Adinata Bagaskara Grup....
Faris sudah sampai di kantor nya, dia yang sudah di sambut asisten yang bernama Diki langsung melangkah masuk ke dalam ruang rapat.
"Mulai rapat nya, sudah berapa persen ponsel yang kita rancang bulan lalu?"
Salah satu dari karyawan nya bangun lalu menjelaskan.
"Rancangan ponsel HIGO sudah 99% pak, kami sudah mengaktifkan sistem nya, dan kami juga sudah menguji ketahanan ponsel HIGO, yang tahan banting juga tahan air, kami sudah merendam ponsel tersebut selama sehari semalam, dan semua sistem nya masih bekerja dengan baik"
"Kira kira kapan bisa kita pasarkan, berhubung ponsel unlimited edition yang kita keluarkan, sama seperti tahun lalu kita akan mengadakan pemasaran besar besaran, siapa yang berani mengambil dengan harga yang paling tinggi maka dia akan mendapatkan nya"
Perusahaan Bagaskara memang mengeluarkan barang-barang canggih unlimited edition setiap akhir tahun, dan perancang nya adalah Faris, dia merancang dengan usaha yang luar biasa, kadang Faris tidak tidur demi menyelesaikan pekerjaan nya, target nya apapun yang jadi rancangan nya lebih lama tiga bulan sudah rampung dalam pasaran, sedangkan para karyawan juga mulai lebih sibuk dengan pekerjaan mulai dari tiga bulan sebelum akhir tahun, mereka juga membantu rampung setiap benda yang di rancang oleh pimpinan perusahaan mereka.
Kali ini Faris merancang sebuah ponsel yang di namakan HIGO, ponsel yang berbentuk persegi empat begitu tipis jiga bening seperi kaca.
Namun meski begitu, ponsel tersebut bisa tahan banting dan juga tahan air, semua sistem lengkap, bahkan ponsel tersebut lengkap untuk mendeteksi data orang dengan hanya mengarah kan kamera pada orang yang ingin kita tau identitas nya.
"Baik, cek ulang kembali jangan ada sesuatu yang kurang, lihat data rancangan ku kembali"
"Pak Renald, apa semua aplikasi dari perusahaan bapak sudah tersimpan dalam ponsel tersebut?"
Tanya Faris pada salah satu rekan bisnis yang bekerja sama dengan perusahaan nya, perusahaan pak Renald adalah perusahaan pencipta Aplikasi.
"Baik pak"
"Dan kamu Diki, katakan bagaimana tentang kerjasama kita dengan perusahaan EYE Croup, tentang pengiklanan produk kita?"
"Mereka sudah menyetujui nya, dan besok mereka akan mengeluarkan iklan tentang produk kita"
"Heummm baik, untuk hari ini rapat kita tutup"
Faris langsung berdiri langsung keluar dari ruangan rapat.
"Diki, apa asep sama Rian sudah memberi laporan tentang perkebunan dan juga pabrik?"
Tanya Faris dengan wajah begitu dingin, sembari melangkah dengan begitu berwibawa.
"Sudah tuan, semuanya sudah saya simpan di ruangan bapak"
"Heum, apa Max, putra dan juga Haris telah memberi laporan tentang pengeluaran dan pemasukan di ketiga Bar?"
Tanya nya lagi, Faris tidak langsung turun tangan jika soal pekerjaan sampingan nya, dari mulai kebun sampai ke tiga Bar terbesar di berbeda kota, semuanya mengandalkan orang kepercayaan nya.
"Sudah Tuan"
"Baik, saya akan mengecek nya"
Faris masuk ke dalam ruangan nya, begitu juga dengan Diki.
...****************...
Pulang dari kampus, Nabil dan Amira langsung mandi untuk mengikuti solat zuhur berjamaah.
Mereka bergegas bersiap-siap saat mendengar azan di kumandangkan.
Kini mereka duduk di dalam Mushola memang sudah ada dalam pesantren tersebut, keduanya mendengar dengan baik suara azan yang begitu menenangkan mereka, semua santriwati sudah memenuhi musholla untuk ikut solat berjamaah, karna bagi santri yang melanggar maka akan mendapatkan ganjaran.
Nabil tau betul siapa yang mengumandangkan azan tersebut, lelaki yang di kagumi nya dalam diam, namun dia tidak ingin berharap, dia hanya bisa menyebutkan nama lelaki itu di setiap solat nya.
"Ya Allah, jika memang dia jodoh hamba, maka jaga lah kami berdua dari perbuatan zina, tapi jika memang dia bukan yang engkau takdir untuk hamba, maka ikhals kan hati hamba untuk merelakan, dan jadikan cinta hamba hanya untuk mu"
Seperti itu lah doa yang selalu di panjatkan Zaiyan.
Setelah mereka solat berjamaah, semua santri keluar dari musholla Zaiyan dan Amira pun ikut keluar.
Mereka berdua keluar yang paling akhir, saat berbalik tiba-tiba seseorang memanggil nama nya.
"Assalamualaikum ustadzah Zaiyan"
Zaiyan terperanjat mendengar suara yang selalu dia dengar ketika azan di kumandangkan.
Mereka berdua berbalik.
"Waalaikum salam ustadz Amir, ada apa ustaz apa ada yang bisa saya bantu?"
Tanya Zaiyan dengan menundukkan wajah nya, mereka berbicara tanpa bertatap.
Nama ustaz yang di kagumi Zaiyan adalah Amiruddin atau sering di sapa Amir.
Pesantren antara lelaki dan perempuan terpisah, tidak terlalu jauh, namun mereka tidak akan ada kesempatan untuk melihat atau berbicara dengan satu sama lain.
Hanya ustaz yang sudah mengajar di pesantren lelaki yang boleh memasuki kawasan santri perempuan.
Ustadz Amir termasuk senior yang sudah lama di dalam pesantren tersebut, bahkan dia sudah lama mengajar di sana, maka dari itu ustadz Amir sudah di bolehkan melangkah masuk ke dalam kawasan komplek santri perempuan.
"E maaf ustadzah Zaiyan, saya hanya mau memberikan ini"
Ustadz Amir langsung mengeluarkan benda berwarna putih, di lipat dengan begitu rapi, jika di lihat dari bentuk nya Zaiyan yakin jika itu adalah surat, ada desiran aneh di hati Zaiyan, dia menebak jika ustadz Amir memberikan surat untuk dirinya.
Dengan malu-malu Zaiyan mengambil surat tersebut, Amira hanya diam memperhatikan kedua nya, setelah itu pun mereka pamit untuk kembali ke dalam bilik atau kamar mereka.
Ustadz Amir pun keluar dari kompleks pesantren para wanita, dia terlihat senyum-senyum setelah memberikan surat pada Zaiyan.
Karna dalam pesantren tidak di bolehkan membawa hp, maka sistim pesantren ya seperti itu, jiak suka langsung surat melayang.
Hanya ustadz atau ustazah yang sudah lama mengajar baru boleh membawa ponsel.
...****************...
Zaiyan dan Amira sudah sampai dalam bilik, mereka membuka kerudung, cadar dan menganti baju.
"Nabil, apa sih yang ustaz Amir kasih, aku mau lihat dong, jangan-jangan dia menyukai kamu"
tanya Amira begitu antusias.
"Ntah lah Amira, aku juga tidak tau"
Ada rasa harap dalam hati Nabil semoga yang do bicarakan Amira akan Kenyataan.
"Makanya ayo buka"
Amira sudah tidak sabar, Nabil pun mengambil sepucuk surat dari ustadz yang dia kagumi itu.
**Assalamualaikum.....
...Maaf, bila saya lancang karna telah berani mengirimkan secarik kertas yang di hiasi dengan pena hitam di atasnya....
...Ntah rasa apa yang melanda ku saat ini, namun setelah aku melihat dirinya, aku mulai memikirkan dirinya, bayangan nya mulai hadir dalam pikiran ku....
...Aku tidak tau bagaimana perasaan dirinya, namun aku tidak ingin memendam perasaan yang nanti membuat Allah tidak riza....
...Aku hanya ingin menghalalkan rasa ini, dia dirinya bersedia, maka aku akan mengkhitbah dirinya, dan ku temui bapak dan ibunya untuk melamar dirinya....
...Aku bersungguh-sungguh, jika diri ku ingin melamar ustazah Amira....
Maaf juga jika surat ini melalui dirimu ustadzan Nabil, namun aku tidak berani untuk memberikan surat ini pada ustazah Amira.
Jika boleh, tolong beri kan secarik kertas ini pada ustazah Amira.
^^^Salam dari ku^^^
^^^Amiruddin.^^^
...Assalamualaikum**,,,,...
Deg,,,, Deg Deg.....
.
.
.
.
.
.
.
~Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Safa
😢😢😢
2024-12-12
0
Puspa Rumaisha
ihhhhh sumpretttttt nih pak ustaz knapa ga ke orangnya langsung, doble2 nabil sakit hatinya 🥺🥺
2022-12-29
0
marlina
ya ampun....kasihan kirain surat buat dia ga taunya buat orang lain
2022-10-07
0