***Mansion Keluarga Fardhan***
Diana sangat kesal karena Davin membentaknya untuk membela Nita dan Angel. Diana yang bertemu dengan tuan Markus dan nyonya Sandra Fardhan, di depan loby mansion. Diana segera merangkul lengan sang papa. Dia ingin merajuk dan mengadu.
"pa…kakak menyalahkan dan membentakku, karena wanita dan anak sialan itu." tunjuk Diana ke arah Nita dan Angel yang ada pada gendongan koala Nita. Mereka masih ada di halaman depan teras mansion.
Tuan Markus melihat tajam ke arah Nita. Sungguh tuan Markus tidak pernah bersikap baik pada Nita. Entah karena apa? Nita pun tidak tahu. Nita hanya menerima semua perlakuan tidak suka dan benci mereka padanya.
"Davin mengapa kamu membentak adikmu sendiri?" tanya tuan Markus dengan tatapan tajamnya ke arah Davin yang berdiri tepat di samping Nita.
Davin menghela nafasnya perlahan.
"pa…sikap Diana terlalu kasar pada Angel. Anak kecil ini sekarang adalah tanggung jawabku, karena kecelakaan itu terjadi, kedua orang tua Angel meninggal dunia, dan keluarga Angel lainnya belum bisa di temukan." jawab Davin apa adanya, dia tidak ingin terlihat memihak Nita, karena papanya tidak suka.
Davin bukannya takut pada sang papa, dirinya hanya tidak ingin ribut dan masih berusaha menghormati serta menghargai orang tuanya.
"tidak seharusnya kau membentak adikmu." ucap tuan Markus tidak puas akan jawaban Davin.
"pa…aku bersikap seperti itu, karena Diana sudah keterlaluan menghina dan menuduh Angel. Aku tidak suka sikapnya yang suka meremehkan orang apalagi anak kecil."
"Davin kau membela wanita dan anak ini, dari pada adikmu sendiri."
"bukan seperti itu pa…aku hanya menegur Diana agar tidak bersikap seperti itu lagi kepada Angel." ucap Davin tidak suka akan sikap papanya yang selalu memanjakan dan membela Diana. Sehingga Diana bersikap semaunya sendiri.
"ingat Davin, papa tidak suka kau terlalu membela wanita ini. Dia bukan bagian dari keluarga ini. Dia adalah orang asing di sini, kamilah keluargamu."
"aku tahu itu pa…aku harap papa juga tahu bagaimana aku? aku tahu harus bersikap seperti apa? jangan pernah membuat jalan yang salah pa…karena papa tahu bagaimana aku…?" ucap Davin menekan setiap kata-katanya. Dia berdiri dengan tangan kiri yang dia masukkan ke dalam saku celananya.
"Nitami, bawa Angel pergi dari sini." perintah Davin tanpa melihat ke arah Nita yang melihatnya dari samping.
"baik." jawab singkat Nitami. Dirinya hanya langsung pergi tanpa melihat kembali ke arah tuan Markus, nyonya Sandra dan Diana.
Nitami segera membawa Angel pulang dan masuk ke dalam rumah sederhana tempatnya tinggal, yang ada tepat di belakang mansion keluarga Fardhan. Sungguh rumah yang sangat sederhana tetapi nyaman bagi Nitami.
Sedangkan Davin dengan sikap angkuhnya melangkah masuk melewati sang papa, mama dan adiknya Diana yang masih diam berdiri di tempat mereka masing-masing. Asisten Max mengikuti dari arah belakang setelah memberikan tanda hormat kepada tuan Markus, nyonya Sandra dan Diana yang ia lewati.
Tuan Markus dan Diana tentunya marah dan kesal akan sikap Davin yang lebih peduli pada Nita dan Angel. Sedangkan nyonya Sandra, jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam, merasa senang akan sikap tegas sang putra. Karena Davin kini bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah di mansion ini?
Nyonya Sandra hanya tetap diam berdiri pada loby depan mansion menatap ke arah jalan penghubung ke arah rumah sederhana tempat tinggal Nitami selama ini. Nyonya Sandra tersenyum getir karena melihat wajah mungil Angel dari balik pundak Nita. Dia teringat akan kejadian beberapa tahun yang lalu. Nasib Angel sama dengan nasib Nita yang dulu.
Davin masuk ke dalam ruang kerjanya yang ada di lantai bawah dan di susul oleh asisten Max. Davin membuka jas mahalnya dan dia membuangnya ke atas sofa yang ada di dalam ruangan tersebut. Davin duduk di balik meja kebesarannya melihat jauh ke atas meja kerjanya.
"Max…lanjutkan penyelidikan mu yang pernah aku perintahkan." ucap Davin menatap serius asisten pribadinya tersebut.
"Baik tuan saya mengerti." ucap Davin menerima perintah.
"apa sudah ada perkembangan atas penembakan itu?"
"belum tuan, tapi anak buah kita menemukan sebuah peluru dan di yakini di miliki oleh salah satu mafia dari luar negeri. Tepatnya dari negara Italia. Sebuah peluru rakitan milik salah satu kelompok mafia di sana."
Terlihat Davin menggeretakkan rahangnya.
"selidiki terus."
"baik tuan.
"satu lagi, tempatkan banyak penjaga dan bodyguard pada mansion dan tempatkan beberapa bodyguard untuk menjaga anggota keluarga ku. Termasuk menjaga Nita dan Angel."
"baik tuan saya mengerti."
"kau boleh pergi, sebelumnya panggilkan Nita ke sini dan perintahkan salah satu pelayan untuk menjaga Angel." perintahnya.
"baik tuan, saya permisi." balas asisten Max menerima perintah. Kemudian berlalu dari ruang kerja Davin.
Davin duduk bersandar pada sandaran kursi kerjanya. Dia hanyut dengan pikirannya sendiri. Memikirkan semua yang terjadi beberapa hari terakhir ini, banyak yang ia curigai saat ini. Semua terjadi begitu cepat tanpa bisa di prediksi olehnya.
"kelompok mafia dari Italia. Siapa yang mengirim mereka? apa ada hubungan dengan apa yang aku lihat beberapa minggu yang lalu? Aku tidak bisa percaya ini semua, dia berani untuk berkhianat padaku. Jika semua itu benar, kau sungguh tidak punya hati." gumamnya pelan.
Sebuah ketukan terdengar dari arah pintu ruang kerjanya. Dia sudah tahu siapa yang datang.
"masuk." perintah Davin pada orang yang mengetuk pintunya.
Nitami masuk ke dalam ruangan tersebut dengan membawa sebuah bungkusan kecil di tangannya.
"apa tuan sudah makan siang?" tanya Nita langsung tanpa basa-basi begitu memasuki ruangan tersebut. Dirinya sudah tahu di panggil untuk apa?
"apa kau pikir aku yang baru datang, sudah makan siang?" tanyanya.
"baiklah, akan saya siapkan." balas Nita tahu maksud dari Davin.
"aku ingin kau yang memasak." ucapnya yang membuat Nita diam terpaku pada tempatnya berdiri.
"masak tuan?"
"iya kau yang masak. Aku ingin makan ayam asam manis dan daging jamur." ungkapnya dengan tatapan yang tidak bisa Nita artikan.
"tapi tuan…"
"kenapa? kau tidak bisa memasak?"
"bukan tuan, apa saya boleh masuk ke dapur di mansion ini?" tanya Nita, karena dia tidak pernah masuk ke dapur mansion itu sama sekali.
Bukannya menjawab, Davin malah mengangkat gagang telepon yang ada di atas meja kerjanya. Terdengar jelas Davin memanggil kepala pelayan mansion ini.
"jangan banyak membantahku, jika kau ingin hidup dengan nyaman dan aman bersama Angel." ungkap Davin hanya sekedar mengingatkan Nitami.
"saya mengerti tuan."
Beberapa saat kemudian terdengar ketukan dari arah pintu ruang kerja. Kepala pelayan yang sering di panggil tuan Baron datang masuk dan memberikan hormatnya pada Davin.
"Baron antar dan awasi nyonya di dapur, dia akan memasak makan siangku."ungkap Davin memberikan perintah kepada kepala pelayan Baron. Yang langsung melihat ke arah Nita yang tepat berdiri di sampingnya.
"baik tuan." balas Baron dengan menundukkan sedikit kepalanya tanda memberikan rasa hormatnya menerima perintah dari Davin.
"mari nyonya." ucap Baron merentangkan tangannya ke arah samping untuk mempersilahkan Nita ke dapur bersama dengannya.
Tanpa mengatakan apapun, Nita berbalik badan sembari memutar bola matanya malas. Ini untuk pertama kalinya dia masuk ke dapur kediaman keluarga Fardhan, dan untuk pertama kalinya dia memasak untuk Davin, suaminya sendiri. Ada apa dengan Davin, itulah pertanyaan yang ada di dalam hati dan pikiran Nitami saat ini.
'perutnya yang aku bedah, mengapa otaknya yang sedikit melenceng berubah drastis begini sih? Aku semakin takut padanya yang seperti ini. Lebih baik dia seperti biasanya tak kasat mata.' gumam Nita di dalam hatinya sembari melangkah mengikuti kepala pelayan Baron masuk ke dalam dapur.
Nita tidak ingin banyak berpikir, dia segera melakukan perintah dari Davin. Dia memasak dengan tatapan mata heran semua pelayan dan koki yang ada di sana. Tidak ada satupun yang boleh membantunya, itu juga atas perintah dari Davin pada kepala pelayan Baron.
Nita masak dengan kemampuan memasak yang cukup baik. Karena terlalu lama hidup sendiri, dia cukup mahir dalam mamasak dan pernah lama bekerja paruh waktu di sebuah restoran untuk sekedar membantu para koki menyiapkan bahan masakan, banyak ilmu memasak yang Nita pelajari di restoran itu.
Beberapa menit kemudian, dua masakan yang di inginkan oleh Davin selesai juga. Nita dengan segera membawa semua makanan itu dengan bantuan dari kepala pelayan Baron, ke dalam ruang kerja Davin. Terlihat Davin sedang fokus pada pekerjaannya, dia tidak sekalipun menghentikan aktivitasnya walaupun tahu Nita sudah ada di sana.
"tuan makanan anda sudah siap. Silahkan di makan dan minum obat anda." ucap Nita setelah melihat kepala pelayan keluar dan menutup pintu ruang kerja itu.
Davin melihat ke arah Nita sejenak. Dia lalu bangkit dan melangkah mendekati sofa di mana makan siangnya telah siap. Davin duduk lalu melihat ke arah Nita.
"nasimu mana?" tanya Davin karena hanya melihat satu piring nasi putih.
"saya masih kenyang tuan. Saya akan makan nanti." balas Nita. Davin hanya melihatnya dengan wajah datarnya.
"apa kau akan berdiri saja?"
Nita dengan segera duduk pada sofa yang ada tepat di hadapan Davin. Tanpa di perintahkan Nita segera mengisi piring Davin dengan lauk yang Davin inginkan. Davin memakannya dengan lahap setelah sebelumnya mencicipi terlebih dahulu.
'cukup enak, bahkan masakannya enak sekali.' gumam Davin di dalam hatinya.
Tanpa banyak pembicaraan yang mereka lakukan, Nita dengan tenang melayani dan menemani Davin makan. Sedangkan Davin menikmati makan siangnya dengan santai dan nyaman. Davin sudah ketergantungan kepada Nita sekarang, dia nyaman bersama dan di layani oleh Nita walaupun terkadang ada saja yang mereka debatkan.
Tetapi untuk beberapa hari ini Nita bisa membuat Davin nyaman bersamanya. Bahkan kenyamanan itu tidak dia dapatkan bersama Fransisca yang selalu sibuk pada karir modeling keartisannya. Pekerjaannya yang lebih utama bagi Fransisca, tidak pernah sekalipun Fransisca melayani dan menemani Davin makan atau melayani semua kebutuhannya yang lain. Kecuali satu, kebutuhannya di atas ranjang, hanya itu yang Fransisca bisa lakukan.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ke episode selanjutnya…
...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....
Jangan lupa vote dan like nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Khotinah Busro
harusnya sifat Nitami di pertahankan,dan bikin si lski itu tergila"Nitami nya jgn mudsh luluh😤😤😤
2023-02-13
1
Shuhairi Nafsir
lama kelamaan membaca cerita ini Thor jadi bosan dibuatnya dengan sikapnya Nitami yang nga tegas lagi mudah goyang dengan sedikit ugutan saja sudah takut.
2022-12-16
1
Elisabeth Ratna Susanti
akan selalu hadir di sini 😍
2022-04-21
1