Bab 8 : Game
Suasana sekolah kembali ramai dengan alunan deruan kendaraan para siswa, tepukan langkah kaki serta tawa riang mereka. Nuansa pagi seperti ini selalu menjadi gambaran kegiatan mereka setiap harinya.
Siska bersama kedua temannya bercanda riang menuju ke kelas, namun langkah mereka terhenti saat Yuda dan Cs Mike menyapa dan menghampiri mereka.
“ Siska, boleh ngomong bentar gak? ”. Sapa Yuda saat melihat siska dan menghampirinya.
“ hmm, mau ngomong apa ya kak? ”. Ucap Siska sambil melirik dan memegang tangan kedua temannya seolah meminta mereka untuk tetap bersamanya.
“ Aku cuma mau minta maaf masalah kemarin”. Ujar Yuda saat melihat Siska menjaga jarak darinya.
“ kak Yuda kan udah minta maaf kemarin, lagian yang salah kan orang lain, ngapain kakak minta maaf ”. Seru Siska dengan nada kesal dan menatap Mike disamping Yuda dengan mata malas.
“ Kalo gak marah, kenapa aku chat sama telepon gak kamu bales ”. Seru Yuda meminta penjelasan sama Siska.
“ Aku lagi kurangin main hp kak, maaf kita buru – buru ni, iyakan? ”. Jawab Siska dan meminta persetujuan dari teman – temannya.
“ eh iya ni, kita ada jadwal piket jadi buru – buru hehehe ”. Ucap May merasakan sakit ditangannya akibat cubitan Siska.
“ iya kita buru – buru ”. Timpal Adel yang juga mengalami hal yang sama dengan May.
“ Tunggu, gue yang salah bukan Yuda, jadi kalo marah sama gue aja jangan lampiasin ke Yuda ”. Sarkas Mike saat menghadang Siska yang akan berlangkah pergi.
“ emang kak Mike yang salah, dan seharusnya kakak minta maaf sama Marvel ”. Ucap Siska masih menatap jengah Mike.
“ gue minta maaf sama dia, heh gak akan ”. Jawab Mike dengan senyum sinis.
“ Ya udah kalo gak mau, awas kita mau lewat ”. Ucap Siska ketus dan menarik tangan kedua temannya untuk berlalu.
“ Siska, jangan lupa nanti kita ada rapat proker ”. Teriak Yuda saat melihat Siska pergi.
“ iya ”. Balas Siska tanpa membalikkan badannya dan terus berlalu pergi.
“ Lo tunggu aja, dia gak akan cuekin lo lagi kok kalo dia dah tenang ”. Mike menepuk bahu Yuda dan mengajaknya pergi.
Sesampainya dikelas Siska langsung mendudukkan dirinya dengan kasar, Siska masih kesal karena Mike membuat masalah dengan Marvel menggunakan namanya.
Yuda memang telah menghubunginya beberapa kali, tetapi dia tidak mengubrisnya karena Yuda pasti menjadi alasan Mike berurusan dengan Marvel. Mike akan melakukan apapun jika menyangkut temannya Yuda.
Siska tau sikap Yuda memang sangat berbeda kepadanya, bahkan teman – temannya selalu mengingatkan Siska bahwa sikap Yuda seperti itu karena menyukainya.
Bukan hanya itu, Yuda juga tidak terusik dengan tanggapan para siswa yang mengatakan mereka pasangan bahkan selalu menjadikan pasangan goals impian.
“ lo marah sama Yuda? ”. Tanya Adel melihat gurat kesal diwajah Siska.
“ Gak juga, tapi gue pengen jaga jarak aja dari dia ”. Jawab Siska seadanya.
“ Lo gila ya, cogan impian semua cewek seantero sekolah ini lo php in? ”. Sarkas May kaget mendengar penuturan Siska.
“ Gue gak php in kak yuda kok, kita itu dari masih kecil udah temenan, cuma males aja makin kesini interaksi sosial gue makin terganggu tau gak”. Jelas Siska masih bête.
“ gak salah denger gue, dulu lo gak pernah risih banyak cewek yang iri sama lo karena dekat Yuda, lah sekarang…” . Adel menghentikan ucapannya dan tersenyum melihat kearah May dan Siska.
“ sekarang apa? ”. Jawab Siska bingung menatap kedua temannya.
“ lo keberatan kalo lo harus jauh – jauh dari Marvel, atau jangan – jangan lo suka sama dia ”. Seru May dengan mata berbinar melihat Siska.
“ enak aja lo pada, ya kagak lah ”. Ucap Siska cepat tak terima tuduhan kedua temannya.
“ yakan siapa tau, dulu pas Kevin ngedekatin lo, Mike juga ngelakuin hal yang sama, tapi lo diam aja, malahan nih ya, lo minta Kevin buat jaga jarak, artinya lo gak keganggu apa yang dilakuin Mike ”. Jelas Adel.
“ Itukan beda, kalian sendiri tau Kevin sama kak Mike musuhan, selain aku juga gak ada perasaan sama Kevin aku juga gak mau Kevin berurusan sama kak Mike”. Balas Siska.
“ berarti sekarang lo punya perasaan sama Marvel? ”. Tanya May masih mengharapkan jawaban dari Siska.
“ ih bukan itu, Marvel adalah misi gue dari buk Rini, makanya gue harus selesain ini, udah ah bel dah bunyi tu, gak usah ngawur yang gak jelas kalian ”.
Untungnya bel tanda masuk berbunyi, sehingga Siska dapat mengakhiri pertanyaan aneh dari kedua temannya itu.
Aktivitas belajar pun dimulai, selama proses belajar Marvel sibuk main game di hpnya bersama Andi dan Kevin secara diam – diam.
Sesekali Siska menegur Marvel, tetapi teguran itu hanya sesaat diindahkannya. Saat melihat Siska kembali fokus belajar, Marvel kembali memainkan game nya.
Siska hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Marvel, cowok disampingnya ini masih belum berubah saat mengikuti proses belajar. Semakin Siska menegurnya, maka semakin pula Marvel tidak mendengarkannya.
“ lo itu bisa berhenti main game gak sih ”. Bisik Siska memperingati Marvel.
“ gak bisa”. Balas Marvel.
“ Simpan gak hp nya ”.
“ Gak”.
“ Simpan sekarang, kalo gak”
“ kalo gak kenapa?, lo mau kasih tau guru, silahkan, itu yang gue mau”. Ucap Marvel Sinis.
“ lo itu ya”. Geram Siska Menghadapi Marvel.
“ Siska, Marvel, kalian berdua bangun kedepan dan kerjakan soal yang ada di papan tulis ”. Tegur Buk Vera dan meminta mereka mengerjakan soal matematika.
“ baik buk”.
Keduanya bangun kedepan dan mengerjakan soal disana. Tidak butuh waktu lama bagi Siska untuk menjabarkan cara pemecahan soal itu.
Marvel yang awalnya tidak mengerti, kemudian melirik cara Siska memecahkan jawaban soal. Marvel yang kemudian paham rumus intinya juga mulai mengerjakannya.
“ Saya sudah selesai buk ”. Ucap Siska memperlihatkan jawabannya.
“ baik silahkan duduk, dan ingat jangan berbicara ketika saya menjelaskan ”. Ujar Buk Vera.
“ baik buk”. Ucap Siska seraya ingin duduk kembali.
“ Saya juga sudah siap buk ”. Timpal Marvel.
Semuanya memperhatikan jawaban Marvel dan jawabannya dibenarkan Buk Vera. Tatapan kagum kembali disematkan pada Marvel, bagaimana tidak, Marvel yang sedari tadi tidak mengindahkan penjelasan Buk Vera tetapi bisa menjawab soal itu dengan benar.
“ gila vin, pinter juga ternyata tu anak ”. Bisik Andi pada Kevin.
“ Semua orang juga pintar, cuman elo doang yang goblok ”. Jawab Kevin mentoyor kepala Andi.
“ Ck, elo juga bego”. Balas Andi tak terima.
“ gue mah lumayan, peringkat 22 dari 23 siswa. Lah elo 23 ”. Sindir Kevin seringai.
“ Sama aja kampret ”. Sahut Andi.
“ Andi Kevin, sekarang kalian berdua yang maju kedepan dan kerjakan soal selanjutnya ”. Ujar Buk Vera.
“ Eh kok kita buk, gak salah nunjuk, nanti kecewa loh, hehehehe”. Jawab Andi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“ Maju kedepan, atau kalian keluar…. ” .
Kring…….( bel berbunyi)
“ hem kita keluar aja buk, udah istirahat, hehehe”. Tukas Kevin menggulum senyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up 🤣🤣😂😂
2022-02-04
0
Sri Yani
😂😂jadi ingat masa sekolah dulu
2022-01-07
0