" Alhamdulilah Negative." Ucap Ida.
" Terus Ari bagaimana? " Tanya Puspita.
" Kalau dia tidak berani kemari, berarti Ari pelakunya, dia takut." Jawab Ikbal.
" Kita bisa lacak ponsel nya, dari nomer tersebut, Ida mana nomer ponsel Ari." Ucap Galih.
Ida pun memberikan nomer ponsel Ari, lalu Galih dan Ikbal pun bekerja sama melacak nomer ponsel milik Ari, dengan membobol jaringan sistem.
******
" Kamu dimana? "
" Kamu pasti sudah tahu kan? "
" Iya kamu dimana, Saya kecewa sama kamu. karena tindakan bodoh kamu, teman saya yang kena imbasnya."
Sedangkan di ruang lain, Galih dan Ikbal berhasil membobol dan menyadap ponsel Ari, dan terdengar suara yang mereka kenal.
" Fatimah." Ucap Puspita dan Ida.
" Kita dengarkan. " Ucap Galih.
Fatimah terus berbicara dengan Ari, dan pihak kepolisian pun sudah menemukan titik lokasi yang akurat.
Fatimah menoleh ke arah Evi dan Anggi, lalu tiba Puspita, Ida, Galih dan Ikbal.
" Apakah Ari akan di tangkap?"
" Iya, menggantikan saya disini." Ucap Puspita kesal.
" Maaf saya nggak tahu kalau Ari pemakai sekaligus pengedar."
" Kamu bisa bekerja sama dengan kami? " Tanya Ikbal.
" Baik, saya akan bantu kalian."
Puspita pun mendudukkan pantatnya di kursi, sambil memijat kedua pelipisnya.
" Kamu pusing? " Tanya Galih sambil membelai rambut Puspita.
" Gimana nggak pusing Mas, semalam nggak bisa tidur, memikirkan nasib. Sudah membayangkan saya pake baju orange, berada di balik jeruji besi."
" Sekarang kan sudah jelas bukti nya, kita tinggal akurat kan dengan keterangan Ari." Ucap Galih.
Ikbal hanya memandang keakraban antara Galih dan Puspita, terasa hati sangat terbakar api cemburu. Namun sedikit dia tepis, karena melihat sikon yang masih sangat kacau.
******
Fatimah berjalan ke sebuah rumah tua kosong, dirinya melihat ke kanan dan ke kiri mencari Ari.
" Kamu dimana Yank." Teriak Fatimah.
" Yank, keluar dong, saya sudah datang. " Teriak Fatimah kembali.
Sedangkan dari Jauh Nugi dengan ekspresi sudah tidak karuan. Rencana Untuk kembali ke tempat Dinas, Nugi putuskan untuk mengambil ijin saat mengetahui Fatimah pun terlibat.
Semua Polisi sudah siap pada titik masing - masing yang sudah di tentukan, terlihat Tim penembak dari atap gedung .
Puspita di dalam mobil bersama dengan Nugi dan Galih memperhatikan dari dalam.
Ikbal dengan senjata nya bersembunyi di balik sebuah tumpukan bata yang tertata rapih.
" Target belum terlihat." Ucap Ikbal lewat earpeace nya.
" Arah pukul 6 , tikus berjalan menuju lubang."
Ikbal melihat Ari, berjalan dengan langkah sudah tak karuan, kaki yang terseok - seok.
" Mas, itu Ari? " Ucap Puspita.
" Iya benar, itu Ari. " Ucap Galih.
Nugi membuka pintu Mobil nya, namun di tahan oleh Galih.
" Jangan gagal kan rencana yang sudah di susun. " Ucap Galih.
" Pacar saya sedang sama Ari, apa kalian nggak mikir, itu selingkuhan nya , saya diam saja." Ucap Nugi.
" Kamu tahan emosi, ini masalah besar, kita tidak kerja sendiri, ini sudah di rencanakan, lihat sniper sudah siap di tempat nya, kalau kamu keluar dari mobil saya juga akan tembak kepala kamu."
" Sayang."
Fatimah menoleh saat Ari sudah di belakang nya.
" Yank, kamu kenapa nggak jujur sama saya, kalau kamu itu pemakai, dan juga pengedar."
" Maaf, kalau saya mengecewakan kamu."
" Seandainya kamu jujur dari awal, saya akan bantu kamu untuk bebas dari semua ini."
" Semuanya sudah terlambat, maaf kan saya menjebak Puspita, saat itu pikiran saya kacau."
" Saya ingin kamu sembuh, dan menyerahlah. Kita hidup normal sama - sama."
" Tidak, semuanya tidak mungkin. Saya hanya sebagai selingkuhan kamu, Saya tidak akan pernah bisa memiliki kamu seutuhnya."
" Saya sayang kamu Ari, Saya mohon kamu Mau ya."
" Tidak Fatimah, tidak. Hidup Saya sudah rusak, dan selama sama saya, hidup kamu tidak akan pernah aman."
" Tikus, sudah berada di dalam jeratan. Kita tangkap." Ucap Ikbal memberikan perintah.
Ikbal berjalan merindik dengan senjata yang siap di arahkan, di ikuti oleh beberapa anggota Polisi dengan senjata nya.
" Angkat tangan Ari..!!" Perintah Ikbal.
Ari hanya diam saat dirinya sudah terkepung, dan Fatimah mencoba meraih tangan Ari namun Ari mundur.
" Lebih baik saya mati tertembak, dari pada saya mengaku, keluarga saya terancam."
" Pihak berwajib akan melindungi kamu dan keluarga kamu."
" Maaf, maaf..!! "
" Menyerahlah, kamu sudah di kepung." Ucap Ikbal.
" Ari, kamu menyerah, percuma bila kamu ingin lari, atau ingin menyerang."
" Maaf - maaf, lebih baik saya mati."
Door...
Door...
Aaahhhkk...
Bruuuggh...
" Kejar..!!! " Teriak Ikbal.
Door..
Door..
Polisi mengejar pelaku penembak Ari, baku tembak terdengar, sedangkan Ari sudah terkulai tak berdaya dengan darah yang keluar banyak dari kepalanya.
Hiks... hiks... his...
" Ari.....!!! "
Hiks... hiks...
Fatimah memeluk tubuh Ari, dengan bersimbah darah.
Hiks... hiks.. hiks...
" Bangun... sayang, bangun....!!! "
Nugi berlari ke arah Fatimah, kedua tangan nya sudah mengempal saat melihat kekasih nya memeluk tubuh Pria lain yang sudah tak bernyawa.
" Ari...!! " Teriak Puspita saat melihat Ari bersimbah darah.
Hiks... hiks...
" Kenapa kamu harus berakhir seperti ini." Ucap Puspita dengan air matanya yang membasahi kedua pipinya.
Galih memeluk tubuh Puspita, dan Puspita pun memeluk tubuh Galih, dirinya luapkan isak tangis dalam pelukan Galih.
******
Jenazah Ari, sudah di bawa oleh pihak keluarga dan pelaku pun sudah tertangkap,dan Puspita pun sudah kembali ke rumah, setelah melawati masalah yang sangat berat.
" Terima kasih A Ikbal, sudah membantu melepaskan masalah saya."
" Sama - sama, ini buat pelajaran ke depan nya untuk berhati - hati dalam berteman."
" Saya masih nggak percaya saja."
" Kalau begitu Aa kembali ke Polres dulu, Istirahat lah."
" Iya Aa. "
Ikbal pun berjalan menuju ke arah mobil Patrolinya namun, Puspita mengikuti Ikbal dari belakang.
" Aa..!! "
Ikbal menoleh, ke arah Puspita.
" Iya ada apa? "
" Seperti nya, jawaban itu saya harus jawab sekarang."
" Benarkah? "
" Apapun itu jawaban nya, Aa harus terima."
" Iya, Aa akan terima."
" Aa sudah tahu pasti jawaban nya, tak usah saya bicara Aa sudah bisa membacanya"
Ikbal menarik nafasnya dengan panjang, lalu tersenyum ke arah Puspita.
" Terima kasih untuk jawaban nya, setidaknya saya sudah mengungkapkan perasaan saya."
" Maaf kan Puspita ya A, hati ini sudah memilih."
" Iya nggak apa - apa, tapi kita masih bisa berteman kan? "
" Kita berteman A, kita masih bisa komunikasi, kita masih bisa seperti biasanya."
" Terima kasih."
******
" Sudah lah, jangan kamu tangisi terus selingkuhan kamu yang sudah meninggal dunia itu."
" Kenapa sih Mas, sudah meninggal saja masih di cemburuin, misal saya nangis juga wajar dia meninggal di depan Saya. "
Dukung terus karya ke 5 Antara 3 Abdi Negara, jangan lupa vote, Hadiah, nilai Bintang ⭐⭐⭐⭐⭐ dan jadikan Favorite.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ciripah Mei
Nugi oon bngt sih dh d selingkihin jg msh mau aj
2022-06-09
1
Jasmine Dwielfiza
duh mas nugi usah di selingkuhi masih aja..
2022-04-02
1
Dhizi
set dah... fatimah
2022-01-10
1