malam ini Rendika pulang karena mama nya terus menerus menghubunginya meminta dia untuk pulang...
" kenapa ma?" tanya Rendika seolah tak ada hal yang penting di bahas
" kamu ini bagaimana Ren,kasihan Selena tidur sendiri di rumah,kalian masih pengantin baru tapi sudah sering pisah ranjang bagaimana mau cepat punya anak kalau begitu,usia mu tidak muda lagi Ren sudah pantas menjadi ayah" oceh bu Sintia
" ma...urusan ku masih banyak, produk baru harus segera di rilis karyawan banyak yang lembur, sedang kejar target ma" ucap Rendika mencoba menjelaskan
" mama mengerti Ren,tapi setidaknya sempat kan lah menemani Selena untuk jalan-jalan ke mall atau sekedar berbelanja kalian kan suami-istri jadi harus lebih banyak menghabiskan waktu bersama"
" dia sudah besar ma, lagi pula aku sudah memberikan nya salah satu kartu Atm ku,dia bisa mempergunakan semaunya sudah pasti dia bisa belanja sendiri,dia bukan anak kecil yang harus di pegang saat berpergian" ucap Rendika
"mama tak mengerti jalan pikiran kamu Ren, hidup mu hanya untuk kerja...kamu sudah tua nak butuh penerus kemudian harinya jangan terlalu memforsir tubuh mu untuk bekerja,uang bukan segalanya Ren, kebersamaan lah yang akan membuat mu bahagia" ucap Bu Sintia menggeleng kan kepalanya
" aku tau ma tapi tidak sekarang masih ada satu cita-cita yang ingin aku buat jadi aku tak ingin menyia-nyiakan waktu ku" jawab Rendika
ya,dia masih punya cita-cita membuatkan istana untuk Niken, meskipun mereka tak bisa bersama Rendika ingin membangun kan Niken istana seperti mimpi nya, biarlah istana itu tempat tinggal Niken dan Gio sebagai hadiah dari nya..
Rendika memakai uang tabungan nya sendiri dia tak ingin mengganggu uang perusahaan karena itu adalah keuntungan untuk keluarga,dia adalah tulang punggung keluarga nya saat ini, Rendika bertekad untuk membangun bisnis lain agar pundi-pundi uang nya bertambah dan segera bisa mewujudkan impian Niken..
Rendika masuk kedalam kamar nya dilihat nya sekeliling kamar tapi tidak ada Selena perempuan itu belum pulang sedangkan sekarang sudah jam delapan malam apa memang Selena selalu pulang begini pikirnya tapi Rendika tak ambil pusing toh dia sendiri yang sudah membebaskan Selena berbuat semaunya di luar sana jadi tak ada yang perlu dia khawatir kan, pernikahan ini hanya simbol bagi Rendika untuk memenuhi keinginan orang tua nya..
setelah membersihkan diri dia keluar kamar dan duduk di teras depan,dia tak melihat Gio atau pun Niken malam ini apa mereka sedang menghabiskan waktu bersama keluar karena memang malam ini kebetulan malam Minggu mungkin saja pendekatan mereka semakin lancar...
Rendika iseng berjalan kearah pos satpam melihat dua satpam nya sedang asik mengobrol
" he..ada den Rendi" tegur pak Anto cengengesan melihat majikan nya keluar
" iya pak di dalam gerah lagi cari angin" jawab Rendika tersenyum
" semalam Niken yang kegerahan sekarang aden" celetuk pak Haris
" Niken...??" gumam Rendika
" hmmm,,Niken semalam di sini menemani kita bermain catur den dia bilang di dalam panas" jawab Pak Anto
" pantas saja telpon ku tidak di angkat dia di sini,malam ini Niken di mana,apa dia akan keluar" batin Rendika
" bagaimana kerja nya pak aman?" tanya Rendika basa-basi
" aman den, kompleks kita ini insyaallah aman lah tak ada yang perlu di khawatir kan..."
" iya pak,saya berharap juga terus aman ya,tapi rumah besar yang di ujung gang sepi kaya' nya ya pak atau saya yang jarang pulang" ucap Rendika terkekeh
" o...itu den rumah pak Guntur..itu mau di jual den pak Guntur nya pindah ke Surabaya ikut anak nya,jadinya di jual katanya nggak ada yang nunggu lagi,anak nya cuma satu di pindah tugaskan di Surabaya" jelas pak Haris
" di jual..... seperti nya rumah itu bisa di renovasi lebih besar lagi, kalau Niken dan Gio tinggal di sana aku masih bisa melihat Niken karena jarak rumah ini dekat" batin Rendika
" pak,,bisa cari nomer yang punya rumah" pinta Rendika
" kebetulan nomer satpam nya dulu ada den,aden bisa hubungi jika berminat nanti" jawab pak Haris memberikan ponselnya pada Rendika
Rendika melihat bayangan yang keluar dari pintu samping,ya Niken yang keluar sambil membawa kan kopi untuk para satpam rumah nya dia terkejut melihat Rendika ingin berbalik tapi para satpam sudah keburu melihat nya
jantung Rendika berdebar kencang bisa melihat perempuan yang di rindukan nya beberapa hari ini..
dengan gugup Niken meletakkan kopinya lalu segera pergi..
" pak, lanjut ya saya masuk dulu" ucap Rendika berlari cepat mengejar Niken
" ken...." panggil Rendika lalu memegang tangan Niken tapi di tepis oleh perempuan cantik ini
" mas ingin bicara" ujar Rendika
" tak ada yang perlu di bicarakan mas,kita harus lebih menjaga jarak karena kamu sudah menikah" ujar Niken dengan nada yang terlihat cemburu
" ken,,dengar dulu...mas tak bisa berjauhan dari mu karena mas sudah-"
" menganggap ku adik kan jadi kita bersikap lah sewajarnya seperti adik kakak mas,aku tak ingin terjadi kesalahan pahaman" ucap Niken lalu pergi meninggalkan Rendika
sakit.....jelas sakit hati Niken saat ini,ucapan yang keluar dari bibir nya jauh berbeda dengan hatinya, setiap kali mendengar pembahasan Rendika dan Selena membuat hati Niken berontak ingin dia katakan kalau dia mencintai lelaki itu tapi Niken masih waras dia tak akan mungkin bisa menyaingi Selena perempuan cantik dan kaya..
biarlah Niken memendam sendiri perasaan nya ini,dan dibawanya sampai dia menutup mata nanti..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Nur fadillah
kasihaaan....😥😥
2023-12-26
0
Dewi Zahra
penasaran kan
2023-08-11
0
Moms Rizky Zahra
sedih thorrrr kuh
2022-05-17
0