***Rumah Sakit Golden Healthy***
Nitami kokoh pada pendiriannya untuk mengasuh Angel, seorang anak yang malang. Anak yang telah kehilangan kedua orang tuanya saat kecelakaan bersamaan dengan tuan muda Davin Attala Fardhan. Niatnya tersebut malah mendapat penolakan oleh Davin sendiri, dengan alasan yang tidak Nita ketahui.
Sedangkan Davin kokoh pada pendiriannya, tidak mengizinkan Nita untuk mengasuh Angel. Davin memiliki alasan yang tidak dapat di ungkapkan kepada Nita. Setiap Davin melihat wajah mungil Angel yang tidak bersalah, Angel yang telah kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan bersamaan dengannya. Membuat Davin akan terus merasa bersalah jika setiap melihat wajah Angel, itulah alasan Davin menolak niat Nita yang ingin mengasuh dan menjaga Angel.
Nita yang tinggal di kediaman mansion keluarga Fardhan, pasti otomatis akan membawa Angel ikut serta tinggal bersamanya. Dengan begitu tidak menutup kemungkinan jika Davin akan bertemu Angel. Davin tidak tahu harus bagaimana lagi untuk membujuk Nita? agar mengurungkan niatnya untuk mengasuh dan menjaga Angel.
Tidak mungkin Davin akan mengaku kepada Nita jika dirinya merasakan rasa bersalah kepada Angel atas kecelakaan itu, Angel yang telah kehilangan cahaya, pegangan dan perlindungan di dalam hidupnya. Davin terlalu memiliki ego dan harga dirinya yang sangat tinggi untuk tidak memberitahukan perasaan bersalahnya kepada Nita. Tidak mungkin Davin akan melakukan itu.
Mereka berdua akan tetap pada pendirian mereka masing-masing. Davin tetap menolak, sedangkan Nita akan tetap mengasuh dan menjaga Angel, sampai keluarganya di temukan. Nita tidak peduli pada Davin sama sekali, Nita memilih Angel yang lebih membutuhkannya, dari pada Davin suami yang tidak pernah menganggapnya ada.
"Dasar wanita keras kepala." ucap Davin menekan setiap kata-katanya.
Nita yang baru saja melangkahkan kakinya beberapa langkah untuk keluar dari ruang VVIP Davin, tiba-tiba berhenti. Dia mendengar jelas ucapan yang baru saja di katakan oleh Davin. Dengan memeluk Angel pada gendongannya, Nita memutar tubuhnya menghadap ke arah di mana Davin masih duduk di atas ranjang perawatannya.
"setidaknya saya masih memiliki hati nurani." jawab Nita dengan tatapan dinginnya terhadap Davin.
Davin tidak kalah dinginnya menatap Nita, wanita yang berstatus istri pertamanya itu. Istri yang selama 4 tahun ini dia abaikan begitu saja.
"tidakkah kau bisa mendukung dan mengerti situasiku saat ini?" tanya Davin ingin tahu bagaimana pendapat wanita yang ada di hadapannya tersebut?
"seharusnya anda tahu sendiri apa yang akan menjadi jawaban saya? tuan Davin Attala Fardhan yang terhormat." balas Nita dengan tekanan pada nama Davin.
Nita tidak pernah mengira jika Davin meminta dukungan dan pengertian darinya untuk masalah ini. Bagaimana mungkin Nita akan mengabaikan anak kecil yang sudah jelas, seharusnya menjadi tanggung jawab Davin suaminya sendiri.
Nita sungguh tidak mengerti apa yang ada di pikiran dan hati Davin? menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekuasaan dan kekayaan yang dia miliki. Itu bukanlah tanggung jawab sepenuhnya yang di butuhkan oleh Angel saat ini. Seorang anak yatim piatu tanpa satu pun keluarga yang menemaninya.
Sebuah kasih sayang, perhatian dan cinta seseorang yang bisa menjadi tempatnya berlindung dan menyayanginya, itulah yang Angel butuhkan saat ini. Apakah Davin tidak bisa mengerti itu?
"apa kau lupa aku ini suamimu? suami yang seharusnya kau dengarkan dan dukung. Bukan malah kau lawan seperti ini." ungkap Davin tidak suka akan sikap Nita yang melawannya.
"suami…!" ucap Nita dengan senyum remehnya.
"baru sekarang anda mengakui diri sebagai seorang suami, lalu kemana saja anda beberapa tahun ini tuan? Apa pernah anda menganggap saya ini adalah istri anda?" tanya Nita dengan tekanan pada setiap kata-katanya.
"anda tidak lebih dari suami yang menjadikan istri sendiri sebagai perisai dan tumbal untuk istri lainnya. Apa itu layak di sebut dengan seorang suami…?" tanya Nita benar benar merasakan amarahnya mulai memuncak.
"kau tahu sendiri itu bukan atas kemauanku, kau sendiri yang juga menyetujuinya. Mengapa Sekarang kau malah menyalah aku?"
"anda benar benar egois tuan, bahkan semua yang sudah anda lakukan kepada saya, tidak ingin anda mengakuinya?" tanya Nita dengan memicingkan matanya melihat ke arah Davin.
Semua ingatan masa lalu yang telah terjadi padanya selama 4 tahun, kini terlintas di ingatan Nita. Semuanya berputar dengan sendirinya, ingatan buruk yang tidak bisa Nita lupakan begitu saja. Tidak ada satupun ingatan indah yang bisa di kenang oleh Nita sama sekali.
"apa yang harus aku akui?"
Nita mengerutkan alisnya melihat ke arah Davin.
"anda sebenarnya sudah tahu akan jebakan itu. Jebakkan yang menjerat saya untuk menjadi seorang tumbal dan sebuah perisai untuk nyonya Fransisca, kekasih anda sendiri. Lalu dengan mudahnya dan tanpa rasa bersalah anda memberikan saya sebuah perjanjian kontrak pernikahan yang harus saya tanda tangani, apa itu bukan kesalahan yang harus anda akui? apa itu salah saya, tuan…?" ungkap Nita dengan keterusterangan.
Nita tidak akan menutupi apapun yang hatinya ingin katakan. Sudah terlalu banyak dan lelah Nita untuk mengalah serta diam terhadap suaminya tersebut. Suami yang tidak pernah bersikap adil dan menganggapnya ada.
"kau sekarang sungguh berani padaku…!" balas Davin dengan tatapan tajamnya.
"saya terlalu banyak diam dan mengalah, saya lelah tuan…! saya manusia biasa yang juga punya hati dan perasaan." ketusnya sedikit meninggikan nada suaranya.
"turunkan nada bicaramu…kau terlalu lancang padaku…!! Ingat siapa dirimu…!!" tunjuk geram Davin kepada Nita, dia tidak suka Nita berani meninggikan nada bicaranya di hadapannya.
Nita tersenyum remeh ke arah Davin, lalu dengan cepat pula dirinya merubah mimik wajahnya menjadi datar dan dingin kembali.
"jika anda ingin mengingatkan saya, siapa diri saya? dengarkan saya tuan…Aku adalah istri pertama mu, bukan Tumbal. Ingat itu baik baik tuan…" ungkap Nita dengan keras dan menekan setiap kata-katanya dengan mimiknya yang dingin sedingin es.
Davin mengeraskan rahangnya, dengan segera dia bangkit dan segera melangkah mendekati Nita. Dengan cepat Davin mencekal keras rahang leher Nita. Nita yang sedang menggendong Angel tidak dapat mencegah pergerakan cepat Davin. Asisten Max sangat terkejut akan apa yang di lakukan oleh tuannya tersebut terhadap Nita?
"sudah aku peringatkan, turunkan nada bicaramu." ucap tegas Davin dengan rahang yang menggeretak kuat. Tatapan matanya tajam dengan wajah yang terlihat sangat marah.
Nita hanya bisa diam di tempatnya, kedua tangannya yang masih menggendong erat Angel yang mulai menangis karena ketakutan akan perdebatan mereka berdua, Nita tidak bisa berbuat banyak. Dirinya takut menjatuhkan dan menyakiti tubuh Angel.
Tangan Davin yang awalnya hanya mencekal, kini telah berubah menjadi mencekik leher putih Nita. Davin benar-benar marah pada Nita yang sungguh berani menatap tajam kepadanya. Davin tidak suka ada yang berani melawan dan berteriak kepadanya, apalagi seorang wanita.
Wajah Nita mulai memerah karena rasa sakit akan cekikan kuat tangan Davin, nafasnyapun tersekat dan mulai kehabisan oksigen. Asisten Max cukup tahu situasi yang di alami oleh Nita, sehingga dia mulai menenangkan atasannya tersebut.
"tuan jangan…tolong lepaskan tuan." ucap asisten Max dengan memegangi pergelangan tangan Davin.
Terlihat jelas tatapan tajam penuh amarah Davin terhadap Nita. Davin telah di kuasai oleh amarahnya.
"tuan nyonya Nita akan kehabisan nafas, tolong tuan kendalikan diri anda." ucap asisten Max masih berusaha untuk membujuk.
Nita terus menahan rasa sakit akan cekikan kuat tangan Davin. Air matanya pun tidak bisa di bendung lagi akan rasa sakit dan kecewa terhadap sikap kejam suaminya tersebut. Ini bukan untuk pertama kalinya Davin bersikap kejam padanya, Dulu di awal pernikahan mereka setelah penanda tanganan kontrak pernikahan selesai. Sikap Davin mulai kejam, keras dan terkadang kasar padanya.
"tuan…tuan nyonya bisa mati…tuan…!" ucap asisten Max memberitahukan dengan sedikit keras dan berusaha melepaskan tangan Davin dari leher Nita.
"lepas…om jahat…om jahat…lepas…uuuu…!!" teriak histeris Angel ketakutan sembari memukul dan berusaha mendorong tubuh Davin yang ada di hadapannya.
Davin yang mendengar suara histeris Angel, kini tersadar dan sontak merenggangkan cekikan tangannya sembari melihat ke arah Angel. Tatapan matanya yang tadi tajam dan dingin, kini berubah seketika dengan tatapan bersalah ke arah Angel yang menangis ketakutan.
Nita seketika terbatuk dan ambruk ke lantai dengan masih merangkul erat Angel. Begitu tubuhnya terduduk di lantai, dengan cepat tangan kanannya memegangi lehernya yang sakit dan tangan kirinya masih erat memeluk tubuh Angel.
"tante…tante…" panggil Angel dengan nada khawatir di sela sela tangisnya melihat Nita yang terbatuk dan juga menangis.
"nyonya…anda tidak apa-apa?" tanya khawatir asisten Max kepada Nita, namun tidak ada jawaban dari Nita.
Nita masih sibuk pada batuk dan nafasnya yang tersengal-sengal karena kehabisan udara pada pernafasannya. Sedangkan Davin diam dengan tatapan yang merasa bersalah melihat Nita dan Angel yang telah ambruk terduduk di atas lantai.
'apa yang telah aku lakukan?' gumam Davin di dalam hatinya. Gerakkan yang ia lakukan tadi pada Nita, terjadi begitu saja dengan cepat.
Davin terpancing amarahnya karena ucapan dan teriakan yang di lakukan oleh Nita sebagai perlawanan padanya. Davin yang tidak suka akan sikap Nita yang berani melawannya, menjadi gelap mata. Kini dirinya menyesalpun percuma, semua telah terjadi. Sudah sangat lama sekali kejadian seperti ini tidak terjadi lagi pada mereka berdua.
Davin ingat dengan jelas, dulu kejadian seperti ini sering terjadi kepada mereka berdua. Tindak kekerasan sering di lakukan oleh Davin kepada Nita, karena Nita mudah sekali memancing amarah Davin. Membuat dirinya pun dulu heran, mengapa dia selalu mudah terpancing? akan amarahnya yang tidak terkendali jika sudah berdebat dengan Nita.
Membuat dia pun berpikir dengan cepat untuk tidak mendekati Nita lagi. Dia takut gelap mata akan amarahnya, membuat dirinya bisa melukai tubuh dan hati Nita semakin dalam lagi. Davin tidak ingin dirinya yang tidak terkendali menjadikan Nita korban dari tindak kekerasan yang tidak ingin dia lakukan.
Jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam, Davin sungguh tidak ingin menyakiti Nita yang sudah mau berkorban demi kebahagiaan dirinya dan Fransisca. Namun, amarah yang terpancing oleh sikap keras kepala Nita selalu membuat Davin lepas kendali dan gelap mata. Dirinya pun heran, mengapa dia bisa seperti itu? bisa bersikap kejam, keras dan kasar kepada Nita.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ke episode selanjutnya…
...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....
Jangan lupa vote dan like nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
Ceraikan Davin sama Nita. Nita kabur jauh jauh keluar negeri biarkan penyesal menyelubungi keluarga Fardhan. Fransisca yang disayangi berselingkuhan
2022-12-16
1
Erlinda
suami an********Ng .biadab berhati iblis dan ga pantas hidup
2022-09-15
1
Dyah Toktil Hermawaty
nyesegggg 😭😭😭😭😭
2022-04-22
1