Minggu malam, Kakek Adinata sudah sangat panik karna sang cucu sedari pagi tidak kelihatan sampai sekarang.
Kakek terus bolak balik di ruangan keluarga, dengan memegang tongkat kayu nya, pria paruh baya itu terus saja melihat ponsel nya, berulang kali menelpon cucu sang cucu, tapi Faris tak kunjung menjawabnya.
Kakek pun menghubungi Diki, tapi tetap sama tidak di jawab oleh asisten cucunya itu. "Kemana sih mereka, bikin khawatir saja" gerutu nya.
"Asep" Panggil kakek.
"I iya Tuan" Pak Asep langsung nongol di hadapan Kakek.
"Cepat suruh semua anak buah mu mencari cucu ku!" Perintah Kakek begitu tegas.
"Sekarang Tuan?"
"Tidak, tunggu kaki mu aku potong dulu"
Mendengar itu Asep jadi gemetaran, dia pun langsung minggat dari hadapan Kakek ingin menjalankan perintah dari majikan nya.
Tapi, saat Asep tiba di pintu, dia melihat dua motor trail sedang masuk ke dalam pekarangan rumah.
Asep memutar badan nya, kembali melihat Kakek yang sudah duduk di sofa.
"E Tuan," panggil nya.
"Ada apa lagi Sep, apa kau benar-benar ingin aku memotong kaki mu sekarang juga?" Teriak Kakek.
"Bukan, tapi tuan Faris sudah pulang!" imbuh nya.
Mendengar itu, Kakek langsung keluar, berjalan sambil mendorong tubuh Asep, membuat Asep terjatuh ke lantai.
"Meski sudah kakek-kakek, tapi tenaganya masih sangat kuat" gumam Asep kecil, dia pum mengikuti Kakek Adinata.
"Cucu ku..." Teriak Kakek sambil berlari saat melihat Faris turun dari motornya dan membuka helm di kepalanya.
"Eh Kek, jangan lari-lari nanti pinggang kakek encok lagi." Kakek langsung memukul Faris dengan tongkat nya.
"Darimana saja kamu hah, jam segini baru pulang, kakek kepikiran seharian karna nggak tau keberadaan kamu." sentak kakek Adinata sambil terus mengayunkan tongkatnya.
"Aw, kek sorry kek.... jangan pukul Faris lagi, ampun kek!" Ringis Faris merasa sakit karna sang Kakek terus memukul kakinya menggunakan tongkat ajaib Kakek.
"Biarin, kamu sudah bikin kakek mu ini khawatir, rasakan ini,"
"Kek, sudah jangan pukuli Faris lagi." Diki ingin membantu, namun sang Kakek malah ikut memukul Diki.
"Kamu juga, kenapa pulang nya jam segini, sedari tadi saya menelpon kalian tidak ada yang mengangkat, apa kalian tidak memikirkan pria tua ini hah?" gantian kakek memukul kaki Diki.
"Aduh Kek, maaf kek jangan di pukul sakit ini kek." pinta ke duanya.
"Rasakan, dasar cucu-cucu nggak ada akhlak hah...ha..." Kakek jadi ngos-ngosan, dan berhenti memukul Faris dan Diki.
"Sekarang kalian masuk, cerita kan sama kakek kalian dari mana!" perintah kakek lalu melangkah masuk, di ikuti oleh Faris dan Diki.
"Diki!" bisik Faris di telinga Diki.
"Iya tuan,"
"Apa kamu menyadarinya?"
"Menyadarkan apa tuan" mereka terus berbisik di belakang Kakek.
"Kakek jika marah sangat kejam ya, di tambah mulut nya kayak emak-emak belum dapat gaji bulanan aja,"
"Emang Tuan tau dari mana jika emak-emak tidak dapat gaji seperti itu?" Tanya Diki polos.
"Ais kau ini, kan aku bilang cuma S E P E R T i"
"Faris, kakek tidak tuli... kakek mendengar nya." cicit sang kakek di depan mereka.
"Hehe ... meski sudah tua, pendengaran nya sangat tajam ya"
Kini keduanya sedang duduk di sofa, masih dengan pakaian yang tadi, kakek bahkan tidak membiarkan mereka bergerak sedikit pun.
Kakek sedang mengintrogasi keduanya, membuat Faris dan Diki menunduk "Diki, jawab Kakek, kalian habis dari mana?" Tanya Kakek.
Diki langsung menatap Faris, Faris memberi kode jika Diki tidak boleh mengatakan jika dia habis melakukan atraksi panjat tebing.
"Kami hanya jalan-jalan kek." bohong Diki.
"Jangan bohongi kakek"
"Tapi benar kek kami hanya jalan-jalan, ingin menikmati udara sejuk saja," jawab Diki dengan begitu yakin, membuat sang Kakek mengangguk-angguk percaya.
"Lain kali kalian harus beritahu kakek dulu, jangan membuat cemas orang tua!" setelah berucap seperti itu, Kakek langsung pergi meninggalkan kedua nya.
"Kalau seperti itu saya permisi Tuan" Pamit Diki pada Faris.
"Hem ... persiapkan untuk besok Diki, apa kamu sudah mengundang semua pebisnis dan pejabat di seluruh kota, kita akan melelang ponsel limited edition yang kita rancang, jangan ada yang keliru!" tegas Faris.
"Sudah Tuan," Diki membungkuk kan badan nya, dia pun keluar dari mansion megah Adinata Bagaskara.
Faris bangkit, dia pun masuk ke dalam kamarnya.
"Halo selamat malam boy, apa harimu menyenangkan?" tanya Jane yang persis seperti suara mbah Google.
"Lumayan!"
"Oke Boy kalau begitu, saya off dulu... jangan ganggu saya istirahat" Jane langsung padam setelah pamit pada Faris.
"Dasar, nggak ada sopan-sopan nya ya dengan orang yang membuat mu!" cibir Faris, kemudian dia langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Selesai dari ritual mandi nya, Faris langsung merebahkan dirinya di atas kasur yang berukuran King size.
...****************...
Keesokan paginya, Nabil sudah siap untuk berangkat ke kampus, hari ini setelah selesai kuliah, dia akan kembali ke pesantren setelah beberapa hari bersama sang keluar.
"Ummi, Nabil berangkat dulu ya... Ummi jaga kesehatan" Nabil mencium pipi sang Ummi.
"Iya Nak, kamu juga harus jaga kesehatan selalu, belajar lah yang rajin, jangan pernah jengah dalam menghafal dan mengulang, meski kamu telah mengajar di sana" itulah kata-kata yang selalu di peringatkan oleh Ummi Fatimah pada putri tersebut.
"Iya Ummi, Nabil pasti bakal ingat kok amanah Ummi, doakan Nabil supaya Nabil jadi anak yang baik"
"Pasti sayang"
"Ya sudah, Nabil berangkat dulu ya Ummi kasihan Aby sudah menunggu!"
"Iya Nak, hati-hati."
Selepas kepergian Nabil, wanita paruh baya yang berparas cantik tersembunyi di balik cadarnya terlihat menetes kan air mata.
Ummi selalu sedih saat sang putri pergi, namun Ummi Fatimah akan belajar ikhlas karna anaknya pergi untuk menuntun, untuk bekal nya di hari akhirat.
.
.
.
.
~BERSAMBUNG
Hai, hai..... jangan lupa ya dukung karya ku ini, like, komen dan vote jika memberi hadiah, aku juga akan sangat senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Kinay naluw
cucu rasa sahabat.
2022-09-20
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓴𝓪𝓹𝓪𝓷 𝓕𝓪𝓻𝓲𝓼 𝓭𝓪𝓷 𝓝𝓪𝓫𝓲𝓵 𝓫𝓮𝓻𝓽𝓮𝓶𝓾 𝓵𝓰 𝔂𝓪🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2022-09-02
0
Teruterubuzu
berpamitanlah terlebih dahulu kepada anggota keluarga or tinggalkan pesan bila memang darurat dikala ingin melakukan aktivitas di luar rumah sehingga tak mengkhawatirkan anggota keluarga yg lain.
2022-06-08
0