Kaswadi yang sudah tidak mau kembali lagi ke proyek sekarang disibukkan dengan tawar menawar penjualan selembar uang gulden, dan satu lagi dia sedang disibukan dengan hadirnya sosok tinggi besar yang selalu ada di dekat kotak besi.
Hampir tiap hari ada saja tamu yang dibawa oleh adik istri Kaswadi yang bernama Soetrimo atau biasa dipanggil Trimo ke rumahnya, tetapi anehnya tiap tamu yang dibawa Trimo setelah melihat uang itu, mereka tidak nyaman dan tanpa menawar sama sekali mereka pamit dari kediaman Kaswadi.
Kaswadi sendiri tiap malam merasa dihantui oleh hadirnya sosok tinggi besar yang selalu ada di kamarnya, sosok tinggi besar yang hanya diam dan menatap tajam ke arah Kaswadi. Sosok itu muncul setelah Kaswadi membuka kotak besi.
Saat ini Kaswadi menyimpan kotak besi berisi uang dan dokumen rumah itu di kolong tempat tidurnya. Hingga suatu malam dia dikejutkan dengan istrinya yang tiba-tiba bangun dan mengajaknya ngobrol.
“Pak, apa ndak baiknya kita panggil orang pintar pak, aku rasane kok mesti ketakutan kalau tidur malam gini pak, mesti jam segini bangun, kemudian di pojokan kamar itu ada bayangan besar yang hanya diam saja pak”
Kaswadi tidak menyadari akibat dari kehadiran sosok tinggi besar tiap malam itu sudah mengganggu keluargnya, khususnya istrnya yang selalu terbangun tiap malam dan tidak dapat tidur karena sosok tinggi besar itu selalu menatap istri Kaswadi.
“Sesuk tak panggilkan mbah Ji, wis sekarang buke tidur aja, sesuk aku ke rumah mbah Parji”
Kaswadi melanjutkan tidurnya, dia tidak menyadari kalau Istrinya semalaman tidak tidur karena ketakutan dengan bayangan tinggi besar yang selalu ada di pojokan kamar.
Untuk sekedar diketahui, mbah Ji atau nama lengkapnya Soeparji itu adalah sesepuh di kampung itu, dia adalah orang tua yang sering dimintai tolong penduduk desa untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah ghaib.
********
Pagi hari seperti biasa seharusya istri Kaswadi selalu menyediakan segelas kopi untuk suaminya, sebenarnya mereka ini pasangan suami istri yang selalu nerimo apapun yang terjadi , mereka berdua itu nerimo, dan sabar. Tetapi entah kenapa pagi ini tidak ada kopi di meja ruang tamu.
“Bu...!, kenapa ndak ada kopi, apa kamu lupa untuk bikinkan aku kopi?” teriak Kaswadi dari ruang tamunya yang sempit hingga orang yang lewat di depan rumahnya sempat noleh ke arah Kaswadi
Istri Kaswadi tidak menjawab teriakan Kaswadi, kemudian kembali Kaswadi teriak memanggil istrinya sekali lagi
“BUUUU! Koe iki dimana tho, diteriakin kok ndak ada sautan blash”
Kaswadi curiga dengan ketidak hadiran istrinya, dia kemudian menuju ke dapur untuk melihat istrinya yang tidak ada respon sama sekali ketika dia memanggilnya.
Jarak antara ruang tamu yang sempit dengan area dapur sebenarnya tidak jauh, bahkan bisa dikatakan dekat sekali, maklum lah rumah ini di daerah perkampungan yang sempit.
Nah kejadian pagi ini yang paling fatal, istri Kaswadi tidak menjawab panggilan suaminya hingga dua kali, suasana rumah terasa sepi sekali , seolah tidak ada orang lain kecuali Kaswadi sendiri.
Ketika Kaswadi menuju ke arah dapur tenyata di dapur tidak ada siapapun, dapur itu kosong, Kaswadi kemudian mencari ke kamarnya dan ke kamar anaknya yang berdempetan dengan dapur.
Yang aneh ternyata kamar dia dan kamar anaknya semua kosong. Baik istinya dan anaknya tidak ada disana, rumah ini kosong dan hanya menyisakan seorang Kaswadi sendiri.
“Buuuuuuu......!!!, kamu dimanaaaa!” teriak Kaswadi panik
“Anaku manaaaa!....,istriku dan anaku dimanaaaa!!!!”
Kaswadi panik, kemudian dia berlari keluar rumah untuk memberitahu warga kampung bahwa istri dan anaknya menghilang.
Tetapi ketika dia keluar dari rumah apa yang dia dapati adalah diluar akal manusia, Kaswadi tidak ada di kampung dia berada, sekarang Kaswadi ada halaman rumah tempat dia mengambil kotak berisi uang dan kertas bertuliskan bahasa mandarin!
“Kenapa aku ada di proyek ini, bukanya tadi aku ada di rumah” gumam Kaswadi
Kaswadi ada di depan rumah tempat proyek itu berlangsung, tetapi rumah itu keadaanya berbeda. Kaswadi ada dirumah yang masih berdiri kokoh dan masih terlihat bagus.
“Rumah ini kan tempat aku menemukan harta itu, kenapa aku berada disini, dan kenapa keadaan disini nampak bagus”
Dia ketakutan dengan keadaan yang ada disitu, hingga ndak terasa Kaswadi duduk di halaman depan rumah Mbok Ginten tempat pak Tembol terakhir mengubur harta itu di dalam bersama Ali.
“Apa yang telah kulakukan hingga aku ada disini! apakah karena aku mengambil kotak berisi harta itu, dan apakah aku harus mengembalian kotak itu kesini?” Kaswadi meratapi dirinya di halaman mbok Ginten yang sepi
“Nyaiiiii maafkan aku karena aku mengambil kotak itu hhhggg, akan aku kembalikan Nyaiiii, tapi kembalikan aku ke keadaan semulaaa, aku harus ketemu anak ku dan istriku Nyaiiiii hhhhhhgggg”
“Tolonglah aku Nyaiiiii, aku akan kembalikan kotak itu ke tempatnya, tapi tolong kembalikan aku ke rumahku, kembalikan aku ke kehidupanku semula Nyaiii!” Kaswadi meratap kepada sesuatu yang dia tidak tahu
Kaswadi menyesali perbuatanya, tetapi semua sudah terjadi, dia sudah mengambil sesuatu yang keramat yang bukan haknya.
Dia mengambil benda yang didalamnya ada perjanjian darah, dan benda yang menyebabkan kematian orang banyak. Sekarang dia harus mengembalikan kotak berisi uang dan kertas yang tidak dia pahami.
*******
Semantara itu di sebuah rumah sakit terbesar di kota Sby, satu keluarga yang terdiri dari ibu dan dua anak yang masih kecil sedang menunggu seorang lelaki yang tidak sadarkan diri yang sudah selama lima hari ini ada di ruang ICU.
Keluarga kecil itu sudah ada di rumah sakit sejak laki-laki itu tiba di ruang ICU. Keluarga kecil itu berharap ada keajaiban untuk laki-laki yang sedang terbujur koma di tempat tidur ruang ICU dengan beberapa alat bantu kehidupan.
Laki laki yang bernama Kaswadi itu terbujur koma selama lima hari di ruang ICU akibat hantaman benda keras di kepala ketika dia berlari keluar dari area proyek karena sebuah buldozer yang mesinnya tiba tiba nyala sendiri.
Menurut beberapa saksi mata, ketika Kaswadi bersama beberapa orang pergi dari proyek, ada semacam benda bersinar yang menghantam sekumpulan orang yang pergi dari proyek termasuk Kaswadi.
Satu orang mati di tempat kejadian, Kaswadi Koma, sisanya luka ringan. Untungnya perusahaan tempat Kaswadi bekerja mau membiayai kesembuhan Kaswadi hingga sehat kembali.
Setelah pihak kepolisian melakukan penyidikan, ternyata benda bersinar yang mengenai beberapa buruh itu tidak diketahui wujudnya, yang ada hanya bekas hitam jelaga di tanah yang dekat dengan kelima orang yang dianggap lari dalam usaha menyelamatkan diri dari mahluk Ghaib yang sedang menyalakan buldozer.
*******
“Kembalikan saya ke asal saya Nyai, saya akan kembalikan kotak itu ke tempatnya!” ratap Kaswadi kepada yang dia tidak tau
Kaswadi memang tidak tau dengan siapa dia bicara karena memang dia hanya sendirian disana, dia hanya bicara sendirian berharap ada yang yang mendengarkan, dia berharap penunggu disana mengembalikan dia ke tempat asalnya.
Kaswadi tetap ada di halaman rumah mbok Ginten hingga dia melihat suatu cahaya di dalam rumah mbok Ginten.
“Apakah aku harus masuk ke dalam rumah ini untuk mendatangi cahaya itu, atau apakah cahaya itu adalah pintuku menuju arah pulang”
Kaswadi terlalu takut untuk mendatangi cahaya yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah, tapi paling tidak dia harus melihat dari dekat cahaya yang ada didalam rumah itu, karena dia yakin bahwa cahaya itu akan membawa dia kembali ke keluarganya.
*******
Keluarga kecil itu hanya bisa melihat dari kaca yang memisahkan ruang tunggu dengan area ICU. Sejenak ketika mereka sedang mengamati suami dan bapak keluarga kecil itu, tiba-tiba suster dan dokter berlarian kearah Kaswadi.
Mereka sibuk memeriksa apapun itu yang saya tidak paham, pokoknya pada intinya Kaswadi sadar dari komanya yang selama lima hari itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
👀
2022-07-09
0
Wati Simangunsong
ohh aku msih kurang pahamm
2022-06-26
0
sinank nang
ditemui mbok ginten
2022-01-18
0