Ari menghisap rokoknya, sedangkan Puspita dan Ida bermain ponsel.Puspita yang asik tengah berkirim pesan dengan Galih dan Ikbal, terkadang senyam senyum sendiri.
" Puspita, Saya titip jaket Mau ke toilet."
" Ya sana."
Ari pun menuju ke toilet sedangkan Puspita tengah asik berkirim pesan, dan Ida pun sibuk dengan dunia nya sendiri.
" Eh, lama - lama udara nya dingin ya." Ucap Puspita.
" Lagian kamu kalau kemana - mana suka nya pakai baru seksi, sekarang saja pakai celana pendek seatas lutut, belum t - shirt yang memperlihatkan pusar kamu."
" Fashion."
" Fashion apa nya, kayak pakaian adik saya."
" Balik yuk." Ajak Ari yang sudah kembali.
" Kok balik, ini baru jam berapa? " Tanya Puspita.
" Jam 9 malam." Jawab Ari.
" Yaudah, tapi ke toilet bentar ya. Saya titip tas nya." Ucap Puspita.
" Kamu kenapa Ari, kayak gelisah begitu? " Tanya Ida.
" Nggak apa - apa."
" Sudah jangan pikirkan Fatimah, cari yang lain saja, jangan bikin penyakit." Ucap Ida.
" Yuk pulang." Ucap Puspita sambil menyambar tas nya.
" Eit Ari anterin Saya pulang dulu." Ucap Ida.
" Yaudah, tunggu ya, Saya antar Ida dulu."
" Ok. "
Puspita pun lalu berjalan, menuju tribun, duduk sendiri sambil memainkan ponselnya, entah kemana Sahabat nya yang bersama pacarnya.
Karena sudah biasa bagi Puspita dan Ida bila jalan bareng di malam minggu, sebagai jomblo hanya bisa menikmati malam minggu kelabu.
Puspita pun merogoh tas nya, dan memeriksa seperti ada sesuatu, dan saat melihat nya membelakkan matanya.
" Hah.. ini punya siapa? " Ucap Puspita langsung memasukan kembali ke dalam tas.
" Punya siapa, kalau Saya buang nanti ada Yang cari." Ucap Puspita pelan.
" Kayaknya nggak mungkin deh, diantara kita." Puspita masih terus memikirkan sesuatu Yang ada di dalam tas nya.
" Boleh Mas temenin."
Puspita tersontak kaget, saat melihat siapa Yang ada di belakang nya.
" Mas, kok ada disini, tadi Mas Nugi datang sendirian." Ucap Puspita.
" Tadi Mas, habis cari minimum dulu."
" Mas kok nggak bilang - bilang sih, kalau Mau ke IM?"
" Surprise, Mas kangen."
" Ih... kan belum Puspita kasih jawaban nya, nanti lah di hari ulang tahun saya."
" Kenapa nggak sekarang saja."
" Nggak Mas."
" Kenapa? "
" Saya ingin menyakinkan hati Saya, karena Saya ingin suatu hubungan Yang serius Mas. Disini Saya ingin melihat keseriusan dimana Pria Yang di depan Saya ini mencintai Saya dengan tulus."
" Mas serius, bukti nya jauh - jauh datang kemari, bayangkan 2 jam naik motor mas kesini."
" Percaya, tapi kan belum tahu juga."
" Mau jalan? " Ajak Galih.
" Sudah malam Mas, tapi bentar saja jalan mengitari kota IM saja y sambil menuju pulang."
" Boleh. "
" Saya kabari Ari dulu, soalnya tadi dia Mau antar pulang Puspita setelah antar Ida."
Puspita pun mengirim pesan kepada Ari, dan setelah berkirim pesan Puspita dan Galih meninggalkan tribun.
" Mas pulang lagi kapan? "
" Shubuh Mas sudah balik lagi."
" Kok cepat banget sih Mas."
" Kenapa Masih kangen, makannya kasih jawaban dong sekarang."
" Nggak Mau nggak asik."
" Malah Yang kayak gini nggak asik."
" Kan sudah bilang saya Mau lihat keseriusan Mas."
Suit.. suit...
Saat berjalan beberapa Pria Yang sedang duduk melihat Puspita dengan mata Yang siap menerkam.Dan membuat Galih merasa geram, namun Puspita hanya berjalan santai melewati para Pria tersebut.
" Neng sayang, seksi begitu cowok nya diam saja."
Galih merasa sangat geram, dan akan menghajar para Pria tersebut, namun segara di tarik tangan Galih oleh Puspita dengan langkah cepat.
Galih menghempaskan tangan Puspita, dan Puspita pun berhenti serta menatap ke arah Galih.
" Jangan bikin ribut Mas, disini Mas Tentara mau mukul warga sipil, walau mereka salah tetap Mas nanti juga kena tindakan."
" Kamu di lecehkan begitu saja, saya sebagai cowok nggak terima."
" Sudah ya mas, jangan di bahas." Puspita melanjutkan langkah nya dan di ikuti oleh Galih dari belakang.
Galih melepaskan jaket nya, dan memakaikan ke tubuh Puspita.
" Tutup tubuh kamu, alangkah baik nya, setiap lekuk tubuh kamu hanya untuk di lihat oleh orang Yang menjadi imam mu."
Seketika wajah Puspita memerah, saat di beri perhatian oleh Galih.
" Makasih."
" Besok - besok, jangan pakai seperti ini, pakailah hijab, bila belum siap pakailah baju Yang sopan. Dan maaf Mas bukan apa - apa kamu sudah mengatur kamu, maaf karena ini juga buat kamu ke depan nya. "
" Makasih Mas."
" Sama - sama, Mas nggak ingin di saat kamu jalan nanti entah sama siapa saja, hal Yang seperti tadi terulang kembali. Wanita akan cantik dengan penampilan Yang tertutup."
******
Plaaaakkk
Buuggh..
Aaaarrggggh
" Kenapa kamu tinggal kan disana hah, kalau sampai tahu kita semua kena."
" Sorry Bang, Saya panik saat mendapatkan kabar itu."
" Seharusnya kamu mikir, sebelum bertindak."
" Sorry Bang, Saya akan ambil kembali."
"Awas saja, kalau sampai bocor kamu tahu sendiri akibatnya."
******
Puspita pun berboncengan dengan Galih, jantungnya merasakan sangat berdegup kencang. Tidak seperti dengan Ikbal hanya merasakan biasa saja.
" Apakah ini sebuah jawaban, kalau pun iya, Saya harus segera memutuskan jawaban untuk A Ikbal. Dan Saya akan lihat kembali keseriusan Pria Yang di depan Saya ini, karena Saya tidak ingin terluka karena cinta."
" Kita kemana? "
" Kita putari kanal Mas."
" Ramai gitu? "
" Kan ada jalan umum untuk kendaraan lewat."
" Ok.. siap."
Sepanjang perjalanan Puspita dan Galih tak berhenti mengobrol, kadang dengan jahilnya Galih mengerem mendadak atau kadang langsung menancapkan Gas nya, hingga kadang Puspita tidak sengaja memeluk tubuh Galih.
" Mas, ih.. Yang benar nyetir nya."
" Hahahaha...Mas suka ngerjain kamu."
" Nyebelin."
Aawwww...
Puspita mencubit pinggang Galih hingga meringis kesakitan.
" Sakit Yank."
" Biarin."
" Hah.. tadi bilang apa? "
" Bilang apa nya? "
"Tadi Mas bilang apa, setelah di cubit."
" Sakit Yank."
" Yank, Yank kepala Mas peyang,belum resmi."
Hahahaha....
" Resmi in saja ya sekarang, Mas sudah datang jauh - jauh loh."
" Bukan urusan Mas."
Namun saat sedang asik mengobrol di depan sedang ada razia, dan motor Galih pun berhenti.
Saat akan di periksa, Petugas Razia adalah Ikbal, seketika tatapan adu pandang antara Galih dan Ikbal, dan Puspita hanya berwajah santai dan tersenyum ke arah Ikbal.
" Maaf perjalanan terganggu, ada Razia tunjukkan SIM, STINK dan KTP. " Ucap Ikbal.
Lalu Galih dan Puspita menunjukkan identitas mereka, dan Ikbal memeriksa nya.
" Malam - malam begini tidak pantas bawa anak gadis jam segini."
Galih menaikkan satu alisnya menatap tajam ke arah Ikbal.
" Ini calon istri Saya Pak Polisi." Ucap Galih.
Ikbal menatap ke arah Galih dengan mimik wajah penuh kecemburuan.
" Maaf kami akan memeriksa tubuh kalian, karena kamu sedang merazia pemakai dan pengedar na********a."
Deg
Seketika tubuh Puspita terasa lemas, dan keringat dingin keluar begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ciripah Mei
pasti itu punya si ari
2022-06-09
1
𝘼𝙥𝙧𝙞𝙖𝙣𝙞
𝘬𝘭𝘰 𝘯𝘨𝘨𝘬 𝘴𝘭𝘢𝘩 𝘯𝘦𝘣𝘢𝘬,, 𝘯𝘵𝘶 𝘣𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘪 𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘦𝘤𝘩
𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘵𝘩𝘰𝘳 𝘤𝘮𝘢 𝘯𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘢𝘫𝘩𝘢,,, 🙃🙃
2022-01-13
2
Grafity_ky
barang siapa itu,aduh kasian bang galih dan puspita😞sem0ga yg punya itu barang ketangkap☺️ lanjut kak
2021-12-26
1