Bab 16 : Jadian

Setelah Indi menceritakan pada Arya, tentang apa yang dikatakan oleh Evan, Arya langsung menanyakan lagi perasaan Indi padanya.

"Jadi, sekarang gimana kamu sama aku Ndi?" tanya Arya pada saat perjalanan pulang dari kantor ke rumah Indi.

"Gimana apanya?" Indi balik bertanya untuk menutupi kegugupannya.

"Kamu masih 'gak mau nerima aku jadi pacar kamu?" tanya Arya masih fokus menyetir.

"Umur aku udah 'gak pantes buat sekedar pacaran Ar," Indi menatap ke jendela samping.

Tiba-tiba Arya menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Indi langsung menatap Arya.

"Kalau gitu ayo kita nikah," Arya dengan suara tegas, mengatakan itu.

Indi terdiam mendengar ucapan Arya. Dia tidak menyangka Arya akan mengatakan itu.

"Kenapa diem Ndi? Ayo nikah kalau itu yang kamu mau," kata Arya lagi.

"Nikah 'gak segampang itu Ar. Dan juga, kamu tahu sendiri status aku," Indi menghela nafas.

"Aku 'gak mandang status kamu Ndi. Dan aku juga akan menyayangi Evan seperti anak aku sendiri," kata Arya lagi.

Indi terdiam mendengar perkataan Arya. Dia mengusap air matanya yang telah jatuh di pipinya. Arya membawa Indi ke dalam pelukannya.

"Jangan nangis, please. Aku ikutan sedih," Arya mengusap punggung Indi. "Kita bicarain nanti lagi, sekarang pulang dulu ya."

Indi hanya mengangguk. Arya melepaskan pelukannya dan melajukan kembali mobilnya.

Setelah sampai di rumah, Indi mempersilahkan Arya untuk mampir. Indi melihat Evan masih nonton TV di ruang keluarga.

"Kok belum tidur sayang?" tanya Indi mengecup pipi Evan.

"Belum ngantuk Mah," Evan mencium balik pipi Indi.

"Kalian udah pada makan?" tanya Indi pada Nina yang masih di situ dan Evan.

"Udah Tante, Evan juga udah makan," jawab Nina.

"Ya udah, Tante ke depan dulu, ada tamu," Indi ke ruang tamu, setelah meletakkan tas kerjanya di kamar.

Indi membawakan secangkir kopi untuk Arya.

"Sorry lama Ar," Indi duduk di samping Arya.

Arya menggeser duduknya menghadap ke Indi, dan menatap intens mata Indi. Indi merasa gugup ditatap seperti itu oleh Arya.

"So, gimana kelanjutan obrolan kita?" tanya Arya sambil tersenyum manis.

"Hmm, setelah aku pikir-pikir, boleh juga kita saling mengenal lebih dalam lagi. Sebelum memutuskan untuk ke jenjang selanjutnya," Indi menjawab dengan tenang. Padahal di dalam sana, jantungnya udah bergemuruh 'gak karuan.

"Berarti kita pacaran Ndi?" Arya bertanya lagi untuk meyakinkan.

Indi hanya mengangguk, sambil tersenyum. Pipinya mungkin sudah merah karena menahan malu. Umurnya sudah tidak muda lagi, tapi dia merasa senang bisa merasakan pacaran lagi.

"Yeeayyy, wohooo," Arya jingkrak-jingkrak saking senangnya.

"Astaga, dasar bocah," Indi mengelus dada sambil geleng-geleng. "Untung sayang."

"Bocah, tapi bisa bikin bocah loh Ndi," Arya mengerlingkan matanya.

"Iisshh, mulutnya perlu sekolah," Indi menabok lengan Arya.

Evan yang mendengar teriakan Arya langsung menuju ruang tamu.

"Om Arya kenapa?" tanya Evan.

Arya langsung mendekati Evan dan menggendongnya.

"Mama kamu terima Om Arya jadi pacarnya," Arya memutar-mutar tubuh Evan di dalam gendongannya.

"Wooaahh, Om Arya mau jadi Papa Evan?" pertanyaan Evan membuat Arya berhenti dan membuat Indi kaget.

"Evan mau kalau Om Arya jadi Papa Evan?" tanya Arya pada Evan menegaskan.

"Mau Om, Evan mau Mama juga bahagia," kata Evan tersenyum riang.

Indi meneteskan air matanya mendengar ucapan Evan. Arya memeluk Evan dan membawa Indi ke pelukannya juga. Nina yang melihat kejadian itu, ikut terharu.

Satu minggu berlalu, sejak Arya dan Indi memutuskan untuk berpacaran. Arya semakin posesif dan perhatian dengan Indi dan Evan. Sebisa mungkin Arya membuktikan kalau dirinya layak untuk menjadi pendamping Indi. Setiap hari Indi diantar jemput oleh Arya. Tapi Indi masih belum mau hubungannya dengan Arya diketahui orang lain. Indi tidak mau dibilang tidak profesional.

"Selamat pagi Indi," Arya menyapa Indi yang sedang membereskan mejanya. Padahal tadi mereka berangkat bersama.

"Selamat pagi Pak," Indi membalas dengan senyuman.

"Pagi Indi," Dimas yang berada di belakang Arya ikut menyapa.

"Pagi Dim," Indi membalas.

"Gak usah nyapa Indi," Arya berkata ke Dimas dengan penekanan. Lalu menyeret Dimas ke dalam ruangannya.

Indi hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan sang Boss sekaligus sang Pacar.

Di dalam ruangan Arya.

"Kenapa sih Lo?" tanya Dimas menatap Arya.

"Indi milik gue, Lo jangan ganjen," Arya melirik tajam ke arah Dimas.

"Gue tahu kali. Lo udah jadian?" tanya Dimas penasaran.

Arya tersenyum mendengar pertanyaan Dimas. Lalu mengangguk malu.

"Oh my Good, seorang Arya yang dingin sudah mencair karna cinta," Dimas menutup mulutnya tidak percaya.

"Lo jangan ember ya. Indi 'gak mau ada orang lain yang tahu. Dia 'gak mau dikira 'gak profesional," Arya meminta pada Dimas.

"Beres itu mah. Yang penting traktirannya," Dimas nyengir kuda.

"Ya udah, ntar malem gue traktir. Bareng Indi dan Evan," kata Arya kemudian fokus pada keyboardnya.

"Arini ikut 'gak?" tanya Dimas.

"Lo ajak aja, dia pasti mau," Arya kembali menatap layar komputernya.

"Ya udah, gue kerja dulu," Dimas keluar dari ruangan Arya.

"Ehem, yang udah jadian," Dimas meledek Indi yang tengah sibuk membereskan dokumen.

"Ssttt, jangan berisik, nanti ada yang denger," Indi tengok kanan kiri. Takut ada yang mendengarkan obrolan mereka.

"Ya elah, di sini kan cuma ada gue, Lo sama Arya aja," Dimas tertawa.

"Gue tabok lo ya," Indi gemas dengan kelakuan Dimas.

"Ampun nyonya Boss, hahaha," Dimas langsung kabur ke mejanya.

Indi melemparkan tatapan membunuh. Dimas hanya tertawa.

Malam ini Arya mengajak Indi dan Evan makan malam di luar. Nina juga diajak sekalian. Dimas mengajak Arini karena Arya sudah mengijinkan.

"Kak Indi," Arini langsung berteriak ketika bertemu dengan Indi. Dan memeluk erat Indi serta cipika cipiki.

"Makasih ya kak, udah mau nerima kak Arya yang kaya gunung es," Arini melirik Arya, dan langsung mendapat tatapan balik dari Arya.

"Aku yang bersyukur bisa sama Arya," Indi tersenyum dan menatap Arya. Yang ditatap langsung malu-malu kucing.

"Astaga, baru kali ini lihat si Boss malu," hahaha Dimas tertawa keras.

"Mau dipotong gaji Lo Dim," Arya menatap tajam Dimas.

"Gak usah kejam kamu Ar," Indi menenangkan Arya.

"Engga sayang," Arya langsung melembut.

Hahahaha semua yang disitu tertawa.

"Om Arya takut sama Mama," Evan meledek Arya.

"Mama kamu kalau marah nakutin," Arya berbisik ke Evan. Dan langsung mendapat cubitan di pinggang dari Indi.

Arya tersenyum kuda. Dan merangkul pundak Indi.

Makan malam berjalan dengan canda tawa. Semuanya senang meledek Arya, yang menjadi pribadi yang lain semenjak mengenal Indi. Saat ini Indi merasa sangat bahagia.

Episodes
1 Bab 1 : Pertemuan
2 Bab 2 : Sekretaris
3 Bab 3 : Si Gunung Es
4 Bab 4 : Tekanan Batin
5 Bab 5 : Hari Tenang
6 Bab 6 : Sisi Lain
7 Bab 7 : Tersentuh
8 Bab 8 : Gunung Es Mencair
9 Bab 9 : Ayo Berteman
10 Bab 10 : Kecelakaan
11 Bab 11 : Ragu
12 Bab 12 : Cemburu?
13 Bab 13 : Reuni
14 Bab 14 : May I ... ?
15 Bab 15 : Lampu Hijau
16 Bab 16 : Jadian
17 Bab 17 : Berondong Indi
18 Bab 18 : Gossip
19 Bab 19 : Bertahan
20 Bab 20 : Kedua Kalinya
21 Bab 21 : Lelah
22 Bab 22 : Go Publik
23 Bab 23 : Masih Ada Saja
24 Bab 24 : Rindu yang Jauh
25 Bab 25 : Luar Kota
26 Bab 26 : Menahan Rindu
27 Bab 27 : Kejutan
28 Bab 28 : Kejutan Lagi
29 Bab 29 : Makan Malam
30 Bab 30 : Sakit Hati
31 Bab 31 : Berpikir Ulang
32 Bab 32 : Lamaran
33 Bab 33 : Angel or Devil
34 Bab 34 : Tumbang
35 Bab 35 : Kekhawatiran
36 Bab 36 : Menginap
37 Bab 37 : Perusahaan Wijaya
38 Bab 38 : Liburan
39 Bab 39 : Persiapan Pernikahan
40 Bab 40 : Wedding Day
41 Bab 41 : Honeymoon
42 Bab 42 : Masih Honeymoon
43 Bab 43 : Kelakuan Aneh Arya
44 Bab 44. Dua Garis Biru
45 Bab 45 : Kebahagiaan Lengkap
46 Bab 46 : Keluarga Bahagia
47 Bab 47 : Rencana Arya
48 Bab 48 : Sekretaris Baru Rasa Lama
49 Bab 49 : Berdua Saja
50 Bab 50 : Berita Bahagia
51 Bab 51 : Tetap Bekerja (?)
52 Bab 52 : "Ngidam"
53 Bab 53 : Labil
54 Bab 54 : Anak Ketiga
55 Bab 55 : Perayaan Kecil
56 Bab 56 : Saat Remaja
57 Bab 57 : Tamu Tak Diundang
58 Bab 58 : Arini dan Dimas
59 Bab 59 : Kelanjutan Hubungan
60 Bab 60 : Bahagia Bersama
61 Bab 61 : Undangan Angel
62 Bab 62 : Penasaran
63 Bab 63 : Arini's Wedding
64 Bab 64 : Rencana Liburan
65 Bab 65 : Keluarga Wijaya
66 Bab 66 : Siapa Dia Sebenarnya?
67 Bab 67 : Jacelyn
68 Bab 68 : Kembali Beraktifitas
69 Bab 69 : Ijin Berteman
70 Bab 70 : Merasa Bersalah
71 Bab 71 : Terbongkar
72 Bab 72 : Arini Hamil?
73 Bab 73 : Dalang di balik Jacelyn
74 Bab 74 : Dendam Terpendam
75 Bab 75 : Rencana Busuk Calista
76 Bab 76 : Penculikan Evan
77 Bab 77 : Masa Lalu Calista
78 Bab 78 : Kecurigaan Indi
79 Bab 79 : Kebohongan Arya
80 Bab 80 : Kekecewaan Indi
81 Bab 81 : Janji Arya
82 Bab 82 : Pengakuan Jacelyn
83 Bab 83 : Hilangnya Jacelyn
84 Bab 84 : Disekap
85 Bab 85 : Kehilangan Jejak
86 Bab 86 : Kehidupan Baru
87 Bab 87 : One Fine Day
88 Bab 88 : Pengakuan Calista
89 Bab 89 : Tak Sadarkan Diri
90 Bab 90 : Kemarahan Arya
91 Bab 91 : Kritis
92 Bab 92 : Hilang Ingatan (1)
93 Bab 93 : Hilang Ingatan (2)
94 Bab 94 : Kanaya (Jacelyn)
95 Bab 95 : Perkenalan Ulang
96 Bab 96 : Kembali Pulang
97 Bab 97 : Malam yang Panjang
98 Bab 98 : Kembali ke Aktifitas
99 Bab 99 : Sedikit Ingatan Kembali
100 Bab 100 : Kesakitan
101 Bab 101 : Ingatan yang Kembali
102 Bab 102 : Ketakutan Evan
103 Bab 103 : Pemulihan
104 Bab 104 : Ujian Akhir
105 Bab 105 : Hari Kelulusan
106 Bab 106 : Arini Melahirkan
107 Bab 107 : Putri Kecil Arini
108 Bab 108 : Ijin Ibu Negara
109 Bab 109 : Pilihan Yang Sulit
110 Bab 110 : Keputusan Akhir
111 Bab 111 : Persiapan Kuliah
112 Bab 112 : Prom Night
113 Bab 113 : Hukuman untuk Evan
114 Bab 114 : Kejutan Untuk Evan
115 Bab 115 : Perpisahan
116 Ekstra Part 01
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 : Pertemuan
2
Bab 2 : Sekretaris
3
Bab 3 : Si Gunung Es
4
Bab 4 : Tekanan Batin
5
Bab 5 : Hari Tenang
6
Bab 6 : Sisi Lain
7
Bab 7 : Tersentuh
8
Bab 8 : Gunung Es Mencair
9
Bab 9 : Ayo Berteman
10
Bab 10 : Kecelakaan
11
Bab 11 : Ragu
12
Bab 12 : Cemburu?
13
Bab 13 : Reuni
14
Bab 14 : May I ... ?
15
Bab 15 : Lampu Hijau
16
Bab 16 : Jadian
17
Bab 17 : Berondong Indi
18
Bab 18 : Gossip
19
Bab 19 : Bertahan
20
Bab 20 : Kedua Kalinya
21
Bab 21 : Lelah
22
Bab 22 : Go Publik
23
Bab 23 : Masih Ada Saja
24
Bab 24 : Rindu yang Jauh
25
Bab 25 : Luar Kota
26
Bab 26 : Menahan Rindu
27
Bab 27 : Kejutan
28
Bab 28 : Kejutan Lagi
29
Bab 29 : Makan Malam
30
Bab 30 : Sakit Hati
31
Bab 31 : Berpikir Ulang
32
Bab 32 : Lamaran
33
Bab 33 : Angel or Devil
34
Bab 34 : Tumbang
35
Bab 35 : Kekhawatiran
36
Bab 36 : Menginap
37
Bab 37 : Perusahaan Wijaya
38
Bab 38 : Liburan
39
Bab 39 : Persiapan Pernikahan
40
Bab 40 : Wedding Day
41
Bab 41 : Honeymoon
42
Bab 42 : Masih Honeymoon
43
Bab 43 : Kelakuan Aneh Arya
44
Bab 44. Dua Garis Biru
45
Bab 45 : Kebahagiaan Lengkap
46
Bab 46 : Keluarga Bahagia
47
Bab 47 : Rencana Arya
48
Bab 48 : Sekretaris Baru Rasa Lama
49
Bab 49 : Berdua Saja
50
Bab 50 : Berita Bahagia
51
Bab 51 : Tetap Bekerja (?)
52
Bab 52 : "Ngidam"
53
Bab 53 : Labil
54
Bab 54 : Anak Ketiga
55
Bab 55 : Perayaan Kecil
56
Bab 56 : Saat Remaja
57
Bab 57 : Tamu Tak Diundang
58
Bab 58 : Arini dan Dimas
59
Bab 59 : Kelanjutan Hubungan
60
Bab 60 : Bahagia Bersama
61
Bab 61 : Undangan Angel
62
Bab 62 : Penasaran
63
Bab 63 : Arini's Wedding
64
Bab 64 : Rencana Liburan
65
Bab 65 : Keluarga Wijaya
66
Bab 66 : Siapa Dia Sebenarnya?
67
Bab 67 : Jacelyn
68
Bab 68 : Kembali Beraktifitas
69
Bab 69 : Ijin Berteman
70
Bab 70 : Merasa Bersalah
71
Bab 71 : Terbongkar
72
Bab 72 : Arini Hamil?
73
Bab 73 : Dalang di balik Jacelyn
74
Bab 74 : Dendam Terpendam
75
Bab 75 : Rencana Busuk Calista
76
Bab 76 : Penculikan Evan
77
Bab 77 : Masa Lalu Calista
78
Bab 78 : Kecurigaan Indi
79
Bab 79 : Kebohongan Arya
80
Bab 80 : Kekecewaan Indi
81
Bab 81 : Janji Arya
82
Bab 82 : Pengakuan Jacelyn
83
Bab 83 : Hilangnya Jacelyn
84
Bab 84 : Disekap
85
Bab 85 : Kehilangan Jejak
86
Bab 86 : Kehidupan Baru
87
Bab 87 : One Fine Day
88
Bab 88 : Pengakuan Calista
89
Bab 89 : Tak Sadarkan Diri
90
Bab 90 : Kemarahan Arya
91
Bab 91 : Kritis
92
Bab 92 : Hilang Ingatan (1)
93
Bab 93 : Hilang Ingatan (2)
94
Bab 94 : Kanaya (Jacelyn)
95
Bab 95 : Perkenalan Ulang
96
Bab 96 : Kembali Pulang
97
Bab 97 : Malam yang Panjang
98
Bab 98 : Kembali ke Aktifitas
99
Bab 99 : Sedikit Ingatan Kembali
100
Bab 100 : Kesakitan
101
Bab 101 : Ingatan yang Kembali
102
Bab 102 : Ketakutan Evan
103
Bab 103 : Pemulihan
104
Bab 104 : Ujian Akhir
105
Bab 105 : Hari Kelulusan
106
Bab 106 : Arini Melahirkan
107
Bab 107 : Putri Kecil Arini
108
Bab 108 : Ijin Ibu Negara
109
Bab 109 : Pilihan Yang Sulit
110
Bab 110 : Keputusan Akhir
111
Bab 111 : Persiapan Kuliah
112
Bab 112 : Prom Night
113
Bab 113 : Hukuman untuk Evan
114
Bab 114 : Kejutan Untuk Evan
115
Bab 115 : Perpisahan
116
Ekstra Part 01

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!