***Rumah Sakit Golden Healthy***
Nitami Adreena Saila, biasa di panggil dokter Nitami jika dirinya berada di dalam kawasan rumah sakit. Sedangkan di luar kawasan rumah sakit, dia akan di panggil dengan sebutan Nitami saja. Ada juga yang akan memanggil namanya dengan sebutan Saila. Namun lebih banyak orang memanggilnya Nitami, lebih terdengar akrab.
Usianya tahun ini akan memasuki umur 30 tahun. Usia yang sudah terbilang cukup matang dan dewasa. Banyak dari rekannya sesama dokter sudah memiliki seorang putra atau putri dari pasangan mereka. Bahkan beberapa dari rekan dokternya yang masih lajang, di rumah sakit dan di luar rumah sakit banyak yang ingin mendekatinya.
Ada juga yang secara terang-terangan melamar Nitami untuk menjadi pasangan hidup mereka. Tentu saja di tolak secara halus oleh Nitami. Itu tidaklah baik untuk dia yang masih berstatus istri dari Davin, walaupun pernikahannya di rahasiakan. Nitami lebih takut kepada Tuhan jika dia berani mencoreng pernikahannya.
Lagi pula, Nitami tidak ingin menambah masalah baru untuknya,. Masalahnya saat ini saja tidak dapat dia selesaikan. Lebih fokus kepada pekerjaan yang dia sukai adalah pilihan yang tepat saat ini. Seperti malam ini yang semakin larut dan dingin.
Malam ini dia memiliki jadwal ship malam, menggantikan seorang teman yang sedang cuti dan kini bertugas di UGD. Nitami sedang duduk bersama dua teman lainnya. Satu seorang perawat, dan satu lagi dokter pria yang berada tiga tingkat di bawahnya. Malam ini Nitami menjadi ketua tim medis di rumah sakit itu.
Matanya terpejam sembari duduk bersandar pada kursi yang ia duduki di depan meja perawat. Malam itu tidak banyak pasien gawat yang datang, membuatnya ingin beristirahat sejenak. Hujan yang begitu lebat mengguyur kota A, kebanyakan orang akan lebih nyaman beristirahat di dalam rumah dan kamar mereka masing-masing.
"Dokter Nitami…!" Panggil lembut perawat Lia kepadanya yang masih setia memejamkan mata, tetapi masih bisa terdengar jelas oleh Nitami.
"Mmmm…!" Itulah jawaban singkat dari Nitami.
"Apa tidak sebaiknya, dokter istirahat di ruangan saja? Biar saya dan dokter Rio yang jaga di sini. Nanti kalau ada pasien yang datang, akan saya beri tahu." Usul perawat Lia kepadanya.
Nitami menghembuskan nafasnya perlahan.
"Baiklah, terima kasih." Ucapnya sembari bangkit dan menepuk pundak kanan perawat Lia. Nitami segera melangkahkan kakinya tanpa berkata apapun lagi.
Perawat Lia dan dokter Rio hanya memandang kepergian Nitami dengan gelengan kepala dari keduanya. Bagaimana tidak heran melihat sikap Nitami? Selama beberapa tahun mereka saling mengenal, tidak sekalipun mereka berdua melihat Nitami banyak bicara. Dokter cantik itu akan selalu datar, dingin serta irit dalam berbicara. Nitami akan berbicara seperlunya saja.
Tidak jika Nitami sudah berhadapan dengan seorang pasien, sikap Nitami akan terlihat hangat, ramah dan mudah untuk tersenyum. Sungguh sangat jauh berbeda saat Nitami bersama orang lain walaupun itu seorang teman. Nitami adalah seorang teman yang baik hati dan mudah menolong sesama.
"Hujannya lebat sekali, angin dan petirnya mengerikan." Ucap perawat Lia yang masih bisa di dengar oleh Nitami karena baru beberapa meter dia melangkah.
Nitami melewati lorong rumah sakit menuju ke dalam ruangannya, menoleh ke arah jendela. Benar apa yang di ucapkan oleh perawat Lia, hujan malam ini begitu lebat dengan petir dan angin yang mengerikan. Sejenak Nitami menghentikan langkahnya, memandang jauh keluar jendela. Dimana sebuah petir sedang menyambar di atas langit yang gelap, petir yang dapat menghasilkan kilat cahaya walaupun sekilas saja.
Kilat petir yang mengeluarkan cahaya. Cahaya yang membuat Nitami dapat melihat hembusan angin kencang, angin yang menggoyangkan dahan-dahan pohon besar yang ada di luar rumah sakit. Sungguh pemandangan yang begitu mengerikan, siapa yang akan berani berada di luar saat cuaca seperti sekarang ini? mereka akan berpikir dua kali untuk keluar rumah.
"Hujannya benar-benar mengerikan, semoga saja tidak ada sesuatu yang terjadi." Gumam Nitami pelan sembari mengeratkan jubah putihnya, untuk membuat hangat tubuhnya.
Angin hujan malam ini benar-benar terasa dingin, Nitami pun melanjutkan jalannya kembali menuju ke ruangan pribadinya berada. Di rumah sakit itu dia mendapatkan ruangan khusus, bukan karena dia menantu dari pemilik rumah sakit. Dia memang pantas untuk mendapatkannya, karena dia adalah salah satu dokter senior dan dokter terbaik di rumah sakit itu.
Di lingkungan rumah sakit tidak ada satu orang pun yang mengetahui rahasianya tersebut. Semua rekannya mengenal Nitami masih berstatus wanita lajang. Menjadikannya sebagai idola beberapa pemuda tampan yang pernah di temuinya.
Baru saja Nitami memejamkan matanya sejenak, terdengar gemuruh langit yang begitu keras hingga jendela kaca yang ada di ruangan itu ikut bergetar. wanita itu tidak mempedulikannya, dia masih berusaha untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sangat lelah dan mengantuk.
Sepertinya tidurnya malam ini tidak akan nyenyak, karena terbukti dari ketukan keras terdengar terburu-buru dari seseorang di balik pintu luar ruangannya. Nitami sangat mengenal suara itu, suara keras dari perawat Lia menggedor daun pintu ruangannya sembari memanggil-manggil namanya.
'Door…door…door…' Suara ketukan keras dari balik pintu.
"Dokter Nitami…dokter Nitami…bangun dokter…Ada pasien gawat malam ini di UGD yang sebentar lagi akan datang." Panggilnya.
Nitami berusaha menetralkan pikirannya, tidurnya yang baru saja di mulai terganggu lagi. Hal seperti itu sudah biasa terjadi hampir setiap harinya, bahkan setiap menit dan detik. dokter cantik itu menghembuskan nafasnya perlahan sembari duduk di atas ranjang tipisnya.
"Dokter Nitami, bangun dokter… Dokter Nitami...!" Panggil perawat Lia, masih dengan ketukan yang keras.
Perlahan Nitami berdiri dan segera melangkah mendekati pintu. Dia membuka pintu itu setelah kesekian kalinya pintu ruangannya di ketuk dengan keras. Kini dapat ia melihat kekhawatiran ada pada wajah perawat Lia, dia hanya memandang Lia tanpa menjawab atau bertanya.
"Maaf dokter, maaf mengganggu…!" Ucapnya masih dengan mimik khawatir.
"Mmmm…Tidak apa." Jawabnya singkat dengan mimik wajahnya yang terlihat datar, Nitami menutupi mulutnya yang menguap karena rasa kantuk yang masih dia rasakan.
"Ada pasien VVIP yang akan datang sebentar lagi, pasien mengalami kecelakaan dan kehilangan banyak darah." Ucap Lia menjelaskan.
Nitami hanya mengangguk mengerti, dengan rasa kantuk yang berusaha dia hilangkan.
"Pasien berada di dalam Helly saat ini, akan tiba di atas gedung rumah sakit. Dokter Rio sudah menuju ke sana." Jelasnya lagi. Nitami hanya diam sembari membenarkan ikatan rambutnya yang panjang hitam.
"Apa mereka tidak salah perawat Lia, dalam kondisi cuaca seperti ini mereka menggunakan Helly untuk membawa pasien?" Tanya heran Nitami, pasalnya hujan malam ini masih deras dengan petir serta angin terkadang menyertai.
Sungguh pasien gila yang akan memakai Helly pada saat cuaca buruk seperti sekarang ini.
"Entahlah dokter, saya hanya menerima telepon dari mereka dan mengatakan seperti itu." Jawab Lia apa adanya.
Nitami menghela nafasnya perlahan, begitulah orang kaya selalu saja bertindak di luar nalar otak orang normal. Segawat apa pasien tersebut? Pasien VVIP seperti apa yang akan Nitami hadapi malam ini?
"Ayo…Kita ke sana !" Ajak Nitami tanpa banyak bertanya lagi, sembari keluar dan menutup pintu ruangannya.
Langkah kaki mereka terburu sedikit berlari, menuju lift untuk menuju ke atas gedung. Tempat landasan untuk Helly turun mendarat. Jubah putihnya melambai indah saat Nitami berlari kecil, rambutnya yang di kuncir kuda bergerak ke arah kiri dan kanan.
Nitami dapat menebak jika pasien yang akan mereka tangani adalah orang yang sangat kaya raya. Pasien seperti itu sudah sering ia tangani, karena di kota ini banyak orang-orang kaya dan terpandang. Jadi tidak heran, transportasi Helly akan menjadi kendaraan yang sangat cepat dan tanpa hambatan. Tetapi pasien kali ini cukup gila, begitu nekat menggunakan Helly di saat cuaca buruk seperti malam ini.
Nitami, perawat Lia dan dokter Rio telah sampai di tempat tujuan. Dari kejauhan terlihat jelas sebuah Helly terbang, pemandangan yang begitu mengerikan karena sesekali petir terlihat menyambar langit. Jangan lupakan angin yang cukup kencang, membuat Helly terlihat kesusahan untuk terbang. Benar-benar pemandangan yang sungguh mengerikan untuk di lihat, Nitami tidak habis pikir pasien VVIP seperti apa yang ia dapatkan malam ini?
Mereka akan tahu sebentar lagi, namun jantung dokter cantik itu berdetak saat melihat lambang pada badan Helly. Semakin Helly itu mendekat, semakin jelas lambang yang sangat ia kenali. Lambang huruf 'G' besar dengan bunga melati berwarna emas di samping hurufnya.
Lambang yang sangat Nitami kenali, lambang milik perusahaan Golden Group. Siapa yang mengalami kecelakaan malam ini? Itulah pertanyaan Nitami dalam hatinya. Apakah salah satu anggota keluarga Fardhan? Dia sungguh tidak menyangka akan menangani salah satu dari keluarga tersebut.
Nitami harus profesional dalam pekerjaannya. Siapapun dia, hanya seorang pasien di mata dokter cantik itu. Mereka di perlakukan istimewa, karena mereka orang kaya atau lebih tepatnya lagi pemilik dari rumah sakit tempatnya bekerja saat ini.
"Siapa yang kecelakaan perawat Lia?" Tanya dokter Rio yang ada di sampingnya, tentu saja bisa terdengar oleh Nitami yang hanya diam tanpa berbicara.
Mereka masih berjuang dengan derasnya hujan yang turun dan dinginnya angin yang menerpa. Kilatan petir yang sesekali membuat mereka merasa ngeri, hingga terdengar teriakan dari mulut perawat Lia. Mereka bertiga sudah menjadi gila saat ini. Menantikan datangnya seorang pasien di tengah derasnya air hujan, petir dan angin.
Sungguh malam yang mencekam bagi mereka bertiga.
"Salah satu anggota keluarga Fardhan." Balas perawat Lia sedikit mengeraskan volume suaranya karena suara hujan yang begitu deras.
Tubuh mereka bertiga sudah gemetar karena kedinginan, tetapi mereka harus tetap bertahan untuk pasien mereka. Jawaban perawat Lia masih dapat Nitami dengar dengan jelas, karena berada tepat di sampingnya. Dalam hatinya sudah tidak karuan, mengingat yang akan dia tangani adalah salah satu anggota keluarga Fardhan.
Tangan wanita itu mengepal kuat menahan gejolak di dalam hatinya. Tanpa mereka sadari, deruan angin semakin keras bersama dengan datangnya Helly. Benda berpaling itu berusaha untuk mendarat pada tanda yang ada di tengah-tengah lantai landasan. Sekilas dari balik kaca Helly, Nitami dapat melihat orang yang ia kenali. Bahkan sangat ia kenal baik selama beberapa tahun ini.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ke episode selanjutnya…
...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....
Jangan lupa vote dan like nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Risfa
mangatt ka
2023-04-10
0
Borahe 🍉🧡
kukira suara tembakan thor. harusnya tok tok tok
2022-12-19
1
Elisabeth Ratna Susanti
suka banget sama ceritanya 😍 langsung daratkan favorit ❤️
2022-04-19
1