"Ayo kita masuk ke dalam vila rek, aku kepingin liat keadaan vila jaman ini rek" kata Ukik
"Kamu pingin inget-inget waktu kamu ada di kamar dan Novi masuk kesana dengan keadaan telanjhang ya heheheh" kata Broni
"Ngawur c*k, waktu itu aku merem dan aku ndak liat apa-apa Bron"
"Oh jadi mas Ukik ndak liat punya Novi? Ayo kita reka kejadian masa lalu mas hiihihi" sahut Novi
"Danchok Nov, gak katene aku liat kuntilamu lagi c*k hihihihi"
Mobil yang mereka tumpangi sekarang sudah sampai di depan pintu gerbang vila putih, saat ini pukul 23.20, kedelapan remaja sedang melihat ke arah dalam vila melalui pintu gerbang vila putih yang tidak terkunci sama sekali.
"Di dalam kosong, ayo kita masuk ke dalam rek, siapa tau kita bisa ketemu pak Tembol" ajak Dani kepada ketujuh temanya
"Jangan masuk lewat sana mas, vila ini kan keadaanya sudah sangat tidak terawat, pasti di dalam sana banyak binatang melatanya mas, tapi tenang aja mas, selama ada Novi tidak ada hewan melata yang berani mendekat"
"Jelas rek ,soale ukuran hewan melata punya Novi jauh lebih besar dari pada yang ada didalam rumah itu, huhuhuhuha" kata Gilank
"Iya bener Novi rek, ada baiknya kita lewat samping vila saja, sebelah rumah anak pak Ponidi itu rek. Kita masuk lewat lorong Rochman" ajak Tifano
"Eh sik sik, aku lihat ada bayangan seseorang di taman dan dia melihat ke arah kita rek. Eh kalian masih bisa lihat mahluk ghaib ndak semenjak kita balik ke jaman ini rek?" kata Wildan
"Iya Wil di tengah taman ada laki-laki, kayaknya sih itu arwah atau sejenis jin lah, dah gak usah ditanggepin, kita ke lorong Rochman saja rek" ajak Ali
Mereka berdelapan setuju untuk masuk ke dalam vila melalui lorong samping rumah yang tembus ke ruangan hijau. Mereka pun berjalan kesana dengan menggunakan penerangan dari ponsel masing-masing yang mempunyai lampu flash kamera.
"Eh Wil, bayangan orang itu mengikuti kita lho" kata Ali yang posisinya ada pada baris terakhir untuk menuju ke samping vila
"Iya, aku tau Li, dah biar aja, nanti kan juga hilang dengan sendirinya" jawab Wildan yang posisjnya ada di depan Ali
Kedelapan remaja itu sekarang sudah ada di sisi pojok bangunan vila putih, dahulu sewaktu mereka masih ada di masa lalu di samping vila ini harusnya ada jalan setapak menuju ke lorong hijau. Dan saat ini yang mereka lihat adalah rumput ilalang yang tidak seberapa tinggi lagi.
"Rumput disini beda sama jaman kita dulu ya, sudah tidak setinggi waktu dulu kita kesini rek"Tifano membuka pembicacaraan
"Iya Tif, semoga lorong itu masih ada disana, gak ketimbun tanah atau apalah yang menyebabkan pintu lorong itu buntu" lanjut Dani yang ada di posisi depan
"Ayo kita masuk kedalam rek, ojok kesuwen rek, sudah ndak sabar iki lihat tempat-tempat yang pernah kita datangi di masa lalu" kata Gilank yang mulai gilak
Akhirnya dengan penerangan lampu dari ponsel masing-masing, mereka berdelapan masuk ke samping vila putih.
“Eh bayangan orang yang tadi sudah hilang Li, tadi terahir dia ikut kita sampai di pinggir jalan itu, tapi sekarang sudah ndak ada” kata Wildan
Mereka Wildan dan Ali tidak tau kalau bayangan itu adalah sesosok mimpi Kaswadi yang datang ke vila putih, mimpi yang entah disengaja oleh seseorang agar Kaswadi melihat ke delapan remaja untuk pertama kalinya.
Mereka berdelapan berjalan di sisi bangunan tua yang saat ini bernama vila putih dengan posisi terdepan adalah Dani, hingga beberapa meter mereka berjalan tanpa ras takut akan Ular yang mungkin sedang siap-siap menggigit mereka
“Eh rek, bukanya harusnya posisi lubang itu disini?” tanya Ukik
“Kayaknya masih di depan deh mas Ukik, masak mas Ukik udah lupa sama lubangnya Novi sih hihihi”
“Haduuh Nov, jadi parno aku kalau kamu ngomong soal lubang c*k” balas Ukik
“Mas Dani, di depan sebelah kiri itu harusnya tempatnya mas, coba rimbunan yembot eh rumput itu mas Dani buka” kata Novi yang ternyata lebih ingat dari pada ketuju pemuda itu
“Wil, Lank coba kamu periksa di dalam dulu, kalau aman kami akan masuk ke dalam” kata Ali yang secara spontan menyuruh mereka berdua masuk menebus dinding seperti duluitu
“Matamu Li, mbok kira kita ini masih berupa setan ta c*k” teriak Gilank dari posisinya yang ada dibelakang ALi
“Iyo, Ali iki sembrono rek hihihihi, dipikir iki sik jaman gak karu-karuan iku rek hahahah” sahut Wildan
“Oh iyooo lali rek, sorrry, aku lali hehehe, soale kebiasaan kan gitu rek, kalau mau masuk ke suatu tempat, kan Wildan dan Gilank selalu kita suruh chek situasi disik heheheh”
Dani dan ALi mencoba menyibakan rumput yang ada disekitar situ dibantu menggunkanan sinar dari cahaya ponsel teman lainnya, dan ternyata benar kata Novi, disana masih terdapat lubang terowongan yang dibuat oleh Rochman.
Lubang itu sekarang nampak lebih sempit dari pada pada jaman mereka, bisa jadi karena umur dan mungkin penuruan bangunan vila yang menyebakan terowongan ini menjadi semakin sempit dari pada sebelumnya.
“Sorry rek, aku ndak berani masuk ke sana, kita ndak tau di dalam lubang itu ada apa setelah sekian puluh tahun lubang itu kita tinggalkan rek” kata Tifano
“Iya bener Tifano, belum lagi ancaman runtuhnya dinding terowongan setelah sekian puluh tahun rek” sahut Broni
“Cobaaaaa kalau ada mas Wildan dan mas Gilank, pasti mereka berdua masuk kesana dan melihat apa yang ada disana hihihi” kata Novi
“Matamu Nov, aku sama Wildan ada disiniiiiii!, kami bukan hantu c*k” jawab Gilank kesal
“Wis rek, lebih baik kita balik saja rek, kita masuk melalui pintu gerbang saja, jangan masuk lewat sini rek” kata ALi
Akhirnya mereka berdelapan kembali ke depan vila dan memutuskan untuk masuk ke dalam vila melalui pintu depan.
Perjalanan kembali ke vila putih sempat terjadi sebuah insiden, karena tiba-tiba ada seekor ular yang sedang menghadang kedelapan orang yang sedang menuju ke luar dari semak belukar. Mungkin ular ini terganggu dengan rombongan manusia yang melintasi rumahnya.
“Rek, ular itu ketoke sengaja menghadang kita” bisik Dani yang ada didepan sambil menyorotkan cahaya lampu yang berasal dari ponselnya
“Iya benar mas Dani, yang namanya padang rumput dan ilalang itu kan kebanyakan adalah rumah ular mas. Sini biar Novi yang usir ular itu mas”
Novi memang pemberani, dimasa lalu ketika Broni yang tiba tiba menderita diare dan harus buang air besar di semak belukar, kan sempat dihadang ular juga, untungnya Novi dengan berani memegang ular itu dan membuang ke tempat yang lebih aman.
“Hati-hati Nov, kamu ini sangar mosok arek ayu blonde koyok ngene jadi pawang ular rek hihihihi” bisik Gilank
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
sinank nang
👍👍👍
2022-01-18
0
Roslinah Minsong
lanjut thor gk sabar nunggu up nya
2022-01-15
0
Ami Anti
nahhhh kannnn, masih somplak jg mereka. 🤣🤣🤣🤣🤣🤣semangat up thorrr
2022-01-11
0