***Rumah Sakit Golden Healthy***
…Kamar VVIP…
Davin menatap lekat seorang anak dengan kain perban yang menempel pada keningnya. Anak perempuan cantik yang bernama Angel, anak yang ada pada pangkuan Nita. Kini duduk tepat di hadapannya saat ini.
Rasa lapar yang tadi menderanya, kini sudah tidak terasa lagi. Perut Davin mendadak kenyang akan kenyataan dan kabar berita yang baru saja dia ketahui. Kecelakaan yang ia alami bersama Max asisten pribadinya, ternyata menelan korban lain. Dua korban meninggal dunia yang merupakan kedua orang tua seorang anak berusia 4 tahun, anak yang ada tepat di hadapannya.
Davin menatap lekat mata yang terlihat jernih milik Angel, terdapat sedikit memar dan goresan pada kedua pipi gembulnya. Nita terus memeluk hangat Angel dari arah belakang, Nita tidak tahu apa yang sekarang ada di dalam pikiran Davin?
"jangan diam saja tuan…, katakan sesuatu?" tanya Nita sedikit khawatir melihat Davin hanya diam saja.
"apa yang harus aku katakan?" balas Davin dengan tatapan seriusnya melihat intens Angel.
"apa tuan baik baik saja saat ini?" tanya Nita dengan wajah yang masih terlihat khawatir. Dia seorang dokter, tahu bagaimana perasaan pasien pasca kecelakaan?
Banyak perasaan yang akan di rasakan ketika mereka selamat dari sebuah kecelakaan maut. Ada pasien yang bisa menerimanya dengan baik dan ada juga pasien yang tidak bisa melupakan kecelakaan yang mereka alami. Nita takut, jika Davin akan tertekan karena permasalahan ini dan itu bisa mempengaruhi kesehatannya pasca operasi.
"aku baik. Bagaimana kondisi anak ini?" tanya balik Davin masih melihat lekat wajah mungil Angel. Angel sedikit ketakutan saat melihat tatapan intens mata Davin.
"tante…!" ucapnya sembari melihat ke atas ke arah wajah Nita.
"iya sayang…" balas lembut Nita melihat Angel.
"Angel takut." ucapnya pelan sembari berusaha menyembunyikan wajahnya ke dalam pelukan Nita.
"takut, takut kenapa sayang?" tanya Nita sembari membelai lembut rambut panjang dan hitam Angel yang tergerai.
"takut lihat om itu." tunjuk Angel ke arah Davin tanpa melihat Davin sama sekali.
"jangan takut Angel, om itu bukanlah orang jahat."
Angel mencoba melihat kembali ke arah Davin yang masih memasang wajah datarnya melihat ke arahnya. Angel segera memalingkan wajahnya kembali untuk bersembunyi karena masih takut melihat wajah datar yang Davin perlihatkan.
"tuan, jangan memasang wajah seperti itu. Kasihan Angel jadi takut saat melihat anda." ucap Nita melihat kepada Davin yang masih melihat ke arah Angel. Lalu beralih melihat ke arah Nita.
"bagaimana kondisi anak ini?" tanya Davin lagi dan berusaha merubah mimik wajahnya.
"kondisinya stabil dan semakin membaik, hanya saja Angel masih sering menangis histeris saat baru bangun tidur. Dia akan mencari kedua orang tuanya dan mengatakan, jika mama dan papanya sedang tidur di dalam mobil." jawab Nita apa adanya, Davin juga harus tahu kondisi Angel pasca kecelakaan itu terjadi.
Davin yang ingin mengangkat gelas minumnya, terdiam dan meletakkan kembali gelas tersebut. Tindakan Davin tersebut tidak luput dari pandangan Nita dan juga asisten Max. Tidak ada yang tahu, bagaimana perasaan dan pikiran Davin saat ini?
"Max…bagaimana pencarian mu untuk menemukan keluarga lain dari anak ini?" tanya Davin melihat ke arah Max yang berdiri tepat di belakang Nita.
"masih dalam pencarian tuan, kami dan pihak kepolisian masih berusaha mencarinya. KTP korban sudah di selidiki, tetapi alamat yang tertera pada kartu itu adalah sebuah perumahan kecil di pinggiran kota. Para tetangga memang mengenal keluarga ini, tetapi mereka tidak pernah tahu tentang keluarga lain dari kedua orang tua anak ini." jelas asisten Max, mengatakan semua informasi yang sudah dia dapatkan dari anak buah dan pihak kepolisian.
"cari terus, bila perlu sewa seorang detektif, dan gunakan seorang ahli IT untuk mengakses data dari kedua orang tua anak ini."
"sudah kami lakukan tuan, saya sudah memakai 3 orang ahli IT terbaik, tetapi data dari kedua orang tua anak ini nihil, tidak ada di dalam pencarian. Kami tidak tahu mengapa data mereka tidak dapat kami akses? itu bisa terjadi karena 2 alasan. Pertama, mungkin dengan sengaja menyembunyikan data jati diri mereka. Kedua, kemungkinan mereka hanya orang biasa yang tidak memiliki data khusus." jawaban yang membuat Davin melihat tajam ke arah asisten Max, lalu memijit pangkal hidungnya.
"tuan…apa tuan baik baik saja. Lebih baik tuan istirahat, dan jangan pikirkan masalah ini dulu." ucap Nita sedikit cemas melihat Davin memijit pangkal hidungnya, Davin tidak boleh mendapatkan terlalu banyak pikiran.
"jika tidak di pikirkan sekarang, lalu anak ini akan bagaimana? siapa yang akan menjaganya?" tanya Davin melihat Nita dengan tatapan seriusnya.
Nita menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan dari Davin.
"saya yang akan menjaganya untuk sementara waktu sampai Keluarganya di temukan." jawab Nita yang membuat Davin terkejut.
"apa katamu?" tanya Davin dengan mengerutkan keningnya melihat ke arah Nita.
"saya yang akan menjaga dan mengasuh Angel untuk sementara waktu sampai Keluarganya di temukan."
"aku tidak setuju." protes Davin sambil menggelengkan kepalanya.
"kenapa tuan? kenapa anda tidak setuju?" tanya heran Nita melihat Davin. Dirinya yang akan mengasuh dan menjaga Angel, kenapa malah Davin yang harus merasa keberatan?
"Bagaimana caranya kau bisa menjaganya. Ingat kau harus mengurusku hingga sembuh, belum lagi kau juga bekerja. Apakah ada waktu untuk kau mengurusi anak ini?"
"tuan saya bisa mengatur semuanya."
"tidak…aku bilang tidak ya tidak." ucap Davin tetap tidak setuju Nita mengasuh Angel.
"tuan…seharusnya ini menjadi tanggung jawab anda untuk menjaga dan melindungi Angel. Akibat kecelakaan yang di alami bersamaan dengan tuan, Angel kehilangan kedua orang tuanya. Jadi sudah seharusnya Angel menjadi tanggung jawab anda saat ini, sampai pihak dari keluarga datang menjemput."
"aku akan bertanggung jawab. Akan aku berikan satu apartemen ku untuk tempat tinggalnya. Aku akan memberikan dia seorang baby sister dan satu orang pembantu untuk menjaga dan mengasuh selama keluarganya belum di temukan. Semua biaya hidup anak ini akan aku tanggung. Pertanggung jawaban apa lagi yang harus aku berikan?" tanya Davin masih tidak setuju jika Nita yang mengasuh dan menjaga Angel.
Jika Nita nekad meneruskan niatnya itu, tidak menutup kemungkinan Angel akan di bawa pulang juga ke dalam mansion keluarga Fardhan, karena Nita tinggal di sana. Nita tinggal di salah satu rumah sederhana yang ada di belakang mansion.
Melihat Angel akan mengingatkan Davin akan kecelakaan yang mereka alami. Mengingatkan Davin akan rasa bersalah di dalam hatinya, karena kecelakaan yang ia alami dan di sebabkan oleh salah satu musuhnya. Angel kehilangan kedua orang tuanya.
Davin tidak bisa berada dekat dengan Angel, apa lagi harus setiap saat melihat wajah mungil yang tidak bersalah, tetapi mendapatkan hukuman yang sangat kejam. Itulah alasan kuat Davin menolak Angel di asuh dan di jaga oleh Nita, yang otomatis akan membawa pulang Angel ke rumah sederhananya yang ada di belakang mansion keluarga Fardhan.
"tuan…seorang baby sister memang bisa mengasuh dan menjaga Angel, seorang pembantu memang bisa membantu menyiapkan segala keperluan Angel. Tetapi satu yang tidak bisa mereka berikan kepada Angel." ungkapnya melihat tidak suka pada Davin yang menolak keras niatnya untuk mengasuh dan menjaga Angel.
"apa lagi?" tanya Davin ingin tahu.
"Angel membutuhkan kasih sayang dan cinta dari sebuah keluarga." ungkap Nita dengan menatap tajam Davin, sembari memeluk erat Angel yang ada pada pangkuannya.
"tunggu sampai Keluarganya di temukan, anak ini akan mendapatkan kasih sayang dan cinta dari keluarganya. Jadi tidak perlu kau repot dan bersusah payah untuk hal itu."
"tuan…!" ucap Nita sedikit menaikkan volume suaranya.
"anda benar benar manusia yang tidak punya hati nurani. Anda tidak pantas di sebut seorang manusia." ucap marah Nita dengan tatapan tajam dan dinginnya memandang Davin yang tidak peka akan kemalangan yang di rasakan oleh seorang anak berusia 4 tahun.
"apa maksudmu berkata kasar seperti itu?" tanya geram Davin akan ucapan kasar Nita kepadanya.
"pikirkan baik-baik tuan, dan balik perasaan anda. Jika anda berada pada posisi Angel saat ini, di usia 4 tahun kehilangan kedua orang tua dan tidak mengenal keluarga lainnya. Apa yang anda rasakan dan apa yang anda akan lakukan?" tanya Nita yang benar benar marah pada Davin.
Davin hanya diam dengan tatapan tajam dan dinginnya. Nita tahu Davin tidak akan merubah keputusannya itu. Nita menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan. Tidak ada gunanya bicara panjang lebar kepada Davin, Davin tidak akan tahu rasanya kehilangan orang yang kita kasihi dan orang yang menjadi pegangan hidup seorang anak.
Davin tidak akan tahu rasanya kehilangan seperti yang di alami oleh Nita dan Angel, karena Davin masih memiliki kedua orang tua yang mendampinginya saat ini.
"keputusan ku sudah bulat, aku tetap akan bertanggung jawab pada anak ini. Aku akan menanggung semua biaya hidupnya. Jika perlu akan aku berikan fasilitas yang lengkap padanya." ucap Davin tetap kokoh pada pendiriannya.
Nita membulatkan matanya sempurna dan tersenyum getir, tidak percaya akan perkataan Davin. Davin sungguh tidak mengerti kondisi Angel saat ini. Davin benar-benar tidak mempunyai kepekaan sama sekali.
"tuan…saya tahu anda memiliki kekayaan yang melimpah dan bisa memberikan Angel kemewahan apapun sebagai ganti rugi? tapi bisakah anda mengganti rugi kasih sayang, perhatian dan cinta kasih seorang ibu dan ayah yang sudah hilang dari Angel?" tanya Nita dengan nada suaranya yang menahan rasa kesalnya.
Davin diam dengan tatapan dinginnya pada Nita. Asisten Max cukup menjadi pendengar yang baik, mendengar perdebatan antara dua orang yang tetap kokoh pada pendirian mereka masing-masing. Tidak ada yang ingin mengalah sama sekali, mereka berdua sama-sama tidak pernah satu jalan.
Nita menghembuskan nafasnya, dia berusaha mengatur amarahnya agar tidak meledak.
"anda tidak tahu rasanya kehilangan orang yang kita kasihi dan cintai. Anda tidak pernah tahu rasanya kehilangan sebuah pegangan dan harapan, alasan untuk kita menjalani hidup." ungkap Nita dengan tatapan yang kini terlihat sedih.
"tuan…saya yang akan menjaga dan mengasuh Angel, dan tuan tidak di rugikan sama sekali, ini tidak akan menyulitkan anda. Melihat lah dengan mata dan hati yang terbuka. Jangan melihat dengan mata dan hati yang tertutup. Saya harap tuan bisa mengerti maksud saya. Jika tidak ada yang akan di bicarakan lagi. Saya permisi, sudah saatnya Angel minum obat dan istirahat." ungkap Nita sembari bangkit dari duduknya.
Davin masih diam dan setia dengan tatapan dinginnya kepada Nita. Davin sebenarnya mengerti niat baik Nita kepada Angel. Davin keberatan karena memiliki alasannya sendiri, setiap melihat Angel, Davin akan teringat akan kecelakaan itu. Rasa bersalah kepada Angel yang telah kehilangan kedua orang tuanya, akan Davin rasakan dan itu sangat menyiksa hatinya. Nita tidak tahu akan hal ini.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ke episode selanjutnya…
...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....
Jangan lupa vote dan like nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Khotinah Busro
Davin lebay nyiksa istri sendiri aja ga kepikiran
2023-02-13
1
Erlinda
ayo Nita suntik mati aja tuh si Davin
2022-09-15
1
Elisabeth Ratna Susanti
kasih like, fav, rate 5 😍❤️ nanti mampir lagi 👍
2022-04-19
1