MENYIAPKAN JODOH

"Aduh mel, kamu tuh ya ... ehhhhh gregetan deh. Selalu aja mentingin orang lain daripada diri sendiri. Kamu tahu nggak kalau kamu tuh di cap kayak apaan pas SMA?"

"Aku tahu, bi. Tapi bagiku tidak mengapa. Lagipula apa yang mereka katakan tentang diriku kan tidak benar, jadi tidak usah dipusingkan."

"Jadi sekarang kamu berpacaran dengan laki laki yang kemarin itu? Apa kamu tahu kalau dia itu tidak seangkatan dengan kita?"

"Aku tidak perlu tahu akan hal itu, bi. Aku dan dia berpacaran, itu hanya status saja," Amelie tersenyum dengan menampilkan deretan giginya.

"Ntahlah, mel. Aku merasa hal ini tidak baik untukmu."

"Aku tahu, bi. Jika memang aku hanya menjadi seorang penjaga jodoh seperti apa yang dikatakan oleh orang orang, setidaknya aku bisa membuat mereka bahagia."

Abigail menghela nafasnya pelan, ia memang tak bisa mempengaruhi saat Amelie mengambil keputusan. Amelie adalah seorang gadis yang benar benar kuat.

"mel, besok weekend kamu nggak kemana mana kan?" tanya Abigail.

"Nggak lha, kenapa emang?"

"Mau main ke rumah, boleh nggak?"

"Pasti boleh lha, tapi bawa makanan ya," ucap Amelie sambil tertawa.

"Ishhh, baru juga aku yang mau numpang makan. Eh malah balik dipalakin."

Mereka pun berpisah karena harus mengikuti mata kuliah yang berbeda, tentu saja karena jurusan mereka pun berbeda.

*****

Saat Amelie keluar dari kelas, seusai mengikuti mata kuliah kesukaannya, Handy sudah menunggunya di depan kelas bersama dengan Mikael.

"mel!" panggil Handy dengan tersenyum.

"Ada apa?"

"Makan yuk! Sekalian ngerayain kalau kita udah jadian," ucap Handy.

"Nggak usah dibawa serius gitu. Itu kan cuma status aja. Inget ya, aku nggai jamin loh apa yang kamu percaya itu."

"Iya, mel. Tenang aja. Tapi, gue mau minta 1 hal sama lo."

"Apaan lagi?" Amelie langsung mengernyitkan matanya, menatap Handy dengan curiga.

"Aduhhh, jangan ngeliatin gue gitu ahhh, gue kan jadi salting. Ntar kalau gue malah jadi sukanya sama lo, kan berabe."

Pletakkk!!!

"Aduhh!!! Ahhh lo lagi lo lagi! Kenapa sih lo suka banget gangguin waktu gue lagi bareng Amel?" teriak Handy sambil memegang kepalanya.

"Amel itu temen gue, sahabat gue. Lo mau ngapain lagi? Bukannya lo udah dapet apa yang lo mau? Udah sana, nggak usah ganggu. Lo ketemu Amelie lagi nanti, kalau udah waktunya lo ngomong kata keramat itu, beres kan."

"Tapi gue kan mau ngomong yang lain, ihhh."

"Mau ngomong apa, Han?" tanya Amelie.

"Setelah sama gue, lo mau kan jadian sama Mikael?"

Amelie mengarahkan pandangannya pada laki laki yang berdiri di sebelah Handy. Seorang pria dengan perawakan tinggi, kulit putih, dan bisa dibilang tampan.

"Emang dia nggak bisa punya pacar sendiri?" bisik Amelie pada Handy.

"Dia itu belum pernah pacaran, mel. Dia justru pengen ketemu cewe yang langsung pas sama dia. Dia males kalau harus deket sama cewe cewe yang selalu ngejar ngejar dia."

"Lihat nanti aja, Han. Lagian gimana hasilnya nanti kan belum ketahuan. Kalau misalkan ternyata rumor yang kamu dengar itu salah, gimana hayo?"

"Ya kalau salah, setidaknya gue pernah jadian sama seorang Amelie, gadis cantik si penjaga jodoh, ya nggak?"

Pletakkk!!!

"Ngomong terus, udah pergi sana!" ucap Abigail kesal.

"Eh cewe bar bar, nggak bisa lembut dikit apa? Mana ada cowo yang mau sama lo!"

"Eh sori dori stroberi ya. Emang gue pikirin! Weee!" Abigail memeletkan lidahnya ke arah Handy, membuat Handy kesal.

"Pokoknya lo harus jadian sama Mikael setelah gue ya, mel. Gue booking dulu, jadi lo jangan jadian sama yang lain."

"Eh lo kira temen gue ini hotel apa, main bookang booking! Pergi nggak lo? Apa mau gue hajar, hah!!" Abigail mulai mengepalkan tangan kanannya ke depan wajah Handy.

"Dasar cewe nyebelin!!" teriak Handy sambil mengajak Mikael pergi.

"Uhhh, cowo kok ya mulutnya lemes bener, belom pernah diplester apa ya," ungkap Abigail kesal, sementara Amelie tersenyum nyaris tertawa di sebelahnya.

"Udah udah, nanti malah suka lagi."

"Suka apanya, benci banget!"

"Inget, jangan terlalu benci. Kalau nanti jatuh, malah cinta secinta cintanya," goda Amelie.

"Ishhh ... ayolah kita pulang aja! Besok jadi ya main."

"Iya, aku tunggu di rumah ya."

*****

Mikael baru saja sampai di rumah, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa, dan mengangkat kedua kakinya.

"Mik, ganti dulu pakaianmu!"

"Kak! Kapan kakak kembali?"

"Baru tadi pagi. Kamu masih tidur saat kakak datang."

Mikael sangat dekat dengan kakaknya, Leon. Usia mereka terpaut 5 tahun. Mikael kini sedang kuliah tahun ke dua, sementara Leon sedang belajar memegang perusahaan Sebastian Group.

**

Di bawah ini aku kasih visualnya yah, mudah mudahan cucok 😁

Mikael Sebastian Neo

Leon Sebastian Thomas

**

"Apa kakak akan tinggal di sini?" tanya Mikael yang memang sangat merindukan Leon karena saat Leon mengambil kuliah S2, mereka harus dipisahkan oleh jarak.

"Ya, kakak harus belajar memegang perusahaan Sebastian Group. Kamu pun nanti harus melakukannya."

"Papa benar benar sengaja memberikan perusahaan pada kakak. Lihat saja, Papa dan Mama malah jalan jalan keliling dunia."

"Mereka hanya menikmati apa yang sudah mereka capai. Biarkan mereka bahagia."

"Kak, apa kakak tidak ingin menikah?"

"Menikah? tidak! Kakak masih muda, tidak ingin memikirkan hal seperti itu," ucap Leon sedikit berteriak. Ia tidak menyangka Mikael menanyakan hal itu padanya.

"Asal kakak nanti bisa sabar saja saat Papa dan Mama kembali dari liburan mereka," goda Mikael.

"Apa maksudmu?"

"Aku sering mendengar kalau mereka menginginkan cucu. Siapa tahu mereka sudah menyiapkan jodoh untuk kakak," Mikael terus menerus membuat Leon gusar.

"Sudah hentikan, Mik. Kakak tak ingin mendengar hal itu lagi. Lagipula Papa dan Mama baru saja berangkat liburan, jangan memikirkan hal seperti itu."

"Ya ya ... tapi kalau kakak butuh mencari seorang istri. Nanti aku akan mengenalkan seseorang pada kakak."

"Tidak! tidak perlu!"

"Ya sudah, tapi ingat ... aku siap jika kakak mau ya. Ini hanya sekedar bantuan dari seorang penjaga jodoh. Kualitasnya sudah terdengar di kampus. Nanti kapan kapan akan aku kenalkan, siapa tahu kakak bisa langsung mendapatkan istri darinya."

Leon menggelengkan kepalanya. Mikael memang banyak bicara jika berada di rumah, sedang jika di luar ia akan berubah menjadi pendiam.

"Baiklah, kakak mau ke kamar dulu. Kamu lekas mandi sana!" ucap Leon.

"Iyaaa!!" Mikael pun langsung meraih tas nya dan menaiki tangga untuk menuju ke kamar tidurnya. Ia tersenyum saat melihat wajah kakaknya yang masih terlihat gusar dengan semua ucapannya tentang menikah. Ia benar benar senang menggoda kakaknya itu.

*****

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

nti dijodohin ap gmna nih kok bisa sm leon ya

2024-04-28

0

sherly

sherly

kenapa Amel ngk pasang tarif aja kan bisa jd profesi tu Mel... jaga jodoh org ..

2024-03-17

1

itha_julita17

itha_julita17

mau donk sama abang Leon❤❤❤🤣🤣🤣

2022-02-10

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!