MISTERI DUA PENGINAPAN
(PENDAHULUAN)
Selamat pagi...
Kali ini saya kedatangan tamu istimewa yang mungkin pembaca sudah tau sebelumnya, mereka adalah beberapa orang yang selamat dan berjasa pada kasus Konser berdarah di Vila kutukan.
Mereka adalah Ali, Dani, Ukik, Broni, Tifano, dan Wildan, sedangkan ibor dan Gilank tidak bisa hadir karena posisi mereka berdua ada di luar kota.
Untuk tamu yang kedua ini adalah seorang buruh proyek yang entah bagaimana dia tau saya yang menulis tentang Konser berdarah...., dia adalah seorang laki laki bernama Kaswadi yang terlihat kuyu dan kelelahan.
Pembaca pasti sudah tau kan ke enam remaja itu berhasil lolos dari rumah putih dalam keadaan yang yah begitulah, pokoknya mereka selamat dari sana lah.
Nah untuk sekarang ini mereka plus pak Kaswadi datang ke saya karena adanya kasus lanjutan yang berhubungan dengan vila putih.
Tetapi bukan vila putih saja, ternyata juga ada kaitannya dengan keanehan di hotel Waji pada novel Indah laminatingrum.
Sayangnya ketiga tokoh dalam novel Indah laminatingrum tidak mau hadir. Ketika saya konfirmasi, mereka akan datang apabila saya mengundang mereka untuk mencocokan apa yang diceritakan oleh keenam pemuda plus Kaswadi.
Kali ini saya yang akan bercerita kembali kepada para pembaca dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga ( agak susah dan butuh penyesuaian dulu).
Saya bercerita berdasarkan apa yang mereka sampaikan kepada saya dengan cara dan ciri saya, termasuk kata kata yang kurang terhormat yang biasanya mereka lontarkan.
Semua ini akan saya rangkum menjadi sebuah cerita yang akan pembaca nikmati tanpa menambah atau mengurangi kadar cerita dari mereka.
Mari kita simak
\=\=\=\=
(KASWADI)
Namanya adalah Kaswadi, dia hanya buruh bangunan dari sebuah perusahaan kontraktor yang sedang menghancurkan rumah-rumah kosong di sebuah desa kosong untuk dijadikan resort.
Apa itu resort?.. Hal yang sering ditanyakan Kaswadi kepada temanya, karena dia ndak paham sama sekali arti dari resort.
Saat itu hari sabtu pukul lima sore, seharusnya Kaswadi sebagai buruh sudah pulang ke rumah masing-masing, atau bagi sebagian yang tinggal diluar kota bisa tidur di bedeng yang sudah disediakan perusahaan untuk tempat menginap buruh yang tidak pulang.
Kaswadi sendiri biasanya pulang ke rumah dua minggu sekali, dua minggu sekali bagi dia untuk ngirit biaya perjalanan lah karena rumah dia agak jauh dari proyek, Kaswadi berasal dari daerah Pct, sedangkan desa ini ada di daerah Prgn.
Tugas dia disini hanya sebagai buruh bangunan yang bertugas memasukan sisa-sisa geragal yang tidak terangkat eskavator ke atas bak dum truck yang menunggu untuk segera di isi.
Entah kenapa sore ini dia tidak ingin pulang cepat, dia masih membersihkan sisa puing-puing rumah disebuah desa yang sudah ditinggalkan penduduknya.
Bukan ditinggal penduduknya sih, lebih tepatnya mungkin area desa ini sudah dibeli oleh cukong cukong kaya untuk djadikan apa itu yang mereka biasanya sebut resort.
Sore itu di area pembongkaran sudah sepi, seluruh buruh sudah meninggalkan area itu. Sebetulnya ini adalah hal yang aneh, karena biasanya pekerjaan proyek besar seperti itu dilakukan hingga 24 jam kan.
Tetapi ndak tau kenapa, di area itu hanya diperbolehkan kerja mulai jam 06.00 pagi hingga jam 17.00 sore saja.
-Apakah para pemilik uang tidak rugi dengan pembatasan jam kerja ini?-
“Saya ndak tau, saya ya ndak ngurusi hal itu mbak, yang penting saya kerja kemudian dibayar mingguan disini” jawab Kaswadi
Tetapi sabtu sore setelah bayaran, tiba-tiba Kaswadi kok punya keinginan untuk melihat kembali rumah-rumah yang telah dihancurkan.
Remang remang lampu sorot yang ada diujung proyek tidak mampu menerangi hampir seluruh rumah yang dirobohkan.
Aura mistis di sore menjelang maghrib ini mulai bermunculan, tetapi anehnya Kaswadi merasa harus mendatangi salah satu rumah disini.
Rumah yang akan dia datangi letaknya agak ditengah dari gang yang sebagian rumahnya sedang dihancurkan.
Dia berjalan tepat di depan eskavator yang besok senin mulai menghancurkan dan mengangkati reruntuhan rumah.
Dia berjalan di sebuah rumah yang sebagian sudah hancur, khususnya di kamar depan dan ruang tamu, anehnya Kaswadi bisa merasakan sesuatu yang gimana gitu disini.
Anehnya dia sekarang juga bisa merasakan suatu rasa emosional di rumah yang sedang dia perhatikan dengan teliti, tapi hingga sekarang dia belum tau atau ndak tau apa yang menyebabkan adanya sebuah perasaan emosional disini.
Di gelap sore menjelang malam, Kaswadi berjalan menuju ke arah belakang, tepatnya ke arah bekas kamar mandi rumah yang sedari tadi menarik perhatianya.
Diperhatikannya lantai rumah yang sebagian berupa acian semen yang halus, dan sebagian lagi tanah yang dipadatkan, tidak sengaja mata dia tertuju kepada sebuah area di lantai yang tidak bersemen.
Lantai yang tidak bersemen ini berupa tanah yang dipadatkan hingga menyerupai acian semen.
Tetapi ada sebuah area yang menarik perhatian Kaswadi, sebuah area tanah yang agak tidak rata bagianya dari pada lainya. Lebih mbelenduk lah bahasa jawanya.
“Apa yang membuat lantai itu nampak begitu, apakah ada sesuatu yang dikubur dibawahnya” Pikir Kaswadi penasaran
Dia makin dibuat penasaran dengan bentuk tanah yang mbelenduk, “tapi apakah harus saya bongkar untuk menutupi rasa penarasan saya”
Keadaan disini sudah sepi, para buruh dan operator ekavator sudah tidak ada ditempat. Hanya ada penjaga area proyek saja yang masih duduk-duduk di pingir jalan untuk berganti dengan shift penjaga malam.
“Kalau seumpama tanah ini saya bongkar besok senin, takutnya hari senin sudah digerus oleh alat berat yang akan melakukan tugasnya mulai jam 06.00 pagi tepat” gumamnya, tetapi rasa penasaran ini makin menjadi-jadi tentang apa yang ada di bawah itu.
Kaswadi berjalan pelan menuju ke arah eskavator, karena biasanya ada linggis atau apapun di dalam situ, dan ternyata benar, di samping mesin ada sebuah linggis pajang yang biasanya digunakan untuk mencongkel sesuatu.
Dia pinjam sebentar lingis itu untuk membongkar gundukan atau blendukan tanah yang ada di rumah itu, dia merasa aneh kenapa kok semangat sekali untuk membongkar blendukan tanah itu.
Menurut kabar dari mandornya, dulu desa ini ditinggalkan oleh penduduknya karena sebuah serangan penyakit yang mematikan, mungkin sekitar lima tahunan desa ini sudah kosong.
Dan menurut cerita bakul kopi yang jualan di proyek dari pagi hingga sore, desa ini angker kalau malam hari , banyak penampakan aneh di desa ini, ndak ada yang berani membangun apa apa disini , karena katanya bisa kualat.
Sudah sepuluh menit dia berusaha membongkar gundukan tanah di rumah kosong, tetapi susah sekali untuk membongkar tanah padat itu.
Mungkin tanah itu sudah dipadatkan bertahun tahun lalu, sehigga sekarang bisa sekeras semen, tetapi rasa penasaran Kaswadi melebihi rasa capeknya, dia harus bisa membongkar tanah ini.
“Tapi..... jangan-jangan yang saya bongkar ini kuburan” dia bergumam sambil menghentikan aktifitas membokar tanah ini.
“Ah gak mungkin kuburan , kalau kuburan tidak sekecil ini lah” jawabnya sendiri
kemudian dia melanjutkan membongkar blendukan atau gundukan tanah itu
Hari semakin malam ketika linggis ini tiba-tiba menyentuh benda yang terbuat dari logam, dia lanjutkan terus membongkar tanah itu hingga benda kotak dari logam itu semakin nampak didepan matanya.
Dibersihkannya permukaan kotak besi itu dari tanah-tanah yang mengotorinya, kemudian perlahan lahan dia angkat kotak yang didalamnya keliatanya ada isinya ini.
Kotak besi yang tidak terlalu berat itu berhasil dia angkat dari dalam tanah. Dia mencoba goncang goncangkan kotak besi yang mungkin berukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm, dengan ketinggian sekitar 10 cm. Di dalamnya ternyata terdengar ada suara ubluk ubluk ubluk gitu.
Ada kejadian aneh ketika kotak itu dia angkat, tiba-tiba angin dingin berhembus di sekitar sana, hembusan angin dingin ini membuat dia merinding, sekitar satu menit angin dingin ini berhembus.
\=\=\=
Hari semakin malam , disana semakin gelap, cahaya lampu hanya ada di pintu masuk proyek saja, jelas lah Kaswadi tidak akan membuka kotak itu disana, dia harus membawa keluar dulu kotak besi ini dulu.
Tetapi kalau dia keluar melalui pintu gerbang proyek, pasti penjaga malam akan bertanya tentang apa yang sedang dia bawa, atau sedang apa dia ada disini hingga malam hari. Jadi lebih baik dia keluar melalui hutan yang ada disana.
Menurutnya hutan disana termasuk hutan yang lebat dan cukup mengerikan, bahkan beberapa teman buruh disana tidak ada yang berani untuk masuk ke hutan itu, lha tapi kok dia malah nekat malam-malam setelah maghrib malah lewat sana.
“Bismilahirahmanirahim...mugo-mugo ndak ada yang ganggu saya” kata Kaswadi dalam hati
Kaswadi berjalan terus menuju ke tengah hutan yang cukup menyeramkan, tetapi untungnya tidak ada apapun yang mengganggunya di hutan itu, hingga kemudian perjalanan dia tembus ke sebuah perkebunan penduduk di suatu desa.
Dari desa itu Kaswadi lanjut jalan kaki menuju ke arah keramaian untuk mencari angkot yang menuju ke daerah asalnya di Pct.
Ternyata menurut Kaswadi disana di daerah yang namanya Gebang banyak angkot yang menuju ke arah Pct, sehingga memudahkan dia untuk pulang.
Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya angkot sampai juga di daerah asal Kaswadi, sekarang dia lanjutkan berjalan kaki dari tempat angkot ini berhenti menuju ke tempat tinggalnya.
“Di desa ini angkot selalu berhenti disini, mereka berhenti untuk menunggu penumpang yang akan menuju ke arah Prgn” kata Kaswadi kepadaku
Rumah tempat tinggal Kaswadi ini ada di sebuah gang yang sempit, gang itu hanya bisa dilewati motor saja, itupun harus dituntun, karena jalan sempit ini susah apabila dibuat berpapasan dua sepeda motor.
Tidak terlalu lama ternyata Kaswadi sudah sampai di depan rumahnya, saat itu mungkin sudah pukul 21.00, hawa di desa tempat dia tinggal sangat dingin, maklum tempat dia tinggal ini ada di kaki gunung.
Di rumah itu hanya ada isrti dan dua orang anaknya yang masing-masing berusia 10 tahun yang bernama Prawiro atau biasa dipanggil Wiro, dan satunya adiknya yang bernama Cenik yang biasa dipangil ninik usia 8tahun.
Ternyata lampu rumah Kaswadi sudah padam karena memang saat ini sudah malam, mungkin istrinya juga sudah tidur karena dia tidak mengira kalau Kaswadi sekarang pulang, karena menurut kebiasaannya dia pulang dua minggu sekali.
diketuknya pintu rumah beberapa kali sambil memanggil nama istrinya, dan akhirnya lampu ruang tamu yang merangkap dapur menyala, dari sini dia bisa dengar kalau istrinya sedang berjalan menuju ke arah pintu.
“Siapppaaaa?” tanya istrinya dari dalam rumah
“Aku bu, bukake lawang” jawab Kaswadi sambil garuk garuk selangkangannya yang gatal karena kena daun daun waktu di hutan itu
“Kok wis mulih pak ( kok sudah pulang pak)” tanya istrinya melihat dia pulang lebih awal dari pada biasanya
(Selanjutnya percakapan akan saya artikan menggunakan bahasa indonesia saja agar pembaca bisa memahaminya)
“Kangen sama keluarga bu, sekali kali pulang cepet bu”jawab Kaswadi sambil mencium kening istrinya dengan mesra
“Itu apa pak, kok bawa kotak besi segala, bukan milik proyek kan pak, jangan berbuat jahat lho pak”
“Ndak bu, ini aku dapat nemu di bawah tanah rumah yang akan dibongkar bu, aku ndak tau apa isine, memang belum tak buka bu, besok ajalah kita buka”jawab Kaswadi sambil duduk di ruang tamu
Disimpannya kotak aneh itu di bawah kolong tempat tidurnya, kemudian selanjutnya setelah dia mandi dan sembahyang Isya, dia tunaikan kewajibanya sebagai suami yang kuat dan tahan lama.
Pagi yang dingin dengan segelas kopi buatan istrinya sendiri dan sebatang rokok klembak menjan made in muntilan jawa tengah yang menjadi kegemaranya, biasanya rokok klembak menyan ini dia hisap kalau malam jumat kliwon di proyek untuk mencari ramesan nomer.
Kaswadi duduk duduk di ruang tamu yang cukup sempit tapi cukup nyaman dari pada di bedak proyek yang bersempit sempitan dengan pekerja lainya.
“Buke, bawa sini kotak yang kemarin kutemukan di proyek bu, aku kok penasaran sama isine bu, siapa tau isine itu rejeki buat kita bu hehehe” teriaknya kepada istrinya yang sedang ada di dalam kamar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
Arizawahyu Qomaruzaman
aduh ,, iki mesti uang ber gulden2 sama sertipitikat rumah berbahasa arap sipit .... hemmmm
2023-12-07
0
sakura
..
2023-06-25
0
chizuu.
smgt
2022-12-01
1