Hari minggu sore Kaswadi harus kembali ke proyek, karena senin sudah harus mulai penuh aktivitas kerja di proyek.
"Bu'e uang yang dua lembar ini kamu pegang saja. Simpan dimanapun kamu bisa bu. Pokoke ojo sampek Trimo tau ya bu"
“Bu’e, kalau seumpama Trimo wa koe, kasih kabar aku secepatnya yo bu, nanti aku tak ijin pulang dengan alasan ada saudara yang sakit bu, kalau ndak mbok kabari ya aku baru bisa pulang hari sabtunya bu”
“Pokoke nek ada yang mau lihat uang, aku telponen dulu bu, jangan dikasih lihat dulu uangnya bu, bahaya soale bu, pokoknya jangan lupa telepon aku bu, nek hpku rak iso ditelepon , iki koe tak kasih no telpon mandorku si Samijan” Kaswadi menuliskan no telepon mandornya yang bernama Samijan
Samijan adalah mandor yang berasal dari desa yang sama dengan kaswadi, tetapi karir Samijan hebat , sekarang bisa jadi mandor, padahal dulu dia adalah buruh sama dengan kaswadi juga.
Setelah maghrib Kaswadi berangkat, sekarang dia ada di angkot jurusan prgn, angkot ini penuh dengan pekerja proyek yang pulang sabtu dan minggu, tetapi Kaswadi tidak mengenal mereka, paling jugahanya tegur sapa saja dengan mereka.
Tiba di proyek pada pukul 20.10 Kaswadi langsung menuju ke bedeng tempat teman-temannyayang tidak pada pulang kampung tinggal disana.
Lagu campur sari terdengar nyaring di dalam bedeng, memang untuk mengusir kejenuhan, ada teman yang membawa spiker mp3 dari rumah mereka, dan lumayan juga untuk menghilangkan jenuh.
“Asalamualaikum…..” kata Kaswadi ketika akan masuk ke dalam bedeng yang mungkin berukuran panjang hampir sepuluh meter dengan lebar sekitar lima meter. Bedeng itu cukup besar karena berisi manusia dan alat alat pertukangan.
Malam sudah larut, mp3 campursari sudah dimatikan, teman teman sebagian sudah pada tidur. Saat itu Kaswadi sedang dalam posisi tidur di pojokan, dimana pojokan adalah tempat dia biasanya tidur.
Saat itu Kaswadi tidak dapat pejamkan matanya karena yang ada dipikiranya adalah dia akan menjadikaya raya, sehingga dia tidak perlu lagi jadi buruh seperti
Malam itu ndak tau kenapa Kaswadi ndak bisa tidur sama sekali, dia merasa ada sesuatu yang sedang melihat dirinya dari ujung bedeng, tetapi ketika dia toleh sesuatu itu kemudian tiba-tibahilang,
Hingga beberapa kali kejadian adanya sesuatu yang melihatnya dipojokokan, membuat Kaswadi tidak bisa tidur sama sekali.
Malam semakin larut, semua buruh yang ada di bedeng ini sudah terlelap tidur... kecuali si Kaswadi. Dia tidak bisa tidur karena dia makin merasa ada sesutu yang selalu melihat ke arahnya.
Tiba-tiba sesuatu yang lebih mirip bayangan itu datang mendekati Kaswadi, dia yang dari tadi belum sempat tidur sama sekali menjadi semakin ketakutan ketika bayangan hitam itu semakin mendekati tempat dia tidur.
Tiba-tiba tangan bayangan yang makin mendekat itu berusaha meraih leher Kaswadi dan yang kemudian terjadi adalah dia pingsan.
“Di Kaswadi...bangun Di, ayo bangun... kamu kenapa kok teriak teriak ketakutan” beberapa teman Kaswadi mengerubutinya sambil membawa minyak angin dan air minum
“Aku tadi dicekik sama bayangan hitam yang datang dari arah sana cak” kata Kaswadi sambil menunjuk ke arah pojokan bedeng
“Ada ada saja kamu ini Di, memangnya tadi kamu dari mana dan habis melakukan apa kok sampai dicekik penunggu daerah sini”tanya teman Kaswadi yang bernama Tejo
“Aku ndak melakuan apapun Jo, tadi aku kan baru pulang, kemudian aku mau tidur, tau tau di pojokan ada bayangn hitam mengerikan yang mendadak mencekik leherku”
Kaswadi jelas tidak akan mengatakan keadaan yang sebenarnya, tetapi apakah hal ini ada hubunganya dengan keadaan dia setelah mengambil kotak berisi uang dan kertas bertuliskan bahasa mandarin?
Lalu bagaimana dengan keadaan istrinya dan anaknya yang ada di rumah, dia takut kalau terjadi apa-apa dengan mereka yang ada di rumah.
“Di, ndang turu maneh, sesuk nyambut gawe” kata temannya yang bernama Bangkit
Hingga pagi Kaswadi tidak merasakan gangguan apapun mungkin yang semalam itu hanya kebetulan saja, mungkin yang semalam itu ada lelembut yang lewat sini
Pagi itu Kaswadi kerja seperti biasanya, tidak ada apapun yang terjadi hingga sore,tetapi pada sore hari menjelang maghrib ada temannya bagian pembongkaran yang kesurupan.
Saat itu teman Kaswadi kesurupan ketika sedang mengangkati geragal dari rumah tempat dia menemukan kotak berisi uang itu.
Kaswadi dan beberapa teman berlari ke arah teman yang kesurupan itu, takutnya ada apa-apa dengan dia karena dia kesurupan di tempatnya menemukan kotak berisi uang dan kertas yang bertuliskan aksara mandarin.
“BERIKAN KEPADA AKUUU KOTAK ITUUUUUU AAAAARRGHH..... ATAU KALIAN DISINI SATU PERSATU AKAN MATI.... TJDUUUUIH !” teriak teman dia yang sedang dalam keadaan kesurupan, tetapi suara yang keluar dari mulut temanya itu adalahsuara perempuan
Akhirnya Kaswadi tidak berani mendekati teman yang kesurupan itu, dia takut kalau temanya akan melihatnya dan akan berkata yang aneh aneh kepadanya. Hingga lebih baik Kaswadi pergi dari sana saja dari pada ada yang aneh aneh lagi.
Malam hari kembali datang, Kaswadi bersama temanya sedang menikmati sebatang rokok klembak menyan buatan muntilan, rokok yang dia hisap ini memang ada campuran menyan sehingga yang tidak suka dengan bau menyan akan muntah muntah.
Saat ini Kaswadi sedang bersama temannya yang bernama Saudi , mereka berdua sedang membicarakan teman mereka yang barusan kesurupan.
“Kas, itu tadi Aripin kok aneh ya kesurupanya, dia bilang minta kotak, lha sakjane kotak pa ya Kas”
“Aku yo ndak paham Di, opo mungkin disekitar sini ada kotak rahasia yang bikin si Aripin kesurupan, Cuma yang aneh itu kotak opo sih yang diminta sama Aripin?”
“Sing lucu itu setane malah ngidu ngidu hahaha, setan opooo iku kok ngidu ngidu barang hahahah” sahut Saudi
“Huushhh ngawur ae kamu Di, jangan ngerasani demit di malem gini , bisa bisa mereka datang modiar koe Di hehehehhe”
“Aku dari awal agak takut kerja diproyek iki Kas, soale aku merasa ada barang alus yang selalu berkeliaran di sekitar sini. Aku ngene ngene yo kadang bisa kroso nek ada barang alus kas” kata Saudi
“Tapi menurutmu barang aluse itu jahat opo ora Di, opo Cuma ngganggu pekerja disini?” tanya Kaswadi kepada saudi
“Barang alus yang disini muacem muacem Kas, tapi ada satu yang paling besar ngeri, dia tinggal disana, diantara rumah-rumah itu Kas”
“Lha terus piye iki Di? Apa diterusno kerja di proyek ini. Kira-kira penunggu disini sik akan bikin ulah lagi sama kita ndak?” Kaswadi makin penasaran dengan yang barusan dikatakan Saudi temannya itu
“Tetapi kalau seumpama memang keadaanya semakin kacau, lebih baik saya mengundurkan diri dari proyek itu”
-Lho memangnya pak Kaswadi takut dengan keadaan disana?
“Saya jelas takutlah , karena saya yakin apa yang akan terjadi disana itu tidak hanya itu saja, pasti setelah ini akan banyak kejadian aneh yang akan terjadi disana”
Setelah Kaswadi ngobrol dengan temanya yang bernama Saudi, akhirnya Kaswadi memutuskan untuk pulang ke desa secepatnya karena dia juga memikiran keadaan keluarganya di desa, dia takut kalau ada apa-apa dengan meraka.
“Di...Saudi, aku arep ngomong sama sampeyan” panggilnya kepada Saudi yang sedang tidur pulas karena saat itu mungkin sudah menjelang tengah malam.
“Opo Kas, awakmu mau kemana malam-malam gini, kok bawa tas segala Kas” tanya Saudi
“Tak putuskan aku balik ae ke desa, karena perasaanku setelah ini akan ada aneh-aneh disini Di, awale aku dicekik, terus Aripin kesurupan, lama-lama pasti ada kecelakaan kerja Di” Kaswadi berusaha memberikan pengertian kepada temannya
“Tapi nek ndak kerja di sini gimana kasih makan anak bojo Kas, pancen sih proyek iki gak ada lemburan, soale kerja Cuma sampek jam lima sore kan” kata Saudi
“Iku teserah awakmu Di, tapi wis cukup ada dua kejadian aneh disini, seharuse bos ndatangkan orang pintar sebelum proyek iki jalan, tapi ya mboh maneh Di”
“Pokoke aku kudu balik ndeso ae Di” lanjut Kaswadi
Baru saja Kaswadi selesai bicara, tiba tiba terdengar suara mesin eskavator yang nyala sendiri disertai teriakan rekan rekan sesama buruh disana.
Tepat pukul 23.00 mesin eskavator itu nyala disertai dengan teriakan beberapa pekerja yang ketakuan dan berlari mencari tempat yang aman, mereka takut apabila eskavator itu akan berjalan dan menabrak mereka.
Untungnya letak bedeng mereka agak jauh dari posisi ekavator yang tiba tiba nyala sendiri mesinya, tapi hal itu cukup membuat mereka panik juga.
Beberapa rekan buruh meminta pertolongan kepada penjaga proyek, tetapi hingga saat ini tidak ada yang bertindak sama sekali. Malam yang mengerikan, sebagian rekan tidak ada yang berani mendekati eskavator yang sedang dalam kondisi nyala.
Mereka hanya buruh yang tidak paham cara menyalakan dan mematikan mesin mesin disini, dan kebetulan operator eskavator sudah pada pulang , karena dia tinggal tidak jauh dari sini.
Para buruh takut apabila eskavator itu tiba-tiba jalan dengan sendirinya dan melukai mereka.
Selanjutnya Kaswadi tidak tau apa yang terjadi dengan mesik berat itu, karena dia buru-buru pergi dari proyek itu dari pada setelah ini ada saja yang terjadi dengan buruh disini.
Ternyata tidak hanya Kaswadi yang malam itu pergi dari proyek, ada juga beberpa orang mengikutinya pergi dari proyek.
“Aku harus pulang ke rumah, harus segera saya tinggalkan suasana proyek yang semakin lama semakin ndak karuan ini, karena perkiraanku, setelah ini pasti ada korban jatuh. Proyek ini benar-benar tidak aman untuk pekerjanya” geram Kaswadi sambil jalan
Ternyata ndak Cuma Kaswadi saja yang pergi dari proyek itu, buruh lainya pasti juga sudah mulai merasakan adanya hal mengerikan yang akan menyerang mereka yang kerja disana.
Hanya saja sebagian mereka yang tetap bertahan disana bukan berarti mereka tidak takut, mereka hanya tidak tau pakerjaan apa yang akan mereka lakukan apabila tidak di proyek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
Catherine Payni
bahasa jawanya agak sukar untuk difahami
2022-07-01
0
Wati Simangunsong
mngkin itu pnya nona belanda
2022-06-25
0
Memeng Penguasa
aku nggak ngerti bahasa x🤣🤣
2022-05-02
1