Mereka telah sampai di rumah Raina. Mama Indi memaksa Raihan untuk ikut dimobi Raina dan Motor kesayangan Raihan terpaksa dia tinggalkan di Mall dan di urus bodyguardnya.
Mereka kemudian masuk kedalam rumah dan duduk diruang tamu. Raihan duduk berdampingan dengan Raina. Mama Indi sudah menyuruh suaminya untuk cepat pulang.
Raihan merasa seperti tersangka yang akan disidang oleh hakim. Dia tersenyum geli karena terasa lucu akan kejadian itu.
"Kenapa senyum-senyum?"bisik Raina
"Tidak, hanya lucu saja. Kita kayak tersangka yang lagi disidang" balas Raihan yang berbisik ditelinga Raina.
"Kenapa bisik-bisik?" tanya mama Indi dengan tatapan dingin.
"Mama, kami kan tidak pacaran kenapa harus diseret pulang? Kan kami cuma jalan-jalan."
"Tidak pacaran tapi sudah dicium? Kamu kok mau sih dicium-cium?" Tanya mama Indi lagi.
"Baru juga cium dipipi" gumah Raina.
"Baru kau bilang? Jadi berharap yang lain begitu?" bentak mama Indi
"Iya eh tidak ma" Raina latah karena kaget.
Tak lama muncul papa Chandra.
"Ada apa ma? Kenapa papa disuruh pulang? Lagi asyik mancing nih." tanya papa Chandra yang tiba-tiba masuk.
"Ini anakmu sudah berani pacaran sampai dicium segala" lapor mama Indi
"Oh. Cuma dicium kirain kenapa" ucap papa Chandra membuat mama Indi naik darah. Dia langsung memukul pundak papa Chandra.
"Aduh kenapa mukul sih ma?" tanya papa Chandra.
"Papa tuh yang kenapa? Anaknya dicium santai saja" mama Indi mulai emosi.
"Jadi maunya mama apa?" tanya papa Chandra.
"Nikahkan mereka sebelum jadi aib" ucap mama Indi.
"Mama. Raina masih kuliah, belum mau nikah" ucap Raina sendu.
"Kamu Raihan apa kamu menolak untuk dinikahkan?" tanya mama Indi.
"Saya siap Tante" ucap Raihan dengan senang dan langsung mendapat cubitan dari Raina.
"Aduh.. Kenapa nyubit?" tanya Raihan dengan pelan.
"Kenapa main siap-siap saja sih?" tanya Raina.
"Loh kan Tante tanya ya saya jawab jujur dong." jawab Raihan.
"Papa bantuin Raina" ucap Raina memohon.
"Ngapain sih ma dinikahkan, kan Raina gak hamil" ucap papa Chandra.
"Jadi nunggu hamil baru nikah?" bentak mama Indi.
"Bukan gitu ma" ucap papa Chandra.
"Pokoknya mama gak mau tahu, kalian harus menikah" perintah mama Indi.
"Nanti kami nikah nunggu Raina jadi dokter dulu" ucap Raina.
"Kalau nunggu kamu jadi dokter masih lama dong mama nimang cucu" ucap mama Indi.
"Ih mama kok ngomongin cucu sih" ucap Raina dengan pipi yang memerah.
"Jadi bagaimana Tante? Kalau sudah selesai saya pulang dulu." ucap Raihan lalu berdiri.
"Mau kemana kamu? Saya belum selesai." bentak mama Indi membuat nyali Raihan agak ciut.
"Kamu masih ngojek?" tanya mama Indi
"Sudah tidak ngojek Tante, sekarang kerja diBuana Group" jawab Raihan.
"Nah apalagi, sudah ada kerjaan kalau masalah rumah kamu bisa tinggal disini. Gampang kan?."ucap mama Indi.
"Tapi ma kan Raina belum mau nikah" protes Raina.
"Keputusan mama sudah bulat. Kamu bisa minta keluargamu datang melamar" ucap mama Indi.
"Saya yatim piatu Tante. Kakek tinggal di Jogja dan cuma bisa duduk di kursi roda karena sudah tua" ucap Raihan dengan nada sendu.
" Maaf Tante tidak tahu" sahut mama Indi.
"Ga bisa di tunda aja nikahnya ma, kami gak akan macam-macam kok" pinta Raina.
"Gak keputusan mama sudah bulat. Kalian nikah dulu resepsinya nanti setelah kamu selesai wisuda" ucap mama Indi dengan tegas.
"Papa bantuin dong" ucap Raina.
"Papa tidak bisa bantu, nanti papa tidur diluar" ucap papa Chandra.
"Jadi kapan nikahnya Tante?" tanya Raihan.
"Kamu kapan siap?" tanya mama Indi.
"Besok juga siap Tante" jawab Raihan antusias tapi mendapatkan pukulan dipundaknya.
"Kakak main siap-siap aja dari tadi" ucap Raina sambil bibirnya dimajukan.
"Minggu depan kamu datang melamar resmi setelah itu kita bicarakan tanggal nikahnya" ucap mama Indi tegas.
Raina langsung lemas karena tidak berharap menikah secepat itu. Sedangkan Raihan sebaliknya, dia gembira mendengar keputusan calon mertuanya.
"Papa akhirnya punya teman mancing" ucap papa Chandra.
"Papa suka kan dapat teman?" tanya mama Indi.
"Iya dong, selama ini papa gak ada temannya, nah sekarang kan sudah beres papa mau mandi dulu" ucap papa Chandra.
"Kalau begitu saya pamit dulu Tante" pamit Raihan. lalu menyalami mama Indi dan papa Chandra.
"Kakak pulang naik apa?" tanya Raina.
"Nanti pakai ojek saja" jawab Raina.
"Biar Raina yang antar kamu pulang" kali ini mama Indi yang berbicara.
"Ayo kak aku antar" ucap Raina lalu berjalan bersama keluar dari rumah Raina menuju mobilnya.
Mobil sudah berjalan menuju kost Raihan.
"Kamu mau kan nikah sama aku?" tanya Raihan.
"Iya kak tapi waktunya terlalu mendadak" jawab Raina.
"Kita jalani saja dan yakinlah aku akan membahagiakanmu" sahut Raihan tulus.
"Terimakasih kak" ucap Raina.
"Dalam hubungan sudah sewajarnya saling membahagiakan jadi tidak perlu berterima kasih dan aku tidak akan melarangmu berkarier." ujar Raihan.
"Iya kak. Yang penting kakak percaya dengan Raina" ucap Raina. Mobil Raina telah sampai didepan gang.
"Kamu hati-hati pulangnya ya" ucap Raihan.
"Iya kak." sahut Raina.
"Aku turun ya? Assalamualaikum" pamitnya.
"iya waalaikumsalam" jawab Raina. Raihan kemudian turun dan melambaikan tangan. Dia masih berdiri memperhatikan mobil Raina sampai mobil itu menghilang dari pandangan Raihan.
Raihan kembali menjalani aktifitas sebagai Direktur. Saat ini dia baru tiba dikantornya dan seperti biasanya dia akan bergabung dengan karyawan lain menunggu lift. Dia tidak menggunakan lift khusus karena ingin mengetahui keluhan dari karyawannya.
Raihan sudah sampai dilantai dimana ruangannya berada. Dia berjalan menuju ruangan sambil melepas maskernya. Anya yang pertama kali melihat Raihan berpakaian seperti karyawan biasa menjadi bingung dengan bosnya itu.
"Pagi pak" sapa Anya.
"10 menit lagi keruangan saya sekalian panggil Ivan" Perintah Raihan. Dia kemudian masuk kedalam ruangan lalu berganti pakaian kerja.
Tok. Tok.
"Masuk" sahut Raihan dari dalam ruangan.
"Pagi Tuan" sapa Ivan.
"Pagi, Anya apa ada jadwal khusus hari ini" tanya Raihan.
"Pagi ini ada peserta magang dari beberapa universitas yang akan menemui bapak setelah itu belum ada jadwal pak." jawab Anya.
"Ivan. Kamu cari pengganti HRD dan coba kamu cek proyek yang sementara berjalan, sepertinya ada yang tidak beres dengan laporan keuangan" perintah Raihan.
"Ada lagi pak?"Tanya Ivan.
"Hmm. Kalian berdua sudah pacaran?" tanya Raihan.
"Belum pak" Kali ini Anya yang menjawab.
"Kamu lambat Ivan. Sebelum Anya digaet pria lain. Tadi waktu dilift banyak cowok yang memujinya" ucap Raihan.
"Saya fokus dengan pekerjaan pak" jawab Ivan.
"Baiklah tapi kalian berdua temani saya makan siang ya" ucap Raihan.
"Dimana pak?" tanya Ivan.
"Disini saja, saya minta saran kalian berdua. Nanti Anya pesan makanan" jawab Raihan.
"Baik pak saya permisi" ucap Ivan kemudian meninggalkan ruangan Direktur.
"Anya minta yang magang menghadap saya" ucap Raihan.
"Baik pak saya juga permisi." ucap Anya lalu ikut meninggalkan ruangan Direktur.
Tak lama kemudian sekertaris Anya masuk bersama dengan 4 orang pemagangan.
"Selamat pagi pak" ucap mereka semua.
"Pagi" ucap Raihan lalu mengangkat wajahnya dan melihat seseorang yang dikenalnya diantara para pemagangan. Sama halnya dengan Raihan, Aulia juga kaget melihat siapa yang duduk di kursi Direktur.
"Selamat datang di perusahaan kami, Perkenalkan Saya Raihan Direktur Buana Group Jakarta. Kalian akan ditempatkan sesuai dengan jurusan masing-masing. Dan silahkan memperkenalkan diri" ucap Raihan.
Mereka kemudian memperkenalkan diri satu persatu mulai dari nama jurusan dan nama universitas.
"Kalian akan mendapatkan surat penempatan dari sekertaris saya, kalian silahkan menemuinya dan untuk Aulia bisa tinggal dulu sebentar masih ada yang ingin saya bicarakan" ucap Raihan dan mereka meninggalkan ruangan menuju meja sekertaris kecuali Aulia yang masih berada di ruangan itu.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ali Ajo
cakep
2022-11-14
0
East Borneo Kid
asli punya papa kocak bet
2022-08-02
0
East Borneo Kid
lah papa..ngakak nih🤣🤣🤣
2022-08-02
0