
Chapter 155
157
Chapter 156
158
Pengumuman
159
Extra chapter
160
Extra chapter 2
161
Extra chapter 3
162
Extra chapter 4
163
Extra chapter 5
164
Extra chapter 6
165
Extra chapter 7
166
Extra chapter 8
167
Extra chapter 9
168
Extra chapter 10
169
Extra chapter 11
170
Extra chapter 12
171
Extra chapter 13
172
Extra chapter 14
173
Extra chapter 15
174
Extra chapter 16
175
Extra chapter 17
176
Extra chapter 18
177
Extra Chapter 19
178
Extra Chapter 20
179
Extra Chapter 21
180
Extra chapter 22
181
Extra chapter 23
182
Extra chapter 24
183
Extra Chapter 25
184
Extra Chapter 26
185
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!