ITU PACAR HANDY

"Mel!" sapa Handy saat ia sampai di kampus.

"Eh Han, pagi," balas Amelie.

"Lo sendirian aja?" tanya Handy.

"Ehmmm, emangnya mau datemg sama siapa?"

"Biasanya lo kan selalu bareng sama ....," ucapan Handy terputus saat melihat kedatangan seorang wanita di sana.

Pletakkk!!

"Apaaa lihat lihat??!!" teriak Abigail setelah memukul Handy dan menarik Amelie pergi dari sana.

"Dasarrr cewe bar bar!! Awas lo ya kalo ketemu lagi. Ihhh, nyebelin banget sih!" gerutu Handy.

"Kenapa lo?" tanya Mikael yang baru saja datang, menepuk bahu Handy.

"Tuh cewe bar bar, maen asal pukul aja. Gue kan cuma ngeliat dia doank, sekilas pula."

"Ya udah, ayo," ajak Mikael ke dalam kelas, karena sebentar lagi jam kuliah akan dimulai.

Sementara itu,

"Mel, ntar pulang makan siang bareng yuk!" ajak Abigail.

"Wah nggak bisa deh kayaknya, bi. Aku mesti ke toko buku. Mau nyari buku, sekalian beli alat alat lukisku. Udah pada mau habis."

"Aku temenin kalau gitu ya."

"Bener, bi?"

"Bener lha, tapi abis itu makan bareng ya. Di tempat biasa."

"Iya. Ya udah, aku masuk dulu ya," Amelie menepuk bahu Abigail sambil berbelok menuju gedung khusus anak seni.

*****

"Aku kesana dulu ya, Mel," Abigail mengarahkan pandangannya ke tempat buku buku ekonomi. Untung saja ia ikut dengan Amelie ke toko buku, karena tadi dosennya baru saja meminta para mahasiswanya untuk membeli 1 buku mata kuliah baru.

"Okay!"

Amelie berkeliling, mencari kanvas dan alat lukis, juga beberapa bolpoin dengan ukuran yang berbeda beda. Saat ingin menuju kasir, tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

Brughhh ...

"Maaf, maaf ...," Amelie langsung menunduk sesaat setelah mendongakkan kepalanya dan meminta maaf. Untung saja belanjaannya dimasukkan dalam 1 tas plastik, hingga tak berceceran saat bertabrakan tadi.

"Tidak apa."

"Saya permisi," Amelie langsung menuju kasir untuk membayar semua barang yang ia beli. Tak lama, Abigail pun menghampirinya sambil membawa 2 buah buku.

"Sini sekalian aja, bi," ucap Amelie saat melakukan pembayaran di kasir.

"Ya udah nih. Ntar pas makan, aku yang bayar ya," Amelie pun tersenyum. Hubungan pertemanan mereka memang tidak hitung menghitung. Kadang Amelie yang membayar, kadang juga Abigail.

"Ayo, bi. Kita makan tempat biasa," ajak Amelie setelah menerima barang barang yang ia beli dari kasir.

Dari kejauhan, laki laki yang tadi ditabrak oleh Amelie masih saja terus memperhatikan hingga Amelie keluar dari toko buku tersebut.

"Kak!" panggil Mikael.

"Kamu lama sekali?"

"Tuh si Handy mau ngikut, tapi pakai acara BAB dulu."

"Kamu mau makan di mana?" tanya Leon.

"Terserah kakak aja. Tapi aku cari buku dulu sebentar ya kak," ucap Mikael yang langsung berlari mencari buku ekonomi yang tadi diminta oleh dosennya, diikuti oleh Handy di belakangnya.

*****

"Seperti biasa ya kak," ucap Abigail pada seorang pelayan bernama Loki. Amelie dan Abigail memang terbiasa makan di sana. Suasana yang begitu nyaman dan makanan yang sangat cocok di lidah mereka, membuat mereka selalu kembali.

"Siap, bi!" balas Loki sambil membuat gerakan hormat dengan jari telunjuk dan jari tengah.

"Kamu kenapa, Mel? Kok kayaknya mukanya agak lain gitu?"

"Hmm, nggak apa apa. Aku cuma ngantuk aja."

"Bohong ah. Kamu nggak bisa bohongin aku, mel. Apa kamu punya masalah sama cowo curut itu, hah?! Sini biar aku kasih pelajaran," Abigail mulai menaikkan lengan bajunya, seperti siap untuk bertarung.

"Bukan, bi. Ini bukan tentang Handy."

"Kalau bukan si Handy curut itu, siapa lagi?"

"Apa si lo nyebut nyebut nama gue mulu? lo kangen sama gue, hah?" mata Abigail langsung melotot saat melihat Handy yang tiba tiba sudah berdiri di samping mereka, dan mengambil duduk di sebelah Amelie.

"Lo sendiri ngapain ke sini? ngikutin kita ya?"

"Ihhh kebagusan banget gue ngikutin lo. Emangnya gue kurang kerjaan apa ngikutin cewe bar bar kayak lo," gerutu Handy.

"Ada apa, Han?" tanya Amelie.

"Mel, gue minta nomor ponsel lo donk. Masa pacar nggak punya nomor ponsel masing masing. Meskipun cuma status, tapi kan boleh sekali sekali gue minta jalan berdua temenin gue."

"Eh, nggak ada ya lo bawa bawa temen gue jalan berdua."

"Apaan sih lo! Tersetah Amel donk mau kasih apa nggak, kok malah jadi lo yang sewot sih. Lama lama gue lakban juga tuh mulut," ungkap Handy kesal.

"ihhh kalian kok malah berantem sih. Tiap ketemu udah kayak Tom and Jerry aja. Mereka aja kadang bisa damai kalau ketemuan," Amelie menggelengkan kepalanya, kemudian mengambil ponsel milik Handy yang disodorkan padanya. Ia mengetikkan nomornya di sana, kemudian mengembalikannya.

"Thank you, mel! Temen lo ini sebaiknya dimasukin ke sekolah kepribadian, biar bisa kalem dikit. Cewe kok bar bar," Handy pun pergi sambil mendengus kesal.

"Sembarangan lo kalo ngomong!" balas Abigail.

"Udah, udah, bi," ucap Amelie menenangkan Abigail.

"Tahu nih mel, kenapa ya kalau ketemu dia bawaannya kesel aja. Rasanya pengen aku bejek bejek."

"Jangan terlalu benci, bi. Kamu tahu kan kalau apapun yang terlalu itu nggak bagus. Bisa jadi malah nanti kamu bisa cinta banget sama dia."

"Cinta? amit amit, mel. Nggak ada deh tuh cinta cinta, apalagi sama cowo macem begitu. Kamu juga, mau maunya terima dia jadi pacar boongan kamu. Bikin dia jadi sering seliweran di depan kita kan."

Loki pun datang mengantar pesanan Amelie dan Abigail, "Ini makanannya. Makan yang banyak ya, biar cepet gede," ucap Loki sambil tersenyum.

"Eh ini ikut ikut lagi. Apa masih kurang gede ya punya aku, mel?" tanya Abigail sambil melihat ke arah gunung kembarnya, membuat Amelie tertawa.

"Udah, udah, bi. Aku nggak kuat. Makan yuk!" mereka pun menghabiskan makanan yang mereka pesan sambil terus ngobrol dan bercanda.

Di sisi lain cafe tersebut,

"Lo habis dari mana, Han?" tanya Mikael.

"Tuh, ada si Amel."

"Amel?" Mikael mengedarkan pandangannya dan mendapati Amelie yang sedang duduk berhadapan dengan Abigail sambil bercanda.

Mikael yang duduk bersebelahan dengan Leon pun berbisik pada kakaknya, "Kak, gimana? mau aku cariin pacar nggak?"

"Nggak! makan cepat!" ucap Leon sambil menyantap makanannya yang belum lama datang. Matanya terus melirik ke arah Amelie yang sedang duduk bersama dengan Abigail.

Bagaimana aku bisa membiarkan Mikael mencarikan aku pacar jika mata dan hatiku sudah terpaku pada seorang wanita cantik dengan mata dan senyum yang menawan. - Leon.

"Itu pacar Handy, kak," ucap Handy tiba tiba pada Leon, membuat hati Leon seakan tiba tiba patah.

*****

Terima kasih buat readers semua 🥰 maaf ya kalau update yang ini masih bolong bolong. Sambil nyelesein "Separuh Jiwaku".

Bisa mampir juga di novel Cherry yang lain :

1. The Killer Series

2. Cinta dan Benci

3. Separuh Jiwaku

Terima kasih atas semua dukungannya, Cherry sangat berterima kasih 🙏

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Tenang Leon, Amel cuma pacar status doang nggak benaran..😁😁

2024-07-23

0

@ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Nur Elza

@ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Nur Elza

duhh terus jatuh tuh .. patah hati ...ngk usah bimbng loh ..itu nnti juga akn pisah jugk tu sama hendry 🤣

2022-09-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!