“Bu’e, kotak yang kita simpan hilang bu, dan selama koe dan anak-anak menungguiku di rumah sakit yang beberapa kali kesini adalah adikmu Trimo”
Kaswadi berani berbicara kepada istrinya tentang apa yang hilang setelah Denok pulang dari rumah itu. dan apa yang dipikirkan dan yang ditakutkan pun terjadi bahwa benda itu hilang dicuri oleh adik dari istri Kaswadi, tapi itu kan berdasar omongan tetangga.
“Jare sopo pak ( kata siapa pak) sing masuk rumah kita kui Trimo” tanya Istri Kaswadi setengah tidak percaya
“Tonggo kiwo tengen ( kiri kanan) dan depan bu, mereka lihat sendiri Trimo masuk ke rumah ini bersama temanya dan keluar membawa sesuatu yang dibungkus sarung”
“Nek ndak percaya, sana awakmu tanya ke tetangga kita saja bu’e. Dan asal bu’e tau, benda itu harus aku kembalikan ke tempat dimana kutemukan bu, karena kejadian demi kejadian itu akibat aku ambil benda keramat itu”
Kemudian Kaswadi menceritakan apa yang diimpikanya selama dia di rumah sakit hingga dia bisa dianggap sembuh oleh Dokter dari sakitnya.
“Aku wis terasa pa’e, semanjak pa’e bawa barang itu ke rumah, rasane ada saja yang aneh dirumah ini pa’e, sampai awakmu terkena lemparan benda aneh sampek opname gak sadar gitu pa’e”
“Wis gini saja bu, kita harus cari benda itu sampai ketemu atau keluarga kita akan susah bu’e”
“Yang pertama dilakukan adalah hubungi telpon Trimo bu’e, dia harus kembalikan barang itu kepada kita bu’e”
“Lha terus gimana carane kita minta pa’e, kan kita tidak tau kalau Trimo adiku kui yang ambil barang kita to, dia pasti ndak akan ngaku pa’e”
Benar juga apa yang dikatakan istri Kawadi, adalah hal yang tidak mungkin untuk meminta barang yang mereka tidak melihat dengan mata dan kepala sendiri apakah Trimo yang mengambil barang itu atau tidak.
“Gini saja pa’e, coba tak telponya dik Trimo, aku tak bilang mau pinjam uang untuk biaya pengobatamu pa’e, yang penting kita tau dimana Trimo tinggal pa’e”
“Ya sudah, utegku wis buntu iki, ndang ditelpon Trimone, ndang kita ambil barang terkutuk itu bu’e. Aku takut yang ngimpeni aku nanti akan melakukan sesuatu terhadap kedua anak kita bu’e
Istri kaswadi mencoba hubungi telpon Trimo, tetapi yang ada hanya jawaban telepon yang sedang anda hubungi sedang tidak aktif, berkali kali istri Kaswadi menghubungi Trimo tetapi hanya jawaban itu saja yang diterima.
“Pa’e, kelihatanya Trimo sudah mematikan teleponya atau dia ganti nomor pak, aku kok semakin yakin kalau Trimo itu yang sudah mencuri barangmu pa’e”
“Sudah kuduga, pasti dia mematikan teleponya, seorang pencuri tidak akan meninggalkan jejak nya ketika berhasil mencuri bu’e”
“Lha terus gimana, apa yang harus kita lakukan pa’e, dimana kita harus cari Trimo pa’e?”
Istri Kaswadi semakin bingung karena adik yang dia percaya sudah mematikan ponsel nya, tapi biar bagaimanpun mereka harus mencari Trimo sialan itu, mereka harus bisa mendapatkan barang itu dan mengembalikan kepemiliknya.
Malam pun akhirnya datang, Kaswadi dan istrinya ada di ruang tamu rumah, sedangkan kedua anaknya sudah tidur pulas, harusnya situasi seperti ini adalah kesukaan Kaswadi, karena dia bisa wik wik bersama Istrinya dimanapun dia suka, kadang di dapur, kadang di ruang tamu.
Tapi untuk malam ini Kaswadi melewatkan kegiatan rutinnya, kedua suami istri itu sedang memikirkan sesuatu yang istimewa.
“Bu’e, coba tanya mbak Denok, apa dia tau rumah Trimo?. Mereka kan tinggal satu kota, harusnya mereka kan tau alamat masing masing bu’e”
“Iyo pak, tak cobanya telpon Denok” jawab istrinnya dengan wajah yang sumpek
“Tapi ngko kalau ditanya Denok apa keperluanku cari Trimo, aku kudu jawab apa pa’e. kan pa’e tau kalau Denok itu selalu kepingin tau urusan orang?”
“Iya e, terus ngomon opo yo enake bu’e, eeh atau Jawab wae mau tanya soal sewa kendaraan , kalau gitu gimana bu’e? tanya Kaswadi ke istrinya.
“Yo jelas ora mungkinlah pak, koe iku arep nyewa kendaraan itu memangnya mau kemana. Wong duwet ae ora gablek kok malah mau sewa kendaraan segala” jawab istrinya dengan wajah sewot
“Lha terus piye bu’e, koe apa ada ide lain kalau ditanya ngapain cari Trimo?”
“Aku yo belum ada ide pak’e. Lha ini jadi cari Trimo opo ndak se sakjane pa’e?”
“Jadiiii lah bu’e, harus jadilah!. Wong kita harus bisa dapat alamat Trimo untuk minta balik barang itu bu’e”
“Gini aja Bu’e, bilang ke Denok kalau kita ada perlu sama Trimo, karena dia secara diam-diam masuk ke dalam ruman kita bu’e, sesuai dengan saksi mata tetangga kiri dan kanan”
“Kalau ditanya Denok ada barang yang hilang atau tidak, bilang saja tidak ada barang yang hilang, tetapi kita mau minta kejelasan, kenapa dia masuk ke rumah secara diam-diam dan mencongkel rumah”
“Kan Denok sempat liat pintu rumah kita yang dijebol itu bu’e, jadi Denok nanti akan bantu kita juga bu’e” kata Kaswadi
Tidak lama kemudian istri Kaswadi terlibat pembicaraan dengan saudaranya yang bernama Denok dengan cukup serius, hingga beberapa belas menit berlalu mereka tetap berbicara.
“Tadi Denok tanya ada apa malam-malam gini telepon, dia curiga ada sesuatu dengan kita pa’e, tapi tadi bu’e jelaskan ke Denok tentang rumah kita yang dibobol orang”
“Terus tadi bu’e juga cerita bahwa tetangga kiri kanan depan kita lihat kalau adik ku si Trimo yang masuk rumah ini sampai dua kali”
“Nanti dia bantu cari Trimo pa’e, kalau dia bisa hubungi Trimo dan dapat alamatnya Trimo, kita akan diberitahu oleh Denok secepatnya” kata Istri Kaswadi setelah terlbat pembicaraan yang serius dengan Denok.
Tengah malam pun tiba, istri Kaswadi masuk kamar untuk tidur, tetapi tidak dengan Kaswadi yang masih kepikiran dengan barang dia yang hilang karena dicuri oleh Trimo.
“Apa yang harus aku lakukan, kanapa aku sebodoh ini mengambil kotak yang bukan hak ku, dan kenapa pula aku harus menghubungi Trimo untuk menjual lembaran uang kuno itu” gumam Kaswadi menyesali dirinya.
Kaswadi tidak sadar kalau tepat di sebelah dia ada sesosok yang dari tadi memperhatikanya, bahkan sosok itu pula tau kalau Kotak yang berisi barang berharga itu dibawa oleh Trimo. Siapa sosok itu?
Dalam keadaan setengah ngantuk setengah sadar, Kaswadi melihat sesosok bayangan hitam yang sedari tadi memperhatikanya.
“Kaswadi! Bangun Djtuuih...!” bisik sosok yang berupa bayangan itu. sekali lagi sosok itu memanggil Kaswadi “ Kaswadi ayo bangun...djtuuuh!”
Kaswadi membelalakan mata ketika sosok bayangan itu tepat ada didepanya, dia ketakutan, dia memundurkan duduknya, dia menegangkan posisi bersandarnya. Kaswadi bisa melihat mahluk yang selalau meludah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
Kardi Kardi
rrrrrr..gluk gluk...cuihhhh...cret
2022-05-06
0
Denay Dei
mbok ginten ya
2022-03-26
0
《Black_Rose》
mbok ju si pengkhianat
2022-03-25
0