Setelah pertemuan mereka di kampus pada waktu itu, kini Faris dan kedua wanita bercadar itu sudah tidak pernah lagi bertemu.
Tapi anehnya sekarang Faris terus memikirkan keduanya, bukan karna tertarik, melainkan Faris merasa kesal dengan sikap Nabil dan Mira, bisa-bisa nya mereka berdua membuat Tuan muda Faris diam tak berkutik.
Mengingat perkataan Mira, dan mengingat sikap Nabil yang menurutnya sok suci itu, Faris seperti merasa keduanya berbeda, karna baru kali ini ada wanita yang tidak tertarik melihat dirinya, Faris semakin penasaran terhadap keduanya yang di anggap misterius itu.
"Kalian sudah bermain-main dengan ku semut-semut kecil, lihat lah, kalian akan tau akibatnya saat kalian terjerat ke dalam susu yang aku umpan kan" batin Faris sambil tangan dia letakkan di bibir nya.
Lamunan Faris buyar, saat suara pintu ruangan nya di ketuk.
"Masuk!" ucap Faris menyuruh orang di balik pintu ruangan nya untuk masuk.
"Tuan, apa anda sudah siap! Kita akan berangkat ke cafe XX untuk bertemu dengan bapak umbara dari perusahaan EYE Croup!" ucap seorang yang sudah masuk ke dalam ruangan Faris.
"Heum... ayo kita berangkat sekarang Diki!" Faris langsung bangkit dan melangkah mendahului sekertaris nya.
Orang tersebut yang tidak lain adalah Diki membungkuk kan badannya saat Faris berjalan melewati dirinya.
Sekitar dua puluh menit mereka sudah sampai di cafe tersebut.
Mereka masuk ke dalam cafe dan langsung di sambut oleh Tn.Umbara bersama sekertaris nya.
"Selamat datang Tn.Bagaskara!" ucap Tn.Umbara sambil mengulurkan tangannya.
"Terimakasih Tn.Umbara, maaf membuat Tuan menunggu" jawab Faris menyambut uluran tangan Tn.Umbara.
"Ah, tidak mengapa saya juga baru sampai... mari silahkan duduk!"
Mereka pun duduk, ke empat nya pun memesan makanan untuk menemani mereka meeting.
Setelah makanan di antar, Diki langsung menyampaikan maksud dan tujuannya.
"Jadi seperti ini Tuan, karna ponsel yang saya iklan kan melalui perusahaan anda sangat laku bahkan terlaris, kami ingin mengajukan produk teknologi kami yang baru, yaitu tablet yang bisa di gunakan untuk segala hal, kami merancang nya dengan layar penuh, tidak ada tombol sedikit pun, semua lengkap, bahkan segala data mudah di simpan di dalam tablet tersebut, hingga kita sudah tidak membutuhkan laptop di saat meeting ataupun belajar, cukup dengan benda setipis ini, kita bisa dengan santai membawanya kemanapun!" jelas Diki yang membuat Tn.Umbara mengangguk-anggukan kepalanya.
Dia memang sudah tidak ragu dengan barang yang di keluarkan dari perusahaan Bagaskara ini.
Faris hanya diam melihat sang sekertaris menjelaskan semuanya.
Tanpa berfikir panjang, Tn.Umbara langsung menyetujui nya.
"Terimakasih Tuan!" setelah berjabat tangan, mereka pun berpisah.
Faris menyuruh Diki untuk pergi ke Bar, sebenarnya Diki merasa keberatan setiap kali Faris mengajak nya ke Bar, namun Diki tidak cukup berani untuk membantah setiap perintah dari Tuan mudanya itu.
...****************...
Malam pun tiba...
Di sebuah rumah, sepasang suami istri paruh baya sedang duduk di sofa.
Ummi Fatimah sedari tadi terus batuk-batuk, dia memegang dadanya yang terasa sakit, wajahnya juga terlihat pucat.
"Ummi... kita ke rumah sakit aja ya...! ajak aby Zainal kepada sang istri, namun Ummi Fatimah menggeleng.
"Tidak usah Aby, Ummi sudah meminum obat tadi, cukup istirahat saja pasti besok akan sembuh, insya Allah!" jawab Ummi Fatimah dengan suara lemahnya.
"Ya sudah kalau begitu, kita tidur saja ya!" ujar Aby lagi dengan penuh kesabaran dan kelembutan terhadap sang istri.
Ummi Fatimah pun mengangguk, sebenarnya dia sangat merindukan Nabil, namun demi pendidikan sang putri, sebisa mungkin dirinya akan menahan nya.
...****************...
Sedangkan Nabil sedang berada di dalam lokal, dia sedang mengajar kepada murid-muridnya.
"Jadi adik-adik sekalian, ada beberapa syarat sebelum kita melaksanakan, yang pertama yaitu menutup aurat, aurat kita perempuan saat di dalam sholat seluruh badan terkecuali wajah dan kedua telapak tangan, kemudian suci, baik suci diri kita, ataupun suci tempat, dan berikut nya sudah yakin akan masuknya waktu solat, dan menghadap ke kiblat, dari beberapa hal tersebut tidak boleh kita tinggalkan, jika kita tinggalkan maka solat kita tidak sah, paham adik-adik semua?" tanya Nabil dengan senyuman terpancar di balik cadar nya.
"Paham ustazah!" jawab mereka begitu kompak dan semangat.
"Alhamdulilah, jika begitu malam ini cukup sampai di sini dulu, mari sebelum kita turun kita bersalawat untuk nabi kita!"
Mereka pun melantunkan solawat dengan begitu merdu.
Setelah selesai, mereka semua mencium tangan Nabil lalu turun dari lokal tempat mereka belajar.
Nabil merapikan kitab dan juga sajadah yang dia bawa, namun Nabil melihat jika salah satu murid nya tampak murung dan tidak bersemangat.
.
.
.
.
.
~Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Safa
smngàt kk
2024-12-13
0
Kinay naluw
ibu pasti selalu merindukan anaknya.
2022-09-20
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓟𝓪 𝓾𝓶𝓲 𝓷𝔂𝓪 𝓝𝓪𝓫𝓲𝓵 𝓼𝓪𝓴𝓲𝓽 𝓹𝓪𝓻𝓪𝓱 𝔂𝓪 🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2022-09-02
0