Alexa yang sudah puas memainkan biolanya meletakkan biolanya di atas kursi.
"Bagus sekali Alexa" , ucap Charlie.
"Terima kasih kak", jawab Alexa.
"Ini dagingnya sudah matang non" , ucap mbok Siti.
"Iya mbok" , jawab Alexa sambil berjalan menuju ke meja yang ada di taman dan duduk di sebelah Charlie.
Setelah itu Alexa , Charlie dan mbok Siti makan bersama sambil mengobrol santai.
"Kak , besok jadi kakak mau menemani aku ke kantor pak Carren?" , tanya Alexa.
"Iya jadi Alexa" , ucap Charlie.
"Apakah di kantor gak sibuk kak?" , tanya Alexa.
"Sebenarnya sejak kepergian tuan , kita sudah jarang mendapatkan orderan Alexa , jadi kerja aku sudah tidak banyak lagi" , ucap Charlie.
"Kenapa kakak tidak memberitahukan aku sebelumnya?" , tanya Alexa.
"Karena aku tidak mau menambah beban pikiran kamu Alexa" , ucap Charlie.
"Tapi kalau seperti itu terus , lama-lama perusahaan pasti akan tutup kak" , ucap Alexa.
"Aku sedang mencoba untuk mengusahakan yang terbaik untuk perusahaan...dengan kondisi keuangan yang terbatas Alexa" , ucap Charlie.
Yang sebenarnya Charlie sendiri ragu , sampai kapan perusahaan bisa bertahan dengan kondisi keuangan yang menipis.
"Kalau aku menunda-nunda terus , perusahaan pasti akan tutup , kak Charlie gak akan bisa mendapatkan klien baru , karyawan juga akan terancam di PHK" , ucap Alexa dalam hatinya.
"Kak Charlie" , panggil Alexa.
"Iya Alexa" , jawab Charlie.
"Aku sudah membuat keputusan kak , aku lihat hanya kakak yang bisa menjalankan dan mengerti semua tentang perusahaan papa , jadi aku akan menikah dengan kakak" , ucap Alexa.
Charlie pun langsung terkejut dan berdiri , lalu berlutut dengan sebelah kakinya di depan Alexa.
"Apakah itu benar Alexa?" , tanya Charlie sambil menatap mata Alexa.
"Iya kak , aku gak mau perusahaan papa ditutup dan karyawan terancam di PHK" , ucap Alexa.
"Terima kasih Alexa , tapi harusnya kata-kata ini aku yang mengucapkannya Alexa" , ucap Charlie.
"Maksud kakak?" , tanya Alexa.
"Sebenarnya dari dulu aku sudah suka sama kamu Alexa dan harusnya akulah yang mengatakan maukah kamu menikah denganku" , ucap Charlie sambil memegang tangan Alexa.
"Untuk sekarang aku hanya berpikir kita menikah untuk menyelamatkan perusahaan papa dan mama dulu kak , kalau untuk masalah perasaan , apakah kakak bisa memberikan aku waktu sampai aku bisa mencintai kakak?" , ucap Alexa.
"Iya , aku bisa Alexa , aku pasti akan selalu menunggu sampai kamu benar-benar bisa menerima aku" , jawab Charlie.
"Terima kasih ya kak" , ucap Alexa.
"Iya Alexa , aku yang harusnya berterima kasih sama kamu karena mau menikah dengan aku" , jawab Charlie.
"Iya kak" , ucap Alexa sambil tersenyum.
"Mbok senang deh lihat den Charlie dan non Alexa akan menikah" , ucap mbok Siti.
Alexa pun hanya tersenyum sambil melihat mbok Siti.
"Semoga nanti rumah ini akan kembali penuh kehangatan seperti dulu lagi , setelah non Alexa dan den Charlie menikah" , ucap mbok Siti dalam hatinya.
Setelah itu Alexa dan Charlie melanjutkan makannya sambil memandangi bulan yang bersinar dengan indah pada malam itu.
Tidak lama , hari pun semakin larut dan angin mulai berhembus dengan kencang , Alexa , Charlie dan mbok Siti mulai masuk ke dalam rumah.
Mbok Siti berjalan ke dapur sambil membawa piring-piring kotor dan membersihkannya di dapur.
Alexa dan Charlie berjalan menuju ke atas.
"Kak , apa boleh kita bicara sebentar di kamar aku" , ucap Alexa.
"Iya boleh Alexa" , jawab Charlie.
Charlie mengikuti Alexa masuk ke kamarnya.
Sampai di dalam kamar Alexa , Charlie dan Alexa duduk di kursi sofa yang ada di kamar Alexa.
"Kak , aku kan tidak ada wali , maka aku akan meminta pak Budi untuk menjadi wali aku , kalau kakak...apakah kakak bisa memanggil orang tua kakak kesini?" , tanya Alexa.
"Besok aku akan menelpon kedua orang tua aku , untuk menyampaikan kabar bahagia ini" , ucap Charlie.
"Iya kak , setelah menikah...kakak gak akan masalah kan kalau kita belum bisa hidup seperti pasangan suami istri yang sebenarnya" , ucap Alexa.
"Iya gak apa apa Alexa , aku akan menunggu kamu sampai kamu siap menerima aku" , ucap Charlie.
"Iya...terima kasih kak , nanti supaya mbok Siti tidak mencurigai kita , maka setelah menikah kakak tidur di kamar aku aja ya , tapi untuk barang-barang kakak...sementara di kamar sebelah dulu , karena barang-barang aku sudah banyak disini" , ucap Alexa.
"Iya , aku gak masalah Alexa" , ucap Charlie sambil tersenyum.
"Baiklah kak , berarti besok pagi kakak yang akan mengantarkan aku ke kampus?" , tanya Alexa.
"Iya Alexa" , jawab Charlie.
"Besok aku kuliahnya sampai jam 2 siang ya kak" , jawab Alexa.
"Baiklah , kalau gitu kamu istirahat dulu , jangan banyak berpikir lagi malam ini" , ucap Charlie.
"Iya kak" , jawab Alexa.
Charlie pun berdiri dan meninggalkan kamar Alexa menuju ke kamarnya yang ada disebelah kamar Alexa.
Charlie yang sudah sampai di kamarnya , langsung masuk ke kamar mandi untuk mencuci mukanya , setelah itu dia pun naik ke atas kasur.
"Terima kasih Alexa , akhirnya kamu mau menikah denganku , aku pasti akan mengusahakan yang terbaik buat kamu dan perusahaan orang tua kamu , dan aku pasti akan selalu menunggu sampai kamu benar-benar bisa menerima dan mencintai aku" , ucap Charlie dalam hatinya.
Setelah itu Charlie pun tidur dengan nyenyak pada malam yang indah dalam hidupnya itu.
Alexa yang sudah mencuci mukanya , naik ke atas kasurnya.
"Apakah nantinya aku akan bisa mencintai kak Charlie , setelah melihat Felix yang hanya menginginkan uang aku saja , sudah membuat aku sangat kecewa..."
"Apakah kak Charlie benar-benar mencintai aku seperti yang dia katakan , bukan karena menginginkan perusahaan orang tua aku saja?"
"Tapi didalam mimpi papa mengatakan kalau hanya Charlie yang bisa membantu aku , semoga saja keputusan yang aku buat ini adalah keputusan yang paling tepat dalam hidup aku , aku tidak mau lagi dikecewakan oleh laki-laki , cukup Felix yang sudah membuat aku kecewa" , ucap Alexa yang berkutat dengan pikirannya sendiri.
Karena rasa lelah sudah menyelimuti dirinya , maka Alexa pun mulai tertidur pada malam itu.
********
Felix yang sudah selesai makan , mulai menelpon Vio.
Terdengar suara sambungan masuk disana , tapi tidak ada tanda-tanda suara masuk , sampai bunyi suara sambungan terputus sendiri.
Akhirnya Felix memutuskan untuk mendatangi Vio di rumahnya.
Sampai di depan rumah Vio , Felix langsung mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan chat.
"Vio...aku ada di depan rumah kamu".
-(Pesan dikirim)-
"Kamu pulang saja , aku gak akan mau menemui kamu lagi".
-Vio-
"Kenapa kamu seperti ini? Aku merindukan kamu , ayo kita pergi ke kostan aku".
-(Pesan dikirim)-
"Kamu urus aja keinginan kamu sendiri".
-Vio-
"Jangan gitu Vio , ayolah....aku sudah tidak tahan lagi".
-(Pesan dikirim)-
"Tadi aku sudah berdiri di depan kamu dengan tubuh polos aku , tapi kamu tidak menghiraukan aku , kamu kira aku cewek murahan".
-Vio-
"Tadi aku kan lagi keasikan main game".
-(Pesan dikirim)-
"Kamu minta aja game kamu yang urusin keinginan kamu".
-Vio-
"Jangan gitu sayang....ayolah....maafin aku sudah cuekin kamu tadi , ayolah kita pergi sekarang....kamu keluar ya....aku mencintai kamu...."
-(Pesan dikirim)-
Beberapa waktu tidak ada balasan dari Vio.
Lalu Felix mulai menelpon Vio.
Terdengar suara dari sana...
Nomor yang anda tuju tidak bisa dihubungi.
"Pasti Vio sengaja matiin ponselnya" , ucap Felix.
Akhirnya malam itu Felix memutuskan pulang kembali ke kostan nya.
"Masa aku harus main sendiri , mau gak mau deh kalau begini , biasanya juga Vio yang setiap hari melakukannya" , ucap Felix sambil telentang di atas kasurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments