Raut muka sok tegar Siska menjadi pemandangan yang lucu bagi Marvel, bagaimana tidak, muka merah dengan hidung yang kembang kempis dan bola mata yang menahan air mata agar tidak terjatuh darinya.
Marvel kembali menahan tawa gelak mengunci rapat mulutnya, dengan gaya cool memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana dan membuang mukanya kearah yang lain. Muka Siska semakin memerah karena malu dan menatap jengah ke arah Marvel.
“ Udah puas lo ketawain gue?”. Kesal Siska melihat Marvel menertawakannya.
“ Siapa yang ketawain lo, gue diam aja dari tadi, hehhh”. Sahut Marvel semakin menahan tawanya.
“ lo ketawain gue dalam hati sama pikiran lo, itu bahu lo naik turun sama mata lo berbinar gitu, ya pasti lo ketawain gue kan”. Utas Siska lagi.
“ Sok pinter banget sih lo ngenilai orang, lagian bukannya bilang terimakasih tapi malah nuduh gue”. Sahut Marvel kembali dengan muka dinginnya.
“ Iya makasih udah nolongin gue, nanti gue traktir es krim deh”. Ucap Siska tulus.
“ es krim doing nih, yah gak senilai dong sama rasa sakit bahu gue”. Jawab Marvel dengan juteknya.
“ Bahu lo kenapa? Perasaan Winda gak sempat nyakar lo deh tadi”. Ucap Siska menghampiri Marvel berniat mengeceknya.
“ Yang kena cakar juga siapa, bahu gue sakit karena dobrak pintu tadi”. Jelas Marvel menghempaskan tangan Siska dibahunya.
“ bukannya di film itu kalo di gedung tua cukup ditendang pake kaki ya, apalagi pintu tadi gak kekunci kayaknya”. Jelas Siska sambil mengingat adegan drakor yang sering dinontonnya.
“ udah sama aja, yang penting tu pintu kebuka kan”. Ketus Marvel karena kebohongannya terungkap.
“ Iya juga sih, terus lo maunya apa kalo gak es krim”. Tanya Siska.
“ gue mau..”.
“ Jangan bilang lo gak mau belajar lagi sama gue, No, kalo itu gue gak bisa”. Jelas Siska menyilangkan tangannya didepan dada dan menatap tajam kearah Marvel.
“ Ck, gak jadi deh gue bebas”. Ucap Marvel jutek dan tersenyum sinis kepada Siska.
“ Lo boleh minta apa aja selain itu sama…”. Ucapan Siska terhenti kemudian menggigit bibirnya sendiri yang terasa kelu.
“ Sama apa?”. Usil Marvel berjalan kearah Siska dan menundukkan kepalanya agar sejajar dengan Siska.
Detakan jantung siapa yang bergejolak cepat seakan – akan berlomba diantara keduanya. Sika yang kaget membulatkan matanya dan menelah air ludahnya serta tanpa diundang rona malu dipinya semakin memerah.
Siska memilih mundur dan membalikkan badannya dan menepuk dadanya agar jantungmya berhenti berdansa disana. Marvel semakin mengulum senyumnya, entah senyum devil atau senyum bermakna lainnya yang kini menghiasi muka tampannya.
“pokonya lo minta jangan yang aneh – aneh deh, pasti gue kabulin”. Ujar Siska setelah selesai mengontrol hatinya.
“ Ok, gue tagih pas gue butuh”. Ucap Marvel berjalan ke pembatas atap.
“ lagian lo kenapa bisa berurusan sama mereka sih”. Tanya Marvel yang penasaran akan kejadian tadi dengan menyenderkan dirinya pada tembok pembatas.
“ Gue juga gak tau kenapa mereka marah sama gue, tapi intinya mereka gak mau aku dekat – dekat sama kak Yuda”. Jelas Siska mengampiri Marvel melakukan hal yang sama seperti Marvel.
“ Emang lo dekat sama cowok itu?”. Tanya Marvel dengan nada sedikit penekanan.
“ Gue sama kak Yuda udah berteman dari SMP, orang tua kita juga berteman, makanya dia itu udah gue anggap sahabat gue”. Jelas Siska.
“ Gak ada yang namanya sahabat atau berteman dekat antara cewek sama cowok, pasti ada salah satu diantara keduanya yang punya perasaan lebih”. Ujar Marvel.
“ emang lo pernah ngerasain? sama siapa?”. Tanya Siska kini dia yang mulai penasaran.
“ gue sering denger kata bijak gitu”. Jawab Marvel tersenyum.
“ bagus deh setidaknya ada yang lo baca, meski lo gak ada bijak – bijaknya”. Balas Siska dengan senyum sinis.
“ Sialan lo”. Ketus Marvel.
“ Emang bener, tapi tadi lumayan bijak sih”. Jawab Siska dengan ulaman senyum diwajahnya yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Marvel.
“ Emang sahabat lo sebijak apa, sampe ada cewek yang ngerundung lo gara – gara dia”. Balas Marvel yang masih penasaran.
“ ya kalo dia gak bijak dia gak akan jadi ketua OSIS, dan karena dia bijak ditambah mukanya yang, ya pasti banyak cewek – cewek yang suka sama dia, ya macam Winda tadi ”.
“ terus urusannya sama lo apa?”. Tanya Marvel lagi.
“ ya pasti mereka gak mau aku dekat sama kak Yuda lah”. Sahut Siska jutek.
“ Yakin itu aja, bukannya mereka marah karena Si OSIS suka sama lo”. Ucap Marvel lagi.
“ heh, untuk itu gue gak tau, toh orangnya gak pernah bilang”. Jelas Siska.
“ Kalo dia bilang lo mau?”.
“ lo lucu deh, kan gue udah bilang gue sama kak Yuda itu cuma sahabat gak lebih”.
“ yakan itu menurut lo”. Ucap Marvel.
“ Udah ah, capek gue ngomong sama lo terus, gue balik ke ruang OSIS dulu, pasti mereka pada nyariin gue, udah Hp gue mati lagi”. Ujar Siska hendak pergi.
“ hmm pantes”. Kata – kata itu terlontar begitu saja dan membuat Siska mengernyit keheranan dan menguburkan niatnya untu pergi.
“ Pantes kenapa?”. Tanya Siska.
“ emm, enggak ada”. Marvel berbohong dan memalingkan mukanya dari Siska.
[‘ Ck sialan, hampir gue kecoplosan tadi’]. Gumam Marvel dalam hati.
“ oe gue pikir ada yang nunggu pesan dari gue, syukur deh kalo gak ada”. Celoteh Siska tersenyum.
[‘kata May sama Adel ni anak ngelamun terus dikelas sambil liat kursi gue, kena kan lo sekarang’]. Gumam Siska mengingat pesan grup yang dilontarkan May dan Adel yang menceritakan tingkah Marvel dikelas.
“ Dih, ngapain gue mikirin elo”. Sinis Marvel.
“ hem, jadi sampe dipikirin gitu, gue pikir lo Cuma nunggu pesan dari gue aja”. Ujar Siska tersenyum devil.
“ gak usah kepedean lo, malah gue senang lo gak ada, gue bebas”. Sahut Marvel ketus.
“ ya ya ya, gue percaya kok”. Jawab Siska dengan senyum meremehkan.
“ terus ngapain lo masih disini, bukannya tadi lo males ngomong sama gue, sekarang kenapa betah”. Balas Marvel seringai.
“ ish dasar, iya ini gue pergi”. Kesal Siska hendak pergi dan tanpa sengaja menginjak tali sepatunya yang terlepas dan hampir terjatuh.
“ eh, kok gue gak jadi jatuh ya, kok malah kecekek sih”. Ujar Siska dengan suara parau karena tercekik.
Dengan sigap Marvel menarik kerah baju Siska dan menahannya agar tidak terjatuh, sehingga tanpa sadar Marvel membuat Siska tercekik dan langsung menariknya agar berdiri tegap.
“ nolongin orang yang bener dong, hampir mati gue jadinya”. Ketus Siska membenarkan bajunya.
“ kalo gak bener, lo gak akan hidup sekarang”. Sahut Marvel Sinis.
Marvel menjongkokkan tubuhnya dan mengikat tali sepatu Siska yang terlepas. Siska tertegun bahkan memundurkan kakinya, namun Marvel kembali menariknya dan membetulkan ikatan kedua tali sepatunya.
“ makasih”. Ucap Siska yang kembali merona.
“ gue kira lo pintar, ternyata ikat tali sepatu aja gak bisa, heh”. Remeh Marvel
“ hadeh, nyesel gue bilang makasih, dasar mulut comberan”. Jawab Siska kesal dan berlalu pergi dari sana.
“dasar ceroboh, bawel lagi, paket komplit”. Marvel hanya bisa mengeleng gelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah Siska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Reni
lanjuttt
2022-01-11
0
Nyoman Juniasih
next thor
2022-01-11
0
calon istri sjk:)
berapa hari sekali si thor upnya
nunggu2 tiap buka belum up terus
2022-01-11
3