Tak terasa weekend pun tiba. Raina menyambut pagi ini dengan muka yang berseri-seri. Entah karena hari ini ada janji bertemu dengan Raihan membuat hari ini terasa berbeda. Raina berjalan menuruni tangga sambil bernyanyi membuat mamanya heran melihat kelakuan putrinya itu.
"Kenapa kamu aneh sekali hari ini? Seperti habis menang undian saja." tanya mama Indi.
"Mama ini liat putri lagi senang kok dibilang aneh" ucap papa Chandra.
"Iya nih mama ada-ada saja" ucap Raina.
"Papa lihat sendiri, baru hari ini kelihatan senang sekali seperti orang lagi jatuh cinta saja" celoteh mama Indi.
"Uhuk.. Uhuk.." Raina tersendat mendengar kata-kata mamanya.
"Kamu pacaran ya? Sama siapa? Awas kalau sampai mama tau kamu pacaran mama kawinkan sama anak pak RT" sahut mama Indi.
"Anak pak RT, Sigendut itu? Saya tidak mau. Jadi apa nanti anak-anakku jika bapaknya kayak drum minyak tanah begitu" tolak Raina.
"Biar gendut kan dia sudah ada pekerjaan tetap" Sahut mama Indi.
"Pekerjaan apaan tiap hari nongkrongnya diwarung Bu Tuti" ucap Raina.
"Jadi maunya sama sibadrun anaknya pak Guntur?" tanya mama Indi.
"Gak mau, takut kesamber Guntur tiap hari" protes Raina.
"Jadi maunya sama siapa?" pancing mama Indi.
"Sama kak Raihan lah. Eh" Raina keceplosan.
"Oww jadi kamu pacaran sama Raihan si tukang ojek itu?" tanya mama Indi.
"Be-belum" jawabnya gagap.
"Belum? Berarti mau pacaran?" ucap mama Indi terus mengintrogasi.
"Iya eh tidak mama" ucapnya gelagapan.
"Papa liat kelakuan anakmu ini. Sudah berani membantah mama" omel mama Indi.
"Dia kan bisa jaga diri" ucap papa Chandra dengan penuh wibawa.
"Papa belain kok tidak belain mama sih. Malam ini papa tidur diluar" ucap mama Indi marah dan langsung pergi meninggalkan meja makan.
"Mama maaf" ucap papa Chandra.
"Mama bukan maksudku begitu" teriak Raina.
"Alamat tidur kedinginan malam ini" gumah papa Chandra.
"Yang sabar ya pah" ledek Raina.
"Gara-gara kamu juga kan mama jadi ngambek." ucap papa Chandra.
"Kok Raina yang salah pah? Mama tuh yang salah paham."ucap Raina lalu kembali ke kamarnya.
Sementara itu Raihan sedang kedatangan sahabat-sahabatnya. Dia lagi meminta saran dari sahabatnya itu.
"Jadi loe ngajakin Raina ketemuan dimana?" tanya Anton.
"Diresto yang ada di mall XX." jawab Raihan.
"Terus masalahnya dimana?"tanya Rahmat.
"Gue bingung harus bagaimana, masa cuman makan saja" ucap Raihan.
"Ajakin nonton dong di bioskop" celetuk Anton.
"Tapi gue gak pernah nonton di bioskop." sahut Raihan.
"Wah.. Ini temanmu Mat? Kalo gue malu ngakuin teman yang bioskop aja gak tau" ucap Anton.
"Si*l*n loe. Jadi gak mau akuin kalo gue teman loe?" tanya Raihan langsung menarik tangan Anton dan mengunci lehernya dengan lengannya.
"Ampun. Iya gue akuin loe teman gue" ucap Anton. Raihan kemudian melepaskan kunciannya.
"Gini aja, loe ajak makan trus keliling mall kalo mau nonton juga boleh" Rahmat memberikan saran.
"Ke arena bermain juga oke tuh" celetuk Anton.
"Emang yang gue mau bawa jalan itu anak kecil" protes Raihan.
"Jangan salah, orang dewasa juga butuh hiburan" sahut Anton
"Atau kita triple date aja gimana?" celetukan Anton dibalas tatapan dingin oleh Raihan.
"Gue gak mau diganggu" ucap Raihan dengan penuh penekanan.
Pembicaraan mereka terus berlanjut sampai mereka tidak menyadari jarum jam sudah menunjukkan angka sebelas.
"Loe janjian jam berapa?" tanya Rahmat.
"Belum pasti jamnya" ucap Raihan.
"Udah jam sebelas loh. Mungkin sekarang sudah nungguin telpon dari loe" sahut Rahmat.
"Mampus gue. Nanti dikiranya ga jadi lagi" dengan cepat Raihan mengambil HP nya dan menghubungi Raina.
"Halo" jawab Raina dengan cepat.
"assalamualaikum" Raihan mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam" jawab Raina.
"Ketemu jam 1 dimall XX ya" sahut Raihan.
"Tempatnya dimana kak?" tanya Raina.
"Didekat pintu masuk saja" ucap Raihan.
"Baik kak. Sampai ketemu disana. Assalamualaikum" sahut Raina langsung menutup telponnya.
"Gimana?" tanya Anton.
"Jadi dong" jawab Raihan dengan gembira.
"Selamat ngedate" ucap Rahmat.
Raihan kini sudah berada di pintu masuk mall XX. Sudah 15 menit dia menunggu. Bukan Raina yang terlambat tapi Raihan terlalu cepat datang.
Akhirnya yang dia tunggu datang juga.
"Sudah lama kak?" tanya Raina.
"Cantik. Eh be-belum lama kok." ucapnya gugup karena terpesona dengan kecantikan Raina.
Raina yang sekilas mendengar gumahan Raihan langsung mengalihkan pandangannya karena wajahnya merona.
"Kita makan siang dulu yuk" ajak Raihan. Raina yang diam saja membuat Raihan langsung meraih tangan Raina dan menggenggamnya. Jantung Raina langsung berdegup kencang karena baru pertama kali tangannya digenggam pria selain ayahnya.
Mereka terus bejalan dengan bergandengan tangan. Mereka tidak menyadari ada sepasang mata terus mengikuti mereka. Orang tersebut terus memata-matai dan sesekali mengambil foto dengan HP-nya.
Sementara Raina yang tidak menyadari keberadaan orang tersebut masih tersenyum bahagia sambil berjalan bergandengan tangan.
Mereka kemudian memasuki sebuah restoran yang ada dimall itu. Mereka kemudian duduk dimeja kosong. Seorang pelayan menghampiri mereka dan menanyakan pesanannya setelah itu pelayan pun meninggalkan mereka.
"Habis dari sini kamu mau kemana?"tanya Raihan.
"Gak tau kak, bingung mau kemana karena saya jarang ke mall." ucap Raina.
"Biasanya kalau jalan sama sahabatmu kemana saja?" tanya Raihan lagi.
"Paling keresto langganan yang pernah kakak antar" jawab Raina.
"Oh. Yang waktu pertama kali ketemu. Saya ingat." Ucap Raihan.
"Ha-ha-ha. Waktu itu kakak lucu, mau kenalan saja pakai alasan ada yang ketinggalan" sahut Raina.
"Tapi kamu suka kan?" tanya Raihan dan dijawab dengan senyuman.
"Kalau tidak suka aku juga gak mau kenalan" jawab Raina. Raihan baru akan berbicara pelayan sudah datang menyajikan makanan dimeja.
"Silahkan dinikmati, jika butuh sesuatu silahkan panggil saya" ucap pelayan itu.
"Terimakasih mbak" Jawab Raina.
"Kak, dimakan dong. Jangan liatin saya terus, saya malu" ucap Raina.
"Eh iya. Mari makan" ucap Raihan lalu mereka menikmati makanannya masing-masing.
"Kamu suka makanannya" tanya Raihan.
"Iya kak, ini enak" jawab Raina.
"Ini juga enak coba deh" ucap Raihan lalu menyodorkan sendok yang berisi makanan kedepan wajah Raina. Raina kaget tapi tetap membuka mulutnya.
"Enak kan?" tanya Raihan.
"i-iya kak, enak" ucap Raina yang mulai gugup. Sementara orang yang mengikuti mereka tidak melepas momen indah itu. dia terus mengambil gambar secara sembunyi-sembunyi. Tiba-tiba dari belakang orang tersebut langsung menyergapnya.
Karena kaget orang itu berteriak sehingga mengundang perhatian pelanggan resto termasuk Raihan dan Raina.
Raina yang melihatnya langsung kaget."Mama, mampus gue" gumah Raina tapi masih didengar oleh Raihan.
Mama Indi terus berontak melepaskan cekalan tangan dari pria berotot itu. Raihan kemudian mendekat.
"Lepaskan" perintahnya.
"Tapi dia terus mengikuti Tuan dan mengambil gambar secara diam-diam" jawab pria itu yang tak lain pengawal pribadi Raihan.
"Lepaskan, saya kenal dengan ibu ini" perintah Raihan dan pengawal itu langsung melepaskan kemudian membungkuk memberi hormat lalu pergi.
"Mama tidak apa-apa?" tanya Raina yang khawatir dengan mamanya.
"Tante baik-baik saja kan?" tanya Raihan yang melihat mama Indi masih shock. Mama Indi hanya melihat mereka secara bergantian.
"Mama duduk disebelah sana dulu" ajak Raina
"Kalian pacaran?" tanya mama Indi ketika sudah duduk dimeja tempat Raihan dan Raina tadi berada.
"Belum eh tidak mama" ucap Raina gelagapan.
"Kami tidak pacaran Tante" sahut Raihan menimpali.
"Masa kalian berdua belum pacaran tapi sudah gandengan tangan dan suap-suapan" mama Indi masih mengintrogasi.
"Betulan mama, kami tidak pacaran" ucap Raina.
"Terus sudah sejauh mana hubungan kalian?" tanya mama Indi dengan tegas. Keduanya tidak menjawab.
Brakk
"Baru cium pipi sekali" ucap Raina latah karena kaget.
"Apa? Belum pacaran sudah berani ciuman?" sahut mama Indi dengan sedikit keras karena terkejut dengan ucapan Raina.
"Bukan ciuman mama tapi dicium" Raina kembali keceplosan.
"Kamu, berani sekali kamu cium-cium anak saya" teriak mama Indi. Lalu berdiri kemudian berjalan mendekati Raihan lalu menjewer telinga Raihan.
"Adududu. Ampun Tante.!" Raihan meringis menahan sakit ditelinganya.
"Sekarang kalian berdua ikut saya pulang ke rumah" perintah mama Indi.
"Baik. Tante sama Raina duluan saja saya mau membayar tagihannya dulu." ucap Raihan.
"Tante tunggu, nanti kamu kabur lagi" sahut mama Indi.
Setelah Raihan menyelesaikan pembayaran mereka pun berjalan keluar dari mall lalu berangkat menuju rumah Raina.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
East Borneo Kid
Raina los dol
2022-08-02
0
Subrinemer
di interogasi Raihan d Raina minta pertanggungjawaban dr mama Indi d nikahkan dengan Raina.😄😄😄
2022-06-19
0
ketombee
😅😅😅💯
2022-06-01
0