Episode 6

Alarm bernada nyaring itu sangat mengganggu, akhirnya aku harus bangun dengan terkejut. Aku duduk disamping ranjang ini dan masih terasa pusing. Sambil memijit kecil ujung dahiku yang terasa sedikit sakit. Menyadari sesuatu yang membuatku berpikir, “Apa yang sudah kulakukan? Mengajak Gadis itu menginap dirumah. Mungkin aku sudah gila”.

Tiga bulan terakhir yang membuatku gila ditambah lagi dengan masalah baru.

Mengecek kontak Shesa diponsel, aku ingin mendengar suaranya atau sebaiknya aku mengajaknya bertemu dan membicarakan ini seperti orang dewasa.

Aku belum yakin kenapa Shesa bisa sekejam itu merencanakan semua ini hanya karena ingin membalaskan dendam teman baiknya. Aku tidak yakin tiga bulan kebersamaan kami tidak ada perasaan yang kuat. Aku tidak yakin itu.

Ponsel itu kuletakkan diatas ranjang dan segera mandi. Membasuh seluruh tubuh ini dengan kucuran air dingin, kuhapus bayangan pada kaca, bekas luka terbakar yang masih tersisa.

Tidak seberapa dengan lukanya. Aku jadi memikirkan gadis itu. Bagaimana dengan luka bakar dilengannya.

Aku segera mengenakan pakaianku dan bersiap-siap pergi ke kantor. Menyusuri tangga dan melihat kesekeliling tidak ada kehadirannya. Memanggil namanya dan mengetuk pintu kamar itu, kubuka dan ternyata tidak ada. Hanya tertinggal barang-barangnya dan sebuah catatan kecil dengan tulisannya.

Dara mengatakan tujuannya untuk kembali ke kampung dan meminta izin untukmeninggalkan barang-barangnya dirumahku. Suatu hari nanti akan kembali untuk mengambilnya dan membalas budi baikku.

“Oiya tadi malam aku meminjam satu mi instan rebus dan satu telur milikmu, aku tidak bisa tidur jika perutku lapar. Aku janji akan mengembalikannya juga”

“Ya ampun, aku lupa tidak menawarinya makan malam karena aku sedang diet,”

“Sudah kukatakan kau tidak perlu membalas apa-apa. Dan sekarang kenapa aku merasa kuatir.” sahutku yang menjadi bingung dan seperti orang gila bicara sendiri.

Menyiapkan sarapan dan menyalakan televisi.

Pasti Dara belum sarapan.

“Sial kenapa aku selalu memikirkannya.”

Melihat beberapa tayangan yang kurang menarik sambil melahap roti berselai strawberry dan potongan keju diatasnya. Tidak sengaja aku melihat tayangan yang membuatku tersentak. Rekaman dari ponsel yang diunggah ke sosial media. Seseorang melabrak gadis muda yang telah merayu suaminya.

“Kejadian kemarin? Aku harus mencari Dara.” sembari mengambil kunci mobil dan melaju dengan kencang.

Aku pikir Dara belum jauh dari sini, mungkin aku harus mencarinya di terminal bis.

Menghubungi kantor dan mengatakan kepada sekretarisku untuk membatalkan jadwal hari ini karena ada urusan penting. Aku menuju sebuah terminal cukup jauh dari sini.

Jika Dara naik bisa dari halte sebelumnya aku yakin akan menemuinya diterminal ini sebelum naik bis antar kota dan antar propinsi.

Jalanan macet tidak mungkin bisa mengejar bis itu tepat waktu. Firasatku Dara sudah naik bis ke kampungnya. Tapi apa yang ingin kukatakan jika aku bisa menemukannya.

 

Aku hanya ingin melihat keadaannya.

Jika dirinya baik-baik saja aku akan melepasnya pulang. Itu tujuanku.

Memarkir mobil dengan cepat, berlari mencarinya diantara kerumunan orang\-orang yang memiliki tujuan berbeda-beda. Aku bertanya dengan petugas loket tujuan bis ke kampungnya sudah jalan setengah jam yang lalu, dan saat ini bis tujuan yang sama akan segera berangkat.

Aku berlari mencari dan melihat apakah ada Dara diantaranya. Hingga orang terakhir yang menaiki bis itu tidak ada sosoknya.

“Bodoh, kenapa tadi malam aku tidak bertanya nomer handphonenya,”

Mungkin aku harus merelakannya pergi, semoga Dara baik-baik saja.

Aku berjalan kearah parkiran dan berencana kembali kekantor segera. Melewati sebuah taman, teringat ceritanya yang pernah tidur ditaman. Aku masuk kedalam mobil menuju taman kota yang pernah disinggahinya.

Mungkinkah Dara ada disini, diantara taman yang masih ramai dengan orang-orang yang berolahraga, membaca, piknik dan bermain dengan anak-anak mereka. Baru kali ini aku berkunjung kesini.

Saat ini masih pagi, suasananya masih ramai dan indah. Aku membayangkan Dara tidur disini ketika malam hari, suasana yang gelap dan mencekam. Tidak lagi menyenangkan.

“Dara dimana kamu?”

Kenapa perasaanku masih saja berharap menemukannya.

Setelah hampir satu jam aku mencari dan mengelilingi taman yang luas ini. Hingga tubuhku basah oleh keringat, aku membuka jas dan membiarkan angin mengeringkan kemejaku yang lengket.

Duduk sebentar dan membiarkan kakiku beristirahat. Mencoba mendalami pikiranku yang kalut dan terlalu tergesa-gesa.

Melihat arloji, waktu menunjukkan pukul 11.00. Tidak ada tanda-tandanya disini,mungkin benar dirinya sudah kembali ke kampung.Mungkin baik untuknya. Aku tidak habis pikir kenapa aku bersusah payah untukmencegahnya kembali kekampungnya.

Kenapa aku langsung bereaksi ketika melihat tayangan video itu sudah menyebar keseluruh negeri. Kenapa aku begitu peduli dengannya.

“Oh Tuhan apa aku sudah gila?”

“Apakah aku benar-benar peduli dengannya?”

“Ataukah hanya ingin mengalihkan perasaanku yang terluka?”

Aku memutuskan untuk kembali ke kantor dan bekerja seperti biasa. Sesampainya di kantor sekretarisku terkejut karena aku mengajukan cuti tadi pagi.

 

“Pak Raka bukannya tadi pagi mengajukan cuti....?”

“Iya. Saya masih cuti. Saya tidak mau bertemu siapa-siapa dulu hari ini, beri saja berkas yang harus saya periksa,”

“Baik Pak.”

Lalu sekretaris itu membawakan beberapa berkas yang harus diperiksa dan ditandatangani.

“Pak, ini laporan atas pembangunan restoran dan kedai di Semarang yang hari ini harus ditandatangani dan proposal perpanjangan proyek sosial oleh saudari Shesa Palupi.”

Aku tertegun sejenak mendengar nama itu. Masih terasa seperti mimpi dan aku berharap ini hanya sebuah mimpi buruk dan aku masih bisa memeluknya dalam kenyataan.

Memandang wajahnya dan mendengarkan celotehnya tentang proyek-proyek impiannya.

“Pak Raka, Bapak mendengar saya?”

“Ah, saya dengar. Baiklah, mulai sekarang untuk proposal proyek sosial yang diajukan oleh saudari Shesa biar ditangani oleh managemen, tidak perlu ke saya yah,”

“Baik Pak, saya akan sounding ke managemen.”

 

***

Pukul 18.00, aku masih berada dikantor.

“Pak Raka saya pulang duluan,” sahut Sekretaris itu.

“Ah yah silakan, saya juga akan pulang sebentar lagi.”

Membereskan berkas terakhir yang sudah selesai diperiksa dan menaruhnya diatas tumpukkan agar besok bisa segera dikerjakan.

Proyek-proyek pembangunan waralaba dibeberapa kota yang siap dibangun. Sebagai pemilik perusahaan yang mengembangkan sistem pembangunan managemen dibidang waralaba aku senang bisa membantu tempat-tempat usaha dari skala kecil hingga besar.

Aku tidak memiliki restoran, rumah makan atau cabang kedai dimana-mana.

 

Perusahaanku hanya sebagai pembangun system managemen direstoran, rumah makan atau kedai yang akan dibangun.

Perusahaanku yang memperhitungkan berapa anggaran yang sehat, managemen yang sehat dan mengembangkan potensi karyawan yang sehat.

Biasanya owner memerlukan jasa perusahaanku untuk memperhitungkan itu semua agar tidak meleset rencana awal hingga terwujudnya sebuah usaha.

Apalagi saat ini perhitungan anggaran yang profesional sangat dibutuhkan supaya tidak mengalami kebocoran anggaran, mencegah kerugian.

Menatap jendela dengan view perkotaan dengan taman ditengahnya. Sambil memasukkan kedua tanganku kesaku celana. Entah kenapa pikiranku masih saja mencarinya. Akhirnya aku menyerah dan berharap dirinya sudah sampai kerumah dengan selamat.

Aku pulang malam itu dan mampir disebuah restoran cepat saji hasil dari pembangunan sistem managemen perusahaanku. Mereka tidak akan pernah tahu jika restoran ini hasil dari system yang kubangun, aku ikut bangga jika usaha yang dibangun menjadi sukses. Aku sering berkunjung dan melihat membuat hati ini puas meskipun bukan milik sendiri.

Membawa pulang sepuluh potong ayam goreng, mungkin pikiranku sudah benar-benar gila.

 

Aku sering melewatkan makan malam karena diet ketat yang kulakukan. Mungkin aku benar-benar berharap seseorang memakannya bersamaku malam ini.

Melewati beberapa persimpangan dan lampu merah, sebelum kearah perumahan tempatku tinggal. Dari sudut mataku melihat sebuah halte. Melambatkan laju mobil.

“Aku melihat seseorang disana?”

“Siapa yang masih menunggu di halte bis malam-malam begini?”

Langsung memutar arah dan berbalik menuju halte bis. Aku melihatnya sedang meringkuk kedinginan sambil memegang perutnya. Matanya yang sembap, mungkin airmatanya jatuh lagi. Aku mengenali tas ransel disampingnya untuk menyandarkan tubuh.

Aku berdiri dihadapannya. Hingga dirinya melihatku. Dan kukatakan.

“Ayo, pulang ....” sembari mengulurkan tanganku kepadanya.

Matanya terbuka.

Saat itulah untuk pertama kalinya kedua mata kami memandang dengan jelas. Entah apa yang kurasakan terhadapnya, aku hanya tidak ingin dirinya bersedih apalagi kesusahan. Dirinya yang selalu ada dalam pikiran, membuatku tidak tenang jika Dara tidak berada didekatku. Apa yang sebaiknya aku lakukan untuk membantumu. Seorang gadis yang malang.

Aku membawanya kembali kerumah. Rumah yang besar untukku sendiri, jika bersamanya rumah itu tidak terlihat suram dan dingin. Aku merasa senang jika ada Dara bersamaku. Mungkinkah karena aku sudah terlalu lama hidup membujang. Menginginkan teman hidup yang tak kunjung datang. Tetapi, tidak mungkin aku jatuh cinta secepat ini dan melupakan Shesa yang pernah mengisi hari-hari yang sangat menyenangkan.

Akan kucaritahu perasaan apa ini.

pencet like, vote, rate 5, tambahkan ke favorit kalian dan komen yg banyak ya😊👍

 

Terpopuler

Comments

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

lanjut Thor, keren nih ceritanya 😍

" Temani aku, Ken! " udah update loh✅

2020-08-04

1

Aldekha Depe

Aldekha Depe

gak pengen berenti baca, seru

2020-05-18

0

Hazumi san

Hazumi san

aku dah mampir yah kak,smgt trs upny kak,sehat selalu
dah ku boom like+rate
jgn lupa sering2 mampir dikarya aku yang lainnya yah kak

2020-05-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!