Episode 19

Pukul sepuluh pagi dirumahku mendadak kedatangan launcher friends. Aku menyebutnya demikian karena sebenarnya persahabatan kami hanya sebatas pada jamuan makan siang. Biasanya lebih banyak pembicaraan yang tidak jelas dan terlalu mengurusi urusan dalam

negeri. Terus terang aku tidak nyaman. Tetapi mereka sudah datang aku tetap akan menyambut mereka seperti raja yang sangat istimewa.

Aku pura-pura terkejut melihat mereka, padahal Bu Mika sudah membocorkan rencana itu dua hari yang lalu. Untuk itu aku sudah menyiapkan jamuan yang spesial. Memanggil koki pribadi dari sebuah hotel rekanan suami. Sengaja aku ingin membuat mereka seperti dijamu layaknya hotel bintang lima. ‘Terutama Bu Shinta aku tidak mau kehilangan muka didepannya’.

Aku melirik ekspresi Bu Shinta yang akhirnya datang kekediamanku karena selama ini kami hanya bertemu di The Blue Orchid. Matanya

tajam melihat semua barang-barang antik dan lukisan yang menghiasi penjuru hingga sudut-sudut ruangan. Bahkan permadani yang menutupi lantai ruang tamu ini dibeli langsung dari turki sebagai pesanan khusus. ‘Harganya hampir semilyar’, sengaja aku menggelarnya khusus untuk membuatnya tidak berkutik.

‘Meskipun akhirnya aku tersadar sendiri untuk apa aku bersusah payah untuk menyenangkannya’ pikirku dalam hati.

Baru aku sadari persahabatan kami yang sudah tiga tahun ini, belum pernah berkunjung kerumah masing-masing.

“Oiya aku baru sadar ini pertama kalinya kita datang kerumah Bu Mesya, besok-besok kerumah aku juga dong,” Bu Mika menawarkan diri.

“Boleh Bu, saya setuju saja,” balasku.

“Bu Mesya ternyata koleksi barang antiknya banyak juga yah?” Bu Shinta yang selalu ingin merasa paling paham soal barang-barang mahal.

“Ah, biasa saja Bu. Keluarga suamiku yang sangat menyukai barang-barang seni bernilai tinggi hihi....” balasku dengan senyuman.

“Oh begitu,” balasnya.

‘Sudah kuduga Bu Shinta tidak berkutik lagi, aku menang’, hatiku yang tertawa hebat.

“Iya, aku juga mau dikunjungi kapan-kapan. Cuma rumahku tidak ada koleksi seninya, suamiku senang dengan rumah yang modern dan biasa

saja,” ucap Bu Jihan menimpali.

“Tidak apa-apa Bu.…” sahutku dan Bu Mika terputus.

“Memang selera itu beda-beda yah, tidak semua orang bisa menghargai karya seni,” balas Bu Shinta menyindirnya.

“Hehehe … iya saya memang tidak terlalu paham soal seni,” Bu Jihan yang merendah.

Lalu koki kami datang dengan asistennya yang membawakan jamuan pembuka diwaktu Brunch yaitu waktu makan diakhir pagi sampai menjelang sore. Akhirnya kami beranjak keruangan makan untuk mencicipi jamuan yang disediakan.

“Salad Tuna Carpaccio, terdiri dari potongan ikan tuna dengan orange, greens, roasted sesame dressing dan olive oil,” sahut koki itu menjelaskan.

Dengan tampilan cantik warna dari sayuran dan potongan ikan yang menggugah selera. Aku melihat mereka terpukau dengan jamuan pembuka dan ketampanan koki itu.

“Jadi Bu Mesya, kita kesini karena ingin membantu persiapan pernikahannya Raka,” ucap Bu Mika sembari menikmati sajian diata meja.

“Oh begitu,” balasku santai.

“Iya Bu Mesya, kita kan sahabatan sudah lama dan aku pikir ini saatnya yang tepat untuk membantu dan mengenai tempo hari, aku minta maaf ... yah.”

“Sebenarnya sih memang aku kewalahan karena Raka menginginkan pernikahannya hari minggu ini,” sengaja tidak menggubrisnya soal permintaan maaf, biar dia tidak mengulanginya lagi.

“Apa? Apa tidak salah Bu, kenapa secepat itu?” Bu Shinta yang heboh sekali.

"Pasti ada apa-apanya," Bu Shinta menaruh kecurigaan dalam pikirannya.

“Mungkin sudah tidak tahan ya Bu hahaha....”, sahut Bu Mika becanda.

“Bu Mika bisa saja, saya juga waktu itu menikah dipercepat karena suami sudah tidak tahan hihihi....” balas Bu Jihan geli mengingatnya

“Yang benar Bu Jihan?”

“Iya, saya jadi teringat masa-masa itu,”

“Jadi apa yang bisa kami bantu ?”

“Hmm, nanti akan kuberi tugas yang mungkin aku dan kolega sedikit kewalahan menanganinya, terutama dipakaian pengantin,”

“Baiklah Bu Mesya, kami siap bantu pokoknya deh”

“Terima kasih ya semua.”

“Sama-sama....” balas mereka.

“Ayo kita nikmati hidangannya lagi, bagaimana rasanya?”

“Enak sekali.”

Brunch kami selesai pukul dua siang ditutup dengan sajian pencuci mulut Apple Tart dengan Strawberry gelato buatan sendiri, sedangkan ibu-ibu yang lain memilih Avocado Tiramisu yang terbuat dari black crumb soil dan diatasnya meringue dan Cheese cake yang juga digemari oleh tamu-tamuku hari ini. Aku sangat senang dengan sajian kokiku siang ini, aku puas karena telah membuat mereka terkesan. Bahkan menu-menu ini akan ada dipernikahan Raka hari

minggu nanti.

***

Malam harinya,

Di kediaman Ibu Shinta, malam itu puterinya yang bernama Claudia datang dengan wajah sedih. Matanya sembab sehabis menangis terlihat memerah. Ia merasa ragu untuk mengetuk pintu rumah orangtuanya, tetapi tidak ada lagi tempat untuk dituju. Memberanikan diri untuk menyapa orangtua dan rumah yang ditinggalkannya semenjak menjadi istri seorang aktor bintang film.

“Tok, tok, tok,”

“Siapa yang bertamu malam-malam begini?” gerutu Bu Shinta sembari membukakan pintu.

“Mah.…” sahut Claudia yang langsung memeluknya ketika pintu terbuka.

“Claudia? Apa yang terjadi.…?” tanya Bu Shinta sembari menutup pintu.

“Ashraf Mah, Ashraf.…”, Claudia terbata dengan tangisan yang tersedu-sedu.

“Iya. Kenapa dengannya?”

“Ashraf berselingkuh dengan lawan mainnya....”

“Apa? Sebaiknya kita kekamarmu saja, jangan sampai Papamu tahu soal ini,” sembari bergegas masuk kedalam kamar Claudia.

Kamar yang menjadi saksi hidupnya sejak kecil hingga dewasa.

Semua barang-barang Claudia, foto-foto dan piala-piala yang didapatnya dari perlombaan menyanyi masih tertata rapih ditempatnya. Semua

kenangan masa remaja yang sangat menyenangkan. Sebelum bertemu dengan Ashraf disalah satu pesta ulang tahun temannya yang juga seorang artis.

“Semuanya masih sama,” ucap Claudia sambil memeluk bantal yang tercium aroma khasnya.

 “Iya Claudia, ini tetap akan menjadi kamarmu,” balas Bu Shinta.

 “Mah bolehkah aku tetap.…” ucapannya terpotong.

“Tidak Claudia, besok pagi kamu harus kembali kerumahmu. Seorang istri yang sudah menikah tidak boleh meninggalkan rumah tangganya, apapun yang terjadi.”

“Tapi Mah … Ashraf,”

“Tidak ada tapi, kamu sudah menikah dan selesaikan masalahmu sendiri, jangan mudah meninggalkan rumah seperti ini.”

Bu Shinta meninggalkan Claudia dikamarnya sendirian setelah mengutarakan maksudnya. Claudia merasa sendirian dan ragu apa yang harus dilakukannya. Hatinya sangat sakit tetapi tidak ada tempat untuk berteduh, hanya kembali ke pelukan suami jalan satu-satunya. Meskipun mungkin semuanya tidak akan sama lagi seperti dulu.

‘Kenapa Mama sekejam itu padaku, aku belum menceritakan semua perlakuan Ashraf’

***

Terjerembab disisi ranjang yang dingin sambil mengingat malam ini, sebelum menginjakkan kaki dirumah yang tidak menerimaku juga. Aku sedang berpikir dan butuh waktu untuk sendiri.

Kehidupan rumah tangga yang belum genap setahun tidak kusangka sudah merasakan rintangan seberat ini. Seorang yang meminangku menjadi istrinya setelah menjalin kasih selama tiga tahun, bisa menyakiti seperti ini. Benarkah pernikahan tidak semenyenangkan yang kukira.

Perubahan sikapnya menjadi cuek dan sering pulang malam meskipun tidak ada jadwal syuting. Aku sangat paham jika Ashraf seorang aktor, jika ada syuting dirinya bisa tidak pulang selama satu atau tiga bahkan enam bulan lamanya. Sebab, lokasi yang berbeda dan berada di luar kota membuat kami harus berpisah. Aku sangat memaklumi itu.

Tetapi, berbeda kali ini. Pemeran wanita yang menjadi pasangan dalam filmnya membuatnya terjerumus lebih dalam. Kali ini aku mendapati jika Ashraf tidak sedang berakting, tetapi menggunakan hatinya. Wanita ini sudah membuatnya bergetar, dan membuatnya melupakanku dan pernikahan ini.

Aku sudah berusaha untuk menyadarkannya, tetapi dirinya terus menyangkal. Hingga, akhirnya malam ini Ashraf mengakui jika sudah "bermain hati".

Hancur hati ini. remuk perasaan ini. Menangis hanya semakin membuat sakit.

Aku butuh waktu untuk membicarakan ini dengan Ashraf.

Aku tidak bisa berpikir dengan tenang.

Maka, aku pergi dari rumah yang kita bangun bersama.

Terpopuler

Comments

kiki rizki

kiki rizki

next lagi

2020-05-25

0

Aldekha Depe

Aldekha Depe

selalu saja ada pelakor

2020-05-18

0

Anggria Mawadati

Anggria Mawadati

Jadi takut nikah eh☹

2020-05-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!