Bab 5 : Hari Tenang

Pov Arya.

Sudah satu jam Arya memandangi ponselnya, namun dia ragu-ragu untuk menghubungi Indi. Dia merasa sudah keterlaluan, benar apa yang dikatakan Dimas.

"Hah," Arya menyugar rambutnya kasar.

Akhirnya, Arya hanya mengirimkan pesan singkat.

Tok..tok..tok.. Pintu kamar Arya diketuk.

"Masuk aja," kata Arya masih memandangi ponselnya.

"Kenapa kamu?" tanya Mama masuk.

"'Gak apa Mah. Ada apa Mama cari Arya?" tanya Arya.

"Besok, adik kamu pulang dari Aussy. Kamu jemput di bandara ya," pinta Mama.

"Supir aja Mah," kata Arya malas.

"Itu adik kamu Arya. Dia sudah 4 tahun 'gak pulang. Kamu 'gak kangen dia," kata Mama berceramah.

"Ya udah, besok Arya yang jemput Mah," kata Arya akhirnya.

"Makasih sayang, selamat tidur," Mama keluar dari kamar Arya.

Seperginya Mama, ponsel Arya berbunyi tanda ada chat masuk.

Chat Indi : 'saya baik-baik saja.terimakasih'

Hanya itu yang Indi kirimkan untuk Arya. Arya langsung mencoba menelpon Indi, tapi ponsel Indi mati.

Pagi hari, di perusahaan Arya. Indi baru saja sampai dan membereskan meja kerjanya.

"Pagi Indi, gimana keadaan lo?" Dimas datang dan menyapa.

"Pagi Dim, gue baik kok. Thanks ya," kata Indi tersenyum.

"Si Boss hari ini telat datang ke kantor. Mau ke bandara dulu," kata Dimas memberitahu Indi.

"Oh gitu, oke," kata Indi dingin.

"Gitu doang?" tanya Dimas ragu.

"Harus gimana?" Indi bingung dan menatap Dimas.

"Gak apa Indi. Gue ke pantry dulu ya," Dimas pergi, dan Indi bisa bernafas lega.

Indi bersyukur Bossnya datang terlambat. Karena dia bisa lebih banyak waktu untuk bersiap-siap, bersiap menghadapi si Boss.

Sampai waktu istirahat tiba, si Boss belum datang juga. Indi pergi ke kantin kantor untuk makan.

Di Kantin.

"Indi," panggil seseorang, dan ternyata adalah Ardi.

"Hai Di, ketemu lagi kita," sapa Indi.

"Masih bertahan Ndi?" tanya Ardi sambil tersenyum.

"Gue butuh uang Di,hahaha," Indi tertawa.

"Eh katanya mau ada reuni loh, angkatan kita," kata Ardi antusias.

"Serius lo? Kabarin gue ya," kata Indi sambil melihat-lihat mau makan apa.

"Siap, ntar gue kabarin," Ardi tersenyum.

Setelah memilih makanan, Indi duduk di dekat jendela. Ardi mengikuti Indi dan duduk berhadapan.

Indi merasa hari ini dia lebih santai dan menikmati bekerja sebagai seorang sekretaris. Tapi belum tahu nanti setelah Arya datang. Apakah bakal tetap menikmati atau bakal banyak tekanan lagi.

Selesai makan siang, Indi balik ke ruangannya dan sepertinya sang Boss sudah berada di ruangannya.

Tok..tok..tok.. Indi mengetuk pintu ruangan Arya.

"Masuk," suara Arya terdengar.

"Selamat siang, Pak," Indi menyapa dan melihat ada sosok perempuan di samping Arya.

"Ada apa?" tanya Arya dingin.

"Ini Pak, berkas-berkas yang harus Bapak cek dan tanda tangani," Indi meletakkan tumpukan map di meja Arya. "Permisi Pak," Indi langsung keluar.

Indi mengerjakan lagi pekerjaannya, tanpa memikirkan siapa perempuan yang ada di samping Arya.

Di dalam ruangan Arya.

"Hari ini ada yang penting 'gak Dim?" tanya Arya pada Dimas.

"Gak ada Ar, lo bisa bebas jalan-jalan sama tuh nona cantik," kata Dimas melirik Arini, adik Arya yang baru pulang dari Aussy.

"Gue tabok ya Dimas," kata Arini kesal.

"Lo jalan-jalan sama Dimas aja deh ya. Gue banyak kerjaan nih," kata Arya menunjuk berkas yang tadi Indi letakkan.

"No, gue 'gak mau sama Dimas," kata Arini. "Come on Kak, gue udah 4 tahun 'gak pulang loh," Arini merengek.

"Oke, tapi tunggu gue pulang kerja ya," kata Arya akhirnya.

"Lama dong kak, I'm bored," Arini manyun.

"Ya udah, ayo kita jalan," kata Arya sambil membereskan mejanya.

"Dim, lo periksa dulu berkas-berkas ini, nanti baru gue tanda tangan," perintah Arya.

"Siap Pak Boss," kata Dimas. "Bye Arini," Dimas menjulurkan lidahnya.

"Awas lo ya," Arini menunjukan tinjunya.

Indi sedang konsentrasi dengan layar komputernya, ketika Arya keluar dan mendekati mejanya.

"Indi," panggil Arya.

"Ah, iya Pak," Indi berdiri.

"Obat kamu," kata Arya meletakkan bungkusan obat.

"Terima kasih, Pak," Indi mengangguk sopan.

Arya pergi sambil digandeng tangannya oleh Arini. Tanpa sadar Indi terus melihat kepergian Arya.

"Hayoloh liatin si Boss terus," Dimas menyadarkan Indi.

"Kemana tuh si Boss?" tanya Indi.

"Nganterin jalan-jalan si nona manja," kata Dimas.

"Nona manja?" Indi kurang paham.

"Itu, cewek tadi, adiknya Arya. Baru pulang dari Aussy," Dimas menjelaskan.

"Oh," Indi cuma ber Oh ria.

"Oh doang?" Dimas melongo.

"Hahahaha, ya gue suruh komentar apa Dimas," Indi tertawa tanpa sebab.

"Kenapa lo ketawa?" tanya Dimas.

"Gak tahu. Hari ini rasanya damai," kata Indi tersenyum, sambil meneruskan pekerjaannya.

"Wah wah, gue bilangin si Boss loh," kata Dimas mengancam.

"Iya bilangin aja. Biar dia sering-sering 'gak di kantor, hahahaha," Indi tertawa lagi.

Dimas juga ikut tertawa, benar apa yang dikatakan Indi. Rasanya damai kalau Boss gak ada di kantor. Tapi tetap pekerjaan diselesaikan.

Jam menunjukkan pukul 05.00 sore. Waktunya untuk pulang. Indi membereskan pekerjaannya dan bersiap-siap untuk pulang. Momen langka, dia bisa pulang tepat waktu dan bisa menghabiskan waktu bersama anaknya.

"Dimas, gue pulang duluan ya," kata Indi melongok meja kerja Dimas.

"Iya Ndi, gue juga lagi siap-siap mau pulang," Dimas juga sedang bersiap-siap.

Indi langsung menuju lift dan dengan senyum terkembang dia pulang ke rumah.

Di rumah Indi.

"Mama pulang," Indi masuk ke rumah dengan membawa makanan, yang tadi dia beli di perjalanan.

"Mama..." Evan langsung menghambur ke pelukan Indi, "Mama kok pulang cepat?" tanya Evan.

"Iya sayang, hari ini mama kerjanya cepat selesainya," jawab Indi sambil mencium pipi anaknya.

"Tante udah pulang?" tanya Nina yang baru keluar dari kamar mandi.

"Iya Nin, kebetulan bisa pulang gasik," kata Indi.

"Ya udah, Nina pulang ya tante," Nina pamit.

"Gak makan malam sini aja Nin," kata Indi.

"Di rumah aja tante. Dah Evan," Nina mencium pipi Evan.

"Dadah, kak Nina," Evan juga mencium pipi Nina.

"Makasih ya, Nin."

Indi masuk ke kamarnya dan segera mandi. Evan menunggu sambil menonton TV.

Setelah mandi, Indi memasak untuk makan malam. Hari ini dia benar-benar merasa senang. Kerjaan beres, gak dimarahi Boss karena Bossnya pergi. Dan bisa makan malam di rumah bareng anaknya.

Drrtt..drrtt..ddrrtt..Nada dering ponsel Indi berbunyi. Telepon dari Ardi.

Call on.

"Hallo," sapa Indi.

"Hai Ndi, gue ganggu 'gak?" tanya Ardi di seberang.

"Sedikit, hehehe. Gue lagi masak. Ada apa?" Indi mematikan dulu kompornya.

"Gue mau kasih kabar, kalau reuni diadain bulan depan, soal tanggal menyusul katanya," kata Ardi.

"Oh, oke kalau gitu. Kabarin terus ya," Indi menyiapkan piring.

"Siap. Ya udah gitu aja. Selamat makan malam," kata Ardi lalu menutup teleponnya.

Call off.

Indi melanjutkan memasak dan siap untuk makan malam. Indi bahagia, bisa membesarkan Evan, walaupun seorang diri. Dia akan terus berusaha untuk dapat menghidupi Evan dengan layak dan kecukupan.

Episodes
1 Bab 1 : Pertemuan
2 Bab 2 : Sekretaris
3 Bab 3 : Si Gunung Es
4 Bab 4 : Tekanan Batin
5 Bab 5 : Hari Tenang
6 Bab 6 : Sisi Lain
7 Bab 7 : Tersentuh
8 Bab 8 : Gunung Es Mencair
9 Bab 9 : Ayo Berteman
10 Bab 10 : Kecelakaan
11 Bab 11 : Ragu
12 Bab 12 : Cemburu?
13 Bab 13 : Reuni
14 Bab 14 : May I ... ?
15 Bab 15 : Lampu Hijau
16 Bab 16 : Jadian
17 Bab 17 : Berondong Indi
18 Bab 18 : Gossip
19 Bab 19 : Bertahan
20 Bab 20 : Kedua Kalinya
21 Bab 21 : Lelah
22 Bab 22 : Go Publik
23 Bab 23 : Masih Ada Saja
24 Bab 24 : Rindu yang Jauh
25 Bab 25 : Luar Kota
26 Bab 26 : Menahan Rindu
27 Bab 27 : Kejutan
28 Bab 28 : Kejutan Lagi
29 Bab 29 : Makan Malam
30 Bab 30 : Sakit Hati
31 Bab 31 : Berpikir Ulang
32 Bab 32 : Lamaran
33 Bab 33 : Angel or Devil
34 Bab 34 : Tumbang
35 Bab 35 : Kekhawatiran
36 Bab 36 : Menginap
37 Bab 37 : Perusahaan Wijaya
38 Bab 38 : Liburan
39 Bab 39 : Persiapan Pernikahan
40 Bab 40 : Wedding Day
41 Bab 41 : Honeymoon
42 Bab 42 : Masih Honeymoon
43 Bab 43 : Kelakuan Aneh Arya
44 Bab 44. Dua Garis Biru
45 Bab 45 : Kebahagiaan Lengkap
46 Bab 46 : Keluarga Bahagia
47 Bab 47 : Rencana Arya
48 Bab 48 : Sekretaris Baru Rasa Lama
49 Bab 49 : Berdua Saja
50 Bab 50 : Berita Bahagia
51 Bab 51 : Tetap Bekerja (?)
52 Bab 52 : "Ngidam"
53 Bab 53 : Labil
54 Bab 54 : Anak Ketiga
55 Bab 55 : Perayaan Kecil
56 Bab 56 : Saat Remaja
57 Bab 57 : Tamu Tak Diundang
58 Bab 58 : Arini dan Dimas
59 Bab 59 : Kelanjutan Hubungan
60 Bab 60 : Bahagia Bersama
61 Bab 61 : Undangan Angel
62 Bab 62 : Penasaran
63 Bab 63 : Arini's Wedding
64 Bab 64 : Rencana Liburan
65 Bab 65 : Keluarga Wijaya
66 Bab 66 : Siapa Dia Sebenarnya?
67 Bab 67 : Jacelyn
68 Bab 68 : Kembali Beraktifitas
69 Bab 69 : Ijin Berteman
70 Bab 70 : Merasa Bersalah
71 Bab 71 : Terbongkar
72 Bab 72 : Arini Hamil?
73 Bab 73 : Dalang di balik Jacelyn
74 Bab 74 : Dendam Terpendam
75 Bab 75 : Rencana Busuk Calista
76 Bab 76 : Penculikan Evan
77 Bab 77 : Masa Lalu Calista
78 Bab 78 : Kecurigaan Indi
79 Bab 79 : Kebohongan Arya
80 Bab 80 : Kekecewaan Indi
81 Bab 81 : Janji Arya
82 Bab 82 : Pengakuan Jacelyn
83 Bab 83 : Hilangnya Jacelyn
84 Bab 84 : Disekap
85 Bab 85 : Kehilangan Jejak
86 Bab 86 : Kehidupan Baru
87 Bab 87 : One Fine Day
88 Bab 88 : Pengakuan Calista
89 Bab 89 : Tak Sadarkan Diri
90 Bab 90 : Kemarahan Arya
91 Bab 91 : Kritis
92 Bab 92 : Hilang Ingatan (1)
93 Bab 93 : Hilang Ingatan (2)
94 Bab 94 : Kanaya (Jacelyn)
95 Bab 95 : Perkenalan Ulang
96 Bab 96 : Kembali Pulang
97 Bab 97 : Malam yang Panjang
98 Bab 98 : Kembali ke Aktifitas
99 Bab 99 : Sedikit Ingatan Kembali
100 Bab 100 : Kesakitan
101 Bab 101 : Ingatan yang Kembali
102 Bab 102 : Ketakutan Evan
103 Bab 103 : Pemulihan
104 Bab 104 : Ujian Akhir
105 Bab 105 : Hari Kelulusan
106 Bab 106 : Arini Melahirkan
107 Bab 107 : Putri Kecil Arini
108 Bab 108 : Ijin Ibu Negara
109 Bab 109 : Pilihan Yang Sulit
110 Bab 110 : Keputusan Akhir
111 Bab 111 : Persiapan Kuliah
112 Bab 112 : Prom Night
113 Bab 113 : Hukuman untuk Evan
114 Bab 114 : Kejutan Untuk Evan
115 Bab 115 : Perpisahan
116 Ekstra Part 01
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 : Pertemuan
2
Bab 2 : Sekretaris
3
Bab 3 : Si Gunung Es
4
Bab 4 : Tekanan Batin
5
Bab 5 : Hari Tenang
6
Bab 6 : Sisi Lain
7
Bab 7 : Tersentuh
8
Bab 8 : Gunung Es Mencair
9
Bab 9 : Ayo Berteman
10
Bab 10 : Kecelakaan
11
Bab 11 : Ragu
12
Bab 12 : Cemburu?
13
Bab 13 : Reuni
14
Bab 14 : May I ... ?
15
Bab 15 : Lampu Hijau
16
Bab 16 : Jadian
17
Bab 17 : Berondong Indi
18
Bab 18 : Gossip
19
Bab 19 : Bertahan
20
Bab 20 : Kedua Kalinya
21
Bab 21 : Lelah
22
Bab 22 : Go Publik
23
Bab 23 : Masih Ada Saja
24
Bab 24 : Rindu yang Jauh
25
Bab 25 : Luar Kota
26
Bab 26 : Menahan Rindu
27
Bab 27 : Kejutan
28
Bab 28 : Kejutan Lagi
29
Bab 29 : Makan Malam
30
Bab 30 : Sakit Hati
31
Bab 31 : Berpikir Ulang
32
Bab 32 : Lamaran
33
Bab 33 : Angel or Devil
34
Bab 34 : Tumbang
35
Bab 35 : Kekhawatiran
36
Bab 36 : Menginap
37
Bab 37 : Perusahaan Wijaya
38
Bab 38 : Liburan
39
Bab 39 : Persiapan Pernikahan
40
Bab 40 : Wedding Day
41
Bab 41 : Honeymoon
42
Bab 42 : Masih Honeymoon
43
Bab 43 : Kelakuan Aneh Arya
44
Bab 44. Dua Garis Biru
45
Bab 45 : Kebahagiaan Lengkap
46
Bab 46 : Keluarga Bahagia
47
Bab 47 : Rencana Arya
48
Bab 48 : Sekretaris Baru Rasa Lama
49
Bab 49 : Berdua Saja
50
Bab 50 : Berita Bahagia
51
Bab 51 : Tetap Bekerja (?)
52
Bab 52 : "Ngidam"
53
Bab 53 : Labil
54
Bab 54 : Anak Ketiga
55
Bab 55 : Perayaan Kecil
56
Bab 56 : Saat Remaja
57
Bab 57 : Tamu Tak Diundang
58
Bab 58 : Arini dan Dimas
59
Bab 59 : Kelanjutan Hubungan
60
Bab 60 : Bahagia Bersama
61
Bab 61 : Undangan Angel
62
Bab 62 : Penasaran
63
Bab 63 : Arini's Wedding
64
Bab 64 : Rencana Liburan
65
Bab 65 : Keluarga Wijaya
66
Bab 66 : Siapa Dia Sebenarnya?
67
Bab 67 : Jacelyn
68
Bab 68 : Kembali Beraktifitas
69
Bab 69 : Ijin Berteman
70
Bab 70 : Merasa Bersalah
71
Bab 71 : Terbongkar
72
Bab 72 : Arini Hamil?
73
Bab 73 : Dalang di balik Jacelyn
74
Bab 74 : Dendam Terpendam
75
Bab 75 : Rencana Busuk Calista
76
Bab 76 : Penculikan Evan
77
Bab 77 : Masa Lalu Calista
78
Bab 78 : Kecurigaan Indi
79
Bab 79 : Kebohongan Arya
80
Bab 80 : Kekecewaan Indi
81
Bab 81 : Janji Arya
82
Bab 82 : Pengakuan Jacelyn
83
Bab 83 : Hilangnya Jacelyn
84
Bab 84 : Disekap
85
Bab 85 : Kehilangan Jejak
86
Bab 86 : Kehidupan Baru
87
Bab 87 : One Fine Day
88
Bab 88 : Pengakuan Calista
89
Bab 89 : Tak Sadarkan Diri
90
Bab 90 : Kemarahan Arya
91
Bab 91 : Kritis
92
Bab 92 : Hilang Ingatan (1)
93
Bab 93 : Hilang Ingatan (2)
94
Bab 94 : Kanaya (Jacelyn)
95
Bab 95 : Perkenalan Ulang
96
Bab 96 : Kembali Pulang
97
Bab 97 : Malam yang Panjang
98
Bab 98 : Kembali ke Aktifitas
99
Bab 99 : Sedikit Ingatan Kembali
100
Bab 100 : Kesakitan
101
Bab 101 : Ingatan yang Kembali
102
Bab 102 : Ketakutan Evan
103
Bab 103 : Pemulihan
104
Bab 104 : Ujian Akhir
105
Bab 105 : Hari Kelulusan
106
Bab 106 : Arini Melahirkan
107
Bab 107 : Putri Kecil Arini
108
Bab 108 : Ijin Ibu Negara
109
Bab 109 : Pilihan Yang Sulit
110
Bab 110 : Keputusan Akhir
111
Bab 111 : Persiapan Kuliah
112
Bab 112 : Prom Night
113
Bab 113 : Hukuman untuk Evan
114
Bab 114 : Kejutan Untuk Evan
115
Bab 115 : Perpisahan
116
Ekstra Part 01

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!