AYRAFKA (Jodoh Impian)

AYRAFKA (Jodoh Impian)

Bab 1

Seorang siswi baru dengan paras cantik, kulit putih bersih, dan rambut hitam panjang yang tergerai, baru saja turun dari mobilnya.

"Siapa dia?"

"Wah, cantik sekali!"

"Sepertinya murid baru."

"Jurusan apa dia?"

Para siswa yang masih berada di parkiran, saling berbisik melihat kedatangan Ayra—sang murid baru.

"Permisi, ruang guru di mana, ya?" tanya gadis yang bersama Aira itu.

"Di sana, ayo aku antar!" jawab salah satu siswi.

"Aku Aira, pindahan dari Surabaya." Aira mengulurkan tangan pada siswi yang menawarkan diri untuk mengantarnya ke ruangan guru.

"Oh, aku Vanya. Murid baru ya?"

"Iya."

Aira dan Vanya berjalan lebih dulu, sedangkan wanita yang bersama Aira, lebih tepatnya ibu dari Aira mengikuti di belakang mereka. Sesekali Aira menoleh ke belakang, dan ibunya akan tersenyum, seakan mengatakan pada Ayra 'semua akan baik-baik saja'

Sesampainya di ruangan guru, semua berkas Aira dicek. Aira dan ibunya berhadapan langsung dengan Kepala Sekolah yang ternyata teman kuliah ibunya Aira.

"Saya sudah lihat semua nilai kamu, termasuk sertifikat prakerin kamu. Good. Kamu akan masuk ke kelas dua belas multimedia satu. Itu kelas unggulan di sekolah kita," kata Kepala Sekolah dengan bangga.

"Jadi, Aira bisa langsung ke kelasnya?"

"Ya, wali kelasnya yang akan mengantar. Kamu nikmati saja kopinya, sambil kita ngobrol-ngobrol," kata Kepala Sekolah.

"Terima kasih, Bu."

Setelahnya, Aira diantarkan ke ruang kelasnya oleh seorang guru yang menjadi wali kelas Aira. Kelas Aira ada di lantai bawah, tepatnya di ujung yang cukup jauh dari ruangan guru. Mereka melewati beberapa kelas yang isinya laki-laki semua, terlihat dari jendela kaca yang gordinnya tersingkap.

"Rafka tunggu!" pangggil Wali Kelas Aira saat seorang cowok yang entah datang dari mana, akan masuk ke kelasnya.

"Iya, Bu Dina," jawab Cowok dengan tinggi badan 188 cm itu.

"Saya antar murid baru kelas saya, kamu bagi ini ya." Wali Kelas bernama Dina itu memberikan setumpuk buku pada cowok bernama Rafka itu.

Aira terkagum dengan ketampanan cowok yang kemudian masuk kelas XII KR 1 itu. Sementara itu, teman-teman Rafka, sedari tadi hanya bengong menatap murid baru di sekolah mereka. Mereka bersorak dan berteriak ingin tahu nama murid baru yang bersama guru Bimbingan Konseling mereka. Sedangkan Aira dan Bu Dina—Wali Kelas Aira, berjalan menuju kelas Aira.

"Aira, ayo masuk, saya akan memperkenalkan kamu dengan teman-teman kamu."

Aira mengangguk, lalu ia mengikuti Bu Dina masuk kelas. Teman-teman baru Aira menatapnya dengan tatapan kagum. Jantung Aira berdetak dengan cepat saat Bu Dina memintanya memperkenalkan diri.

Aira melihat satu per satu teman-teman barunya. Ia tersenyum saat sosok Vanya melambaikan tangan padanya.

"Hai semuanya, namaku Annisa Humaira, panggil aja Aira. Aku pindahan dari SMK di Surabaya."

"Wah, arek suroboyo. Bukan bonita, 'kan?" sahut salah satu teman kelas Aira.

Gadis itu hanya tersenyum. Walau dari kota itu, tetapi ia bukanlah penggemar sepak bola seperti yang temannya itu katakan.

Perkenalan singkat itu mendapat sambutan meriah dari teman-temannya.

Setelahnya, Bu Dina mengatur duduk Aira di samping Vanya yang kebetulan memang kosong. Kemudian, Bu Dina meninggalkan kelas karena memang ini bukan jamnya mengajar di kelas Aira.

"Aira, kita sekelas ternyata," kata Vanya yang menyambut Aira sambil tersenyum.

"Iya, Van. Oh iya, kamu mau nggak jadi temen aku?" tanya Aira.

"Pasti dong."

Mereka berdua pun saling tersenyum, lalu guru yang mengisi kelas mereka datang. Jam pertama ini, kelas Aira mendapatkan pelajaran Fisika. Pelajaran pertama itu berlangsung normal, Aira bisa memahami semua yang guru laki-laki itu ucapkan, karena memang dia termasuk murid yang cerdas.

Kini, saatnya mereka beristirahat. Kelas Aira cukup dekat dengan kantin, sehingga siswa lain yang ingin ke kantin, pasti akan melewati kelasnya.

"Kantin yuk, kamu harus coba tempe goreng buatan Mbak Rini, enak banget soalnya," ajak Vanya.

Ayra mengangguk, ia mengambil dompet dari tasnya, lalu mereka keluar dari kelasnya. Mereka tidak hanya berdua, beberapa teman laki-laki yang jarang ke kantin itu juga mengikuti langkah Aira. Teman laki-laki itu adalah Dito dan Kevin, Dito adalah ketua kelas di kelas Aira.

"Aira, lo cantik banget, pasti lo udah punya cowok ya?" tanya Dito, temen sekelas Aira.

Aira menggeleng, lalu ia berkata, "Belum, aku bahkan nggak kepikiran soal pacar." Ia tersenyum pada Dito yang berjalan di belakangnya. Pandangan matanya tanpa sengaja menangkap sosok laki-laki yang ia tahu namanya Rafka. Laki-laki dengan tinggi sempurna itu hanya diam sambil terus berjalan.

"Cewek secantik kamu pasti banyak yang naksir, sampai-sampai kamu bingung mau pilih yang mana? Iya 'kan?" Dito kembali menanyakan hal yang membuat Aira tersenyum getir.

Sebenarnya, hari pertama ini sangat di luar dugaannya. Sejak tinggal di Jakarta beberapa hari ini, ibu kandungnya merubah total penampilan Aira. Ia tidak lagi kusam seperti sebelumnya. Aira yang dulu tidak terawat, kini menjelma menjadi gadis cantik setelah bertemu ibu kandungnya.

Mereka sampai di kantin sekolah yang sudah penuh. Beberapa siswa mengantri dan meminta cepat dilayani.

"Ra, kamu mau makan apa biar aku yang pesen?" tanya Vanya.

"Bakso aja deh," jawab Aira setelah melihat menu makanan yang terpajang di salah satu dinding kantin.

Aira dan Dito duduk di kursi yang sudah mereka pilih, sedangkan Vanya dan Kevin memesan makanan.

"Kamu tinggal di Surabaya mana?" tanya Dito.

Fokus Aira bukan pada Dito, tetapi pada cowok bernama Rafka yang baru masuk kantin bersama dua temannya.

"Ra." Dito memanggil gadis itu. "Aira," panggilnya lagi, kali ini nadanya sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.

"Hah, iya." Aira menyelipkan rambutnya ke belakang. Ia berdebar-debar karena Dito membuatnya terkejut.

Sementara Rafka, cowok itu memperhatikan Aira dengan raut wajah yang datar.

"Kamu kenapa?"

"Nggak kok, nggak apa-apa." Ayra mengambil satu tempe goreng yang memang tersedia di piring. Siapa yang ingin makan tinggal ambil, asal tidak lupa membayar.

"Kamu lihatin apa sih?" tanya Dito yang sadar Aira memperhatikan seseorang di belakangnya. Ia menoleh dan melihat sosok Rafka yang duduk tenang. "Oh, kamu lihatin Rafka?"

"Nggak kok," sahut Aira dengan cepat.

Tiba-tiba ponsel Aira berdering, satu panggilan dari Abi membuatnya dengan cepat menjawab panggilan itu.

"Hai Ra. Gimana sekolahnya, aman?" tanya laki-laki bernama Abi yang menelepon Ayra.

"Em, aman kok, asik juga," jawab Aira.

"Oke, nanti aku jemput, kamu tunggu ya," kata laki-laki itu.

"Iya, kan kamu udah bilang berkali-kali," balas Aira yang tidak bisa menyembunyikan senyumnya.

"Oke, aku matiin ya, kayaknya kamu lagi di kantin, rame banget."

"Iya, aku emang lagi di kantin, nanti kabarin kalau udah sampai," kata Aira.

"Siap."

Kemudian, panggilan terputus, dan Aira tersenyum memperhatikan fotonya bersama Abi yang digunakan sebagai foto profil Abi.

"Siapa?" tanya Dito.

"Someone special," jawab Aira.

Tanpa Aira tahu, Rafka memperhatikan dan mendengar apa yang Aira katakan.

🦋🦋🦋🦋

Hai, ketemu aku lagi. Itta Haruka. Gimana seru nggak? Like dan Komen ya 😉😉 Jangan lupa tekan favorite ❤

Terpopuler

Comments

Griselda Nirbita

Griselda Nirbita

someone special??? siapakah dia???

2024-09-16

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Seru keknya,mampir thor🙋🙋

2024-01-22

1

🥰Siti Hindun

🥰Siti Hindun

hai😊😊Aku mmpir Ka..

2023-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!