Mendengar kata-kata Mira tentu langsung membuat hati Faris teriris, dia bahkan sudah sangat lama tidak mendalami agama, namun bukan nya merasa bersalah, dia malah marasa marah kepada Mira.
Kini Faris sedang berdiri tepat di depan mahasiswa dan siswi di dalam ruangan belajar dengan di dampingi oleh dosen yang memang dosen lokal mereka.
Ya, Faris masuk ke dalam lokal yang di tempati oleh Nabil dan Mira, diapun mulai menjelaskan tentang tanggung jawab sebagai pembisnis.
"Jika ingin berhasil dalam apapun yang menjadi usaha kita, yang terpenting adalah semangat, kemampuan dan perjuangan"
Siswa-siswa mendengarkan dengan begitu baik, meskipun kebanyakan dari siswa perempuan tidak menyimak apa yang di ucapkan Faris, karna mereka lebih fokus dengan ketampanan yang dimiliki oleh lelaki yang berdiri di hadapan mereka saat ini.
"Semangat, kita harus mempunyai semangat yang besar untuk memajukan usaha kita, karna jika semangat hilang dalam diri kita, maka apapun yang kita kerjakan tidak akan pernah berhasil" Faris memberikan wejangan yang panjang, sesuai dengan pengalaman yang di alami nya.
Mata Faris sedari tadi hanya tertuju ke pada dua perempuan yang sama-sama menggunakan pakaian tertutup, karna keduanya hanya melihat pada meja di depan mereka, tanpa melihat sekilas pun pada dirinya yang sedang menjelaskan, Ntah apa yang di fikirkan Faris, yang jelas tatapan nya tidak lepas dari Nabil dan Mira.
"Yang kedua kemampuan, kita harus memahami unsur-unsur dalam bisnis, cara berbisnis yang cepat menguntungkan kita, dan yang terutama dalam bisnis tidak mudah percaya kepada siapa pun, meski itu adalah saudara kita sendiri, karna dalam dunia bisnis semua orang ingin keuntungan, maka untuk itu semua orang bisa berbuat apapun yang bisa menguntungkan mereka" lanjut Faris lagi, dosen yang mendengar penjelasan Faris ikut mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Dan yang ketiga yaitu perjuangan, di saat semangat kita yang besar, kita juga sudah memahami unsur dari bisnis, namun kita masih gagal. Maka kita harus kembali berjuang, meski sudah terjatuh berkali-kali kita tetap harus bangkit dan berjuang" hanya tiga poin yang Faris berikan, namun cukup menjadi motivasi kepada mereka yang mendengar nya.
Faris yang merasa kesal kepada dua perempuan yang selalu menundukkan kepalanya langsung menyuruh salah satu dari mereka untuk maju ke depan.
"Kamu, silahkan maju ke depan" ucap Faris menunjuk ke bangku Mira dan Nabil.
"Siapa Pak?" tanya Nabil, kata kata pak yang dia lontarkan langsung menambah kemarahan Faris.
"Apa saya terlihat sangat tua" Batin Faris, tidak Terima di panggil pak.
"Ya kamu!" sebenarnya Faris ingin menyuruh orang yang di sebelah Nabil yang tak lain adalah Mira, karna kejadian saat masuk tadi, Mira yang begitu berani berkata hal demikian pada diri nya, tapi karna Nabil yang bertanya dan memanggil nya pak, akhirnya Faris menyuruh Nabil untuk ke depan.
Nabil berjalan, dan kini dia berdiri di depan semua teman kelasnya, Nabil berdiri sedikit lebih jauh dari Faris.
"Kamu ulangi semua yang saya katakan tadi, tidak boleh ada yang tinggal, jika kamu tidak bisa maka saya yang akan memberikan hukuman untuk kamu, saya tau kamu sedari tadi tidak menyimak ketika saya menjelaskan semuanya" perintah Faris dengan nada dingin.
Faris merasa jika keduanya tidak menyimak dirinya yang telah berbicara panjang lebar, Nabil merasa gemetaran mendengar perkataan Faris yang hampir seperti ancaman. Dia pun mulai mengulangi setiap kata yang merupakan poin penting yang di ucapkan Faris.
Dari pon pertama, kedua dan ketiga Nabil mengulang nya tanpa mengurangi satu katapun, Faris merasa terkejut mendengar itu semua, dia tidak menyangka jika Nabil mengulang persis yang dia ucapkan.
"Bagaimana Pak, apa saya boleh duduk?" tanya Nabil karna Faris tidak mengatakan apapun.
"Heum, silahkan kembali ke tempat duduk mu" ucap Faris tanpa melihat ke arah Nabil. Dia pun melanjutkan poin-poin berikut nya untuk mengurangi rasa canggung karna telah menuduh Nabil tidak menyimak, hingga memakan waktu dua jam.
Saat sudah selesai, Faris langsung keluar dan di ikuti kembali oleh dosen dan Diki, di perjalanan menuju ruangan dosen, Faris bertanya pada dosen yang mengikuti dirinya.
"Apa wanita itu selalu bersikap seperti itu?"tanya Faris yang merasa penasaran akan sosok Nabil.
"Maaf, siapa yang anda maksud Tuan?" dosen balik bertanya kepada Faris.
"Yang saya suruh ke depan, apa dia selalu menundukkan kepalanya walaupun saat anda memberikan materi di dalam kelas?" tanya Faris lagi, Diki hanya diam, dia tau jika Faris merasa kesal dengan kedua wanita tadi.
"Oh Nabil, dia memang seperti itu Tuan, tapi dia adalah murid berprestasi di dalam kelas, dia selalu mendapat kan nilai terbaik, seperti tadi Tuan lihat, dia bahkan bisa mengulang materi yang Tuan berikan tanpa tinggal satu kata pun"
Mendengar itu Faris kembali merasa kesal, dia yang ingin memberikan hukuman untuk Nabil malah dirinya yang merasa malu sendiri.Namun, dia mengagumi kemampuan Nabil yang sangat cepat tanggap, IQ yang di miliki Nabil di luar ekspektasi Faris, dia mengira jika Nabil hanya maha siswa biasa yang tidak terlalu pandai, apa lagi melihat cara Nabil mengikuti materi, karna Nabil sama sekali tidak melihat orang yang menjelaskan materi tersebut.
.
.
.
.
.~Bersambung.
...Oh ya, sambil menunggu author up lagi, kalian mampir yuk di karya temen aku, cerita nya sangat menarik....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Disma Wati
saran Thor, mungkin lebih tepatnya "kelas daripada lokal"
2023-10-09
0
abu😻acii
ngk sabar nungu mereka menikah
2023-07-22
0
Kinay naluw
cie cie mulai terpesona.
2022-09-20
0