Bab 6 : Sisi Lain

Hari minggu ini, Indi mengajak Evan ke taman hiburan. Sudah lama Evan meminta diajak jalan-jalan, tapi baru kali ini Indi bisa mengajaknya.

"Sayang, senang 'gak diajak ke taman hiburan?" tanya Indi pada anaknya.

"Senang banget Mah, makasih Mama," kata Evan tersenyum senang.

Indi mengikuti Evan kemanapun anak itu mau. Naik wahana ini, naik wahana itu, Evan benar-benar bahagia. Indi sebagai ibunya, merasa sangat bahagia melihat anaknya happy.

"Sayang, kita makan dulu ya, nanti baru main lagi," Indi mengajak Evan mencari makanan.

Pov Arya.

"Gue 'gak mau Arin, males gue," kata Arya sedang menolak permintaan adiknya.

"Ayolah Kak, temenin Arin, please," Arini memohon kepada kakaknya.

"Engga Rin, minta temenin Mama sana," kata Arya sibuk dengan ipadnya.

"Mama, kak Arya 'gak mau nemenin Arin," teriak Arini.

"Temenin adiknya dong Ar. Sekali-kali, kamu juga butuh hiburan tuh," kata Mama menasihati.

"Arya males Mah," kata Arya tetap menolak.

"Huaaaaa, kak Arya jahat, Arin balik ke Aussy aja deh, huuaaa," Arini merengek.

"Arya, ayolah, sekali ini aja ya," pinta Mama.

"Haahhh, ya udah ayo," kata Arya akhirnya, menyetujui ajakan adiknya.

"Yeaayyy, makasih Kak," Arini langsung memeluk Arya dan mencium pipinya.

"Iya cengeng," Arya mencubit hidung adiknya.

Setelah bersiap-siap, Arya dan Arini menuju ke tempat yang diinginkan Arini.

Pov Indira.

"Sayang, udah kenyang makannya?" tanya Indi pada Evan.

"Udah Mah, ayo kita main lagi," kata Evan bersemangat.

"Iya deh, ayo lanjut mainnya," Indi mengikuti sang anak.

Evan berlari-lari karena saking senangnya. Dia tidak mendengarkan Ibunya yang memintanya tidak berlari.

Bruuukkk. Evan menabrak seseorang. Indi langsung berlari mendekat.

"Sayang, gak papa?" tanya Indi pada Evan dan membantunya berdiri.

"Maaf, anak saya 'gak sengaja," Indi meminta maaf dan melihat siapa yang Evan tabrak.

"Pak Arya?" bola mata Indi membulat sempurna, "Bapak ngapain di sini?" tanya Indi penasaran.

Arya masih terdiam, ketika Evan memegang tangan Arya.

"Om udah sembuh? Mau 'gak nemenin Evan main kincir angin," kata Evan sambil menggoyang-goyangkan tangan Arya.

Arya melihat Evan dan Indi bergantian.

"Maaf Pak, tidak usah dengerin anak saya," kata Indi, lalu membujuk Evan untuk pergi.

"Gak mau Mah, Evan mau main sama Om," kata Evan merengek.

"Kak," Arini datang sambil membawa permen kapas. "Ehh, siapa ini?" tanya Arini pada Evan.

"Evan Kak," kata Evan sambil tersenyum.

"Wah, so cute. Kak Arya kenal?" tanya Arini menepuk bahu Arya.

Arya yang sedari tadi gak tahu ngelamunin apa, langsung tersadar.

"Ah, ini sekretaris Kakak di kantor, dan anaknya," kata Arya mengenalkan Indi pada Arini.

"Hai Kak, aku Arini," sapa Arini ramah. Beda dengan kakaknya yang super dingin.

"Indi, dan ini Evan, anakku," Indi mengenalkan diri dan Evan.

"Evan, mau main sama Kakak?" tanya Arini tersenyum cerah.

"Mau kak, mauuu," Evan senang sekali ada temannya.

"Sayang, kamu kan udah dari tadi. Waktunya pulang," kata Indi membuat Evan manyun.

"Okelah Mah," Evan anak yang penurut.

"Udahlah, biarin dia main lagi sama Arini," kata Arya, yang akhirnya bersuara.

"Tapi Pak ...," Indi tidak menyelesaikan bicaranya, melihat Arya berinteraksi dengan Evan.

"Kamu mau main apa anak ganteng?" tanya Arya pada Evan. Dan yang lebih mencengangkan, Arya tersenyum waktu mengajak ngobrol Evan. Indi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Main kincir angin Om, Mama 'gak mau nemenin Evan," kata Evan, melihat ke arah Ibunya. Indi hanya tersenyum kaku.

"Ya udah, ayo Evan, naik kincir angin sama Kakak ya," ajak Arini sambil menggandeng tangan Evan.

"Mama?" Evan meminta ijin.

"Ya sayang, hati-hati tapi," Indi mengacak rambut Evan dan tertawa. Tanpa sadar ada yang memperhatikannya.

"Ayo kita lihat ke sana," ajak Arya pada Indi.

"Iya Pak," Indi mengikuti langkah Arya.

"Arya aja," kata Arya tiba-tiba.

"Hah, kenapa Pak?" Indi belum paham dengan yang diomongin Arya.

"Panggil Arya aja," kata Arya sambil melihat ke arah Indi.

"Hmm, tapi Pak," Indi sedikit salah tingkah dilihatin begitu oleh Arya.

"Ini bukan di kantor, dan sepertinya aku lebih muda dari kamu," kata Arya sedikit tersenyum geli tapi ditahan.

"Kamu mengejek aku?" kata Indi melotot.

"Itu kenyataan," Arya kembali tersenyum dan kali ini lebih lebar.

"Aryaaa," Indi berteriak sambil menabok lengan Arya, "Eh sorry," Indi merasa salah tingkah. Dia berjalan cepat ke tempat kincir angin.

Arya tersenyum singkat di belakang Indi.

Tidak terasa hari sudah sore, dan Evan kelihatan lelah, tapi bahagia.

"Makasih ya Mah," kata Evan sambil memeluk pinggang Indi.

"Iya sayang, sama-sama," kata Indi mengusap kepala Evan.

"Kapan-kapan main bareng kak Arin lagi ya," kata Arini pada Evan.

"Iya kak, Evan mau. Tapi kalau Mama ijinin," kata Evan melihat ke arah Indi.

"U're so smart boy," kata Arini mengusap kepala Evan.

"Kalau begitu kita pamit dulu ya. Evan udah cape kayanya," kata Indi.

"Aku antar pulang," kata Arya menggandeng tangan Evan. "Ayo, Om anterin pulang," Arya tersenyum pada Evan.

"Makasih Om, tapi Mama mau 'gak dianter Om pulang," kata Evan melihat ke arah Indi.

"Astaga, ini anak penurut amat ya," Indi membatin.

"Ya udah, ayo kita ikut Om Arya," kata Indi akhirnya.

Indi dan Evan akhirnya diantarkan pulang oleh Arya. Indi baru saja melihat seorang Arya yang berbeda dari Arya yang biasanya dia lihat di kantor. Arya begitu banyak tersenyum dan terlihat begitu menyayangi adiknya. Bagaimana tidak sayang, dia diajak ke taman hiburan saja mau. Seorang Arya, si Gunung Es, main ke taman hiburan. Hahahaha.

Indi tersenyum sendiri memikirkan hal itu.

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Arya pada Indi yang duduk di samping Arya.

"Hah,kenapa?" Indi tidak paham maksud Arya.

"Kamu senyum-senyum sendiri kaya orang gila," kata Arya tersenyum mengejek.

"Sembarangan kalau ngomong," Indi melotot.

Untungnya, Evan tertidur di jok belakang bersama Arini.

"Evan umur berapa Ndi?" tanya Arya tiba-tiba.

"Hmm, 5 (lima) tahun," jawab Indi tersenyum.

"Untuk anak seusianya, dia begitu pintar menurutku," kata Arya memuji.

"Mungkin karena dia senang melakukan banyak hal. Anaknya suka penasaran hal apapun," kata Indi bercerita dengan santainya.

"Kaya kamu ya, suka kepo," kata Arya membuat Indi menengok ke arah Arya.

"Gue 'gak suka kepo kali," Indi manyun dan membuang muka.

Arya tersenyum dan geleng-geleng kepala. Hari ini Arya merasa lebih santai dari hari biasanya. Serasa gak ada beban. Benar kata Mama, Arya memang butuh hiburan.

Sampai di rumah Indi.

"Makasih ya Pak, eh Arya," kata Indi tersenyum malu.

Arya berdiri di depan pintu rumah Indi. Dia habis mengangkat Evan, yang tertidur dan tidak mau dibangunkan.

"Sama-sama, aku pulang dulu," pamit Arya.

"Hati-hati," kata Indi melambaikan tangan.

Indi menyadari, dibalik sikapnya yang dingin Arya juga pria yang penyayang. Sayang dengan adiknya, dan juga suka dengan anak-anak. Indi tersenyum sendiri.

Terpopuler

Comments

sarif Hidayatullah

sarif Hidayatullah

mulai seru kayaknya...

2022-06-02

3

arum sari prihatin

arum sari prihatin

wah mulai seru nih 🤭

2022-05-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pertemuan
2 Bab 2 : Sekretaris
3 Bab 3 : Si Gunung Es
4 Bab 4 : Tekanan Batin
5 Bab 5 : Hari Tenang
6 Bab 6 : Sisi Lain
7 Bab 7 : Tersentuh
8 Bab 8 : Gunung Es Mencair
9 Bab 9 : Ayo Berteman
10 Bab 10 : Kecelakaan
11 Bab 11 : Ragu
12 Bab 12 : Cemburu?
13 Bab 13 : Reuni
14 Bab 14 : May I ... ?
15 Bab 15 : Lampu Hijau
16 Bab 16 : Jadian
17 Bab 17 : Berondong Indi
18 Bab 18 : Gossip
19 Bab 19 : Bertahan
20 Bab 20 : Kedua Kalinya
21 Bab 21 : Lelah
22 Bab 22 : Go Publik
23 Bab 23 : Masih Ada Saja
24 Bab 24 : Rindu yang Jauh
25 Bab 25 : Luar Kota
26 Bab 26 : Menahan Rindu
27 Bab 27 : Kejutan
28 Bab 28 : Kejutan Lagi
29 Bab 29 : Makan Malam
30 Bab 30 : Sakit Hati
31 Bab 31 : Berpikir Ulang
32 Bab 32 : Lamaran
33 Bab 33 : Angel or Devil
34 Bab 34 : Tumbang
35 Bab 35 : Kekhawatiran
36 Bab 36 : Menginap
37 Bab 37 : Perusahaan Wijaya
38 Bab 38 : Liburan
39 Bab 39 : Persiapan Pernikahan
40 Bab 40 : Wedding Day
41 Bab 41 : Honeymoon
42 Bab 42 : Masih Honeymoon
43 Bab 43 : Kelakuan Aneh Arya
44 Bab 44. Dua Garis Biru
45 Bab 45 : Kebahagiaan Lengkap
46 Bab 46 : Keluarga Bahagia
47 Bab 47 : Rencana Arya
48 Bab 48 : Sekretaris Baru Rasa Lama
49 Bab 49 : Berdua Saja
50 Bab 50 : Berita Bahagia
51 Bab 51 : Tetap Bekerja (?)
52 Bab 52 : "Ngidam"
53 Bab 53 : Labil
54 Bab 54 : Anak Ketiga
55 Bab 55 : Perayaan Kecil
56 Bab 56 : Saat Remaja
57 Bab 57 : Tamu Tak Diundang
58 Bab 58 : Arini dan Dimas
59 Bab 59 : Kelanjutan Hubungan
60 Bab 60 : Bahagia Bersama
61 Bab 61 : Undangan Angel
62 Bab 62 : Penasaran
63 Bab 63 : Arini's Wedding
64 Bab 64 : Rencana Liburan
65 Bab 65 : Keluarga Wijaya
66 Bab 66 : Siapa Dia Sebenarnya?
67 Bab 67 : Jacelyn
68 Bab 68 : Kembali Beraktifitas
69 Bab 69 : Ijin Berteman
70 Bab 70 : Merasa Bersalah
71 Bab 71 : Terbongkar
72 Bab 72 : Arini Hamil?
73 Bab 73 : Dalang di balik Jacelyn
74 Bab 74 : Dendam Terpendam
75 Bab 75 : Rencana Busuk Calista
76 Bab 76 : Penculikan Evan
77 Bab 77 : Masa Lalu Calista
78 Bab 78 : Kecurigaan Indi
79 Bab 79 : Kebohongan Arya
80 Bab 80 : Kekecewaan Indi
81 Bab 81 : Janji Arya
82 Bab 82 : Pengakuan Jacelyn
83 Bab 83 : Hilangnya Jacelyn
84 Bab 84 : Disekap
85 Bab 85 : Kehilangan Jejak
86 Bab 86 : Kehidupan Baru
87 Bab 87 : One Fine Day
88 Bab 88 : Pengakuan Calista
89 Bab 89 : Tak Sadarkan Diri
90 Bab 90 : Kemarahan Arya
91 Bab 91 : Kritis
92 Bab 92 : Hilang Ingatan (1)
93 Bab 93 : Hilang Ingatan (2)
94 Bab 94 : Kanaya (Jacelyn)
95 Bab 95 : Perkenalan Ulang
96 Bab 96 : Kembali Pulang
97 Bab 97 : Malam yang Panjang
98 Bab 98 : Kembali ke Aktifitas
99 Bab 99 : Sedikit Ingatan Kembali
100 Bab 100 : Kesakitan
101 Bab 101 : Ingatan yang Kembali
102 Bab 102 : Ketakutan Evan
103 Bab 103 : Pemulihan
104 Bab 104 : Ujian Akhir
105 Bab 105 : Hari Kelulusan
106 Bab 106 : Arini Melahirkan
107 Bab 107 : Putri Kecil Arini
108 Bab 108 : Ijin Ibu Negara
109 Bab 109 : Pilihan Yang Sulit
110 Bab 110 : Keputusan Akhir
111 Bab 111 : Persiapan Kuliah
112 Bab 112 : Prom Night
113 Bab 113 : Hukuman untuk Evan
114 Bab 114 : Kejutan Untuk Evan
115 Bab 115 : Perpisahan
116 Ekstra Part 01
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 : Pertemuan
2
Bab 2 : Sekretaris
3
Bab 3 : Si Gunung Es
4
Bab 4 : Tekanan Batin
5
Bab 5 : Hari Tenang
6
Bab 6 : Sisi Lain
7
Bab 7 : Tersentuh
8
Bab 8 : Gunung Es Mencair
9
Bab 9 : Ayo Berteman
10
Bab 10 : Kecelakaan
11
Bab 11 : Ragu
12
Bab 12 : Cemburu?
13
Bab 13 : Reuni
14
Bab 14 : May I ... ?
15
Bab 15 : Lampu Hijau
16
Bab 16 : Jadian
17
Bab 17 : Berondong Indi
18
Bab 18 : Gossip
19
Bab 19 : Bertahan
20
Bab 20 : Kedua Kalinya
21
Bab 21 : Lelah
22
Bab 22 : Go Publik
23
Bab 23 : Masih Ada Saja
24
Bab 24 : Rindu yang Jauh
25
Bab 25 : Luar Kota
26
Bab 26 : Menahan Rindu
27
Bab 27 : Kejutan
28
Bab 28 : Kejutan Lagi
29
Bab 29 : Makan Malam
30
Bab 30 : Sakit Hati
31
Bab 31 : Berpikir Ulang
32
Bab 32 : Lamaran
33
Bab 33 : Angel or Devil
34
Bab 34 : Tumbang
35
Bab 35 : Kekhawatiran
36
Bab 36 : Menginap
37
Bab 37 : Perusahaan Wijaya
38
Bab 38 : Liburan
39
Bab 39 : Persiapan Pernikahan
40
Bab 40 : Wedding Day
41
Bab 41 : Honeymoon
42
Bab 42 : Masih Honeymoon
43
Bab 43 : Kelakuan Aneh Arya
44
Bab 44. Dua Garis Biru
45
Bab 45 : Kebahagiaan Lengkap
46
Bab 46 : Keluarga Bahagia
47
Bab 47 : Rencana Arya
48
Bab 48 : Sekretaris Baru Rasa Lama
49
Bab 49 : Berdua Saja
50
Bab 50 : Berita Bahagia
51
Bab 51 : Tetap Bekerja (?)
52
Bab 52 : "Ngidam"
53
Bab 53 : Labil
54
Bab 54 : Anak Ketiga
55
Bab 55 : Perayaan Kecil
56
Bab 56 : Saat Remaja
57
Bab 57 : Tamu Tak Diundang
58
Bab 58 : Arini dan Dimas
59
Bab 59 : Kelanjutan Hubungan
60
Bab 60 : Bahagia Bersama
61
Bab 61 : Undangan Angel
62
Bab 62 : Penasaran
63
Bab 63 : Arini's Wedding
64
Bab 64 : Rencana Liburan
65
Bab 65 : Keluarga Wijaya
66
Bab 66 : Siapa Dia Sebenarnya?
67
Bab 67 : Jacelyn
68
Bab 68 : Kembali Beraktifitas
69
Bab 69 : Ijin Berteman
70
Bab 70 : Merasa Bersalah
71
Bab 71 : Terbongkar
72
Bab 72 : Arini Hamil?
73
Bab 73 : Dalang di balik Jacelyn
74
Bab 74 : Dendam Terpendam
75
Bab 75 : Rencana Busuk Calista
76
Bab 76 : Penculikan Evan
77
Bab 77 : Masa Lalu Calista
78
Bab 78 : Kecurigaan Indi
79
Bab 79 : Kebohongan Arya
80
Bab 80 : Kekecewaan Indi
81
Bab 81 : Janji Arya
82
Bab 82 : Pengakuan Jacelyn
83
Bab 83 : Hilangnya Jacelyn
84
Bab 84 : Disekap
85
Bab 85 : Kehilangan Jejak
86
Bab 86 : Kehidupan Baru
87
Bab 87 : One Fine Day
88
Bab 88 : Pengakuan Calista
89
Bab 89 : Tak Sadarkan Diri
90
Bab 90 : Kemarahan Arya
91
Bab 91 : Kritis
92
Bab 92 : Hilang Ingatan (1)
93
Bab 93 : Hilang Ingatan (2)
94
Bab 94 : Kanaya (Jacelyn)
95
Bab 95 : Perkenalan Ulang
96
Bab 96 : Kembali Pulang
97
Bab 97 : Malam yang Panjang
98
Bab 98 : Kembali ke Aktifitas
99
Bab 99 : Sedikit Ingatan Kembali
100
Bab 100 : Kesakitan
101
Bab 101 : Ingatan yang Kembali
102
Bab 102 : Ketakutan Evan
103
Bab 103 : Pemulihan
104
Bab 104 : Ujian Akhir
105
Bab 105 : Hari Kelulusan
106
Bab 106 : Arini Melahirkan
107
Bab 107 : Putri Kecil Arini
108
Bab 108 : Ijin Ibu Negara
109
Bab 109 : Pilihan Yang Sulit
110
Bab 110 : Keputusan Akhir
111
Bab 111 : Persiapan Kuliah
112
Bab 112 : Prom Night
113
Bab 113 : Hukuman untuk Evan
114
Bab 114 : Kejutan Untuk Evan
115
Bab 115 : Perpisahan
116
Ekstra Part 01

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!