Raihan kemudian berdiri dan menatap satu persatu lalu mulai menarik nafas.
"Assalamualaikum, Selamat siang semuanya. Perkenalkan nama saya Raihan. Kedatangan saya kali ini adalah dengan maksud untuk melamar putri tercinta dari Bapak Chandra Adinata dan ibu Indi Rahayu. Saya berharap lamaran ini diterima." ucap Raihan.
"Bukan hak saya sebagai orangtuanya untuk menjawab lamaran ini, kami akan bertanya kepada Raina. Apakah kamu bersedia menerima lamaran dari nak Raihan?" tanya papa Chandra
"Saya bersedia" ucap Raina pelan.
"Waduh kayaknya yang lain tidak mendengar apa yang kamu katakan. Bisa diulangi!" ucap papa Chandra.
"Iya papa Raina mau" ucap Raina dengan keras.
"Hahahaha" tawa dari teman dan keluarga meledak setelah mendengar ucapan Raina. Raina langsung menunduk karena malu.
"Putriku ternyata sudah tidak sabar untuk jadi pengantin" ledek papa Chandra.
"Papa udah dong" protes Raina yang diledek papanya.
"Karena Raina sudah tidak sabar maka dipersilahkan kepada saudara Raihan untuk memasang cincin tunangan" sahut Rahmat.
Raihan kemudian berdiri dan berjalan mendekati Raina. Raina ikut berdiri menatap Raihan yang berdiri didepannya. Raihan kemudian memasangkan cincin tunangan.
"Eits belum boleh dicium kan belum sah" Seru mama Indi yang melihat keduanya saling tatap.
"Ih mama siapa juga yang mau dicium?"protes Raina.
"Nah silahkan duduk kembali kita bicarakan tanggal pernikahannya" ucap papa Chandra.
"Bagaimana kalau setelah saya wisuda?" saran Raina.
"Tidak, wisudanya kapan kita tidak tahu?" tolak mama Indi..
"Minggu depan saja Tante" ucap Raihan.
"Buru-buru banget loe" sahut Anton
"Baiklah kali ini saya akan ambil alih. Nikahnya akan diadakan bulan depan resepsinya setelah Raina wisuda" mama Indi mengambil keputusan.
"Baik saya rasa itu waktu yang cocok" sahut asisten Bobi.
"Karena sudah diputuskan jadi silahkan menikmati santap siang yang telah disediakan" seru Tante Cindy.
Papa Chandra dan asisten Bobi asyik mengobrol sambil menikmati makanan mereka. Raihan mengikuti Raina mengambil makanan.
"Kakak mau makan apa?" tanya Raina.
"Mulai sekarang jangan panggil kakak dong" seru Raihan.
"Terus panggil apa? Babang ojek" tanya Raina.
"Panggil sayang dong" ucap Raihan.
"Ih malu ah. Panggil mas aja ya" sahut Raina dengan wajah merona.
"Itu juga boleh sayang" goda Raihan.
"Cie udah mulai panggil sayang aja" goda Aulia.
"Jomblo gak usah iri" sahut Kristina menimpali.
"Mentang-mentang udah double loe berani ngeledekin gue" ujar Aulia.
"Ha-ha-ha makanya jadian dong" sahut Rahmat.
"Asisten Ivan kan jomblo, gimana kalau kita pacaran" ucap Aulia sambil mengedipkan mata kearah Ivan.
"Boleh kalau anda menginginkan" balas Ivan.
"Enak aja, gak boleh. Cuman gue yang boleh pacaran sama Aulia" Anton terpancing.
"Emang Aulia mau pacaran sama cowok yang sukanya ngasih harapan doang? celetuk Kristina
Rainah langsung melerai mereka "Udah gak usah berdebat, kalau jodoh gak akan kemana" ucapnya sok bijak.
"Mulai deh keluar sok bijaknya, padahal kalau dibelakang babang Rai jadi cewek bar-bar" sahut Aulia.
"Gak apa-apa kok, mau bagaimana pun kamu mas tetap suka" gombal Raihan dan yang digombal kini menutup wajahnya karena malu.
Setelah santap siang mereka pun pamit pulang karena hari sudah siang.
Raihan pagi ini sudah berada didalam ruangannya. Dia sedang bersama sekertaris Anya yang sedang membacakan jadwal kegiatan untuk hari ini. "Ivan sudah datang?" tanya Raihan kemudian.
"Sudah ada di ruangannya, mungkin sebentar lagi datang kesini" jawab Anya lalu terdengar suara ketukan lalu disusul suara pintu dibuka.
Ivan lalu masuk dan berdiri didepan Raihan "Selamat pagi Tuan" sapa Ivan.
Raihan lalu melirik kedua orang yang ada dihadapannya "Selamat pagi, Tapi kenapa cuma saya yang disapa?" tanya Raihan.
"Saya sudah sapa tadi didepan Tuan" jawab Anya.
"Ivan, bagaimana dengan manager keuangan? Sudah kamu urus?" tanya Raihan sambil menatap Ivan.
"Sudah beres semua Tuan, hari ini penggantinya sudah mulai bekerja" jawab Ivan.
Raihan lalu melirik Anya "Untuk Anya, sampai hari Kamis tolak siapapun dari Riandy Group yang ingin bertemu dengan saya, infokan kepada resepsionis." perintah Raihan.
"Saya sudah bicara dengan sekretaris CEO Riandy Group dan sudah membuat janji temu hari Jumat" Jawab sekertaris Anya.
Raihan tersenyum " Kamu memang bisa diandalkan, tidak salah saya mengangkat kamu jadi sekertaris, betulkan Ivan" lanjutnya.
"Iya Tuan"jawab Ivan singkat.
"Kalian memang cocok, perpaduan sempurna. Sama-sama pintar anakmu nanti hasilnya top" Raihan kembali berulah.
"Tuan, kunjungan ke hotel Buana apa harus saya wakili?" tanya Ivan mengalihkan pembicaraan.
Raihan berfikir sejenak "Kamu wakili saya untuk peninjauan hotel. Saya mau jemput Raina" ucap Raihan. Sejak kejadian Erik mengancam Raina, Raihan melarang Raina pergi dan pulang sendiri. Dia akan diantar jemput oleh Raihan menggunakan motor kesayangan Raihan.
"Besok akan ada pembahasan mengenai proyek perumahan tuan dengan perusahaan Citra properti" Anya menyela pembicaraan.
"Jam berapa? Bisa ditunda?" tanya Raihan
"Tidak bisa, ini pertemuan pertama dengan mereka jadi tidak bisa ditunda" jawab Anya.
"Saya ada janji dengan Raina besok jam 10, gimana dong" tanya Raihan.
"Nanti bisa saya jemput nona Raina" tawar Ivan.
"Gak, Biar nanti saya yang jemput, tamunya sambil nunggu nanti Anya yang menemani ok" Raihan memutuskan.
Rencananya besok dia akan menjelaskan kepada Raina tentang dirinya yang sebenarnya agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara mereka. Untuk itu sebelum menikah dia akan menjelaskan kepada Raina siapa dia sebenarnya
Raihan sampai saat masih merahasiakan identitasnya sebagai pewaris tunggal Buana Group dihadapan publik. Dia takut berpengaruh dengan kehidupannya dan hubungannya dengan Raina.
Sementara itu Anton yang saat ini bekerja sebagai wakil direktur diperusahaan keluarganya. Perusahaannya adalah perusahaan konstruksi yang mengerjakan proyek pembangunan perumahan.
tok. tok. suara pintu diketuk.
"Masuklah" teriaknya dari dalam.
"Tuan, ini ada proposal permohonan kerjasama proyek pembangunan perumahan milik Buana Group" ucap sekertarisnya.
"Saya yang tangani ini?" tanya Anton.
"CEO meminta supaya anda yang menangani ini untuk kelangsungan perusahaan" jawab sekertarisnya.
Sembari berfikir. "Kapan pertemuan dengan mereka?"tanya Anton.
"Besok jam 10 pagi tuan"jawab sekertarisnya.
"Wah saya kok ga percaya diri ketemu dengan direktur perusahaan besar, saya belum siap mewakili perusahaan" ucap Anton.
"Tuan tenang saja. Saya dengar direkturnya masih muda dan tampan. Dia juga baru diangkat menjadi direktur termuda di Buana Group tuan" sahut sekertarisnya.
"Jadi penasaran dengan sosok direktur itu tapi pasti lebih tampan saya" ucap Anton sambil mengelus-elus dagunya dengan ujung jarinya.
"Besok baru dipastikan tuan mana yang lebih tampan" jawab sekertarisnya.
Anton kemudian mempelajari berkas kerjasama itu dengan teliti. Dia tidak ingin mengecewakan orangtuanya yang telah mempercayakan menangani proyek besar.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
ketombee
👍☕
2022-06-01
0
Santoso Zha
oi
2022-04-19
0
Oriol Mahfuro
💪
2022-04-17
0