Mereka berdua kemudian sampai didepan ruangan Direktur. Raina yang masih bingung diam berdiri ditempatnya."Ivan, saya mau ketemu Raihan bukan ketemu Direktur" protes Raina.
"Nona tunggu didalam saja, Tuan lagi meeting nanti saya panggilkan" ucap Ivan dan akhirnya Raina menyerah dan ikut masuk kedalam ruangan dan duduk di sofa yang telah disediakan.
"Nona mau minum apa?" tanya Ivan.
"Apa saja" ucap Raina pasrah.
"Tunggu disini nona saya panggilkan Direktur" ucap Ivan lalu meninggalkan Raina yang masih bingung.
Ivan kemudian menuju ruang meeting. sesampainya disana langsung membuka pintu dan masuk kedalam.
"Maaf saya mengganggu" ucap Ivan.
"Ya ada apa?" tanya Raihan. Ivan kemudian membisikkan sesuatu ditelinga Raihan.
"APA!! SERET MEREKA KERUANGANKU" Teriak Raihan lalu berlari menuju ruangannya.
"Ada apa?" tanya Anton kepada Ivan yang heran melihat kelakuan sahabatnya.
"Nona Raina diseret oleh sekuriti keluar dari perusahaan. Untungnya saya yang baru datang melihatnya dan menghentikan mereka" jawab Ivan dan membuat Anton kaget.
"Antarkan saya keruangan direktur" perintahnya kepada sekertaris Anya.
Anya lalu mengantar Anton keruangan direktur. Sementara Raihan buang berlari menuju ruangannya langsung membuka pintu dengan paksa. Brakk suara pintu dibanting membuat Raina yang lagi duduk terlonjak kaget.
"Kamu tidak apa-apa sayang" ucap Raihan yang memeriksa tubuh Raina dengan memutar badan Raina. dia kemudian melihat memar dipergelangan tangan Raina.
"Mas tidak ingin menjelaskan sesuatu?" tanya Raina dengan raut muka yang menakutkan.
"Tanganmu memar, ayo kita kerumah sakit" Ajak Raihan yang belum melihat perubahan raut wajah Raina.
"MAS" teriak Raina.
Raihan langsung mendongakkan kepalanya dan mulai bergidik melihat raut wajah Raina.
"Nanti mas jelaskan tapi kita kerumah sakit dulu obati lukamu" sahut Raihan.
"Saya bisa obati sendiri, sekarang jelaskan" perintah Raina
Baru Raihan akan menjelaskan tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan Anton serta Anya memasuki ruangan.
"Kak Anton sudah tau sebelumnya?" tanya Raina ketika Anton sudah berada didalam ruangan. Anton yang tiba-tiba diserang pertanyaan langsung gagap.
"Gu gue baru tau juga Ra" jawab Anton.
"Siapa saja yang tau?" tanya Raina kembali.
"Duduklah dulu, nanti mas jelaskan ya sayang" ucap Raihan takut melihat kemarahan Raina. Mereka kemudian duduk di sofa.
"Anya, ambilkan minum dan kotak P3K" perintah Raihan kepada sekertarisnya.
"Siapa yang sudah mengetahui tentang ini?" tanya Raina dingin.
"Hanya Aulia yang tau" jawab Raihan. Raina kemudian meraih HP-nya lalu mengubungi Aulia.
"halo sista" jawab Aulia ditelpon.
"Keruangan mas Raihan sekarang" perintah Raina lalu menutup telponnya. disebrang Aulia menggerutu tak jelas menatap layar HP-nya kemudian bergegas menuju ruangan Direktur.
"Sekarang jelaskan mas" perintah Raina.
"Mas sebenarnya pewaris tunggal Buana Group yang masih dirahasiakan" jawab Raihan.
"APA!! bagaimana bisa? Mas kan hanya tukang ojek" tanya Raina kaget.
Raihan kemudian menceritakan kembali dari awal kenapa menghilang selama dua Minggu dan bisa menjadi direktur setelah muncul kembali. Dia menceritakan semuanya tanpa ada yang dikurangi maupun ditambah. Raina yang mendengarnya kaget dan masih belum bisa percaya sepenuhnya.
Aulia yang sudah ada didalam ruangan itu hanya diam saja.
"Loe tau tapi kenapa gak ngomong ke gue?" tanya Raina yang menunjuk Aulia.
"Gue pikir lebih baik loe lebih baik taunya dari Raihan daripada gue yang cerita" jawab Aulia.
"Kenapa mas gak pernah mau cerita sama Raina? Mas gak percaya sama Raina?" oceh Raina sambil menunduk sedih.
"Mas bukan gak percaya sayang cuma rencananya hari ini mas akan jelaskan semuanya karena menurut mas ini saat yang tepat" jawab Raihan lalu memeluk Raina.
"Lepas. Raina masih marah sama mas" berontak Raina yang berusaha melepaskan pelukan Raihan.
"Maafin mas ya! Mas salah, mas janji gak akan merahasiakan apapun itu" ucap Raihan tulus
"Oww tidak semudah itu Fulgoso. Kalian bertiga akan mendapatkan hukuman dari saya" ucap Raina sambil tersenyum jahat.
Aulia, Raihan dan Anton yang melihat senyuman itu mulai bergidik ngeri dan bertanya-tanya dalam hati hukuman apa yang akan didapatkan.
"Maafin gue Ra, gue baru juga tau hari ini" sahut Anton mencoba menghindari hukuman.
"Gue juga cuman ngikutin perintah dari bos" elak Aulia.
"Hei Fernando dan kau Marimar. Jangan coba buat alasan ya" bentak Raina.
"Sayang maafin mas ya" sahut Raihan.
Anya yang dari tadi melihat drama itu hanya tersenyum memperhatikan.
"Tidak semudah itu mendapatkan maaf dariku Fulgoso" sahut Raina.
"Siapa itu Fulgoso? Anak mana dia?" Raihan pura-pura marah.
"He-he-he jangan berlagak seperti kura-kura dalam perahu mas" sahut Raina yangasih dengan senyuman jahatnya.
"Ra. Maafin ya, salahkan saja calon suamimu itu" elak Anton.
"Hei kau Fernando, jangan main kabur saja kau" sahut Raihan.
"Sudah kalian tidak usah berdebat. Dan mbak siapa namanya? sahut Raina Lalau bertanya kepada Anya.
"Saya Anya sekertaris direktur nona" jawab Anya yang sedari tadi berdiri disana.
"Mbak duduk disamping saya. Hei Fulgoso geser sana mbak Anya mau duduk." perintah Raina membuat Raihan menjauh dengan muka cemberut.
Tak lama kemudia masuklah tiga orang. Ivan datang membawa sekuriti dan resepsionis kedalam ruangan.
"Ini saya bawa resepsionis dan sekuriti tuan" lapor Ivan.
"Mau kamu apakan mereka mas? tanya Raina.
"Mereka menyakiti kamu jadi sudah sepantasnya mereka dipecat" jawab Raihan.
"Mas.!" bentak Raina. "Mereka hanya melaksanakan perintah, bukan salah mereka jika mengusirku" sahut Raina.
"Tapi mereka sudah kurang ajar sayang" jawab Raihan.
"Mas diam saja, saya yang putuskan" sahut Raina. "Mbak siapa namanya" tanya Raina kepada resepsionis.
"Nama saya lestari nona" jawab resepsionis.
"Mbak Lestari saya minta mbak lebih sopan dan manusiawi kepada tamu perusahaan walaupun mereka hanya datang bertanya. Kedepannya jangan diulangi lagi dan mbak tidak akan dipecat" ucapan Raina seperti angin segar ditelinga Lestari.
"Terimakasih mbak" jawab Lestari.
"Dan bapak sekuriti saya minta jangan terlalu kasar apalagi kepada perempuan. Bapak bisa mengusir dengan halus tanpa harus memaksa. Jangan diulangi ya pak" sahut Raina.
"Terimakasih nona" ucap sekuriti.
"Kembalilah ketempat kalian, bekerja lah dengan baik" perintah Raina.
"Terimakasih mbak kami permisi" ucap Lestari lalu membungkuk memberi hormat dan meninggalkan ruangan itu.
"Mbak Anya sama mas Ivan, kira-kira hukuman apa yang bagus untuk mereka bertiga?" tanya Raina.
"Saya tidak tau nona" ucap Anya agak takut.
"Kalau mas Ivan?" tanya Raina kembali.
"ini kesempatan emas mengerjai bos he-he-he" tawa dalam hatinya.
"Sebaiknya Tuan muda dihukum yang berat nona" jawab Ivan.
"Hei Ivanova, berani kau ya!" bentak Raihan.
"Siapa yang ijinkan mas berbicara" sarkas Raina.
"Maaf" ucap Raihan lalu menundukkan kepalanya.
"Mas Ivan, pesankan kostum ranger pink yang sesuai dengan ukuran mas Raihan, besok harus memakainya seharian dikantor tapi tidak usah pakai helm" perintah Raina yang membuat Raihan melotot.
"Sayang, yang lain ya jangan yang itu" protes Raihan.
"Ya sudah kalau begitu kita batalkan saja pernikahan kita" sahut Raina cuek.
"Jangan dong sayang. Iya deh mas nyerah" sahut Raihan pasrah.
"Nah gitu dong. Dan untuk loe Marimar harus memakai kostum Superman dan kak Anton memakai kostum Elsa " sahut Raina.
"Apa. Gue gak mau!" sahut Aulia.
"Gue juga gak mau" protes Anton.
"Hei kalian terima saja hukumannya" sahut Raihan.
"Pokoknya gue gak mau" tolak Anton.
"Ya sudah kerjasama batal" sahut Raihan.
"Loe jangan gitu dong" Anton memelas.
"Dari pada gue gak jadi nikah mending kalian ngalah aja" sahut Raihan.
"Ra, ganti ya! jangan yang itu" pinta Aulia.
"Mas Ivan bagaimana?" tanya Raina.
"Sudah saya pesan nona sejam lagi barangnya datang." jawab Ivan.
"Maaf gak bisa diganti, mbak Anya tugasnya merekam kegiatan mereka ya dan perintahkan seseorang untuk merekam kegiatan si Marimar" perintah Raina "Eh kalau babang semut siapa yang rekam?" tanya Raina kemudian.
"Ada nona tunggu sebentar" ucap Anya lalu keluar ruangan. Tak lama masuk kembali dengan seorang wanita.
"Ini sekertarisnya pak Anton nona" ucap Anya.
"Mbak sekertarisnya kak Anton? Namanya siapa" tanya Raina.
"Iya nona saya sekertarisnya pak Anton nama saya Rindi." jawab sekertarisnya Anton.
"Mbak Rindi besok rekam semua kegiatan kak Anton dengan memakai kostum Elsa ya" perintah Raina.
"Siap nona" jawab Rindi sambil menahan ketawa.
"Baiklah karena sudah semua maka kita makan siang bersama bagaimana?" tanya Raina.
"Sayang, obati dulu memarnya" sahut Raihan.
"Iya. mbak Anya tolong oleskan salepnya" pinta Raina buang membuat Raihan cemberut karena bukan dia yang dimintai mengobati pergelangan tangan Raina.
"Kita liat keseruan mereka besok, awas saja kalau ada yang menghindari hukuman. Akan kuhukum lebih sadis" ucap Raina dalam hati.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Subrinemer
Raina ada" aja deh 🤭😄😄😄
2022-06-19
0
macil
ok ini hanya novel🙈🙈
2022-05-28
0
RIO RIFALDI
reina ajg, author wannita ga selalu bnar terlalu berlebihan
2022-04-22
1