***Rumah Sakit Golden Healthy***
Asisten Max begitu betah menatap tajam serta dingin ke arah Nitami, wanita itu tengah sibuk dengan tangannya untuk menjahit luka di bahu kiri seorang anak perempuan. Anak yang tertidur pulas akibat pengaruh obat bius yang mereka suntikan tadi. Luka di bahu anak ini, cukup dalam dan panjang.
Luka asisten Max masih di tangani oleh dokter dan perawat lainnya. Luka yang di miliki olehnya juga cukup parah, namun asisten Max cukup kuat untuk menahan rasa sakitnya. Saat luka asisten Max selesai di tangani, dia di sarankan untuk istirahat sejenak.
Perawat yang membantu Nitami pergi, setelah selesai membantunya menjahit luka anak tersebut. Tidak lupa Nitami mengucapkan terima kasih kepada sang perawat. Itulah dokter Nitami yang akan selalu bersikap sopan, walaupun raut wajahnya akan segera berubah datar.
Sekarang tinggal mereka bertiga. Anak kecil yang sedang tertidur, di samping ranjang lainnya ada asisten Max yang tengah berbaring untuk istirahat, dan dokter Nitami yang masih mengecek kondisi terkini anak kecil itu.
"Anak itu juga korban kecelakaan bersamaan dengan tuan muda." Kata asisten Max dengan tatapan tajam dan dinginnya melihat ke arah Nitami. Dokter cantik itu berada di samping seberang ranjangnya.
Nitami hanya diam saja sembari terus melakukan aktivitasnya, dia sudah tahu begitu melihat kondisi dari anak tersebut.
"Kedua orang tuanya meninggal di tempat kejadian." Ungkap asisten Max masih melihat ke arah Nitami dengan intens. Pria itu ingin tahu bagaimana reaksi dari seorang Nitami? Seseorang yang juga pernah berada pada posisi anak kecil itu alami.
Seketika gerakan tangan Nitami terhenti akan ucapan yang cukup mengejutkan baginya.
'Kedua orang tua anak ini meninggal dunia dalam kecelakaan mobil.' Gumam Nitami di dalam hatinya sembari memandang lekat wajah mungil anak yang ada di hadapannya.
Asisten Max tahu, Nitami pasti akan mengerti bagaimana perasaan dan berada pada posisi anak tersebut? Nitami sendiri juga mengalaminya. Dia dan anak itu hanya berbeda usia saat kecelakan seperti ini terjadi. Dokter Nitami berusia 13 tahun, sedangkan anak itu berusia empat tahun. Anak yang terlalu kecil jika harus di tinggalkan oleh kedua orang tuanya.
"Kami dan polisi masih berusaha mencari dan menghubungi keluarga anak ini." Ungkap asisten Max kembali, pandangannya masih melihat ke arah Nitami.
Dokter cantik itu melanjutkan apa yang ingin dia lakukan? Sedangkan asisten Max melihat intens wajah dan pergerakan Nitami. Asisten Max cukup sering bertemu dengan Nitami, jika ada urusan yang berkaitan dengan atasannya tuan Davin. Walaupun mereka hanya akan berbicara seperlunya saja.
"Jangan menatapku terus, pastikan saja kalian dapat menemukan keluarganya." Ucapnya dengan nada yang dingin tanpa melihat ke arah asisten Max yang masih memandanginya.
"Jangan sampai…"Ucap Nitami kini melihat ke arah asisten Max.
"Anak ini bernasib sama sepertiku." Ungkapnya menekan setiap kata-katanya, dengan pandangan mata yang begitu dingin serta raut wajah yang terlihat datar.
Tatapan mata mereka kini bertemu, sama-sama tajam dan dingin. Mungkin dulu Nitami akan takut dengan tatapan tajam asisten Max, tetapi tidak untuk sekarang.
Begitu banyak kesakitan, kemarahan dan rasa kecewa yang sudah wanita itu dapatkan dan pendam selama ini. Semua rasa takutnya hilang menguap begitu saja, sehingga rasanya lebih baik mati. Sungguh miris nasib yang di jalani oleh Nitami, semua merubah sikap dan sifatnya yang sekarang jauh berbeda dari yang dulu.
Hidup berumah tangga yang rumit bagaikan neraka, memberikannya pelajaran yang sangat berharga dan tidak akan bisa dia lupakan. Nitami bertekad selama dirinya dapat menahan semua perlakuan mereka, dia akan tetap diam. Tetapi jika mereka sudah sangat keterlaluan dan tidak dapat dia tahan lagi, semua harus hancur bersamanya bagaimana pun caranya?
Hanya menunggu waktu yang tepat, lambat laun semua itu pasti akan datang. Antara dia yang hancur atau mereka juga akan ikut hancur bersamanya. Nitami hanya harus bertahan sedikit lagi, sehingga semua selesai dan tamat. Dia masih percaya, jika masa depan yang cerah dan bahagia akan ia dapatkan. Tentu saja dengan tetap kuat untuk bertahan dan terus bersabar.
"Pastikan anak ini mendapatkan apa yang seharusnya dia dapatkan. Mengingat, jika anda dan atasan andalah yang ada di belakang mobil kedua orang tua anak ini." Ungkapnya. Nitami mengingat cerita petugas yang menekan pendarahan pada perut Davin.
Petugas itu dengan jelas mengatakan. Mobil yang di kendarai oleh Davin mengalami kecelakaan di jalan tol, bersama dengan mobil lainnya yang ada di depan mereka. Itu artinya, mobil Davin yang telah menabrak mobil di depannya. Apa mungkin ada cerita lain tentang kejadian ini? Semua orang akan tahu kebenaranya cepat atau lambat.
Tatapan mata asisten Max masih setia dengan tajam dan dingin melihat ke arah Nitami. Apa yang di katakan oleh Nitami adalah kebenaran yang saat ini terjadi. Namun ada satu hal yang menjadi alasan utama dari kecelakaan ini terjadi.
"Pastikan harus ada yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini." Saran Nitami mengingatkan, lalu segera pergi dari tempat itu.
Asisten Max melihat tajam dan dingin ke arah punggung Nitami yang terus menghilang dari pandangan matanya. Pria itu setuju akan ucapan Nitami tadi, harus ada yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini.
Kecelakaan yang di alami oleh mobil yang di kendarai oleh Max dan Davin, karena tiba-tiba ban mobilnya tergelincir akibat sebuah tembakan. Tembakan dari seseorang yang mengendarai sebuah mobil hitam mengejar mereka dari arah belakang.
Saat mereka keluar dari bandara, mereka telah di buntuti oleh sebuah mobil yang tidak di kenal. Awalnya mereka tidak curiga, tetapi saat mereka memasuki wilayah jalan tol hujan begitu lebat.
Hujan yang begitu lebat mengakibatkan jalan sedikit licin, di sanalah tiba-tiba tiga buah tembakan terdengar. Terdengar jelas dua ban mobil yang di kendarai oleh Davin dan Max meletus keras.
Keseimbangan mobil yang memang berada pada kecepatan tinggi, tergelincir memutar dengan sangat cepat dan menabrak mobil yang ada di depan mereka. Dua mobil terdorong keras dan cepat ke arah pembatas jalan, sehingga dua mobil hancur sampai mengeluarkan asap serta api.
Sedangkan mobil yang menembak mereka pergi melesat begitu cepat. Meninggalkan tempat kejadian tanpa bisa terlihat oleh max dan Davin. Mereka sudah mulai kehilangan kesadaran, tetapi Max terus berusaha untuk sadar agar dapat menyelamatkan tuannya dan meminta bantuan. Kejadian itu terjadi begitu cepat tanpa bisa mereka hindari.
Entah siapa yang telah menembak mereka? Max akan mencari mereka sampai ketemu dan menghukum dalang di balik semua ini. Kejadian ini mengakibatkan, seorang anak yang tidak bersalah kehilangan kedua orang tuanya pada kecelakaan itu.
Max melihat intens wajah mungil cantik yang tengah tertidur lelap. Apa yang akan terjadi dengan anak ini di masa depan? Max cukup iba melihat gadis mungil yang masih sangat kecil, telah kehilangan kedua orang tuanya. Max mengepalkan tangannya kuat menahan gejolak amarah di dalam hatinya.
...--------------------------------...
Berita tentang kecelakaan yang di alami oleh tuan muda Davin Attala Fardhan sangat cepat menyebar di seluruh stasiun televisi. Hampir semua Chanel televisi menampilkan berita tersebut. Seperti pagi ini, rumah sakit Golden Healthy di serbu oleh banyaknya para wartawan yang datang untuk mencari berita.
Siapa yang tidak ingin mendapatkan berita terhangat saat ini, pewaris tahta kerajaan Golden Group mengalami kecelakaan maut hingga menyebabkan kematian dari dua orang. Dua orang korban yang ikut dalam kecelakaan tersebut, beritanya masih hangat dengan judul.
'PEWARIS TAHTA GOLDEN GROUP MENGALAMI KECELAKAAN HINGGA MENEWASKAN DUA ORANG KORBAN.'
Sungguh miris jika judul berita itu terus di baca. Tuan Markus marah besar saat mengetahui berita tersebut. Pria paruh baya itu segera memerintahkan semua anak buahnya, untuk menekan semua berita tentang kecelakaan ini. Namun tidak semudah membalikkan telapak tangan, berita itu telah terlanjur di lihat oleh banyak masyarakat.
Berita itu sudah di lihat oleh semua masyarakat kota A, hingga keluar negara tetangga. Berita besar itu telah banyak di siarkan dan di lihat oleh orang. Walaupun pihak anak buah Markus Fardhan menekan dan berusaha menghentikan beritanya, akan tetap di ketahui oleh masyarakat setempat.
Nitami sedang sarapan pagi di kantin rumah sakit, masih dapat ia dengar berita itu melalui layar televisi yang ada pada kantin rumah sakit. Obrolan semua orang juga membicarakannya, di tambah tampilan rumah sakit, photo kepala dokter dan direktur rumah sakit pun muncul di dalam berita tersebut.
Nitami hanya acuh sembari menikmati sarapannya tanpa melihat ke arah televisi, walaupun telinganya masih dapat mendengar beritanya. Perawat Lia dan dokter Rio yang sedang sarapan bersama dengannya, ikut membicarakan berita itu.
"Kecelakaan ini, membuat suasana rumah sakit jadi heboh." Celetuk Rio sembari memasukkan sesuap nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Iya, dokter benar. Bahkan photo dari kepala dokter dan direktur rumah sakit, bisa mereka tampilkan." Balas Lia sembari menyesap teh hangatnya.
"Begitulah jika orang yang terkenal dan berpengaruh di kota ini. Apapun akan menjadi berita bagus untuk para wartawan." Sambung Rio kembali.
Nitami hanya diam dan terus menikmati sarapan paginya. Dia cukup malas untuk ikut membahas berita tersebut.
"Selamat pagi dokter Nitami." Sapa Maria tiba-tiba datang. Maria adalah kepala perawat di rumah sakit itu.
"Selamat pagi ibu Maria." Balas Nitami melihat ke arah Maria.
"Maaf mengganggu sarapan anda. Dokter Nitami di panggil oleh kepala dokter untuk segera ke ruang perawatan tuan muda Davin." Jawab Maria memberitahukan maksud kedatangannya.
Bukannya menjawab, Nitami malah melihat ke arah jam tangannya. Masih terlalu pagi untuk pemeriksaan dokter hari ini. Semua tahu maksud dari tindakan Nitami.
"Maaf dokter Nitami, anda di minta segera datang karena sudah ada tanda-tanda dari tuan muda untuk siuman." Kata Maria kembali.
Nitami mengerutkan kedua alisnya melihat ke arah Maria.
"Bukannya di sana sudah ada dokter kepala dan dokter Aldi Bastian. Mereka bisa menanganinya." Jawab Nitami sembari kembali fokus pada sarapannya.
Tindakan acuh Nitami tidak luput dari pandangan Rio, Lia dan juga Maria.
"Maaf dokter Nitami. Ini adalah perintah dari direktur langsung yang minta anda untuk datang." Kata Maria terus membujuk.
Nitami tetap diam dengan sarapannya. Sedangkan dua orang yang ada di hadapan Nitami, ikut bingung dan hanya bisa diam saja. Mereka aneh melihat sikap dokter cantik itu yang seakan tidak peduli kepada pasiennya. Tidak seperti Nitami sebelumnya, yang akan cepat merespon jika sudah berhubungan dengan seorang pasien mana pun. Walaupun pasien dari dokter lain sekalipun, dia akan tetap merespon cepat dan akan segera menanganinya.
Tetapi hari ini berbeda. Di saat ada pasien VVIP penting pemilik dari rumah sakit yang menjadi pasien di rumah sakit ini, Nitami terlihat acuh dan santai seakan pasien tersebut tidak perlu penanganan darinya. Ada apa dengan dokter Nitami? Itulah pertanyaan yang ada di dalam hati ketiga orang yang ada di hadapannya.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ke episode selanjutnya…
...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....
Jangan lupa vote dan like nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Erlinda
kamu harus profesional dlm tugas dokter Nita jgn campur aduk kan masalah pribadi dgn tugas mu..
2022-09-15
1
Elisabeth Ratna Susanti
Nita semangat ya 😍
2022-04-19
1
Tri Widayanti
Kasihan Nita ya.
2022-03-15
1