Pagi hari di sebuah mansion yang begitu mewah, terlihat satu anak manusia masih memanjakan mata dan tubuhnya di dalam selimut tebal yang begitu lembut.
Dia menggeliat tatkala suara perempuan menyerupai mbak Google membangun kan dirinya.
Seperti biasa, benda itu berfungsi untuk mengingatkan nya makan, minum, memberitahu hari, bulan, tahun, cuaca, bahkan sampai jam.
Sama seperti hari-hari lalu, setiap pagi selalu masuk lima maid kedalam kamar tersebut untuk melayani Tuan nya.
Selesai dengan semuanya, lelaki yang tak lain adalah Faris langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Dua puluh menit berlalu, lelaki tampan itu keluar dari dalam kamar mandi, dia pun langsung bersiap-siap untuk ke kantor.
"Jane!" seru nya.
"Baik Boy, jadwal kamu hari ini adalah melelang Ponsel limited edition yang baru kamu rancangan dengan harga 1,5M, kamera 200 MP, pertahanan baterai lima hari lima malam, anti air, tahan banting, juga sama seperti Jane, bisa mendeteksi orang di dengan cara mengarahkan kamera kepada orang tersebut" Penjelasan Jane panjang lebar pada Faris.
"Boy," Panggil nya lagi karna Faris belum memberikan kode untuk Jane diam.
"Boy...."
"Diam lah Jane, aku mau berangkat" Faris pun keluar dari dalam kamar nya.
"Baik Boy hati-hati."
Sampai di meja makan, Faris langsung mendudukkan dirinya di sana.
"Pagi Kek," sapa nya datar.
"Pagi Faris, kenapa kamu terlihat begitu semangat?" tanya kakek.
"Hari ini aku akan melelang Ponsel yang ku rancang tiga bulan lalu bulan Kek, doakan semoga harga yang di tawarkan lebih tinggi yang Faris tetap kan."
"Wah, semoga sukses, doa Kakek selalu untuk mu Faris."
"Iya Kek."
"Sekarang makanlah sarapan mu, Diki belum sampai?" tanya kakek yang belum melihat asisten cucu nya.
"Belum seperti nya Kek,"
"Selamat pagi Kek, Tuan muda!" sapa Diki yang baru masuk.
"Waalaikum salam," Jawab kakek menyindir Diki.
"Hehehe Assalamualaikum Kek!" Diki hanya cengengesan langsung duduk di salah satu kursi di sana, dan mengisi piring nya dengan nasi dan lauk.
"Nanti ku kirimkan no rekening ku" ucap Faris dengan nada datar.
"Untuk apa?" Tanya Diki yang ingin menyuapi nasi ke dalam mulut nya.
"Harga sarapan yang kau makan pagi ini," Jawab Faris dengan begitu santai.
Diki yang mendengar nya langsung menghentikan sendok yang sudah berada di mulut nya.
"Apa, Tuan menghitung harga sepiring nasi?"
"Kenapa, di rumah makan juga di hitung harga sepiring nasi bukan?"
"Ya ampun... apes banget ya hidupku, punya bos sultan, tapi pelitnya kebangetan" Batin Diki.
"Diki, jangan kamu dengar kan dia, kamu makan lah sekarang!" celetuk kakek, dia sampai menggeleng kepala melihat tingkah Faris.
"Terima kasih Kek,"
"Untung ada Kakek yang selalu baik pada ku, oh Kakek love you so much." Diki kembali membatin.
Mereka pun melanjutkan sarapan pagi dengan keadaan hening.
Selesai sarapan, keduanya berangkat ke kantor, tidak ada suara yang menemani mereka hanya hening di sepanjang perjalanan.
...****************...
Sedangkan di posisi lain nya, yaitu di sebuah pesantren, seperti hari biasa, selesai mengajar Nabil turun dari kelas mengajarnya, saat ingin berjalan seseorang memanggil dirinya.
"Ustazah Nabil!" Nabil berbalik setelah mendengar nama nya di panggil.
"Eh, assalamualaikum ustadz Amir," Nabil langsung menundukkan kepalanya, jantung nya langsung terpompa dengan begitu cepat.
"Ya Allah... kendalikan hati hamba, ingat Nabil, dia tunangan sahabat mu" Batin Nabil menjerit.
"Waalaikum salam, baru selesai mengajar?" Tanya ustadz Amir pada Nabil.
"Iya ustadz, oh ya ada perlu apa ustadz memanggil saya?" tanya Nabil yang tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan ustadz Amir.
"Ah saya cuman mau menitipkan ini, tadi saya pergi keluar sebentar, dan saya belikan sarapan untuk ustazah Amira juga ustazah Nabil!" jelas ustadz Amir sambil memberikan kantong keresek berisikan nasi untuk sarapan pagi calon istri nya.
"Oh baiklah," Nabil mengambil kantong tersebut dengan memegang di bawahnya.
"Terima kasih Ustazah Nabil, kalau begitu saya permisi dulu assalamualaikum."
"Waalaikum salam." jawab Nabil. Mereka pun berpisah, Nabil kembali ke dalam bilik nya dengan menenteng kantong berisi sarapan yang di berikan kepada sahabat nya.
"Kenapa harus aku yang jadi perantaraan mereka, jika seperti ini terus aku tidak akan bisa melupakan ustadz Amir, aku semakin susah mengendalikan perasaan ku" lagi-lagi Nabil hati Nabil menjerit, menahan rasa sakit yang terpendam.
"Eh Nabil, apaan tu?" tanya Amira.
"Ini nasi di berikan ustadz Amir untuk mu!" Nabil memberi kan nya dengan memaksakan senyuman.
"Wah, baik sekali sih calon imam ku," Amira segera meraih kantong tersebut dan melihat isinya.
"Ini ada dua Bil, mungkin dia juga membelikan nya untuk mu, ayok kita sarapan dulu!" ajak Mira, Nabil hanya mengangguk, tidak enak pada sahabat nya jika dia menolak, Mira langsung mengambil piring dan sendok untuk memakan sarapan yang di berikan calon suami nya itu.
.
.
.
.
~Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Kinay naluw
kalo gitu ya pasti baperan deh.
2022-09-20
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓼𝓪𝓫𝓪𝓻 𝓝𝓪𝓫𝓲𝓵
2022-09-02
0
Teruterubuzu
posisi tersulit untuk melupakannya. apalagi dalam naungan yg sama yg otomatis intens bertemu masih ada walau hanya tak sengaja or sebagai perantara penghubung amira antara nabil dgn amir.
tegarkan hatimu nabil.. kamu bisa melewati itu semua walau kesakitanmu dalam diam yg semua orang tak tahu hancurnya hatimu.
2022-06-08
2