Hari yang ditunggu oleh Indi, akhirnya datang. Malam ini, acara reuni dengan teman-teman kuliahnya diselenggarakan. Indi memilih berangkat sendiri ke tempat acara. Tadinya, Ardi meminta Indi untuk datang sama-sama, tapi Indi menolaknya. Indi tidak mau ada gosip.
Acara diselenggarakan di ballroom hotel Scarlet, hotel Bintang 5. Indi memakai dress hitam panjang, dengan belahan pinggir. Dia sampai di hotel pukul 19.45, acara reuni pukul 20.00. Indi masuk lobby hotel dan menuju ballroom sambil tersenyum. Dia tidak sabar ingin bertemu lagi dengan teman-teman kuliahnya.
"Indi," langkah kaki Indi terhenti, saat ada yang memanggilnya. Indi menengok ke sumber suara, dan dia melihat seseorang.
"Sintaaaa," Indi langsung teriak dan berjalan menghampiri Sinta temannya.
"Ya ampun Indi, gue 'gak salah ternyata," Sinta memeluk Indi dan cipika cipiki.
"Lo cantik banget Sin," kata Indi memuji.
"Ya elah, semua juga tahu, siapa di sini yang bunga kampus," Sinta menoel lengan Indi.
Ya, Indi dulu memang terkenal sebagai bunga kampus. Banyak cowo yang suka sama Indi, tapi tidak ada yang Indi pedulikan.
"Hahaha, gue 'gak ngerasa ya," kata Indi cuek.
"Masuk yuk, kita cari yang lain," Sinta mengajak Indi masuk ke ballroom.
Ballroom hotel sudah di sulap menjadi tempat acara yang lumayan mewah. Dress code kali ini warna hitam. Jadi semua yang hadir memakai baju warna hitam.
"Indi," panggil suara yang tidak asing, yaitu Ardi.
"Hai Di, lo udah nyampe?" Indi menyapa.
"Gue ikut panitia reuni," Ardi nyengir kuda.
"Pantes aja lo tahu kapan mau reuni," Indi menepak bahu Ardi.
"Ehem, gue gak disapa nih," Sinta merasa dicueki.
"Hai Sinta, selamat datang," Ardi mengucapkannya dengan tersenyum.
"Lebay lo," Sinta dan Ardi berpelukan.
"Gue tinggal dulu ya," Ardi pergi dari hadapan Indi dan Sinta.
"Dia dulu suka sama lo kan Ndi?" tanya Sinta.
"Gak tahu Sin, gue 'gak mikirin," Indi menjawab dengan santai.
"Iya deh yang udah nikah," Sinta manyun. Sinta masih lajang, karena dia perempuan gila kerja. Sampai sekarang, belum ada pria yang masuk kriterianya.
"Lo sampe kapan mau jomblo terus," kata Indi meledek.
"I'm single, i'm very happy," Sinta membanggakan dirinya. Indi tertawa melihat tingkah temannya.
"Eh, tapi lo kan juga jomblo sekarang Ndi. Gak mau cari papa baru buat anak lo," Sinta mencoba bertanya. Indi dan Sinta sudah banyak bercerita. Dulu mereka berteman dekat, jadi Indi merasa nyaman menceritakan semuanya pada Sinta.
"Gak segampang itu Sin. Gue janda, dan punya anak satu. Gue harus utamain anak gue," Indi merasa sedikit sedih.
"Hmmm, its okey. Sekarang udah ada gue. Lo bisa cerita apapun sama gue," Sinta memeluk bahu Indi.
"Aarrgghh, gue kangen masa-masa kuliah dulu," Indi merasakan sedikit kelegaan.
Acarapun dimulai. Indi bertemu dengan teman-temannya yang dulu dekat. Ada Putri, Doni, Haikal, Ina dan Dewi. Semuanya sudah menikah. Ada yang sudah punya anak, ada yang belum.
"Kayanya, cuma lo sama Ardi yang masih betah sendiri deh Sin," Indi menepak bahu Sinta.
"Iya Sin, lo nyari yang kaya gimana," tanya Putri.
"Belum ada yang cocok aja," kata Sinta menjawab tanpa merasa terbebani.
"Gue kenalin sama cowok, mau 'gak Sin?" tanya Ina juga.
"Udah deh berisik. Emak-emak dasar ya lo pada," Sinta ngakak sendiri. Dia tidak merasa terbebani dengan statusnya. Karena memang dia menikmatinya.
Acara terus berlanjut, Indi menikmati acara reuni kali ini. Dia sudah meminta ijin dengan Evan jauh-jauh hari. Evan anak yang super pengertian. Dia tahu Mamanya butuh hiburan, jadi dia mengijinkan Mamanya ikut acara reuni ini. Dipuncak acara, sang MC mengundang pemilik hotel untuk memberikan beberapa patah kata.
"Eh, katanya pemilik hotel ini ganteng loh, dan masih muda juga," kata Dewi berbinar.
"Inget suami di rumah, lo," Sinta meledek, membuat Dewi manyun dan yang lain tertawa.
Pemilik hotel naik ke atas panggung, dan membuat Indi kaget. Ternyata itu adalah Arya. Arya memberikan beberapa patah kata sambil melihat ke sekeliling. Matanya menangkap sosok Indi di dalam kerumunan. Indi yang tengah melihat ke arah Arya juga tersenyum.
"Lo senyum sama yang punya hotel Ndi?" tanya Sinta.
"Haahhh, emang gue senyum," Indi salah tingkah.
"Lo mencurigakan," kata Sinta lagi.
"Dia itu boss kita di kantor Sin," Ardi datang dan menjelaskan.
"Boss lo berondong Ndi?" Dewi langsung berteriak.
"Hehehe, iya. Bossnya Ardi juga kok," kata Indi nyengir.
"Wah, mau dong kerja di situ. Bossnya berondong, ganteng pula," kata Ina berbinar.
"Lo berarti sektetarisnya dia dong Ndi," Sinta membuat semuanya kembali iri. Indi sudah bercerita tentang pekerjaannya.
"Ya, gitu deh," Indi merasa 'gak enak sendiri.
"Wah, asik dong tiap hari cuci mata," kata Dewi iri.
"Lo gak tahu aja, gimana si Boss kalau di kantor," kata Ardi berbisik.
"Emang, gimana saya kalau di kantor?" tiba-tiba Arya sudah di belakang Ardi dan mendengar apa yang dikatakan Ardi.
"Mampus lo Di," Sinta berbisik sambil nyengir.
"Eh, malam Pak. Terima kasih sudah mau menyambut kami selaku pemilik hotel," kata Ardi sopan, mengalihkan pembicaraan.
"Hmm," Arya hanya menjawab singkat dan dingin.
"Buset dah dingin banget ya," Dewi berbisik di telinga Sinta.
"Indi," Arya menyapa Indi dengan nada suara berbeda. Sinta menyadari itu.
"Malam, Pak," Indi menyapa balik Arya.
"Silahkan dinikmati acaranya, saya permisi dulu," Arya pergi dengan memancarkan aura dinginnya.
"Wuiihhh, dingin banget euuyy," Ina berkomentar.
"Lo ada hubungan sama Boss lo?" Sinta bertanya pada Indi sambil berbisik.
"Gak ada. Cuma temen biasa aja," kata Indi ikut berbisik.
"Tapi kayanya dia ada perasaan deh sama lo," Sinta masih berbisik.
"Ngapain sih lo pada bisik-bisik," Dewi mencak-mencak.
"Gak apa, Sinta bilang Pak Arya ganteng," jawab Indi asal, sambil nyengir.
"Sial lo. Gue jadi kambing hitam," Sinta manyun dan pergi ke tempat makan.
Indi dan yang lain ikut menyusul ke tempat makan. Acara terus berlanjut. Pukul 23.00 Indi memutuskan untuk pulang. Teman-temannya yang lain masih betah tinggal.
Indi berjalan sambil memeriksa ponselnya. Tiba-tiba dia menabrak seseorang.
"Kalau jalan lihat-lihat, jangan mainan ponsel," kata seseorang yang Indi tabrak.
"Arya," Indi menabrak Arya, yang sudah berdiri sejak melihat Indi keluar dari ballroom. "Sorry, hehehe."
"Kamu mau pulang?" tanya Arya.
"Iya, mau nyari taksi di depan," kata Indi hendak berjalan ke depan, tapi tangannya dipegang Arya.
"Aku anter ya. Udah malem," kata Arya lembut.
"Oke," Indi tersihir dengan suara lembut Arya.
Arya tetap menggenggam tangan Indi sampai di parkiran mobil. Indi masuk ke dalam mobil, setelah Arya membukakan pintu mobilnya. Arya melajukan mobilnya pelan, meninggalkan Hotel Scarlet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
sarif Hidayatullah
.......
2022-06-02
2
DARYATI SPd
jadi ingin reuni juga 😍
2022-04-24
2