Bab 3

Belum sempat Rafka bertanya, suara motor yang dikendarai Abi sudah meninggalkan Rafka. Rafka kalah cepat, karena Aira sudah naik membonceng di belakang Abi. Rafka yang mau mengejar, tetapi motor masih di parkiran, malah semakin kesal saja.

Akhirnya, dengan santai, Rafka menyusuri jalanan beraspal menuju rumahnya. Tidak bermaksud langsung pulang, tetapi ia berbelok di sebuah warung yang bersebelahan bengkel tempatnya biasa mengotak-atik motor.

"Bu, pop es stroberi satu," ucapnya sambil mencomot satu buah roti pia basah dalam kemasan.

"Kenapa tuh muka?" tanya teman Rafka yang bernama Deni.

"Bete gue, ketemu si Ba*bi." Rafka memasukkan pia basah itu ke mulut, setelah membuka plastik yang membungkusnya.

"Abi anak SMA 5?" tanya Deni.

"Iyalah siapa lagi?" Rafka semakin kesal hatinya.

"Biasa aja kali, nggak usah nyolot."

"Raf, elo di sini, tadi gue tungguin, gue kira lo ke mana." Rendi baru saja sampai di warung yang memang menjadi tempat nongkrong mereka.

"Orang dia habis ngebaperin anak baru," sahut Deni.

"Sial! Kira-kira si Ba*bi ada hubungan apa ya sama Aira?" tanya Rafka mengabaikan ocehan Deni dan Rendi.

"Oh, anak baru itu Aira," gumam Deni sambil manggut-manggut.

"Mungkin sepupunya," celetuk Rendi.

"Bisa jadi, bisa jadi." Rafka meraih gelas minuman yang baru saja diberikan Bu Siti, pemilik warung.

"Kalau dia saudaraan sama Abi, mending mundur deh Raf. Kita semua tahulah reputasi lo sama Abi, kecuali kalau bokap lo mau jodohin lo sama sepupunya Abi," kata Rendi yang diiringi suara tawa keras dari rendi dan Deni, seakan mengejek Rafka yang sedang mencebik sebal.

Papa. Mana mungkin sosok ayah itu mau menuruti permintaan Rafka, apalagi soal asmara. Tidak, Rafka tidak mau melakukan itu.

Di saat hatinya masih gundah, memikirkan hubungan apa yang mungkin terjadi antara Abi dan Aira, sebuah panggilan masuk mengalihkan perhatiannya.

"Revan, ngapain dia nelfon?" batin Rafka setelah membaca nama peneleponnya.

"Apa sih?" tanya Rafka setelah menjawab panggilan teleponnya.

"Lo di mana? Gue mau anter nyokap ke mal, lo cepetan pulang, di rumah nggak ada orang, Bi Imas tadi pagi pulang kampung." Laki-laki yang menelepon Rafka itu menginterupsi Rafka untuk segera pulang.

"Gue nggak pulang," balas Rafka. Ia mengakhiri panggilannya, lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Disuruh pulang lo, Raf?" tanya Deni yang sudah bisa menebak siapa yang baru saja menelepon Rafka.

Rafka meneguk minumannya sampai habis. "Iyalah siapa lagi, males banget gue pulang jam segini, mana nggak ada orang."

"Gimana kalau kita ke rumah lo," usul Rendi.

"Setuju Bray," sahut Deni.

Rafka tidak punya solusi lain, akhirnya ia menuruti apa yang kedua sahabatnya itu mau.

...****************...

Aira dan mamanya sedang berbelanja di pusat perbelanjaan elit. Mereka berdua menenteng beberapa papper bag yang berisi tas, sepatu, dan baju untuk Aira. Setelah lelah berkeliling, mereka mampir di sebuah restoran yang ada di pusat perbelanjaan tersebut.

"Sofia," sapa seseorang saat Aira dan mamanya baru masuk restoran.

"Dinda. Ya ampun, nggak nyangka ketemu di sini," balas mamanya Aira. Mereka berangkulan seperti sepasang sahabat yang sangat akrab. Saling memberi cium di pipi kiri dan kanan.

"Halo Tante," sapa cowok tampan yang ikut berdiri menyambut Aira dan mamanya. Mata elang itu memindai dari atas sampai bawah tubuh gadis cantik yang ada di hadapannya. Diam-diam hatinya menaruh rasa suka pada pandangan pertama.

"Wah, Revan. Kamu sudah sebesar ini ternyata " kata mamanya Aira.

Laki-laki bernama Revan itu menyalimi mamanya Aira. "Iya Tante, apa kabar?" Dia melirik Aira sekali lagi.

"Baik, eh iya kenalin ini anak saya, Aira." Mamanya Aira memegang kedua pundak Aira. "Kembarannya Abi," lanjutnya.

"Kembarannya Abi sudah ketemu, Sof?" tanya mamanya Revan yang memperhatikan Aira dengan seksama. Gadis di hadapannya ini memang mirip dengan papanya, itu yang ada di pikiran mamanya Revan saat melihat detail wajah Aira.

Aira pun memperkenalkan diri pada sahabat mamanya itu, juga Revan—putranya yang tampan.

Sebagai sahabat, tentu saja mamanya Revan sangat tahu tentang kejadian yang menimpa mamanya Aira. Termasuk saat sahabatnya itu kehilangan anak perempuannya belasan tahun lalu.

"Iya Din, aku mencarinya ke seluruh penjuru Jakarta, ternyata dia ada di Surabaya."

Mereka mulai duduk bersama dan berbincang dalam satu meja sembari menunggu makanan Aira dan mamanya datang, sedangkan Revan dan maminya sudah selesai makan.

"Aduh Sof, anak bungsuku udah ribut nyuruh pulang nih," kata mamanya Revan.

"Yah, padahal kita baru ketemu Din." Mereka berdua saling berpelukan.

"Kapan-kapan kita harus janjian, aku mau denger semua cerita kamu," ucap mamanya Revan.

"Pasti, nanti kabar-kabar aja, oke."

Dua wanita yang berteman sejak lama itu melepaskan pelukan lalu saling melambaikan tangan.

Aira ikut memperhatikan kepergian cowok tinggi yang mempunyai alis tebal itu.

"Revan itu baik sekali, dia anak penurut, sangat berbeda dengan adiknya, yang suka buat masalah," kata Mama Sofia saat menyadari bahwa Aira memperhatikan Revan yang sudah pergi bersama mamanya.

Aira salah tingkah karena mamanya menangkap basah ia sedang memperhatikan Revan dari belakang.

"Eh, Mama."

"Nggak apa-apa, kalau kamu suka Revan, mama dukung kok. Asal jangan sama adiknya," kata Mama Sofia.

"Emang kenapa, Ma?" tanya Aira.

"Rafka itu bandelnya minta ampun."

"Raf-Rafka? Yang satu sekolah sama aku, Ma?"

"Iya, Sayang. Kamu udah kenal sama Rafka? Ya itu, adiknya Revan, anaknya Tante Dinda. Sering banget berantem sama Abi, bikin mama pusing," jelas Mama Sofia.

"Tuh kan benar, Rafka emang ganteng, tapi dia bukan cowok baik-baik," batin Aira.

...****************...

Aira dan Abi sudah bersiap ke sekolah, dua remaja yang pernah menghuni rahim yang sama itu, memakai seragam yang berbeda. Aira bersekolah di SMK 2, sedangkan Abi sekolah di SMA 5. Keduanya sarapan dengan tenang di meja makan.

"Ra, kamu berangkat bareng aku, atau mau naik mobil aja?" tanya Abi yang sudah menghabiskan sandwich dan segelas susu.

"Aku bareng kamu aja deh, Bi. Aku masih mual kalau nyium bau AC mobil." Aira menenggak susu miliknya.

"Aira, kamu masih mual-mual kalau naik mobil?" tanya Papa Tomi, suami Mama Sofia.

"Masih Pa," jawab Aira.

"Kemarin mama buka jendela mobilnya sampai sekolah, Aira masih belum terbiasa, Pa. Makanya mama suruh Abi jemput Aira," sahut Mama Sofia, memaklumi kondisi Aira yang memang tidak terbiasa naik mobil.

Papa hanya manggut-manggut dan kembali menyeruput kopinya.

"Kita berangkat dulu, Ma. Pa."

Sepasang anak kembar itu bergantian menyalami kedua orang tuanya. Lalu, mereka berangkat sekolah bersama. Abi mengantar Aira sampai depan sekolahnya, bersamaan dengan datangnya beberapa murid sekolah SMK 2.

"Kamu nanti jemput aku 'kan?" tanya Aira sambil mengulurkan helm pada Abi.

"Pastinya, tungguin kalau aku belum datang," jawab Abi.

Aira mengangguk, lalu ia masuk ke gerbang sekolahnya. Sudah ada Rafka yang menunggu di parkiran sekolah.

"Ra." Seseorang menepuk pundak Aira sebelum Rafka mendekatinya.

"Hai, Dewi. Baru datang juga?" tanya Aira basa-basi.

"Iya nih, kok lo tadi dianter sama anak SMA 5 sih?" tanya Dewi.

"Iya, dia kembaran aku," jawab Aira.

"Apa? Elo kembarannya Abi?"

🦋🦋🦋🦋

Iya Bang, batu sadar ya? Eh iya, sainganmu bukan Abi, tapi abangmu sendiri 😂😂😂😂 (Othor ketawa jahat)

Jangan lupa jempol dan komen terbaiknya. Makasih Sayangnya Mas Rafka(tapi bo.ong) 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Jangan menilai buku dari sampulnya doang,Belom tentu baik di luar baik pula didlm nya,Dan belum tentu yg kita liat brandalan itu jahat orang nya,Jadi inti nya,JANGAN TERTIPU DENGAN PENAMPILAN LUARAN SESEORANG..

2024-01-22

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah kan pasti mama mereka sahabatan,Wah keknya Rafka keduluan sama Revan...

2024-01-22

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waahh boleh juga tuh ide nya..👏👏👍👍😜😜

2024-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!