"Hai, kenalkan aku Lydia Fransiska. Bolehkah aku duduk di sini?"
"Silakan," ucap Amelie dan juga Abigail.
"Kenalkan, aku Amelie dan ini sahabatku Abigail," mereka pun bersalaman.
"Aku tahu, bolehkah aku berteman dengan kalian?"
"Tentu saja. Tapi sepertinya aku tidak asing dengan wajahmu. Kamu seperti ...."
"Si Bunga Kampus!" teriak Abigail dan langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Jangan berteriak. Aku tidak ingin ketahuan berada di sini," pinta Lydia.
"Memangnya kenapa?" tanya Abigail mulai kepo.
"Aku bosan diikuti dan dikejar oleh para laki laki. Aku ingin sendiri."
Ya ampun, dia bosan dikejar laki laki. Lha aku, boro boro dikejar, dilirik aja nggak. - Abigail.
"Jadi, mulai hari ini kita berteman ya," ucap Lydia sambil tersenyum manis.
"Tentu saja!"
Ahh siapa tahu kalau Lydia berteman denganku, nanti akan banyak laki laki yang juga ada di sekitarku. Siapa tahu ada 1 yang nyantol. - Abigail tersenyum sendiri.
"Bi!"
"Eh iya mel, kenapa?"
"Kamu kok dari tadi senyam senyum sendiri. Dipanggil juga nggak ngeh."
"Emang kenapa sih panggil panggil?"
"Itu!" teriak Amelie sambil memberi tanda dengan matanya.
"Itu .. itu ... itu apa? yang jelas."
"Itu baso kenapa kamu tuang kecap semua?"
"Ya ampun! Kenapa nggak kasih tahu dari tadi sih, Mel? Ahhh pesen lagi deh."
"Nggak makan itu aja?"
"Bisa diabetes aku, Mel," gerutu Abigail sambil bangkit dari duduk menuju ke penjual bakso di kantin tersebut.
"Kamu pacaran sama Mikael ya, Mel?" tanya Lydia tiba tiba.
"Ehh?" Amelie bingung, karena ia tak pernah memberitahukan pada siapapun mengenai hubungannya dengan Handy ataupun dengan Mikael saat ini.
"Kata siapa?" tanya Amelie lagi.
"Mikael sendiri yang bilang di kelas tadi," jawab Lydia.
"Whattt???!!!" teriak Abigail, "Wah mel, kayanya tuh dua curut mesti dikasih pelajaran. Nggak bener begini, masa pakai pengumunan di kelas segala."
"Tapi bener ya kamu pacaran sama Mikael?" tanya Lydia lagi dan akhirnya dijawab dengan anggukan oleh Amelie.
"Wah beruntung banget kamu bisa pacaran sama Mikael, padahal banyak banget loh cewe cewe yang pda antri mau jadi pacarnya, tapi sama sekali nggak dilirik sama dia," jelas Lydia.
"Beneran?" tanya Abigail.
"Iya beneran."
"Ya udah, nggak usah diomongin lagi. Lagian itu kan cuma ...."
"Mel!" sapa Mikael yang langsung duduk di sebelah Amelie, sementara Handy mengambil tempat di seberang Abigail yang kini hanya diam. Sejak kejadian di cafe waktu itu, Abigail menjadi lebih pendiam jika berada di dekat Handy. Tak ada lagi 'Tom and Jerry' yang saling berteriak dan bertengkar.
"Kenapa?" tanya Amelie.
"Ntar malem nongkrong yuk!"
"Nggak ah, males. Mau tidur!" jawab Amelie singkat.
"Yaaa nggak asyik banget sih. Ayolah, weekend nih, weekend."
Lalu Mikael berbicara dengan sedikit berbisik pada Amelie, "Ikut lha, ajak Abi. Gue mau jodohin mereka berdua. Lo nggak lihat tuh mereka dari tadi nggak ngomong, cuma lirak lirik aja tuh mata berdua."
Amelie tiba tiba sedikit melirik ke arah Handy dan Abigail. Memang benar apa yang dikatakan oleh Mikael, "Okelah, aku ikut."
"Bi, kamu temenin aku ya?" dan dijawab dengan anggukan oleh Abigail.
"Apa aku juga boleh ikut, Mel?" tanya Lydia.
"Tentu saja Lyd, kamu kan teman kita sekarang," Amelie tersenyum, membuat Lydia semakin bersemangat.
"Kalau gitu ntar malam, gue jemput di rumah ya mel," ucap Mikael.
"Ehhh nggak ... nggak usah. Kita ketemuan aja di lokasi ya. Kan kita ramean, jadi nanti aku jemput Abigail sama Lydia," Amelie berusaha menghindar, karena ia tak ingin terlihat dijemput oleh laki laki di depan kedua orang tuanya.
"Ya udah, nanti kita ketemuan aja di sana ya. Gue udah kirim lokasinya tuh ke ponsel lo," ucap Mikael yang kemudian memakai ranselnya lagi, kemudian menepuk bahu Handy untuk ikut dengannya.
Setelah kepergian mereka, Abigail bernafas dengan lega. Sementara Lydia melihat kepergian 2 lelaki itu sampai tidak terlihat lagi, dengan senyum di wajahnya.
*****
"Kamu mau kemana, Mik?" tanya Leon.
"Weekend, Kak. Nongkrong dong!" jawab Mikael.
"Nggak mau temenin kakak di rumah?"
"Ahhh kakak mah, masa nggak tahu anak muda sih. Makanya kak, cari pacar," bisik Mikael sambil tertawa.
"Ishhh nih anak kalau ditanya malah jawabnya selalu pacar aja. Emangnya kamu jalan sama siapa?"
"Sama Handy, Amel, sama Abi."
"Double Date ya?" tanya Leon tiba tiba.
"Ihh kakak sotoy. Emangnya tahu double date apaan? Emang kakak pernah ngedate?" Mikael langsung berlari karena tangan Leon sudah hampir memukul bahunya, sementara Leon masih menggerutu dengan mulut yang seperti berbicara tapi tak mengeluarkan suara sama sekali.
Di lokasi pertemuan mereka,
"Hai!" sapa Lydia yang sedang duduk di sebuah kursi.
"Di mana Amel?" tanya Mikael.
"Amel lagi nemenin Abi ke toilet," jawab Lydia. Ia senang sekali Mikael berbicara padanya, meskipun hanya untuk menanyakan keberadaan Amelie.
Handy akhirnya duduk di sebelah Lydia, sementara Mikael tetap berdiri. Tak lama berselang, Amelie datang bersama Abigail.
"Kalian sudah tiba?" ucap Amelie.
Mereka kini berada di sebuah taman hiburan. Mereka berlima melihat ke arah sebuah bianglala.
"Apa kamu mau naik itu, mel?" tanya Mikael sambil mengedipkan sebelah matanya, memberi tanda.
"A-aku tidak mau. Aku tidak mau ikut," ucap Lydia.
Ketika mereka mendekati bianglala tersebut, mereka harus mengantri karena banyak yang ingin menaikinya, "Tidak apa apa Lyd, kami akan menemanimu," ucap Amelie.
Ketika giliran mereka, Amelie meminta Abigail untuk naik terlebih dahulu. Saat Abi sudah masuk, dengan cepat Mikael langsung menarik dan mendorong Handy agar masuk ke dalam salah satu kereta gantung tersebut. Setelah itu ia langsung menutup pintu dan meminta petugas untuk menggeser kereta tersebut.
"Kalian tidak akan naik?" tanya Lydia tiba tiba.
"Tentu saja tidak. Kami akan menemanimu di sini," jawab Amelie.
"Terima kasih," Lydia sangat senang karena ia ditemani oleh Amelie dan juga Mikael. Hatinya terasa berbunga bunga karena merasa begitu diperhatikan. Padahal yang sebenarnya adalah Amelie dan Mikael bekerja sama untuk mendekatkan Abigail dengan Handy.
"Apa ini akan berhasil?" tanya Amelie pada Mikael pelan.
"Aku harap begitu. Kita lihat saja nanti saat mereka turun."
"Baiklah. Tapi aku sangat berharap rencanamu berhasil," Amelie tersenyum.
Bianglala tersebut berputar sebanyak 2 kali. Di dalam, Abigail dan Handy hanya diam. Tak ada satupun dari mereka yang bersuara, mungkin hanya terdengar suara detak jantung mereka yang semakin keras.
"Aku ... kamu ....," ucap mereka bersama sama.
"Kamu duluan," kembali lagi mereka mengucapkan kata kata yang sama. Hal itu membuat mereka semakin merasa canggung.
Tiba tiba saja, keduanya merasakan panas yang menyesap ke dalam tubuh mereka ... apakah itu? (Cherry juga belum tahu, nggak keliatan soalnya. Mereka ada di atas, Cherry di bawah lagi pegang hp. Makanya, kasih like dan komen ya ... hehehe)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Sepertinya Lydia suka sama Mikael
2024-07-24
0
Vyrne S W
T O P thor ceritamu❤️❤️❤️😘😘😘
2024-07-09
1
Ita rahmawati
kan makanya jgn sika benci² 🤣
2024-04-28
0