Marvel menggulum senyum mendengar penjelasan Siska, itu artinya bukan mamanya Siska khawatir makanya menelpon Yuda, tetapi kemungkinan Yuda yang ingin mengajak Siska keluar.
“ ya udah, berarti gak apa kalo gue anter”. Ujar Marvel menyuruh Siska menaiki motornya dan menjulurkan helm.
Siska hanya termenung menatap helm yang diulurkan Marvel. Marvel yang melihat itu turun dari motornya dan memakai helm dikepala Siska. Degupan jantung kembali menghiasi sisi ruang ditubuh mereka.
“ lo udah kerumah gue, jadi biarin gue nganter lo balik, kata lo gue harus jadi manusia kan?”. Marvel kembali menduduki jok motornya .
“ tapi gue…”
“ mau naik sendiri atau gue gendong?”. Marvel menyunggingkan sudut bibirnya dan menaik turunkan alisnya.
“ i.. iya gue naik, maksa banget sih jadi orang”. Siska berpegangan pada bahu Marvel dan naik keatas motor Marvel.
“ pegangan yang bener, lo gak mau kan kayak kemaren”. Ledek Marvel tersenyum sinis mengingat saat dia sengaja tiba – tiba mnegenderai motornya dengan kecepatan penuh.
“ awas aja ya lo kalo cari kesempatan dalam kesempitan, gue bunuh lo”. Ketus Siska kesal menujukkan kepan tangan nya.
“ hahhaha, lo mau bunuh gue, gak salah denger ni, ngeliat kucing berdarah aja lo nangis apalagi mau bunuh gue”. Sindir Marvel karena tau gadis itu hanya mengertaknya saja dan menghempaskan kepalan tangan Siska disamping wajahnya.
“ ish, nyebelin banget sih lo”. Siska memegang jaket Marvel dan menekuk wajah cemberutnya.
Marvel yang dapat melihat wajah kusut Siska yang lucu dari spion motornya, kembali menyunggingkan senyumnya dan menarik kedua tangan Siska melingkarkan diperutnya.
“ gue gak punya sealbelt yang biasanya dipake sama emak – emak pas bawa anaknya, jadi lo gini aja biar aman”. Ujar Marvel melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
“ lo pikir gue bocah apaan?” ketus Siska dibalik punggung Marvel.
“ bocah ingusan”. Ujar Marvel kembali tertawa ditengah nyaring deruan motornya.
“ sialan lo”. Siska mencubit perut Marvel karena kesal.
“ woi, hobi banget lo nyubit tiap gue bonceng”. Ketus Marvel menerima cubitan dari Siska.
“ biarin”. Kesal Siska namun berpengan erat pada perut Marvel.
Setelah menerpa jalanan, Marvel menghentikan motornya didepan rumah Siska. Siska turun dari motor Marvel dan melepaskan helm nya.
“ eu makasih udah nganterin gue”. Siska memberikan helm kepada Marvel.
“ ok, gue pergi …”. Obrolan keduanya terhenti saat wanita berumur sekitar 40 an menghampiri mereka.
“ eh kok main pergi terus, Siska kamu kenapa gak ngajak masuk dulu, kamu Marvel kan?”. Tanya wanita itu.
“ ish apaan sih ma, orang dia mau balik kan?” pelotot Siska meminta persetujuan Marvel.
“ eh iya saya Marvel tante”. Marvel turun dari motornya dan menyalami mamanya Siska.
“ masuk dulu yuk, Siska emang gitu dia, cuek sama cowok”. Ucap buk Nia mamanya Siska.
“ eum gak usah tante, lain kali aja, lagian kalo saya masuk nanti ada yang harus operasi mata karena matanya melotot terus, serem kan tan”. Jelas Marvel tersenyum sinis melihat kearah Siska.
“ Siska”. Bisik buk nia menyubit lengan Siska.
“ ih mama, sakit tau, lagian dia emang mau pergi ma, bukan aku yang nyuruh”. Ketus Siska mengusap lengannya.
“ iya tan, aku emang harus pergi dulu, lain kali aja ya tante aku mampirnya”. Ucap Marvel menggulum senyum melihat tingkan anak ibu didepannya.
“ ya udah deh, hati – hati ya”. Ucap Buk Nia melihat Marvel yang menyalaminya dan bersiap pergi.
“ iya tante, duluan ya”. Pamit Marvel menjalankan motornya.
Setelah menatap kepergian Marvel, kedua ibu anak itu pun saling menatap satu sama lain. Siska yang melihat ibunya yang akan melayangkan banyak pertanyaan kepadanya langsung berlari memasuki rumahnya.
“ Siska berhenti disitu, atau mama gak masak makanan kesukaan kamu malam ini”. Ancam Buk Nia mengehentikan Siska yang tengah menaiki anak tangga.
“ mama kok gitu sih sama anaknya sendiri”. Siska membalikkan badannya dan menghampiri mamanya yang sudah duduk di sofa.
“ terserah, sekarang kamu cerita ke mama, kamu sama Marvel..”. Buk Nia menggantungkan ucapanya dan memasang wajah menelisik diwajah cantiknya.
“ kan siska udah cerita ke mama semalam, aku sama Marvel cuma temenan aja dan ngebantuin dia atas perintah buk rini ma, jangan aneh – aneh deh”. Jelas Siska kesal menjelaskan kembali kepada mamanya yang kepo itu.
“ kalo sama Yuda, gimana kaliannya?, tadi Yuda nelpon mama tanyain kamu”. Penasaran buk nia karena tumben Yuda menelpon dirinya untuk menanyakan Siska.
“ aku sama kak Yuda juga temenan ma, kita berdua temenan dari SMP, mama juga tau soal ini, kenapa tiba \= tiba mama Tanya gitu sih?”. Jelas Siska lagi.
“ tapi kayaknya dia suka sama kamu deh, ingat kata mama, kalo gak suka bilang gak suka, jangan php in anak orang, nanti kamu kena karma loh”. Saran Buk Nia pada Siska.
“ iya mama kusayang, lagian gimana aku mau bilang aku gak suka sama dia, orang kak Yuda nya aja gak pernah bilang dia suka sama aku”. Terang Siska lagi memeluk mamanya.
“ Yuda padahal ganteng tau, pintar, sopan, kok bisa kamu gak suka sama Yuda sih?”. Tanya buk Nia lagi.
“ aku udah nyaman temenan aja sama kak Yuda ma, aku gak mau hubungan pertemanan kita berdua rusak karena hal yang gituan, lagian ya banyak banget cewek yang suka sama dia, males ditatap sinis mulu sama mereka”. Ujar Siska menjelaskan persaannya tentang Yuda pada mamanya.
“ hmmm, kalo Marvel banyak yang suka gak?”. Tanya Buk nia menautkan alisnya.
“ mama ih, nyebelin banget sih, udah ah anak mama ini mau mandi dulu habistu makan deh, ok?”. Ujar Siska melepaskan pelukan mamanya dan berlari menuju kamarnya.
Buk Nia menggulum senyum melihat tingkah anaknya walaupun sudah remaja tapi masih membuatanya gemas.
Disisi lain Siska langsung merebahkan dirinya diatas kasur untuk melepaskan penatnya sejenak sebelum bergulat dengan air yang biasanya pada hari pekan hanya sekali dia melakukannya. Namun hari ini karena beraktivitas diluar, Siska harus bergulat kembali untuk kedua kalinya hari ini.
Siska mengusap layar ponselnya, banyak pesan dan panggilan dari Kak Yuda tertera disana. Yuda mengajak Siska keluar untuk meminta maaf karena dirinya telah menyebabkan Siska dirundung oleh Winda dan kawan – kawannya.
Yuda juga menjelaskan bahwa dia ingin mempertemukan Siska dengan mereka, Winda dan teman – temannya akan meminta maaf secara langsung kepada Siska dan tidak akan berani mengulanginya.
Siska menghela nafas saat mengingat kejadian peundungan itu, jari jemarinya bertautan mengetik balasan yang akan dia kirimkan kepada Yuda.
Siska mengatakan bahwa dia baik – baik saja dan Yuda tidak perlu meminta maaf atas hal itu. Siska juga menerangkan bahwa dia tidak butuh permintaan maaf dari Winda dan teman – temanya karena keterpaksaan. Jadi Siska meminta kepada Yuda untuk berhenti menghukum winda.
Mohon dukungannya para readers yang ikutin cerita ini, jangan lupa kasih like untuk setiap partnya ya, agar cerita ini semakin berkembang , terimakasih :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
manda_
semangat buat up lagi ya ditunggu thor
2022-02-04
0
Liza Iska
Maaf karena belum up dan membuat kalian menunggu, dikarenakan saya sedang demam jadi pas mau nulis langsung pusing, nanti kalo sudah baikan bakalan double up sebagai gantinya
2022-01-20
0
Sintya
lanjut thor
2022-01-18
0