🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Sakit, menangis namun tak berdarah.
Saat ini, raga ku merasakan nya.
Kaku sudah tubuh ini, mulut pun terasa terkunci.
Tak bisa ungkapan dengan kata - kata.
Tak bisa juga dengan ungkapan bahasa tubuh.
Saat ini hanya yang kurasakan, adalah hancur, sakit, karena harapan yang fiktif.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Di depan pintu tangan kokoh itu membuka handle, dan berjalan memasuki rumah panggung tempat untuk mengawasi para pekerja pemetik teh.
Terlihat seorang wanita dengan pakaian yang kemeja panjang dan jeans pensil nya tengah duduk di sebuah kursi sambil menatap ke arah hamparan kebun teh.
Tangan kokoh itu meraih pundak sang pemilik tubuh, hingga si pemilik tubuh tersentak kaget.
Senyuman mengembang di antara kedua nya, lalu tubuh kekar itu memeluk tubuh mungil yang sangat dia rindukan.
" Mas kangen." Ucap Galih
Puspita mengeratkan pelukan nya, begitu pun juga Galih.
" Saya ingin meminta penjelasan dari Mas."
Pelukan yang tadinya erat, kini Galih melonggarkannya, begitu pun juga Puspita.
" Kenapa Mas ingkar janji, kenapa Mas membuat semuanya kecewa? "
" Maaf kan Mas, tapi hati ini tak bisa di bohongi hanya ada kamu. Mas nggak bisa bohong, tapi maaf Mas, nggak bisa menikahi kamu suatu saat nanti. Mas nggak ingin suatu saat nanti akan sering menyakiti kamu."
" Kenapa Mas? "
" Maaf, dimana di hari ulang tahun kamu, Mas menikah dengan orang yang sama sekali yang Mas nggak cintai."
Puspita duduk di kursi, dengan kedua kaki yang sudah terasa sangat lemas. Pandangan matanya pun, sedikit buram karena genangan air mata.
" Kenapa Mas nggak jujur dari dulu kalau Mas di jodoh kan, kenapa Mas memberikan sebuah harapan untuk saya."
" Maaf kan Mas, itu terjadi begitu saja."
" Saya datang jauh - jauh kemari hanya ingin meminta kejelasan, sekarang sudah sangat jelas Mas. Terima kasih, maaf menggangu waktu Mas." Ucap Puspita beranjak dari duduk nya, namun tangan kekar itu menahannya.
" Mau kemana, kamu baru datang. Menginaplah semalam saja."
" Untuk apa menawarkan menginap, ingin mengenalkan Saya sama istri Mas. Ingin melihat kemesraan pengantin baru. Bilang tak cinta, tapi lama - lama rasa itu akan tumbuh juga Mas. Saya memang capek, setelah Mas nggak datang di hari special itu, Saya nggak bisa tidur. Mas lihat lingkaran hitam ini, ini bukti kalau Saya memikirkan ini semua."
" Maaf kan Mas, kalau boleh Mas akan cerita kenapa ini bisa terjadi."
" Nggak perlu Mas, percuma saja. " Puspita meraih Tas nya dan berjalan ke arah pintu keluar. Namun tangan Galih segera menarik tubuh Puspita hingga menubruk dadanya, dan memeluk kembali tubuh Puspita.
" Ijinkan Mas memeluk kamu sekali lagi, ijinkan Mas menghirup aroma wangi tubuh kamu hanya sekali, ijinkan Mas di perpisahan ini kita lewati hanya semalam saja."
Air mata Puspita pun jatuh, dan membalas pelukan Galih. Dirinya tahu Puspita membalas pelukan nya, Galih mengeratkan pelukan Puspita.
" Apa harus kah kita berpisah seperti ini, apa harus ya."
Galih melonggarkan pelukan nya, dan memandang wajah Puspita yang dengan kedua matanya yang sembab.
" Mas mohon, sumpah demi Allah hati Mas saat ini hanya sama kamu."
" Maaf Mas, sumpah dalam ikatan pernikahan jangan Mas nodai. Sekarang Mas adalah milik wanita yang telah menjadi istri Mas. Sedang kan Saya, hanya masa lalu yang hadir dalam sekejap. Saya hanya sebuah kapas Mas, yang mudah tertiup angin, Saya kapas mas adalah tempat dimana kapas itu singgah."
Puspita berjalan keluar menuju ke sebuah pintu , meninggalkan rumah panggung milik Galih, sedangkan Galih hanya diam dan mematung.
" Terima kasih, kamu sudah merubah penampilan kamu dengan meninggalkan pakaian kurang bahan itu." Teriak Galih dari dalam rumah nya.
Puspita hanya tersenyum tanpa menoleh ke arah Galih yang masih tetap memandang punggung Puspita yang menjauh dari nya.
******
Tangis Puspita pecah saat berada di tengah - tengah kebun teh, dada yang sakit yang dirinya tahan sejak kemarin.
Hiks... hiks... hiks...
" Disaat sedang sayang - sayang nya malah seperti ini. "
Hiks... hiks... hiks...
" Apa harus ya Kisah percintaan Saya berakhir seperti ini."
Puspita tersentak kaget saat melihat sebuah tangan kokoh menepuk pundak nya.
Hiks... hiks.. hiks...
" Mas Nugi, sakit hati ini Mas.. "
Hiks.. hiks... hiks....
" Mas tadi melihat kamu berlari kemari, dan Mas tadi juga melihat Galih tampak sedih."
" Disaat Saya sedang cinta dan sayang, tapi ternyata dia meninggal Saya Mas."
Hiks... hiks.. hiks...
" Dia punya alasan kenapa melakukan ini, kamu harus tahu apa yang terjadi."
" Harus tahu yang mana lagi Mas, harus tahu karena dia menerima perjodohan nya. Mungkin Saya nggak pantas buat dia di mata keluarganya."
" Asal kamu tahu, Galih sangat sayang dan cinta sama kamu. Tapi cinta dia ke kamu karena suatu badai harus berpisah."
" Kalau dia sayang dan cinta sama Saya, kenapa dia tak mempertahan kan Saya dan malah menikah dengan pilihan orang tua nya, tidak melepaskan Saya begitu saja."
" Saya harap suatu saat kamu mengerti, sekarang percuma Mas cerita juga. Kita cari penginapan besok pagi kita Pulang."
*******
" Maaf kan Saya Puspita, maaf..!!! "
Dika duduk di tepi tempat tidur sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan nya. Hati nya terasa sangat sakit, harus berpisah dengan orang yang sangat dia cintai.
" Maaf... untuk keputusan yang Saya buat."
*****
Puspita duduk sembari menatap keluar jendela saat kereta yang dia tumpangi melaju kencang.
Pikiran nya masih terus memikirkan Galih, pertemuan dan perpisahan yang sangat singkat.
" Mas."
" Iya."
" Puspita minta antarkan Saya ke kontrakan Mas Galih dulu? "
" Buat apa? "
" Nggak apa - apa, antar kan saja Mas."
" Iya baik."
*******
" Mas Galuh, ini kopi hitam nya? " Seorang wanita membawa secangkir kopi dan meletakkan nya di atas meja.
" Saya nggak suka kopi hitam, Saya juga bukan Galuh.'
" Mas itu, sejak kecelakaan suka aneh. Dari kemarin bilang bukan Galuh terus mengaku nama orang lain. Kita saja baru menikah, tapi Mas begitu sangat dingin dan tidak pernah menyentuh Saya lagi, sebelum menikah Mas suka menyentuh Saya, bahkan Saya sekarang hamil juga Mas Galuh lupa."
" Hah.. hamil, kamu hamil? "
" Iya, kenapa nggak suka? "
Galih menatap perut Rena yang masih rata, dan mencari kebenaran pada dirinya.
" Pernikahan kita saja baru beberapa hari, menyentuh saja nggak kenapa bisa hamil? "
" Mas kan sekarang otak nya sedikit bermasalah makannya lupa semua saat setelah kecelakaan itu. Tapi nggak apa - apa, Saya akan berusaha mengobati cidera di kepala Mas, dan agar ingat semua memori yang hilang."
******
Setelah sampai di rumah kontrakan Galih, Puspita menaruh sesuatu di bawah bantal,dengan secarik kertas di atas nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Reenyy Yuny Setianie
semakin seru
2021-12-29
1
Pria Tin
lanjut
2021-12-29
1
Hariyanti Kartini
mungkin kah glih sama galuh ade kk thot
2021-12-29
1