My Boss My Berondong

My Boss My Berondong

Bab 1 : Pertemuan

Indira Pertiwi, 30 tahun seorang janda dengan satu anak. Ditinggal mati suaminya karena penyakit kronis. Mencari pekerjaan kemana-mana untuk dapat menghidupi anak semata wayangnya. Ini adalah perusahaan kelima yang dia masuki.

"Permisi, saya mau wawancara untuk posisi sekretaris," kata Indi pada front office di depan.

"Langsung masuk saja Bu, naik lift ke lantai 5," kata front office.

"Terima kasih," Indi melangkah memasuki lift.

Di dalam lift penuh dengan orang. Indi terdesak ke belakang. Di depannya seorang pria muda yang kelihatan seperti eksekutif.

Lift berhenti di lantai 5. Indi turun dari lift dan bertabrakan dengan pria muda tadi, yang turun juga di lantai 5.

"Sorry," kata Indi.

Namun permintaan maaf Indi tidak digubris oleh pria muda tersebut. Indi mengumpat dengan suara sedikit keras.

"Anak jaman sekarang gak tahu sopan santun, dasar," umpat Indi yang sebenarnya didengar oleh pria muda tersebut.

Indi akhirnya mendapat giliran untuk wawancara. Dia masuk ke dalam kantor sang Boss. Dan dia sedikit terkejut karena yang di dalam adalah pria muda yang tadi.

"Gawat nih tadi gue ngomong sembarangan, sial," umpat Indi dalam hati.

Setelah menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Boss dan asistennya, Indi memilih untuk diam. Karena dia belum dipersilahkan untuk keluar.

"Jadi, saya anak jaman sekarang yang tidak punya sopan santun?" kata si Boss dingin. Yang diketahui namanya adalah Arya Wijaya.

"Maaf Pak, saya tidak bermaksud menyinggung Bapak," kata Indi tegas tapi ada sedikit rasa gugup.

"Baik, kamu boleh keluar sekarang. Saya tidak akan menerima karyawan yang suka mengumpat di belakang saya," kata Arya dingin.

Indi merasa alasannya ditolak tidak masuk akal. Diapun langsung naik darah.

"Saya juga merasa tidak pantas kerja bersama Bapak yang dingin dan sombong. Tidak akan ada karyawan yang betah bekerja dengan Bapak. Permisi," Indi langsung keluar dan membanting pintu.

Indi keluar kantor Arya dengan hati panas. Sepanjang perjalanan keluar perusahaan, dia mengumpat. Di depan pintu lift keluar, dia menabrak seseorang.

"Sorry," Indi hendak pergi, tapi ada yang memanggilnya.

"Indi," panggil seseorang.

Indi menengok dan ternyata Ardi, teman kuliahnya dulu.

"Hai Di, apa kabar?" kata Indi menyapa.

"Hai, baik Ndi. Kamu kerja di sini?" tanya Ardi tersenyum ramah.

"Amit-amit deh kerja di sini. Untung 'gak diterima," kata Indi sambil bergidik.

"Hahahaha, emang kenapa Ndi?" tanya Ardi lagi.

"Bossnya sombong, kaya' kulkas juga. Dingin," Indi menjelaskan.

Setelah bertukar nomor, Indi langsung keluar dari perusahaan.

Pov Arya.

"Sialan tuh cewek, berani banget ngatain gue," Arya ngamuk.

"Tapi dia memang bener bro, lo terlalu sombong dan dingin," kata Dimas, asisten sekaligus sahabat Arya.

"Diem lo," Arya mengusap rambutnya kasar. Dimas hanya tersenyum.

Arya Wijaya, umur 27 tahun tapi sudah memegang perusahaan sendiri. Dia anak pertama dari dua bersaudara keluarga Wijaya. Dia memang mempunyai kepribadian yang dingin dan tidak memperdulikan sekitarnya.

Satu minggu kemudian.

Indi sedang berjalan-jalan dengan anaknya di sebuah taman bermain. Anak Indi laki-laki berumur 5 tahun, Evan namanya. Dia anak yang sangat penurut dan pengertian. Hidup berdua bersama Ibunya membuat Evan menjadi anak yang mandiri.

"Sayang udah selesai mainnya? Kita pulang yuk," ajak Indi pada Evan.

"Evan mau naik kuda lagi Mah," kata Evan meminta.

"Ya udah, tapi satu kali lagi aja ya," kata Indi mencubit pipi Evan. Evan mengangguk senang.

Setelah selesai bermain, Indi mengajak Evan pulang. Saat hendak menunggu taksi, ada banyak orang berkerumun tidak jauh dari tempat Indi berdiri. Ternyata ada kecelakaan. Indi hendak mengabaikan kejadian itu, tapi tiba-tiba Evan berteriak.

"Mah lihat, Omnya kasihan Mah, berdarah," kata Evan menarik-narik tangan Indi.

Indi melihat ke arah yang ditunjukkan Evan. Indi langsung kaget karena ternyata itu Arya. Indi langsung berlari menghampiri Arya diikuti Evan.

"Arya, kamu 'gak apa?" tanya Indi sambil mencoba menghubungi ambulans.

"Mah, Omnya mau mati," kata-kata Evan membuat Indi semakin gugup.

"'Gak mati sayang, Omnya cuma kesakitan," kata Indi menjelaskan.

Indi jadi teringat suaminya yang mengalami sakit. Dan sekarang telah tenang di atas sana.

Tidak berapa lama, ambulans datang dan membawa Arya ke Rumah Sakit. Karena tidak ada yang mau mengikuti, Indi terpaksa ikut.

Di rumah sakit.

"Mohon maaf siapa keluarga Bapak Arya?" tanya seorang suster.

"Maaf suster saya hanya menolongnya. Mungkin keluarganya sebentar lagi sampai," kata Indi.

"Mah ngantuk," Evan menguap beberapa kali.

"Evan tidur di kursi dulu ya sayang," Indi menidurkan Evan.

"Permisi Mba, apa kamu yang menolong Arya?" kata seorang Bapak yang baru saja sampai.

"Iya Pak, Aryanya masih ditangani Dokter," kata Indi menjelaskan.

"Terima kasih ya, Nak. Nama kamu siapa?" tanya seorang Ibu.

"Saya Indi Bu. Karena Bapak sama Ibu sudah datang, saya permisi. Kasihan anak saya ketiduran," kata Indi sambil hendak menggendong Evan.

"Ini anak kamu?" tanya Bapaknya Arya.

"Iya Pak, permisi Pak,Bu," Indi pamit.

Setelah kepergian Indi, Dokter keluar dan memberitahukan keluarga Arya tentang keadaannya.

Pov Arya.

"Aauuwww, kepala gue," Arya mengaduh memegang kepalanya yang berbalut perban.

"Kamu tidak apa-apa, Nak?" tanya Mama Arya.

"'Gak apa Mah," Arya menatap sang Mama.

"Bagaimana kejadiannya? Kenapa sampai kecelakaan?" Papah Arya bertanya.

"Untung aja ada Indi, jadi kamu bisa cepat dibawa ke RS," Mama bicara lagi.

"Indi?" Arya bertanya-tanya.

"Iya Indi, katanya karyawan kamu," kata Papah. Arya semakin tak paham.

Indi mengaku sebagai karyawan Arya karena dia tidak mau banyak pertanyaan dari orang tua Arya.

"Udah gak usah dipikirin, kamu istirahat," kata Mama Arya.

Arya memejamkan matanya sambil memikirkan apakah Indi yang itu atau bukan.

Pov Indira.

Sudah dua minggu semenjak terakhir Indi melakukan wawancara pekerjaan. Dia masih belum dapat pekerjaan itu. Selama menunggu pekerjaan yang lebih bagus, Indi bekerja di minimarket dekat rumahnya.

"Mah, Om yang waktu itu gimana ya?" tanya Evan tiba-tiba.

"Mama juga gak tahu sayang. Mungkin sudah sembuh," kata Indi bingung.

"Besok kita jenguk yuk Mah," kata Evan meminta.

"Ngapain sayang, kita 'gak kenal," kata Indi, tidak ingin bertemu lagi dengan Arya.

"Ayolah Mah, Evan kasihan sama Om itu," Evan memohon.

"Ini anak kenapa sih?" batin Indi.

"Ya udah, besok kita jenguk Om itu," kata Indi akhirnya.

Esoknya di Rumah Sakit.

"Permisi," Indi mengetuk pintu, lalu membukanya.

Di dalam ada Ibunya Arya dan seorang gadis mirip dengan Ibunya Arya. Mungkin saja adiknya.

"Loh, Nak Indi kan. Silahkan masuk Nak," kata Ibu Arya mempersilahkan masuk.

"Permisi tante," Indi masuk dan Evan langsung berlari menuju Arya.

"Om gak papa kan? Udah gak berdarah lagi kan?" tanya Evan sambil melihat-lihat Arya.

Arya menatapku seakan bertanya.

"Ini Evan anak saya," Indi mengenalkan Evan.

"Om udah sembuh?" tanya Evan lagi.

"Udah," jawab Arya dengan senyum kaku.

"Sayang, Om Arya masih harus istirahat. Kita pulang yuk," kata Indi membujuk Evan.

"Iya Mah. Om cepat sembuh ya," Evan memegang tangan Indi hendak pamit. Arya hanya tersenyum kaku.

"Cih, sama anak kecil aja kaku," kata Indi dalam hati.

"Tante, saya pamit pulang, semoga Arya cepat pulih," pamit Indi lalu melangkah keluar.

Pov Arya.

Mengambil ponsel dan menelpon Dimas.

Call on.

"Hallo Ar, gimana keadaan lo?" tanya Dimas di seberang.

"Tolong urus supaya Indi bisa bekerja besok," kata Arya tanpa basa-basi.

"Indi? Yang mana ya?" tanya Dimas.

"Yang ngatain gue sombong dan dingin," kata Arya menjelaskan.

"Ooh itu, oke gampang. Tapi kenapa?" tanya Dimas penasaran.

"Gak usah banyak tanya," kata Arya lalu menutup telepon.

Call off.

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Aku kepo kepo janda memang menggoda maaf thor aku berasumsi sendiri lanjutkanlah.....

2023-01-03

1

Riani

Riani

Dapat rekom dari Kak Irma, aku fav dulu ya kak🥳 masih nyimak..

2022-06-18

2

Nirwana Asri

Nirwana Asri

hallo aku mampir bawa bunga

2022-06-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pertemuan
2 Bab 2 : Sekretaris
3 Bab 3 : Si Gunung Es
4 Bab 4 : Tekanan Batin
5 Bab 5 : Hari Tenang
6 Bab 6 : Sisi Lain
7 Bab 7 : Tersentuh
8 Bab 8 : Gunung Es Mencair
9 Bab 9 : Ayo Berteman
10 Bab 10 : Kecelakaan
11 Bab 11 : Ragu
12 Bab 12 : Cemburu?
13 Bab 13 : Reuni
14 Bab 14 : May I ... ?
15 Bab 15 : Lampu Hijau
16 Bab 16 : Jadian
17 Bab 17 : Berondong Indi
18 Bab 18 : Gossip
19 Bab 19 : Bertahan
20 Bab 20 : Kedua Kalinya
21 Bab 21 : Lelah
22 Bab 22 : Go Publik
23 Bab 23 : Masih Ada Saja
24 Bab 24 : Rindu yang Jauh
25 Bab 25 : Luar Kota
26 Bab 26 : Menahan Rindu
27 Bab 27 : Kejutan
28 Bab 28 : Kejutan Lagi
29 Bab 29 : Makan Malam
30 Bab 30 : Sakit Hati
31 Bab 31 : Berpikir Ulang
32 Bab 32 : Lamaran
33 Bab 33 : Angel or Devil
34 Bab 34 : Tumbang
35 Bab 35 : Kekhawatiran
36 Bab 36 : Menginap
37 Bab 37 : Perusahaan Wijaya
38 Bab 38 : Liburan
39 Bab 39 : Persiapan Pernikahan
40 Bab 40 : Wedding Day
41 Bab 41 : Honeymoon
42 Bab 42 : Masih Honeymoon
43 Bab 43 : Kelakuan Aneh Arya
44 Bab 44. Dua Garis Biru
45 Bab 45 : Kebahagiaan Lengkap
46 Bab 46 : Keluarga Bahagia
47 Bab 47 : Rencana Arya
48 Bab 48 : Sekretaris Baru Rasa Lama
49 Bab 49 : Berdua Saja
50 Bab 50 : Berita Bahagia
51 Bab 51 : Tetap Bekerja (?)
52 Bab 52 : "Ngidam"
53 Bab 53 : Labil
54 Bab 54 : Anak Ketiga
55 Bab 55 : Perayaan Kecil
56 Bab 56 : Saat Remaja
57 Bab 57 : Tamu Tak Diundang
58 Bab 58 : Arini dan Dimas
59 Bab 59 : Kelanjutan Hubungan
60 Bab 60 : Bahagia Bersama
61 Bab 61 : Undangan Angel
62 Bab 62 : Penasaran
63 Bab 63 : Arini's Wedding
64 Bab 64 : Rencana Liburan
65 Bab 65 : Keluarga Wijaya
66 Bab 66 : Siapa Dia Sebenarnya?
67 Bab 67 : Jacelyn
68 Bab 68 : Kembali Beraktifitas
69 Bab 69 : Ijin Berteman
70 Bab 70 : Merasa Bersalah
71 Bab 71 : Terbongkar
72 Bab 72 : Arini Hamil?
73 Bab 73 : Dalang di balik Jacelyn
74 Bab 74 : Dendam Terpendam
75 Bab 75 : Rencana Busuk Calista
76 Bab 76 : Penculikan Evan
77 Bab 77 : Masa Lalu Calista
78 Bab 78 : Kecurigaan Indi
79 Bab 79 : Kebohongan Arya
80 Bab 80 : Kekecewaan Indi
81 Bab 81 : Janji Arya
82 Bab 82 : Pengakuan Jacelyn
83 Bab 83 : Hilangnya Jacelyn
84 Bab 84 : Disekap
85 Bab 85 : Kehilangan Jejak
86 Bab 86 : Kehidupan Baru
87 Bab 87 : One Fine Day
88 Bab 88 : Pengakuan Calista
89 Bab 89 : Tak Sadarkan Diri
90 Bab 90 : Kemarahan Arya
91 Bab 91 : Kritis
92 Bab 92 : Hilang Ingatan (1)
93 Bab 93 : Hilang Ingatan (2)
94 Bab 94 : Kanaya (Jacelyn)
95 Bab 95 : Perkenalan Ulang
96 Bab 96 : Kembali Pulang
97 Bab 97 : Malam yang Panjang
98 Bab 98 : Kembali ke Aktifitas
99 Bab 99 : Sedikit Ingatan Kembali
100 Bab 100 : Kesakitan
101 Bab 101 : Ingatan yang Kembali
102 Bab 102 : Ketakutan Evan
103 Bab 103 : Pemulihan
104 Bab 104 : Ujian Akhir
105 Bab 105 : Hari Kelulusan
106 Bab 106 : Arini Melahirkan
107 Bab 107 : Putri Kecil Arini
108 Bab 108 : Ijin Ibu Negara
109 Bab 109 : Pilihan Yang Sulit
110 Bab 110 : Keputusan Akhir
111 Bab 111 : Persiapan Kuliah
112 Bab 112 : Prom Night
113 Bab 113 : Hukuman untuk Evan
114 Bab 114 : Kejutan Untuk Evan
115 Bab 115 : Perpisahan
116 Ekstra Part 01
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 : Pertemuan
2
Bab 2 : Sekretaris
3
Bab 3 : Si Gunung Es
4
Bab 4 : Tekanan Batin
5
Bab 5 : Hari Tenang
6
Bab 6 : Sisi Lain
7
Bab 7 : Tersentuh
8
Bab 8 : Gunung Es Mencair
9
Bab 9 : Ayo Berteman
10
Bab 10 : Kecelakaan
11
Bab 11 : Ragu
12
Bab 12 : Cemburu?
13
Bab 13 : Reuni
14
Bab 14 : May I ... ?
15
Bab 15 : Lampu Hijau
16
Bab 16 : Jadian
17
Bab 17 : Berondong Indi
18
Bab 18 : Gossip
19
Bab 19 : Bertahan
20
Bab 20 : Kedua Kalinya
21
Bab 21 : Lelah
22
Bab 22 : Go Publik
23
Bab 23 : Masih Ada Saja
24
Bab 24 : Rindu yang Jauh
25
Bab 25 : Luar Kota
26
Bab 26 : Menahan Rindu
27
Bab 27 : Kejutan
28
Bab 28 : Kejutan Lagi
29
Bab 29 : Makan Malam
30
Bab 30 : Sakit Hati
31
Bab 31 : Berpikir Ulang
32
Bab 32 : Lamaran
33
Bab 33 : Angel or Devil
34
Bab 34 : Tumbang
35
Bab 35 : Kekhawatiran
36
Bab 36 : Menginap
37
Bab 37 : Perusahaan Wijaya
38
Bab 38 : Liburan
39
Bab 39 : Persiapan Pernikahan
40
Bab 40 : Wedding Day
41
Bab 41 : Honeymoon
42
Bab 42 : Masih Honeymoon
43
Bab 43 : Kelakuan Aneh Arya
44
Bab 44. Dua Garis Biru
45
Bab 45 : Kebahagiaan Lengkap
46
Bab 46 : Keluarga Bahagia
47
Bab 47 : Rencana Arya
48
Bab 48 : Sekretaris Baru Rasa Lama
49
Bab 49 : Berdua Saja
50
Bab 50 : Berita Bahagia
51
Bab 51 : Tetap Bekerja (?)
52
Bab 52 : "Ngidam"
53
Bab 53 : Labil
54
Bab 54 : Anak Ketiga
55
Bab 55 : Perayaan Kecil
56
Bab 56 : Saat Remaja
57
Bab 57 : Tamu Tak Diundang
58
Bab 58 : Arini dan Dimas
59
Bab 59 : Kelanjutan Hubungan
60
Bab 60 : Bahagia Bersama
61
Bab 61 : Undangan Angel
62
Bab 62 : Penasaran
63
Bab 63 : Arini's Wedding
64
Bab 64 : Rencana Liburan
65
Bab 65 : Keluarga Wijaya
66
Bab 66 : Siapa Dia Sebenarnya?
67
Bab 67 : Jacelyn
68
Bab 68 : Kembali Beraktifitas
69
Bab 69 : Ijin Berteman
70
Bab 70 : Merasa Bersalah
71
Bab 71 : Terbongkar
72
Bab 72 : Arini Hamil?
73
Bab 73 : Dalang di balik Jacelyn
74
Bab 74 : Dendam Terpendam
75
Bab 75 : Rencana Busuk Calista
76
Bab 76 : Penculikan Evan
77
Bab 77 : Masa Lalu Calista
78
Bab 78 : Kecurigaan Indi
79
Bab 79 : Kebohongan Arya
80
Bab 80 : Kekecewaan Indi
81
Bab 81 : Janji Arya
82
Bab 82 : Pengakuan Jacelyn
83
Bab 83 : Hilangnya Jacelyn
84
Bab 84 : Disekap
85
Bab 85 : Kehilangan Jejak
86
Bab 86 : Kehidupan Baru
87
Bab 87 : One Fine Day
88
Bab 88 : Pengakuan Calista
89
Bab 89 : Tak Sadarkan Diri
90
Bab 90 : Kemarahan Arya
91
Bab 91 : Kritis
92
Bab 92 : Hilang Ingatan (1)
93
Bab 93 : Hilang Ingatan (2)
94
Bab 94 : Kanaya (Jacelyn)
95
Bab 95 : Perkenalan Ulang
96
Bab 96 : Kembali Pulang
97
Bab 97 : Malam yang Panjang
98
Bab 98 : Kembali ke Aktifitas
99
Bab 99 : Sedikit Ingatan Kembali
100
Bab 100 : Kesakitan
101
Bab 101 : Ingatan yang Kembali
102
Bab 102 : Ketakutan Evan
103
Bab 103 : Pemulihan
104
Bab 104 : Ujian Akhir
105
Bab 105 : Hari Kelulusan
106
Bab 106 : Arini Melahirkan
107
Bab 107 : Putri Kecil Arini
108
Bab 108 : Ijin Ibu Negara
109
Bab 109 : Pilihan Yang Sulit
110
Bab 110 : Keputusan Akhir
111
Bab 111 : Persiapan Kuliah
112
Bab 112 : Prom Night
113
Bab 113 : Hukuman untuk Evan
114
Bab 114 : Kejutan Untuk Evan
115
Bab 115 : Perpisahan
116
Ekstra Part 01

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!