Kedelapan remaja itu terdiam ketika Novi berusaha menghampiri ular yang sedang menghalangi jalan mereka menuju ke depan vila.
"Ternyata hanya ular kecil yang terganggu, karena sarangnya sempat hampir terinjak oleh kita mas" kata Novi sambil menyingkirkan ular itu dari tempat kami berdiri dengan hati-hati
Setelah insiden dihadang ular itu selesai, kedelapan orang itu lanjutkan perjalanan menuju ke vila putih untuk mencari pak Tembol.
Karena atas info dari pemilik rumah sebelah, yang ternyata anak dari pak Ponidi, di dalam vila ini kerap ada laki-laki tua botak yang mirip orang gila.
“Lebih baik kita masuk ke dalam vila ini lewat depan rek, dari sana baru kita putuskan apakah kita masuk ke lorong vila itu atau tidak. Karena pastinya keadaan lorong dan ruangan vila sangat berbeda antara yang dulu dengan sekarang” Kata Wildan
“Halah kesuwen Wil, ayo masuk ke halaman depan dulu ae, perkara nanti kita masuk ke lorong-lorong bawah tanah itu perkara nanti ae C*k” kata Gilank yang kemudian membuka pintu pagar vila
Mereka berdelapan masuk ke dalam halaman vila, cahaya senter dari ponsel masing-masing remaja itu lumayan membuat taman vila itu tidak terlihat mengerikan.
"Eh kita coba pintu depan dulu mas, Perasaan Novi kok berkata bahwa kita lebih aman kalau lewat pintu depan mas" kata Novi
“Sik...sik rek, bentar, aku mau tanya ke kalian” kata Ukik
“Apa kalian semua masih bisa melihat mahluk tak kasat mata, karena harusnya disekitar sini kan penuh dengan aneka wujud yang aneh-aneh, tetapi kok aku ndak bisa lihat apa-apa disini?”
“Aku kadang bisa kadang ndak bisa” jawab Tifano
“Gak bisa Kik” jawab Broni, Ali , Dani
“Novi masih bisa mas hihihhi, tuh disebelah mas ukik ada mahluk hijau yang dari tadi jilatin kuntila mas Ukik hihihihi” jawab Novi
“Asyuuu nov. ojok gitu pokok rek, mosok ada setan yang suka jilatin Kuntila c*k. kalau setane kamu ya mungkin aja Nov” sahut Ukik
“Aku bisa, tapi setelah itu aku kebelet ngising (beol) rek” kata Gilan “Makanya aku selalu hindari liat bangsane demit, soale semakin banyak demit yang tak liat, semakin mules-mules perutku rek hihihihi”
“Lha kalok setane banyak kayak dulu itu kamu lak mencret-mencret Lank wakakaak” kata Wildan
Mereka berdelapan sedang ada di teras Vila yang terlihat sama sekali tidak terawat, ada beberapa keramik yang pecah dan lepas.
“Ayo bukak pintune rek” kata Gilank yang mulai sok-sok an.
Sosok Gilank itu meskipun masih hidup atau menjadi hantu selalu bikin heboh, dia itu selalu sok-sok an, tapi mudah-mudahan di cerita ini dia tidak berkelakuan seperti pada novel konser berdarah.
“Sik mas Gilank, apa kalian siap dengan apa yang ada dibalik pintu itu” tanya Novi
“Siap gak siap kudu siap Nov, dari pada kita terus terusan diteror mimpi yang aneh itu” jawab Ali
“Kalok kalian tidak ada yang berani buka pintu, biar aku yang buka rek” kata Gilank yang kemudian meraih handle pintu vila siap untuk membuka pintu
“Ayo minggir semua, biar Gilank aja yang ngadepin sesuatu yang nanti tiba-tiba keluar dari dalam vila hihihih” kata Ukik
“Yo ojok gitu ta Kik, kamu malah bikin aku takut ae c*k” jawab Gilank bergeser dari depan pintu vila
“Lhoo katanya mas Gilank sudah siap mas, ayo Novi bantu mas, Novi pegangin kuntila mas Gilank ya, oh iya, selama ini Novi kan ndak pernah liat kuntila mas Gilank, karena mas Gilank kan berupa hantu hihihi”
“Aaaaah ayoooo Nov, liatin kuntila aku dooong hahahahah” jawab Gilank makin sinting
“Novi yang jijay bajai bajurai mas ih bayangkan kuntila mas Gilank pasti bertato dech”
“Heh, kalian ini kok malah bahas kuntila, tujuan kita kesini kan masuk ke dalam vila, bukan bahas masalah perkuntilaan” sahut Ali
“Tapi kan Novi belum pernah sama mas Gilank dan mas Wildan hehehehe”
“Yancok Nov, tak tekek gulumu lho yo, asyuuuu!” teriak Wildan
“Ah kalian ini nggateli kok, ayo Li , kita buka pintu vila ini” ajak Ukik
“Aku melok rek” sahut Dani
Mereka ini memang tidak bisa merubah kebiasaan lamanya, meskipun dalam keadaan gentingpun kadang mereka ya suka bergurau, tetapi memang Novi yang sekarang ini jauh lebih cantik dari pada yang dulu.
Saya sebagai penulis yakin pasti ketujuh laki-laki ini pada kepingin berdua bersama Novi meskipun Novi mempunyai timun emas eh kuntila atau apalah itu namanya.
Kita kembali ke Ukik, Ali dan Dani yang sedang berusaha membuka pintu Vila.
Handle vila yang berukiran itu sudah terlihat ada beberapa karat di sana sininya, bukti nyata bahwa selama bertahun tahun vila ini sama sekali tidak ada yang urusin.
Dalam keadaan tengah malam buta, Ukik menekan handel pintu, tetapi tidak bergerak sama sekali, mungkin rusak atau terkunci.
“Gak bisa ta Kik?” tanya Ali
“Gak bisa li, cobaen ta” kata ukik menyuruh Ali untuk mencoba memutar handle pintu
Beberapa kali ALi mencoba membuka tetapi handle pintu itu tetap tidak bisa dibuka.
“Kalau koyok gini ini bukan kekunci Kik, tapi ada yang macet pada mekanik di dalamnya” kata Ali setelah beberapa kali mencoba
“Sini mas, biar Novi coba mas, siapa tau dengan kelembutan wanita eh waria semua masalah akan tuntas tas taaasss” kata Novi cengengesan
Perempuan eh Wadam blonde itu mencoba memutar handle pintu beberapa kali dan pada akhirnya.
...Klek, graaak....
Seperti suara benda yang lama tidak digerakan dan kemudian dipaksa untuk bergerak, tapi akhirnya hanle pintu itu bisa diputar. Tapi Novi keliatanya ndak mau membuka pintu Vila, dia suruh teman-temanya untuk membukanya.
“Sekarang Novi persilahkan mas Ukik, mas ALi , dan mas Dani untuk masuk ke dalam duluan, kalau kalian perlu tenaga wanita syantik blonde , Novi akan dengan senang hati ngeremet ndognya hihihihih”
sinar lampu dari ponsel mereka menerangi bagian dalam vila yang bau pengab dan berantakan disana sini. Sofa mewah yang dulunya berdiri anggun di pojokan sudah tidak berbentuk lagi, karena sebagian besar kainnya robek.
Gorden dengan kain yang mahalpun sudan tidak ada lagi, yang tersisa hanya rel dari gorden itu saja, karpet beludru tebal sudah robek berbentuk dan kotor sekali.
“Dinding itu juga tidak ada foto ataupun lukisanya lagi rek, vila ini benar-benar ditelantarkan, gimana kita masuk ke dalamnya atau siang hari saja kita masuk kesini, Terus terang aku ndak berani masuk ke sana rek” kata Ali
“kalau siang kan ada sinar matahari yang minimal bisa kasih penerangan di dalam sana rek” tambah Dani
“Gimana Nov, kita lebih baik balik saja lah, besok saja kita kesini lagi” kata Ali
“Novi setuju mas, kita balik saja, dan besok pagi kita kesini mas, karena Novi takut mimpi buruk lagi kalau tidak cepat-cepat kita urus vila ini mas”
“Kalian semua bisa tidur di salon Novi saja, agar besok pagi kita bisa berangkat cepat kesini mas”
Akhirnya mereka semua setuju kalau explore vila putih dilanjutkan besok pagi, mereka juga setuju untuk menginap di salon milik Novi, dari pada besok mereka pada telat bangun kalau pulang ke rumah masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
Yg bikin heran.
Dah selama itukah tahun yg d lalui.
Kok ceritanya dah d tinggal bertahun² lamanya.
2022-07-10
0
Ninuk Sumarsini
Bu
2022-07-01
0
Alfredo DO Santos
aku masih belum
faham alur ceritanya, soale pindah pindah tempat, gk salah satu dulu biar mudah di fahami
2022-06-06
1