Aira dan Rafka kini telah resmi jadian, seyum semringah tidak pernah lepas dari bibir keduanya. Mereka bermain di taman sambil tertawa sampai tanpa sadar, matahari telah menghilang beberapa saat lalu.
"Ay, udah gelap, aku antar kamu pulang ya!" ucap Rafka sembari menyelipkan rambut ke belakang telinga gadisnya.
"Besok ketemu di sekolah, 'kan?" tanya Aira yang khawatir, Rafka akan membolos lagi seperti hari ini.
"Aku usahain, pulang yuk! Kamu masih ditungguin si Abi nggak?" Rafka berdiri, lalu membantu gadis yang kini menjadi kekasihnya.
"Aku chat dia dulu." Aira meraih ponselnya, lalu menghubungi Abi.
Tidak lama, cowok tampan kembarannya itu muncul. Rupanya, Abi berada di tempat yang sama dengannya saat ini. Ia datang dari arah parkiran dan itu sukses membuat Rafka dan Aira sama-sama kaget.
"Udah kayak jailangkung aja, tiba-tiba muncul," celetuk Rafka saat Abi benar-benar berdiri di samping Aira.
Abi melirik tajam pada Rafka yang memalingkan wajah.
"Kamu dari mana, Bi?" tanya Aira.
"Dari parkiran, kan aku yang bawa kamu keluar, nanti kalau Mama atau Papa cari biar gampang aja, makanya aku ngikutin kamu," jawab Abi apa adanya.
"Gila! Orang pacaran diikutin!" protes Rafka yang tidak terima dengan sikap Abi.
"Jangan lupa dia adek gue, lo siapa? Baru pacar belum suami," balas Abi.
"Elah, posesif amat, baru adek bukan istri!"
"Justru karena dia adek gue makanya gue posesif, apalagi sama cowok modelan elo!"
"Karena gue ganteng?"
"Karena lo tuh bad boys. Yuk Ra, kita pulang!" Abi menarik lengan Aira dan membawanya pulang.
"Jangan sampai lecet!" teriak Rafka.
...****************...
Pagi-pagi sekali, Rafka sudah berdiri di depan rumah Aira. Abi yang sedang memanasi dan mengelap sepeda motornya sampai dibuat kesal karena ulah 'mantan temannya' itu.
"Ngapain sih pagi-pagi udah namu? Mau minta sarapan?" tanya Abi yang sengaja tidak membukakan pintu gerbang untuk Rafka.
"Mau jemput pacarlah, emangnya situ, dasar JOMBLO!" Rafka memberi penekanan pada kata jomblo yang diucapkannya, seolah ia tengah mengejek Abi yang pada dasarnya memang belum memiliki kekasih.
"Baru juga punya pacar, sombong amat, diputusin naru tau rasa!" sinis Abi yang tidak terima dengan ejekan Rafka.
"Biasanya doa jelek itu nggak dikabulkan."
Abi baru saja ingin membalas, Aira sudah keluar dari rumahnya.
"Dicari Mama, suruh sarapan!" kata Aira pada saudara kembarnya.
"Sarapan dulu kakak ipar, biar kuat menjomblo!" ledek Rafka yang tidak ditanggapi oleh Abi.
"Jahat banget sih, dia kembaran aku loh!" sahut Aira sambil memakai helmnya.
"Biarin, salah sendiri gagal move on."
"Rafka, katanya mau cerita, sekarang aku kan udah jadi pacar kamu."
"Ya udah buruan naik Ay, nanti aku ceritain di sekolah."
Lalu, Aira pun naik ke boncengan Rafka. Mereka hanya berboncengan, Aira tidak memeluk pinggang Rafka seperti yang biasa anak-anak muda lakukan, intinya Aira hanya ingin pacaran sehat dengan Rafka.
Setelah sampai di sekolah, suasana masih sangat sepi. Rafka mengajak Aira untuk naik ke atap gedung.
"Jadi gimana ceritanya?" tanya Aira. Ia berdiri berpegangan pada tembok beton pembatas, sedangkan Rafka berdiri di sampingnya dengan bersandar pada pembatas.
"Namanya Gina. Abi suka sama gadis itu sejak awal masuk SMP. Suatu hari, Gina datang ke kelas kami, dan bawa aku keluar kelas. Karena aku nggak enak sama Abi, aku bawa dia juga. Waktu itu, Gina bilang suka sama aku dan aku langsung nolak. Pulangnya, Abi aneh, dia cuma diem nggak mau ngomong apa-apa sama aku."
"Lalu Gina?"
"Dia curhat sama Abi. Saking bodohnya Abi, dia mau bantuin Gina buat pacaran sama aku. Aku sempet berantem sama Abi, karena aku nggak suka Gina dan aku mau Abi berjuang buat dia. Aku marah ke Gina dan Abi lihat itu, Gina lari ke jalan dan ...." Rafka menunduk, seakan ingin menjeda waktu untuk menceritakan apa yang terjadi selanjutnya.
"Dia kenapa?"
"Dia ketabrak mobil Ay, dan meninggal beberapa hari setelahnya. Sejak saat itu, Abi terus nyalahin aku soal kematian Gina. Sampai hari ini."
"Apa kalian tidak bisa bersahabat lagi?"
"Entahlah, aku juga nggak tau. Yang aku tau, aku hanya mencintaimu Ay," kata Rafka. Ia memiringkan wajah untuk menatap mata Aira yang mulai tersenyum, termakan gombalan Rafka.
Aira membuka tasnya, lalu mengeluarkan kotak bekalnya.
"Nih, sandwich. Ngbaperin anak orang juga butuh energi," kata Aira sambil menyodorkan sepotong sandwich untuk Rafka.
Mereka berdua pun menikmati sarapan pertama mereka di atap gedung. Menikmati sinar matahari yang menghangatkan kulit mereka.
Saat teman-teman mereka mulai berdatangan, Aira mengajak Rafka untuk turun dan kembali masuk ke kelas. Rafka mengantarkan kekasihnya sampai kelas, lalu ia kembali ke kelasnya.
*
*
*
Desas-desus soal hubungan Aira dan Rafka mulai terdengar. Dito tiba-tiba menghampiri Aira setelah mereka kembali dari laboratorium komputer.
"Ra, kamu beneran jadian sama Rafka anak KR 1?" tanya Dito, ketua kelas yang memiliki rasa suka terhadap Aira.
"Emangnya kenapa?"
"Kok kamu mau sih sama berandalan gitu? Kamu kan cantik, Ra." Dito mengusir Jeni yang duduk di depan Aira, cowok itu membalik badannya, duduk menghadap Aira.
"Selama dia manusia kenapa nggak? Sama good boy juga belum tentu bisa bahagia," jawab Aira dengan santai.
"Tapi Aira, kamu nggak tau gimana bandelnya dia, jangan sampai deh kamu rusak sama dia," sahut Vanya ikut memprovokasi.
"Aku bisa jaga diri kok, lagian aku yakin Rafka nggak seberengsek itu."
Tidak lama bel istirahat berbunyi, Rafka menghampiri Aira dengan membawa serta mi dalam cup, dan juga pop es dalam gelas plastik.
"Aku ke kantin dulu, Ra." Vanya berdiri dari bangkunya yang kemudian digantikan oleh Rafka.
"Makan Ay," kata Rafka sambil menyodorkan garpu mi instan itu pada Aira.
"Satu cup kok banyak banget isinya?" tanya Aira yang bingung.
"Dua cup aku jadiin satu, biar romantis, lagian aku nggak bisa bawanya kalau sama es juga."
"Kok kamu beliin aku, emang uang jajan kamu banyak?"
"Hari ini, aku akan mulai kerja, anggep aja aku lagi traktir kamu," jawab Rafka.
"Kamu kerja? Kerja apa?"
"Diajakin temen Ay, kerja halal kok, tenang aja. Aku nggak akan kasih makan dari kerja haram buat istriku nanti." Rafka menyuapkan mie ke mulut Aira, saat gadis itu masih terbengong dengan ucapan Rafka. "Ayo Ay, makan dulu. Jangan takut gendut, aku akan tetap nikahin kamu," kata Rafka yang mengucapkan kalimat terakhirnya sambil berbisik.
"Kamu ngomongnya nikah terus Raf, sekolah dulu yang bener!" kata Aira yang kemudian menerima suapan dari Rafka.
🦋🦋🦋🦋
Duh, babang Rafka udah kebelet meried aja 😜😜 Sabar sabar, pacaran aja masih belum direstui wkkk 😜😜
Jangan lupa jempolnya 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
nobita
Rafka.. udh kebelet pengen nikah...
2024-09-16
0
Resti Herawati
sabar dek dek 😂
2023-01-27
1
Ney Maniez
🤭🤭💪💪
2022-12-21
0