KEKASIH MIKAEL

3 bulan berlalu,

"Lo lihat Amel nggak, Mik?" tanya Handy dan dijawab dengan gelengan kepala oleh Mikael.

"Kenapa? lo udah siap ngomong putusnya?"

"Bukan, bukan itu. Gue mau perpanjang."

"Perpanjang? perpanjang apaan? karcis parkir?"

"Ahhh lo mah nggak ngerti deh. Gue mau perpanjang masa pacaran gue sama dia. Putusnya jangan sekarang gitu."

"Kenapa? apa jangan jangan lo suka beneran?"

"Bukan, bukan itu. Tapi belakangan ini gue sibuk banget sama tugas dari BEM kampus. Lo tahu kan gue sekarang anggotanya."

"Hmm, tapi ... abis giliran lo kan giliran gue, Han. Masa gue mesti nunggu lagi."

"Emang lo da kebelet pengen punya pacar?"

"Nggak juga sih. Cuma gue takut kalau bokap nyokap gue pulang dari luar negeri, trus mau jodohin kakak gue, gimana?"

"Ya bagus lha."

"Kalau kakak gue nggak mau kan gue yang kena imbasnya, Han!" ucap Mikael sedikit kencang.

"Maksud lo, bakalan lo gitu yang dijodohin?" Mikael pun mengangguk.

"Tapi kan lo masih kecil, Mik. Nggak mungkin lha," Handy mengibaskan tangannya.

"Lo nggak tahu nyokap gue apa. Nyokap gue tuh dari dulu kebelet punya cucu. Kak Leon aja pernah disuruh nikah pas umur 20 tahun. Untung aja Kak Leon bisa kabur keluar negeri, dengan alasan sekolah biar bisa lanjutin perusahaan keluarga."

"Kalau gitu, lo tinggal ikut kabur aja. Gampang kan."

"Maunya sih gitu, tapi ... paspor gue diumpetin. Jadi gue nggak bisa kabur."

Ntah mengapa, Handy tiba tiba jadi tertawa, "Kasihan banget sih lo."

"Tawa terus lo! ntar gue panggilin Abigail nih ke sini," ancam Mikael.

"Ehhh awas lo ya! Males banget ketemu tuh cewe bar bar. Ngabisin tenaga gue aja tiap kali ketemu dia, esmosi bawaannya."

Handy terus saja mengoceh tak jelas, hingga akhirnya ...

"Tuh Amel!" tunjuk Mikael. Pandangan mata Handy langsung mengikuti Amelie yang sedang berjalan ke arah parkiran.

"Mel!" panggil Handy saat Amel baru saja mau memasuki mobilnya.

"Iya, Han. Kamu kenapa? Kok ngos-ngos an gitu? Habis marathon keliling kampus?" tanya Amelie setengah bercanda.

"Ahhh lo sama Mikael sama aja, godain gue mulu."

"Jadi ... mending ketemu Abigail donk ya, biar berantem mulu."

"Tuh kan sama! Cewe bar bar mulu yang diomongin."

"Iya, iya. Sekarang ngomong, kenapa kamu lari lari?"

"Mel, putusnya bisa ditangguhkan nggak?"

"Hah?! ditangguhkan? maksudnya?" tanya Amelie tak mengerti.

"Kita ulang 3 bulannya. Soalnya gue masih sibuk, jadi belum sempet nyari nyari atau deket sama cewe lain. Jadi kalau harus putus sekarang, kok nggak enak gitu ya rasanya. Kalau sekarang, meskipun cuma status ... tapi kan gue punya pacar."

Ucapan Handy membuat Amelie tertawa, "Terserah kamu aja kapan maunya. Nggak ngaruh juga buat aku soalnya."

"Beneran, mel?"

"Iya. Tapi siapa tahu selama kamu pacaran sama aku, kamu justru nggak bisa deket sama cewe manapun, soalnya jodoh kamu itu ..."

"Siapa, mel? Apa lo dapet ilham ... atau mimpi?" tanya Handy penasaran.

"Abigail," Amelie langsung membuka pintu mobilnya dan masuk, menyalakan mesin dan kabur, sebelum Handy mendapatkan kesadarannya kembali.

"Ehhh, mel ...," Handy yang tersadar pun celingukan, baru menyadari kalau Amelie sudah tidak berada di sana.

*****

Kini, Amelie, Abigail, Handy dan Mikael sedang duduk bersama di salah satu meja yang terletak di sudut sebuah cafe.

"Apa maksud lo?" tanya Abigail tiba tiba.

"Lo apaan sih?!" jawab Handy kesal karena Abigail selalu ikut canpur dengan urusannya dengan Amelie.

"Jangan bilang lo mau perpanjang lagi status pacaran lo ya. Udah cukup! Lo kira Amel apaan. Nggak usah pakai alasan sibuk di BEM, emang lo nya aja yang nggak laku."

"Lo tuh kenapa sih? Gue itu pacaran sama Amel, bukan sama lo. Kenapa jadi lo yang ngatur?" ucap Handy lagi.

Sementara itu Amelie dan Mikael hanya duduk diam memandangi kedua orang tersebut bertengkar layaknya anjing dan kucing. Mereka sudah terbiasa dengan hal tersebut.

Ntah sudah berapa lama, tiba tiba keduanya berdiri dan masih saling balas membalas.

"Gue minta lo putus. Apa susahnya sih?"

"Kalau gue nggak mau, lo mau apa, hah?!"

"Ihhh, dasar cowo rese!"

"Eh cewe bar bar, ngaca!!"

"Lo tuh nyusahin aja tahu nggak. Lo udah perpanjang ampe 2 kali. Lo kira Amel apaan hah pake perpanjang perpanjang, kontrakan! Dasar cowo nggak tahu diri, dibantuin malah ngelunjak."

"Iya, iya, dasar cewe bar bar. Mel, kita putus!" ucap Handy tiba tiba, setelah perdebatan panjangnya dengan Abigail.

"Udah! puas lo, hah?!" Handy terus berdiri tegap di depan Abigail dan mendekati Abigail hingga gadis itu terhenti karena tidak bisa mundur lagi, "Apa lihat lihat? Masih kurang apa lagi gue ngomongnya? Puas kan lo!"

Handy dan Abigail saling melihat mata masing masing dengan tatapan yang sama tajamnya, hingga tanpa mereka sadari, tiba tiba jantung mereka berdetak cepat dan perasaan aneh seketika merayap di tubuh mereka. Keduanya langsung memalingkan wajah dan berhenti berbicara.

"Ayo, mel. Kita balik," ajak Abigail tiba tiba.

Amelie pun mengambil tas nya setelah mendengarkan perkataan Abigail. Ia beranjak cepat untuk menghindari pertengkaran lebih lanjut antara Handy dan Abigail. Baru saja Amelie melangkah, terdengar ucapan Mikael.

"Berarti besok giliran gue ya mel," ucap Mikael sambil tersenyum. Sementara itu, Handy masih terdiam di posisinya. Ia menarik nafasnya dalam, menoleh sebentar ke arah pintu. Ia melihat punggung Abigail yang pergi menjauh.

*****

Leon masih berada dalam ruangan kantornya. Ia terus belajar dan belajar untuk menggantikan Papanya, Larry Sebastian, untuk menjadi CEO di Sebastian Group. Sudah hampir 10 bulan sejak ia memimpin di sana. Ia sudah mulai mengerti semuanya.

"Kakkk!!!" sapa Mikael saat memasuki ruang kerja Leon.

"Mik! Ada apa tiba tiba kamu datang. Tidak biasanya."

Mikael tersenyum, "Minggu depan Papa sama Mama pulang kan, Kak?"

"Iya, kenapa memangnya?"

"Nggak apa apa."

"Kamu senyum senyum terus, ada berita bahagia apa emangnya?"

"Aku baru jadian."

"Ouuu ...," ucap Leon tanpa menatap ke arah adiknya.

"Kakak tidak mau cari pacar juga?"

"Tidak, Mik. Kakak sudah mengatakannya berkali kali."

"Usia kakak sudah 25 tahun. Pasti Mama akan bilang, kakak sudah cukup umur untuk dinikahkan. Jadi saat Mama pulang nanti, sebaiknya kakak bersiap siap."

"Jika Mama sampai meminta kakak menikah, maka kakak akan bilang kalau kamu lah yang harus lebih dulu menikah. Kamu sudah punya calonnya. Tidak masalah siapa yang menikah lebih dulu, bagi Mama yang penting adalah cucu, bukan begitu?" Mikael pul langsung terdiam, berpikir bahwa benar juga apa yang dikatakan oleh kakaknya itu.

"Kalau begitu, aku tidak boleh memperlihatkan Amelie ke depan mereka. Nanti mereka akan salah sangka dan langsung menikahkanku," gumam Mikael yang masih bisa didengar oleh Leon.

Amelie? bukankah dia kekasih Handy, sahabat Mikael. Mengapa sekarang jadi kekasih Mikael? - Leon.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

hadeuh semua dipacarin 🙄🙄

2024-04-28

0

im3ld4

im3ld4

pasti dikira piala bergulir🤧🤧🤣

2023-02-03

1

mama yogi

mama yogi

ᥬ😂᭄ ᥬ🤣᭄ ᥬ🤣᭄ lucu

2022-08-25

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!