***Rumah Sakit Golden Healthy***
…UGD…
Nita berlari secepat mungkin menuju ke UGD. Sambungan telepon yang tadi dia terima dari salah satu dokter UGD yang semalam ada bersamanya. Anak kecil korban kecelakaan yang ia tangani kini tengah berontak histeris.
Dia tidak hentinya teriak menangis dan menyakiti dirinya. Anak itu terus mencari kedua orang tuanya. Begitu banyak dokter dan perawat di sana, tetapi satupun tidak ada yang bisa menenangkan anak tersebut. Sehingga mereka mencoba untuk menghubungi Nita karena semalam hanya dokter Nita lah yang berhasil menenangkan anak itu.
Nita datang dengan nafasnya yang sudah terengah-engah karena lelah berlari. Dia berusaha mendekati anak yang sedang menangis histeris, walaupun Nita lelah berlari tetapi dia cukup kasihan dan iba melihat anak itu. Dengan perlahan Nita mencoba keberuntungannya, apakah anak ini masih bisa Nita dekati dan bujuk?
"sayang…ada apa?" tanyanya sehalus mungkin.
Anak itu masih menangis histeris.
"sayang ini tante yang semalam." bujuk rayu Nita sekedar mengingatkan anak itu.
"sayang…anak cantik mau tante kasih permen?" bujuknya sembari mengeluarkan sebuah permen lolipop yang ada pada saku jubah putihnya.
Anak itu masih menangis histeris, tetapi kali ini tatapan matanya terbuka melihat ke arah Nita dan permen yang ada di tangan Nita secara bergantian.
"anak cantik, jangan menangis. Nanti sakitnya tambah parah." bujuk Nita sembari duduk pada ranjang kosong anak itu.
"uuuuu…mau…mama…papa…"tangisnya sedih sembari mengucek kucek kedua matanya.
Nita terdiam, tidak kuasa mendengar permintaan dari anak sekecil itu yang sudah di tinggalkan kedua orang tuanya. Nita dengan cepat memeluk tubuh mungil yang terlihat rapuh dan masih bergetar karena tangisannya yang pilu. Nita tidak tahu harus menjawab apa?
"mama…papa…"ucap anak itu di dalam pelukan Nita. Dia masih sesenggukan.
"sayang…jangan nangis ada tante di sini." ucap lembut Nita berusaha menenangkan anak itu sembari membelai lembut rambut hitamnya yang panjang.
"mau cari mama…papa…" ucapnya yang sungguh membuat hati Nita terenyuh sedih. Nita ikut sedih mendengar permintaan anak itu yang tidak bisa di kabulkan.
Tidak terasa air mata Nita menetes pada pipi putihnya, dia dapat merasakan bagaimana perasaan anak ini sekarang? Nita juga mengalaminya 17 tahun yang lalu. Kedua orang tuanya juga meninggal dunia di saat usianya masih 13 tahun. Kini melihat anak yang masih berusia 4 tahun mengalami apa yang dulu Nita alami? sungguh dunia ini sangat kejam.
"sayang…nanti kita cari mama dan papa ya…sekarang berhenti dulu nangisnya." bujuk rayu Nita sembari menghapus air matanya, lalu membelai lembut rambut dan punggung anak kecil yang masih butuh banyak kasih sayang dari kedua orang tuanya.
"bener tante." ucapnya sembari melepaskan diri dari pelukan hangat Nita, dan melihat lekat wajah Nita.
"iya sayang…!" jawab Nita dengan anggukan kepalanya.
"tante ngk bohong."
"ngk sayang, tapi harus sembuh dulu ya."
"tante…" ucapnya.
"iya sayang…"
"Angel lihat mama dan papa tidur di dalam mobil, ayo kita cari dan bangunin." ucap anak itu yang mengaku bernama Angel.
Perkataan Angel sungguh membuat semua yang mendengarnya ikut sedih. Dapat mereka rasakan apa yang Angel rasakan saat ini? Angel masih bisa mengingat kecelakaan itu. Melihat kedua orang tuanya meninggal dunia di hadapannya. Sungguh malang nasib yang di dapatkan oleh Angel.
"sayang…namamu Angel?" tanya Nita mencoba untuk mengalihkan perhatian Angel.
"iya…"jawab Angel sembari menganggukkan kepalanya.
"nama yang cantik, secantik Angel." Nita mencoba untuk tersenyum agar Angel juga tertular akan senyumannya.
"makasi tante." akhirnya Angel tersenyum.
"apa Angel tidak lapar?"
Angel hanya mengangguk tanda iya, jika dirinya lapar.
"mau makan apa?"
"mmmmm…mau ayam goreng sama nasi putih." ucapnya setelah berpikir sejenak.
"oke, mau tante suapin?"
"iya." jawab Angel menganggukkan kepalanya.
Nita meminta salah satu perawat yang ada di UGD untuk mengambilkan ayam goreng dan nasi putih. Selama mereka menunggu, Nita berusaha mengajak Angel untuk bermain dan melupakan sejenak niatnya yang ingin mencari kedua orang tuanya.
Nita sadar tidak mungkin akan menyembunyikan ini semua dari Angel, walaupun Angel terlalu kecil tetapi dia berhak harus tahu, jika kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Tetapi Nita sungguh berat untuk mengatakan kebenaran itu pada Angel. Apakah dia bisa mengerti dan menerima kenyataan pahit ini? Sungguh Nita tidak tega.
Untuk saat ini, Angel harus tenang terlebih dahulu dan mencari suatu kenyamanan untuk dirinya agar mau menjalani pengobatannya. Tetapi mengapa keluarga Angel yang lainnya tidak merespon dan di temukan sampai sekarang? Apakah asisten Max dan kepolisian tidak bisa mencari keluarga lainnya yang di miliki oleh Angel?
Nita hanya bisa menunggu perkembangannya dari asisten Max, sembari menemani Angel yang sepertinya nyaman bersama dengannya. Nita pun memutuskan untuk mengasuh Angel sementara waktu sampai Keluarganya di temukan. Dia yang akan menjadi wali sementara dari Angel. Sungguh Nita merasakan ada pada posisi Angel saat ini, sangat rapuh, terluka, sedih, kehilangan dan merasa sendiri.
Nita tidak ingin Angel yang masih terlalu kecil merasakan apa yang dulu pernah Nita rasakan? Nita akan berusaha menghibur serta menjaga Angel hingga semua masalah ini terselesaikan. Dan satu yang pasti, Davin dan keluarga harus bertanggung jawab akan hal ini. Menanggung semua biaya serta kebutuhan Angel lainnya.
...--------------------------------...
Sungguh pemandangan yang tidak biasa ada di area rumah sakit, begitu banyak wartawan berkeliaran di sekitar halaman depan rumah sakit, sangat menggangu para pasien dan pengunjung rumah sakit lainnya.
Di tambah lagi loby rumah sakit dadakan di jadikan tempat untuk wawancara, dari sang artis yang merupakan istri sang pewaris tahta kerajaan Golden Group. Nita berdiri tidak jauh dari lokasi Fransisca melakukan sesi wawancara, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan segera berlalu dari sana masuk ke dalam lift.
Saat ini sudah lebih dari 20 kali panggilan tidak terjawab dari asisten Max. Asisten Max terus menghubungi dan mengiriminya pesan untuk datang ke kamar tuan muda Davin. Tuan muda mencari karena merasa ada yang tidak beres dengan sakitnya saat ini.
Nita bukannya tidak percaya akan keluhan dari Davin, hanya saja Nita sudah bertanya kepada dokter Aldi dan dokter penjaga di area kamar VVIP. Mereka berdua menjawab kondisi tuan muda saat ini baik dan baru saja di berikan obat yang telah di perintahkan oleh Nita. Jika sudah seperti itu !! bagian mana Davin yang terasa tidak nyaman?
Terpaksa Nita untuk datang ke ruangan yang super mewah itu. Begitu dia masuk setelah mengetuk pintu, terlihat jelas Davin ada pada posisi setengah berbaring di atas ranjang. Kini di ruangan itu hanya ada Davin dan asisten Max saja, yang lainnya sedang melakukan kesibukan mereka masing-masing.
"apa kau tidak bisa dengan cepat mengangkat telepon dari Max?" teriak Davin begitu melihat Nita masuk ke dalam ruang tersebut.
Nita tidak menjawab, dia hanya melangkah mendekati ranjang lalu mengambil rekam medis Davin yang ada di atas nakas di samping ranjangnya. Melihat rekam medis tersebut sekilas lalu meletakkannya kembali.
"tuan cukup kuat untuk berteriak, jadi bagian mana yang tidak nyaman saat ini?" tanya Nita dengan dinginnya.
"apa kau bodoh…apa kau tidak mengerti perintah dariku tadi pagi?" ucapnya masih dengan nada keras dan tatapan tajam marah pada Nita. Asisten Max yang duduk pada sofa hanya diam saja.
"apa mau tuan?"
"diam di sini dan jangan pergi lagi." perintahnya dengan tegas dan tatapan yang masih tajam.
"apa tuan pikir saya tidak punya pekerjaan lainnya? saya bukan baby sister atau suster anda tuan." jawab ketus Nita tidak setuju dengan perintah Davin.
Enak saja dia di suruh diam di dalam ruang itu, apa Davin pikir Nita tidak memiliki pekerjaan yang harus dia selesaikan hari ini.
"yang bilang kau baby sister atau suster ku siapa?" tanyanya dengan tatapan yang tidak dapat di artikan oleh Nita.
"kau itu dokter pribadi ku dan ingat satu hal." ucapnya menunjuk ke arah Nita.
"kau itu istriku. Jadi sudah seharusnya kau melayaniku dengan baik." ucapnya dengan memandang Nita dari ujung kaki sampai ke ujung kepalanya.
'istrinya, aku istrinya…? sungguh lucu.' gumam Nita tidak percaya akan ucapan yang baru saja Davin katakan, dia istrinya. Nitami adalah istrinya, benar itu sangat lah benar. Tetapi istri yang tidak pernah di anggap selama 4 tahun lebih. Istri yang hanya berstatus di atas kertas saja, tepatnya lagi seorang istri yang di jadikan tumbal dan perisai untuk Fransisca.
"istri…!" ucap Nita dengan senyum kecutnya. Davin merengutkan alisnya melihat ke arah Nita yang tersenyum kecut.
"tuan mengakui saya sebagai istri tuan? hahahaha…" ucap Nita lalu tertawa lucu, sungguh pernyataan Davin lucu baginya.
"tuan…apa tuan sadar akan ucapan tuan?" tanyanya dengan masih tertawa lucu ke arah Davin.
Davin tidak suka, seakan Nita sedang mengejeknya.
"kenapa kau tertawa? apa yang lucu?" tanyanya ketus dengan aura wajah yang tidak suka melihat Nita tertawa seakan sedang mengejeknya.
"kau memang istriku. Ingat kau istri pertama ku." ucap Davin lagi.
Nita menghentikan tawa dan senyumnya. Kini mimik wajahnya berubah datar dan dingin kembali melihat ke arah Davin.
"tuan masih ingat punya seorang istri pertama, bukankah saya hanya tumbal dan perisai bagi anda dan keluarga anda. Bukan istri yang sebenarnya." balas Nita dengan menekan setiap kata-katanya.
"kau berani berkata kasar padaku." tunjuknya geram akan perkataan Nita.
"ingat tuan…!" ucap Nita tidak kalah keras menunjuk ke arah Davin, yang membuat asisten Max cukup terkejut melihatnya.
"saya hanya istri kontrak sebagai tumbal dan perisai bagi anda. Saya bukanlah istri seperti yang anda katakan. Jadi jangan pernah mengatakan kata-kata itu lagi. Sudah cukup saya untuk bersabar dan diam selama ini." ucap Nita dengan wajah merah padam karena menahan amarahnya agar tidak meledak, serta masih menunjuk ke arah Davin.
Davin diam terpaku akan keberanian Nita membentaknya saat ini. Mimik wajah Davin pias dengan sikap perlawanan dari Nita yang selama ini hanya diam tanpa berani melawan setiap perkataannya, tetapi hari ini untuk pertama kalinya Nita menjawab semua perkataan darinya. Bagi Nita dirinya sudah lelah hanya diam dan bersabar selama ini, Davin harus tahu batasan yang akan Nita buat sekarang untuk hubungan rumit mereka berdua.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ke episode selanjutnya…
...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....
Jangan lupa vote dan like nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Bunga Ros
hrs seperti nita jgn mau di injek gara gara tahta ato kasta mantaaap thoooor
2022-04-21
1
Elisabeth Ratna Susanti
Nita top deh👍
2022-04-19
1
Tri Widayanti
Ayo Nit lawan,jgn mau dibohongin trs
2022-03-15
1