Rahmat sudah sampai di kostnya Raihan. Dia langsung mebuka pintu dengan keras.
Brak.
"Hei. Kalo buka pintu pelan-pelan. Jantungku mau copot" protes Anton.
"Loe kebangetan ya. Teman kecelakaan gak bilang-bilang kegue." sahut Rahmat.
"Sorry, tadi juga buru-buru kesini" jawab Anton.
"Loe tau dari mana gue kecelakaan? tanya Raihan.
"Dari Raina" Jawab Rahmat.
"Dimana loe ketemu Raina" tanya Raihan lagi.
"Dicafe. Dia masih ada dicafe sekarang sama temennya" jawab Rahmat. Rahmat kemudian menceritakan tentang apa yang dibicarakan bersama Raina tadi dicafe.
Raihan yang mendengarnya tersenyum bahagia.
"Bahagia kan loe, Raina suka sama loe juga" ucap Anton.
"Buruan tembak, entar digaet cowok lain loh."sahut Rahmat.
"Gue gak mau pacaran, maunya langsung nikah aja" jawab Raihan.
"Berani loe lamar dia?"Tanya Anton.
"Berani, masa gue takut" jawab Raihan.
"Mamanya galak loe" sahut Anton.
"Mamanya baik sama gue" ucap Raihan.
"Waduh kita ketinggalan info kawan" ucap Rahmat sambil menepuk lengan Anton.
"Tunggu gue sehat. Gue akan lamar Raina" ucapnya tegas.
"Kami dukung" ucap Anton yang diangguki oleh Rahmat.
Mereka lalu melanjutkan pembicaraan absurd hingga tak terasa malam pun tiba.
"Gue udah order makanan" sahut Rahmat.
"Makanan dicafe loe ya?" tanya Anton curiga.
"Ya enggak lah. Dicafe kan banyakan makanan ringan" jawab Rahmat. Tak lama terdengar suara motor berhenti depan kost.
"Loe turun deh ambil makanannya" perintah Rahmat. Anton tanpa banyak protes langsung bergegas turun mengambil makanan itu.
Kini mereka bertiga menikmati makanan yang telah dipesan oleh Rahmat.
"Gue pulang dulu, masih harus kecafe soalnya. Loe masih disini?" tanya Rahmat kepada Anton.
"Gak, gue balik juga. Istirahat ya, biar cepat sembuhnya" sahut Anton.
"Iya. Hati-hati" jawab Raihan. Mereka kemudian meninggalkan Raihan.
Dibandara internasional Soekarno Hatta telah mendarat sebuah jet pribadi. Seorang pria paruh baya turun ditemani 4orang bodyguard. Mereka berjalan menuju pintu keluar bandara. Didepan bandara telah menunggu 2 mobil mewah untuk menjemput mereka. Sang sopir langsung membuka pintu mobil ketika melihat pria itu.
"Langsung ke lokasi dimana Tuan muda berada" Perintahnya kepada supir ketika sudah berada di dalam mobil.
"Baik Tuan"jawab sang sopir.
Mereka pun berangkat ketempat Tuan mudanya berada. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1jam lebih, mereka pun sampai didepan gang. Pria itu kemudian berjalan memasuki gang tersebut. dia kemudian menaiki tangga dan menuju ke arah pintu kamar dilantai 2.
Tok. Tok. Tok.
"Siapa?" teriakan terdengar dari dalam kamar.
Kriet...
Pintu terbuka dan keluarlah Raihan dari kamarnya itu. Dia menatap heran dengan orang-orang yang ada didepan kamarnya.
"Bapak siapa?" tanya Raihan lagi.
"Saya Asisten pribadi Tuan besar, Saya diminta untuk menjemput Tuan muda" jawab pria itu.
"Saya tidak mengerti dan tidak kenal dengan Tuan besar. Siapa nama Tuan besarmu?" Tanya Raihan lagi.
"Tuan besar bernama Cakra Buana, dan ibu anda bernama Indah Buana." jawab Asisten itu.
"Dari mana kau tau nama ibuku?" tanya Raihan lagi.
"Sebaiknya Tuan muda ikut kami. Nanti tuan besar yang akan menjelaskan" jawab pria itu.
Raihan sejenak berfikir kemudian berbalik memasuki kamarnya lalu mengambil beberapa potong pakaian kemudian dimasukkan kedalam tas ranselnya. Dia juga berganti pakaian lalu melangkah keluar dan mengunci pintunya.
"Mari Tuan muda."ucap pria itu lalu mengambil tas yang dipegang oleh Raihan lalu menyerahkan kepada bodyguard untuk membawanya.
Mereka kemudian berangkat menuju bandara internasional Soekarno Hatta. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam mereka pun sampai di bandara. Raihan mengikuti mereka dengan tanda tanya besar di kepalanya. Dia masih bingung akan dibawa kemana, karena dari kecil dia tidak mengetahui keluarga dari ayah dan ibunya.
Raihan berdiri diam memperhatikan private jet yang akan mereka naiki.
"Kita akan memakai pesawat jet bukan pesawat komersil?" tanya Raihan.
"Iya betul Tuan muda. Kedepannya Tuan muda harus terbiasa dengan pelayanan ini." jawab Pria itu.
"Kalau boleh tau nama bapak siapa?" tanya Raihan.
"Nama bapak Bobi Ardian, panggil saja Bobi" Sahut pria itu. Kemudian berjalan memasuki private jet yang diikuti oleh Raihan dan bodyguard.
"Saya panggil paman Bob saja" ujar Raihan. Sambil duduk di kursi yang disediakan.
"Terimakasih Tuan muda" jawab Asisten Bobi.
Pesawat kemudian lepas landas menuju kota Jogja tempat dimana kakek itu tinggal. Tidak ada obrolan diatas pesawat, mereka hanya diam menikmati penerbangan. Setelah mempuh perjalan 40 menit pesawat mendarat dengan selamat di bandara internasional kulon Progo Jogjakarta.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju mansion yang terletak dipinggiran kota Jogja. Mobil yang mereka tumpangi sampai di depan sebuah mansion. Raihan yang melihatnya sangat takjub dengan keindahan mansion itu.
Raihan diam diatas mobil. Walau pintu mobil sudah terbuka akan tetapi dia masih enggan untuk turun karena masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Silahkan Tuan muda" Asisten Bobi mempersilahkan Raihan turun dari mobil. Raihan turun tanpa ada kata yang keluar dari mulutnya.
"Mari ikut ikut saya" ajak asisten Bobi.
Raihan mengikuti langkah asisten Bobi. Pintu mansion terbuka dan pelayan berjejer menyambut kedatangan Raihan.
"Selamat datang tuan muda" sapa mereka semua sambil membungkuk memberi hormat.
"Terimakasih kasih" ucap Raihan sambil membungkuk hormat.
"Tuan muda tidak perlu membungkuk" ucap asisten Bobi sambil berjalan menuju ruang keluarga.
"Mereka lebih tua dari saya paman jadi wajar bila saya hormati sambil terus mengikuti asisten Bobi.
"Selamat datang cucuku" ucap seorang kakek yang duduk di kursi roda.
"Maaf Tuan saya tidak mengenal anda sebelumnya" ucap Raihan sopan.
"Istirahatlah dulu besok baru kita bicara, Bobi antarkan dia kekamar ibunya" ucap kakek itu.
Asisten Bobi lalu mengajak Raihan menuju lantai dua dimana kamar itu berada.
Mereka memasuki kamar tersebut. Raihan mengelilingi kamar itu. banyak terdapat foto-foto lama ibunya.
"Kamar ini sudah puluhan tahun tidak ada yang menempati tapi tuan besar melarang orang untuk merubah letak barang yang ada disini" asisten Bobi menjelaskan.
"Berarti sejak mamaku pergi kamar ini tidak pernah berubah?" tanya Raihan.
"Iya tuan. Silahkan istirahat. Kalau butuh sesuatu bisa panggil pelayan dengan menekan tombol itu" ucap asisten Bobi sambil menunjuk sebuah tombol berwarna putih.
"Terimakasih paman" ujar Raihan.
"Sama-sama tuan muda, saya permisi" ucap asisten Bobi dibalas anggukan kepala oleh Raihan. Asisten Bobi meninggalkan kamar itu.
Raihan masih penasaran dengan isi kamar itu. dia kemudian berkeliling melihat-lihat barang-barang peninggalan ibunya. Semuanya tertata dengan rapih dan bersih.
Pandangan kemudian berhenti di sebuah figura foto yang besar. Foto ibunya ketika masih gadis.
"Pantesan gue tampan, ibuku cantik banget" ucap Raihan pelan.
Dia kemudian mengambil sebuah album foto lama. Dia kemudian duduk dipinggir tempat tidur lalu membuka album foto itu. Semua foto ibunya dari masih bayi sampai gadis. Dihalaman terakhir terdapat foto ibu dan ayahnya. Dia kemudian berbaring ditempat tidur itu. Dan tertidur dengan nyenyak.
"Hei bangun" ucap seorang wanita.
"Ibu, kenapa bisa ada disini? Apa ini mimpi?" tanya Raihan. Dia kemudian berlari ke arah cermin dan melihat dirinya ketika berumur 10 tahun.
"Sayang, kakekmu telah menemukanmu. berbaktilah padanya, sampaikan permintaan maaf dari ibu. Katakan padanya kalau ibu sangat menyayanginya" ucap ibunya.
"Sampaikan juga permintaan maaf dari ayah" sahut seorang pria dibelakang Raihan.
"Ayah. Aku sangat merindukanmu" ucap Raihan sambil berlari memeluk ayahnya.
"Sekarang waktunya kamu bahagi bersama kakekmu, gantikan ibu untuk menjaganya" ucap ibunya.
"Sayangi kakekmu seperti kamu menyayangi kami, ayah dan ibu sudah bahagia disini" ucap ayahnya.
"Ayah, ibu biarkan Raihan ikut kalian" Raihan memohon kepada orang tuanya.
"Tugasmu sekarang menjaga kakekmu dan berbakti kepadanya. Kakekmu sudah terlalu lama menderita, bahagiakan dia ya sayang" ucap ibunya.
"Kami akan selalu berada di dekatmu" kata ayahnya kemudian perlahan menghilang.
"Ayah, ibu jangan pergi. Ayah." teriak Raihan.
"Ibu. hosh, hosh" Raihan terbangun dari tidurnya.
"Ternyata hanya mimpi" ucap Raihan.
Tok. Tok. Tok.
"Masuk" teriak Raihan ketika mendengar suara ketukan di pintu.
Seorang pelayan membuka pintu lalu masuk kedalam kamar.
"Maaf tuan muda, Tuan besar sudah menunggu anda untuk sarapan" ucap pelayan itu.
"Baiklah, saya ganti pakaian dulu" ucap Raihan lalu masuk kedalam kamar mandi sambil membawa pakaian ganti.
Setelah mengganti pakaian dia melangkah menuruni anak tangga menuju ruang makan. Disana sudah ada kakeknya menunggu.
"Mari sarapan dulu baru kita bicara dihalaman belakang" ucap kakeknya.
"Terimakasih kakek" ucap Raihan membuat kakeknya terharu karena baru pertama kali dipanggil dengan sebutan kakek. Mereka berdua menikmati sarapan yang sudah disajikan.
To be continued..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
L
namanya kalo om bob malah bagus, kaya penyiar radio 🤣 (98.2)
2023-10-16
0
rista_su
raihan lali lututnya bonyok?
2023-02-20
0
rista_su
waduuuuhhh lha nyasar ke nyia.. mampir tuku geblek mas rai
2023-02-20
0